Anda di halaman 1dari 39

UTAMAKAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA

Menerapkan Prosedur K3
Perkantoran / N.821100.075.02
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................i


Kata Pengantar ......................................................................................1
1. Pendahuluan ...................................................................................2
2. Penggunaan Materi ..........................................................................2
3. Daftar Ikon ......................................................................................3
4. Bacaan Referensi .............................................................................4
5. Pengantar Teori ................................................................................5
6. Langkah Kerja .................................................................................37
7. Implementasi Unit Kompetensi ........................................................42
1. Elemen Kompetensi 1 .................................................................42
1.1 Referensi ...............................................................................42
1.1 Pemeriksaan ..........................................................................42
1.1 Diskusi ..................................................................................42
1.1 Pikirkan ................................................................................43
2. Elemen Kompetensi 2 ................................................................44
2.1 Referensi ..............................................................................44
2.1 Diskusi .................................................................................44
2.1 Pikirkan ...............................................................................45
3. Elemen Kompetensi 3 .................................................................46
3.1 Video ....................................................................................46
3.1 Referensi ...............................................................................46
3.1 Aktivitas ...............................................................................46
3.1 Diskusi ..................................................................................47
3.1 Pikirkan ...............................................................................47
4. Elemen Kompetensi 4 ................................................................48
4.1 Referensi ..............................................................................48
4.1 Diskusi .................................................................................48
4.1 Pikirkan ...............................................................................49
8. Lampiran .........................................................................................50
1. Kamus Istilah .............................................................................50
2. Referensi ....................................................................................52
3. Unit Kompetensi .........................................................................53
4. Daftar Nama Penyusun ..............................................................57
KATA PENGANTAR

Dalam proses pelatihan, materi pelatihan merupakan salah satu


instrumen yang menunjang keberhasilan suatu pelatihan. Materi Pelatihan
berisi informasi dan kegiatan yang meliputi pengetahuan (knowledge) untuk
membangun pondasi teori, keterampilan (skill) untuk memiliki pengalaman
melakukan praktek yang sebenarnya dan seluruh rangkaian prosesnya
dibangun sikap kerja yang melekat dalam perilaku kerja sesuai tuntutan
yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (Standar Kompetensi Kerja
Nasional, Standar Kompetensi Kerja Khusus,dan Standar Internasional)
Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis
Kompetensi (Competence Based Training) dan dalam bentuk cetak
diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku
Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan
instruktur/pembimbing, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien.
Materi Pelatihan dengan judul “Menerapkan Prosedur K3
Perkantoran“, ini digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang
digunakan pada program pelatihan. Kami berharap buku materi dan buku
asesmen ini membantu para instruktur/pembimbing dalam menstimulasi
teori (softskill) ataupun praktek (hardskill) dalam proses pembelajaran,
sehingga menjadi efektif dalam proses pelatihan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita
semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses
pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga
kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja
baik nasional maupun global.

1
A. PENDAHULUAN

Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting


dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan
yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan
sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang
diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka
materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran
sehingga dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan
buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat
soft copy seperti materi presentasi dan video.

B. PENGGUNAAN MATERI

1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan


penggunaan materi yang dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan kebutuhan pelatihan

 Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-


langkah kerja yang wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan
seperti beikut :
o Bacaan Referensi
o Pengantar Teori
o Langkah Kerja
o Implementasi Unit kompetensi
o Lampiran :
- Kamus istilah
- Daftar referensi
- Unit kompetensi
- Daftar penyusun
 Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara
terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara,
serta demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan

2
proses penilaian yang dilaksanakan.

 Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan


kelengkapan yang dapat dijadikan referensi dalam memperkaya
materi.

2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil


referensi dari materi pelatihan serta memastikan materi tersebut
terimplementasi di saat pelatihan berlangsung.
3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi
pelatihan di bawah bimbingan dan pemantauan instruktur.

C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:

Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk
mencari atau menemui seseorang untuk
mendapatkan informasi

Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/
aktivitas (bermain peran, presentasi) dan
mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini
sesuai instruksi
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan
prosedur-prosedur atau materi pelatihan/
sumber informasi lain untuk dapat melengkapi
latihan/ aktivitas ini.

Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/
menganalisa informasi dan catat gagasan-
gagasan yang Anda miliki.

Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda
untuk gagasan yang anda miliki.

3
Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan materi pelatihan.

Video/Youtube

Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan.

D. BACAAN REFERENSI

Membaca secara lengkap :

 Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
 SOP SOP Penerapan K3 di lingkungan kerja
 Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003
 pasal 87
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012
 ISO 14001

4
E. PENGANTAR TEORI

DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Definisi K3
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah kondisi yang harus diwujudkan
di tempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan
pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan
budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang
dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan
standar yang berlaku.

`Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).
Syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap
bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya harus cukup menarik
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi
pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak
tepat atau karena salah dalam menggunakannya
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris
pemakainya
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya

Jenis Jenis Alat Pelindung Diri:


1. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari
bahaya terbentur dengan benda tajam atau keras yang
menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk, terpukul oleh
5
benda jatuh, melayang dan meluncur, juga melindungi kepala dari
panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan bahan-bahan
kimia korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian mesin
yang berputar Jenisnya berupa topi pengaman yang terbuat dari
plastik, fiberglass, bakelite.
2. Alat Pelindung Mata
Kaca mata pengaman diperlukan untuk melindungi mata dari
kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau
kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif partikel melayang,
atau kena radiasi gelombang elektromagnetik.
3. Alat Pelindung Muka
Alat pelindung muka yang biasa digunakan berupa tameng muka
atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas dan topi penutup.
4. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising
dan telinga dalam. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari
bahaya percikan api atau logam panas misalnya pada saat
pengelasan. Alat pelindung telinga dibedakan menjadi 2 yaitu:
5. Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena
langsung dimasukkan ke dalam telinga
6. Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari
sponge untuk memberikan perlindungan yang baik
7. Alat Pelindung Pernafasan
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi
2 alat yaitu :
 Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang
telah terkontaminasi yang akan dihirup oleh pemakainya
 Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau
oksigen kepada pemakainya
8. Alat Pelindung Tangan
Pekerja harus memakai pelindung tangan ketika terdapat
kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka tangan karena

6
benda-benda keras, luka gores, terkena bahan kimia berbahaya,
luka sengatan dan lain-lainnya.
9. Alat pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari
bahaya kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang
berputar melalui kjaki, kepercikan larutan asam dan basa yang
korosif atau cairan panas, menginjak benda tajam. Sepatu
pelindung dan boot harus memiliki ujung sepatu yang terbuat
dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran. bekerja di
tempat yang mengandung aliran listrik, maka harus digunakan
sepatu tanpa logam yang dapat menghantarkan aliran listrik.
Jika bekerja di tempat biasa maka harus vdigunakan sepatu
yang tidak mudah tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet
harus digunakan ketikabekerja dengan bahan kimia.
10. Pakaian pelindung tubuh
Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari
percikan cairan, api, larutan bahan kimia korosif dan oli, cuaca
kerja (panas, dingin, dan kelembapan). APRON dapat dibuat
dari kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain yang dilapisi
aluminium. Perlu diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai di
tempat-tempat kerja yang terdapat mesin berputar.

Gambar Simbol Keselamatan

Tanda Larangan / Pencegahan kecelakaan ;


Gambar lingkaran dengan diagonal merah diatas warna dasar
putih. Contoh; dilarang merokok

Tanda Peringatan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja;


Berbentuk segi tiga dengan warna hitam diatas warna dasar
putih. Contoh; mudah terbakar atau awas api

Tanda Pemberitahuan /Tempat perlengkapan keadaan darurat


tersimpan; Berbentuk segi empat , Contoh; tempat PPPK

Tanda Perintah/Pemberitahuan kepada pekerja dimana


perlengkapan keselamatan khusus harus dipakai; Gambar putih
diatas warna dasar biru. Contoh; gunakan kaca mata

7
Simbol K3 ditempat kerja

2. PROSEDUR MENJAGA KEBERSIHAN PERALATAN DAN TEMPAT


KERJA
Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung tidak hanya terletak
pada komponen arsitektural dan struktural, tetapi pada pemeliharaan
peralatan kantor atau perabot yang biasa dipakai untuk menunjang
pekerjaan. Dengan pemeliharaan yang rutin sepeti menjaga kebersihan
dan membersihkan baik sebelum digunkan ataupun sesudah menjadi
hal yang utama agar lingkungan tempat bekerja selalu bersih.

8
Pemeliharaan Kebersihan Perabot Dan Peralatan Kantor

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:


1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja yang
diperlukan selengkapnya, yaitu: sapu, cikrak, kemoceng, ember,
stik mop, kain majun, kain kanebo, cairan pembersih lantai, cairan
pembersih kaca,
2. Furnitur (meja, kursi, lemari, dan sebagainya) harus dibersihkan
setiap hari untuk menjaga supaya kotoran tidak merusak furnitur.
3. Bersihkan semua kotoran atau sampah yang berada di meja
sebelum pekerjaan pengelapan dilakukan. Periksa laci meja dan
bersihkan agar bebas dari debu.
4. Apabila furnitur ada yang rusak, segera perbaiki. Kalau lepas, paku
kembali. Kalau kerusakannya parah, segera ganti.
5. Apabila cat pelitur furnitur sudah mengelupas, segera cat atau
pelitur kembali untuk mencegah rayap dan sebagainya yang akan
merusak furnitur.
6. Singkirkan semua asbak, bersihkan sampah atau puntung rokok,
lalu masukan ke dalam kantong plastik sampah. Letakkan kembali
asbak pada posisi semula dalam keadaan bersih.
7. Bersihkan perangkat komputer dengan lap bersih. Campurkan air
dengan multipurpose cleaner secukupnya, lalu gunakan spon
untuk mengoleskannya ke permukaan yang kotor, terutama yang
terkena noda. Kemudian, keringkan lagi. Harus hati-hati dalam
menggunakan air berlebihan. Bersihkan sofa atau jok kain secara
periodik bulanan dengan mempergunakan shompoo mochine.
Gunakan sampo khusus sofa atau deterjen.
8. Bersihkan semua permukaan kayu furnitur dengan saksama
sampai pada cela-cela kayu agar bebas debu dan mengilap.
Gunakan furniture polish atau yang setara untuk kayu, logam,
atau stainless steel dengan metal polish atau yang setara.
9. Bersihkan kaki kursi dengan teliti. Apabila kursi dari logam
stoinless steel, gunakan lap kering ditambah metal polish atau yang
setara.

9
10. Apabila logam bercat, gunakan lap basah dan lap kering kembali.
Kemudian apabila kursi dari kayu, bersihkan dengan furniture
polish.
11. Bersihkan filling cabinet. Bersihkan bagian atasnya sesering
mungkin karena umumnya banyak terdapat debu. Gunakan lap
setengah basah.
12. Bersihkan debu pada kabinet dengan menggunakan lap setengah
basah, mulai bagian atas lalu dindingnya.
13. Semprotkan pengharum ruangan.

Pemeliharaan yang dilakukan terhadap sarana jalan keluar dan


koridor adalah:
1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya,
yaitu: ember, kain majun, tapas, stick mop, dan floor cleaner.
2. Bersihkan sarang laba-laba yang terdapat pada plafon koridor
dengan mempergunakan rakbol.
3. Bersihkan kayu pada plafon selasar. Vacum dahulu dengan stick
head brush,lalu lap kering memakai furniture polish atau yang
setara.
4. Bersihkan dinding selasar dengan lap kering, lalu lap setengah
basah.
5. Bersihkan dinding kayu atau woll poper menggunakan lap kering,
sedangkan untuk permukaan kayu pergunakan/furniture polish
atau yang setara.
6. Bersihkan dinding lift dengan lap kering, sesekali dengan minyak.
Bersihkan pula lobi, lantai, pintu, terutama plat aluminium yang
terdapat pada sisi bagian bawah daun pintu lift karena banyak
terdapat kotoran setiap saat.
7. Bersihkan dapur (pantry), yaitu pel lantai keramik, dinding,
wastafel, kotak sampah, lemari atau rak terutama bagian atas,
daun pintu luar dalam, exhaust grille (ventilasi udara), keran air,
dan kabinet di bawah wastafel.

10
8. Sapu lantai selasar, lalu pel dengan air bersih campur cairan floor
cleaner mempergunakan stiek mop.
9. Bersihkan perlengkapan alat pemadam kebakaran seperti: fire
alarm, fire hydrant, dan pemadam api ringan (fire extinguisher).

3. PROSEDUR MENANGANI KEADAAN DARURAT


1. Pengertian Kadaan Darurat
Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal
 Terjadi tiba-tiba
 Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas
 Perlu segera ditanggulangi
Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana (disaster) yang
mengakibatkan banyak korban atau kerusakan
2. Jenis Keadaan Darurat
a. Natural hazard (Bencana Alamiah)
 Banjir
 Kekeringan
 Angin topan
 Gempa
 Petir
b. Technological Hazard (KegagalanTeknis)
 Pemadaman listrik
 Bendungan bobol
 Kebocoran nuklir
 Peristiwa Kebakaran/ledakan
 Kecelakaan kerja/lalulintas
c. Huru hara
 Perang
 Kerusuhan
3. Fire Alarm
Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin,
sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera
dilakukan.
Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:

11
 Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual
call point)
 Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap
 Ada aktivasi dari panel/control room

Prosedur Bagi Seluruh Penghuni / Karyawan Gedung


a. Saat Melihat Api
 Tetap tenang dan tidak panik
 Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point,
atau dengan memecahkan manual break glass dan menekan
tombol alarm, sambil teriakkebakaran-kebakaran.
 Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi,
orang tersebut harus berteriak kebakaran
kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.
 Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau
lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas
pelapor, ukuran /besarnyakebakaran, lokasi kejadian, adanya
/ jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah
dilakukan
 Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api
dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang
terdekat.
 Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan
lakukan evakuas segera melalui pintu keluar (EXIT)
b. Peringatan Tahap Pertama
Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya sistem
dan nampak pada:
 Panel alarm lantai,
 Panel alarm utama

yang harus dilakukan apabila mendengar alarm tahap pertama :


1. Kunci semua lemari dokumen / file.
2. Berhenti memakai telepon intern & extern.
3. Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.
4. Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.
5. Selamatkan dokumen penting.

12
6. Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire
Commander maupun Safety Representative.

c. Peringatan Tahap Kedua


Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah
memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi.
Perberlakuan evakuasi harus melalui sistem pemberitahuan
umum.
1. Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan
bergerombol dan bersedia untuk menerima instruksi.
2. Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga
darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.
3. Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil
barang-barang milik pribadi yang tertinggal.
4. Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan
sekali-sekali mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk
mencegah meluasnya api dan asap

d. Saat Evakuasi
1. Tetap tenang, Jangan panik !
2. Segera menuju tangga darurat yang terdekat
3. Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
4. Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
5. Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas
kantor/tas tangan
6. Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di
ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang
lain.
7. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju
tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek,
upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari
asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan
orang-orang dibelakang anda
8. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah
napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran

13
e. Saat Pengungsian Di Luar Gedung
1. Pusat berkumpulnya para pengungsi ditentukan ditempat
2. Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur
3. Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan
yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor
kepada First Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan
pengobatan
5. Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman
dimumumkan Safety Representative.

f. Jenis Pemadam Api Ringan (APAR)


Isi Apar terdiri dari :
 Bubuk kimia kering (Dry Chemical Extinguisher)
 Carbon Dioxide (CO2) Extinguisher
 Halon Extinguisher

Jenis Kelebihan Kelemahan


Bubuk kimia Class B&C 1. Cocok untuk kebakaran 1. Sangat kotor dan
(Multi-g also available that is Hydrocarbon 2. meninggalkan residu.
effective on A B & C) 2. Memadamkan api secara 3. Merusak electrical
3. cepat. circuits
4. Daya jangkau yang baik. 4. Diperlukan proses
5. Murah dan mudah 5. membersihkan yang
didapat. 6. berat terhadap alat.
Carbon Dioxide (CO2) 1. Daya pemadaman yang 1. Angin dapat
Class B & C 2. ampuh. mengurangi
3. Tidak merusak alat. kemampuan
4. Tidak perlu dibersihkan. pemadaman.
5. Bisa dipakai pada 2. Kontak dengan kulit
6. kebakaran Listrik. dapat menyebabkan

14
luka bakar
3. dingin dapat
menyebabkan“Therm
al Shock/ arus
panas” terhadap
peralatan listrik .
Halon 1211 1. Memadamkan api secara 1. merusak ozon.
Class A B & C cepat. 2. Cenderung mahal
2. Aman dipakai pada
3. peralatan listrik rumit.
4. Cocok untuk kebakaran
Klas A, B & C

g. cara menggunakan pemadam api ringan(APAR)


 Pin/cabut pin, test isi tabung keatas
 Lihat arah angin dan arahkan nozle ke sumber nyala api
 tekan handle.
 side/Padamkan api dengan cara menyapu dari kedua sisi.
h. Cara memeiksa pemadam api/ APAR
 Ketahui lokasi pemadam api.
 Yakainkan kelas pemadam api aman digunakan untuk
kebakaran yang mungkin terjadi.
 Periksa seal apakah sudah rusak?
 Perhatikan kondisi pemadam api. Apakah tabung dalam
keadan Full.
 Yakinkan Pin, Nozle dan label dalam keadaan lengkap
 Alat pemadam api harus di inspeksi secara visual setiap
bulan.

4. PROSEDUR PELAPORAN KEADAAN DARURAT


Berikut adalah langkah langkah yang dilakukan saat menghadapi
keadaan darurat:
1. Pertimbangkan seberapa darurat keadaannya.
Berikut beberapa keadaan darurat yang harus dilaporkan:
 Tindak kejahatan, terutama yang sedang berlangsung.
 Kebakaran.
 Keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan dengan
segera.
 Kecelakaan mobil.
2. Hubungi Layanan Darurat.
Nomor telepon layanan darurat berbeda-beda di tiap negara. Di
15
Amerika Serikat, nomor teleponnya 911, dan di sebagian besar negara
di Eropa, nomor teleponnya 112. Di Indonesia, hubungi 110 untuk
polisi, 118 untuk ambulans, serta 113 untuk pemadam kebakaran.
3. Laporkan posisi kejadian.
Hal pertama yang akan ditanyakan operator Layanan Darurat adalah
posisi kejadian agar mereka bisa segera menuju ke sana, berikan
detail alamat. Jika tidak yakin akan detail alamatnya, gunakan
perkiraan terbaik .
4. Berikan nomor telepon Anda kepada operator.
Informasi ini wajib dimiliki operator agar dia bisa menghubungi Anda
kembali jika dibutuhkan.
5. Jelaskan keadaan darurat yang Anda alami atau amati.
Bicaralah dengan tenang dan jelas, dan berikan informasi yang paling
krusial terlebih dahulu, lalu jawablah pertanyaan lanjutan dari
operator dengan jelas dan detail.
6. Ikuti perintah operator.
Setelah mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, operator akan
menyuruh Anda untuk membantu orang-orang yang membutuhkan
pertolongan. Anda mungkin akan menerima panduan untuk
memberikan pertolongan darurat seperti resusitasi jantung paru-paru
(CPR). Perhatikan panduannya dengan saksama dan jangan tutup
teleponnya sampai diperbolehkan. Lalu ikuti panduan yang telah
diberikan.
7. Jangan menutup telepon hingga Anda diminta.
Meskipun Anda tidak bisa menempelkan telepon ke telinga atau
menyalakan pengeras suara, Anda tidak boleh memutus sambungan
telepon atau menutupnya.
8. Tutup telepon setelah Anda dianjurkan melakukannya oleh petugas.
Jika perlu menelepon pihak lain, Anda bisa melakukannya sekarang.

5. PROSEDUR MENANGANI TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA


PADA KECELAKAAN DI KANTOR

P3K adalah singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


Pengertian P3K adalah upaya untuk memberi pertolongan pertama
pada orang yang mengalami kecelakaan, cedera atau sedang
16
mengalami gangguan pada kesehatan fisiknya sebelum adanya
perawatan yang insentif dari anggota medis yang kompeten.

a. Prinsip P3K
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K
apabila menghadapi kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:
1. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Anda diharapakan
menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban
selanjutnya (ditolong)
2. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan hatimu karna anda harus
tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit
kesakitan untuk keselamatannya, lakukan gerakan dengan
tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan.
3. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya
kecelakaan, cuaca dll
4. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan
dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan dll
5. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan
bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B =
Airway, Breathing management)
6. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung
berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau ada perdarahan berat
segera hentikan (C = Circulatory management)
7. Apakah penderita Shock? Kalau shock cari dan atasi
penyebabnya
8. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau
penyerta. Kalau ada patah tulang lakukan pembidaian pada
tulang yang patah, Jangan buru-buru memindahkan atau
membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah
dibidai.
9. Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus
menghubungi petugas medis atau rumah sakit terdekat.

17
b. Prioritas Pertolongan
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong
dalam menolong korban yaitu:
1. Henti napas
2. Henti jantung
3. Pendarahan berat
4. Shock
5. Ketidak sadaran
6. Pendaraahan ringan
7. Patah tulang atau cedera lain

c. Tindakan Pertama Saat Menemukan Korban


1. Pastikan ABC korban telah stabil, kalau perlu lakukan RJP
(Resusitasi Jantung Paru)
2. Mengadakan diagnosa (mendapatkan informasi tentang
keadaan korban)
 Riwayat kesehatan
 Petunjuk luar(catatan medis korban, obat-obatan yang
dibawa korban)
 Keluhan yang dirasakan korban
 Gejala adalah rincian dari pengamatan yang anda lihat,
cium dan raba dalam suatu pemeriksaan korban
(pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki)
3. Melakukan pertolongan dan perawatan terhadap hasil
diagnosa diatas sesuai dengan prioritas pertolongan.

d. Tindakan Dan Perawatan Lanjutan


Tindakan dan perawatan lanjutan ini tergantung kepada penilaian
anda terhadap kondisi korban, anda biasa:
1. Membawa korban ke tempat yang aman dan nyaman untuk
beristirahat
2. Menghubungi rumah sakit atau pihak berwewenang
3. Mengatur evakuasi dan transportasi korban ke rumah sakit
4. Menghubungi keluarga korban
5. Mengijinkan korban pulang

18
F. LANGKAH KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


1. Terciptanya kondisi 1.1 Mengidentifikasi peralatan dan tempat
kerja yang aman, kerja..
nyaman, dan selamat 1.2 Memeriksa kebersihan,keamanan dan
masa kadaluarsanya seluruh peralatan
operasional sebelum digunakan.
1.3 Memastikan peralatan kerja yang
berhubungan dengan listrik
keamanannya sesuai SOP.
1.4 Mempergunakan peralatan sesuai
petunjuk pemakaian.
1.5 Melakukan pemeliharaan rutin sesuai
dengan buku petunjuk.
1.6 Menyimpan peralatan sesuai dengan
peraturan penyimpanan dengan kondisi
siap pakai.
1.7 Sampah dan kelebihan bahan kimia
dibuang secara higienitas, keamanan
serta peraturan mengenai lingkungan.

37
MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN


2. 2.1 Lakukan prosedur darurat saat
melihat api
2.2 Lakukan prosedur darurat saat
mendengar alarm tahap I
2.3 Lakukan prosedur darurat saat
mendengar alarm tahap II
2.4 Lakukan prosedur darurat saat
evakuasi
2.5 Lakukan prosedur darurat saat
pengungsian di luar gedung

38
MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN

3. 2.1 Memberikan pertolongan pertama pada


karyawan yang terjatuh dari kursi
hingga pingsan,

Perilaku Kerja : Indikator perilaku : Alat yang digunakan :


Pelaksanaan kegiatan menerapkan prosedur 1. Bekerja sesuai SOP 1. Alat pemadam api ringan
K3 perkantoran membutuhkan kompetensi 2. Selalu menjaga 2. Alat distribusi listrik
perilaku : kebersihan dan 3. Kelengkapan P3K
1. Patuh terhadap SOP K3 kenyamanan 4. Jalur evakuasi
2. Hati-hati dalam bekerja lingkungan kerja 5. Sensor deteksi panas dan kepekatan
3. Cermat dalam mengambil tindakan. 3. Membantu orang asap
4. Responsif terhadap segala situasi darurat. lain yang mengalami
5. Peduli pada keselamatan orang lain dan kecelakaan
lingkungan kerja
6. Rapih dalam bekerja
7. Teliti dalam bekerja

39
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI

Elemen Kompetensi 1

Menjaga keamanan peralatan dan tempat kerja

Baca Referensi 1.1:

Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal


tentang prosedur penggunaan peralatan perkantoran.

Pemeriksaan 1.1:

Silahkan identifikasi peralatan apa saja yang ada di perkantoran,


rangkumlah hasil dari identifikasi yang anda dapatkan :

Diskusi 1.1:
Silahkan mendiskusikan tentang:

1. Potensi bahaya dari peralatan dan tempat kerja


2. Prosedur mengantisipasi dan menangani potensi bahaya
tersebut.

Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah catatan di


kertas setelah itu presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.

40
Pikirkan 1.1:

Setelah anda mengidentifikasi potensi bahaya masing-masing


peralatan kantor, pilihlah salah satu alat dan jelaskan prosedur
menjaga keamanan peralatan tersebut :

41
Elemen Kompetensi 2

Menjaga kebersihan peralatan dan tempat kerja

Baca Referensi 2.1:

Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal


tentang prosedur penggunaan peralatan perkantoran.

Diskusi 2.1:

Setelah mencari informasi silahkan untuk diskusikan dalam


kelompok tentang menjaga kebersihan peralatan dan tempat
kerja. Lalu rangkumlah hasil diskusi tersebut

42
Pikirkan 2.1:

Menurut anda mengapa kebersihan peralatan dan tempat kerja


perlu dijaga :

43
Elemen Kompetensi 3

Mengatasi situasi-situasi darurat

Video Youtube 3.1:


Silahkan melihat salah satu contoh video mengatasi situasi darurat
kebakaran berikut ini:
Link:
https://www.youtube.com/watch?v=pTGfnzYDBSw
https://www.youtube.com/watch?v=pTGfnzYDBSw
Setelah menonton video tersebut catat dan rangkum hal apa yang
anda dapat pelajari berkaitan dengan mengatasi situasi darurat
kebakaran.

Baca Referensi 3.1:

Silahkan untuk mencari informasi dan membaca prosedur


menangani keadaan darurat

Aktivitas 3.1:

Silahkan untuk membuat kelompok berisi 8 orang, lalu buatlah


dialog berkaitan dengan pelaporan kondisi darurat kebakaran ke
petugas pemadam kebakaran dan melakukan aktivitas
penyelamatan diri sesuai dengan prosedur evakuasi hingga sampai
mengungsi di luar gedung.

44
Diskusi 3.1:

Buatlah sebuah kelompok berisi 4 orang, kemudian diskusikanlah


tentang prosedur mengatasi kebakaran yang disebabkan oleh kabel
listrik yang terbakar.
Catatlah secara urut tindakan pengamaan dari bahaya tersebut..

Pikirkan 3.1:

Tuliskanlah tahapan – tahapan yang harus di lakukan untuk


prosedur pelaporan kondisi darurat.

45
Elemen Kompetensi 4

Menangani tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan di kantor

Baca Referensi 4.1:

Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa


hal tentang prosedur menangani tindakan pertolongan
pertama pada kecelakaan di kantor.

Diskusi 4.1:

Setelah mencari informasi silahkan untuk diskusikan dalam


kelompok tentang penanganan terhadap orang yang pingsan.

46
Pikirkan 4.1:

Sebutkan dan jelaskan prinsip P3K

Penilaian:

Penilaian Catatan :
Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur

Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl

47
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH

Hazard Segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi


bahaya bahkan accident atau incident

Iritan. Yang merupakan zat yang secara langsung


menimbulkan kerusakan terhadap lapisan luar
kulit

Sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan


Korosif benda lain hancur atau memperoleh dampak
negatif.

Kondisi – kondisi yang tidak aman dan


Unsafe Condition berbahaya bagi para pekerja. Tempat kerja yang
tidak memenuhi standar dan syarat kesehatan
dan keselamatan kerja dapat mengakibatkan
penurunan daya produksi dan produktifitas

Suatu penyimpangan dari standar performansi


Human Error yang telah ditentukan sebelumnya sehingga
menyebabkan adanya penundaan akibat dari
kesulitan, masalah, insiden, dan kegagalan

Sebuah tindakan yang dilakukan untuk


pemberian pertolongan segera kepada korban
First aid sakit ataupun cedera atau kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar

Emergency stop Saklar darurat yang berfungsi untuk mematikan


sistem dalam keadaan darurat.

Trackball Peranti penunjuk yang berupa sebuah bola yang


berada di dalam sebuah alat yang memiliki
sensor gerakan

Kegagalanteknis
Technological Hazard

48
Basic Fire Fighting Pengetahuan tentang bahaya kebakaran dan
keterampilan untuk merespon darurat
kebakaran, kemampuan untuk menggunakan
peralatan darurat dan menerapkan prosedur
keselamatan untuk mengamankan aset,
lingkungan dan kelangsungan hidup mereka
dalam darurat kebakaran.

49
REFERENSI

A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

B. Referensi Lainnya
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/08/pengertian-k3-serta-
tujuannya.html

http://www.pelajaran.co.id/2017/14/pengertian-keselamatan-
kesehatan-kerja-k3-tujuan-aspek-faktor-dan-prinsip-keselamatan-
kesehatan-kerja.html

http://vatsunk.blogspot.co.id/2016/03/mengidentifikasi-bahaya-
hazard.html

https://adipjatmiko.wordpress.com/2011/11/01/pertolongan-pertama-
pada-kecelakaan-p3k/

https://www.situstekniksipil.com/2018/11/cara-pemeliharaan-
kebersihan-peralatan.html

https://ghp-services.com/blog/2017/09/14-tips-menjaga-kebersihan-
di-ruang-kerja/

https://id.wikihow.com/Melaporkan-Keadaan-Darurat

50
UNIT KOMPETENSI

KODE UNIT : N.821100.075.02


JUDUL UNIT : Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran
DESKRIPSI UNIT : Unit ini merupakan kompetensi yang berhubungan
dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
dalam menerapkan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) perkantoran.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

Menjaga keamanan 1.1 Peralatan dan tempat kerja


peralatan dan tempat diidentifikasi.
kerja 1.2 Seluruh peralatan operasional,
diperiksa keamanan dan masa
kadaluarsanya sebelum digunakan.
1.3 Peralatan kerja yang berhubungan
dengan listrik dipastikan keamanannya
sesuai SOP.
1.4 Peralatan dipergunakan sesuai
petunjuk pemakaian.
1.5 Pemeliharaan rutin dilakukan sesuai
dengan buku petunjuk penggunaan
peralatan.
1.7 Peralatan disimpan ditempat yang
sesuai dengan peraturan penyimpanan
dengan kondisi siap pakai.
1.8 Kerusakan dilaporkan berdasarkan
ketentuan perusahaan.
1.9 Perlengkapan keselamatan kerja yang
sesuai dikenakan untuk menghindari
kecelakaan kerja.

2. Menerapkan unsur 2.1 Seluruh peralatan operasional,


unsur kualitas diperiksa kebersihannya sebelum
pelayanan prima digunakan.
2.2 Peralatan dibersihkan setelah dipakai
sesuai dengan buku petunjuk
penggunaan peralatan
2.3 Bahan-bahan untuk membersihkan
disiapkan sesuai dengan petunjuk,
persyaratan kesehatan dan
keselamatan kerja.
2.4 Bahan-bahan kimia disimpan sesuai
51
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
dengan persyaratan kesehatan dan
keselamatan kerja.
2.5 Sampah dan kelebihan bahan kimia
dibuang sesuai higienitas, keamanan
serta peraturan mengenai lingkungan

3. Memberikan pelayanan 3.1 Potensi keadaan darurat diidentifikasi.


kepada pelanggan 3.2 Keadaan darurat ditangani sesuai
keterampilan yang dimiliki dan
kewenangan yang diberikan.
3.3 Bantuan dari rekan sejawat atau orang
yang berwenang dicari segera,
bilamana diperlukan.
3.4 Rincian keadaan darurat dilaporkan
sesuai dengan aturan.

4.1 Tanggap serta pro-aktif terhadap


keadaan darurat.
4.2 Tindakan dilakukan sesuai keterampilan
dan kewenangan yang telah ditentukan
dalam menghadapi keadaan darurat,
sehingga dapat menentukan langkah
langkah selanjutnya.
4.3 Fisik korban dan tanda-tanda
kehidupan diidentifikasi.
4.4 Informasi dan sarana serta prasana
layanan pendukung terkini tersedia.
4.5 Informasi mengenai kondisi korban
disampaikan kepada petugas unit gawat
darurat (UGD).
4.6 Situasi darurat yang dialami dibakukan
dalam bentuk laporan sesuai dengan
peraturan.
4.7 Laporan dibuat dengan jelas, akurat
serta tepat waktu

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk penerapan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perkantoran.
1.2 Kompetensi ini dapat dilakukan di kantor atau TUK.

52
2. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pemadam api ringan
2.1.2 Alat distribusi listrik
2.1.3 Kelengkapan P3K
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Jalur evakuasi
2.2.2 Sensor deteksi panas dan kepekatan asap

3. Peraturan yang diperlukan


3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
4. Norma dan standar yang diperlukan
4.1 Norma
4.1.1 Kode Etik Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4.2 Standard
4.2.1 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
4.2.2 SOP Penerapan K3 di lingkungan kerja

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat secara individu
ataupun kelompok.
1.2 Dalam pelaksanaannya harus dilengkapi dengan peralatan/
perlengkapan dokumen serta fasilitas asesmen.
1.3 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati
bersama dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan
konteks asesmen, ruang lingkup kompetensi, persyaratan peserta,
sumber daya asesmen, tempat asesmen serta jadwal asesmen.
1.4 Metode asesmen yang sesuai harus diindentifikasi dan ditetapkan
sesuai dengan bukti dengan metode meliputi metode tes lisan,
tertulis, obeservasi/demonstrasi serta metode lain yang relevan.
53
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan:


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Pemahaman peraturan terkait penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja
3.1.2 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3.2 Keterampilan
3.2.1 Kemampuan menggunakan peralatan dan perangkat terkait
K3

4. Sikap kerja yang dibutuhkan


4.1 Cepat
4.2 Responsif
4.3 Peduli
4.4 Cermat
4.5 Rapih

5. Aspek kritis
5.1. Kecermatan dalam mengambil tindakan sesuai keterampilan dan
kewenangan yang telah ditentukan dalam menghadapi keadaan
darurat, sehingga dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya
5.2. Responsif terhadap segala situasi darurat

54
DAFTAR NAMA PENYUSUN

NO. NAMA PROFESI

 Instruktur Bisnis
1. Manajemen BBPLK
Sidik Arochim,A.md
Semarang

55

Anda mungkin juga menyukai