Program Pelatihan
Instruktur Instruktur
Kejuruan Metodologi Pelatihan
4. Menyusun silabus 4.1 Elemen unit kompetensi diidentifikasi sesuai unit kompetensi.
pelatihan
4.2 Kriteria unjuk kerja diidentifikasi sesuai elemen kompetensi.
4.3 Indikator unjuk kerja dideskripsikan untuk mencapai kriteria
unjuk kerja.
4.4 Pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan jangka waktu
(teori dan praktek) ditentukan.
5. Menentukan sumber 5.1 Fasilitas dan sarana pelatihan ditentukan dengan mengacu
daya pelatihan kepada kebutuhan pelatihan setiap unit kompetensi.
5.2 Bahan pelatihan ditentukan dengan mengacu kepada
kebutuhan pelatihan setiap unit kompetensi.
5.3 Kualifikasi instruktur ditentukan sesuai dengan unit
kompetensi/materi yang akan dilatihkan.
2
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel :
Unit ini berlaku untuk menyusun program pelatihan dalam rangka merancang program
pelatihan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Kondisi penilaian
1.1 Kondisi penilaian mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, skap kerja, proses,
dan hasil atas pencapaian kompetensi ini yang terkait dalam menyusun program
pelatihan sebagai bagian dari perancangan program pelatihan.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi dari lisan, tertulis, observasi, atau
portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari workshop, di
tempat kerja, atau kelas.
3
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
Program pelatihan merupakan bagian integral dari sistem pelatihan. Terciptanya program
pelatihan yang serasi sesuai keinginan kebutuhan pelatihan yang diminta akan bergatung
pada sumber daya yang diperlukan guna memenuhi tuntutan pelatihan yang ada. Hal ini
akan terlaksana bila identifikasi rencana pelatihan yang akan dielenggarakan sepenuhnya
memenuhi sumber daya pelatihan yang tersedia sehingga penyelenggaraan program
pelatihan tertentu dapat berjalan sesuai keinginan
peserta pelatihan.
Program pelatihan berbasis kompetensi dapat
disusun dengan melibatkan perwakilan pemangku
kepentingan antara lain instruktur,
industri/pengguna tenaga kerja, pakar dan praktisi
yang kompeten di bidangnya.
4
nasional, dengan mengacu pada tugas dan fungsi jabatan atau okupasi dan klaster
dan/atau unit kompetensi, dengan mengacu pada kebutuhan khusus kompetensi
tertentu sesuai kebutuhan industri atau organisasi. Dalam penentuan unit kompetensi
tersebut dapat diuraikan dari kebutuhan pengguna (user) yang berasal dari pasar kerja,
dengan melihat atau identifikasi pekerjaan apa saja yang harus dilakukan. Acuan
standar kompetensi diambil dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI).
SKKNI adalah standar kompetensi yang berlaku secara nasional dalam suatu Negara
melalui suatu badan independent, seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
4. Kebutuhan Pelatihan
Kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi dilakukan dengan cara mengidentifikasi
kesenjangan (gap/kekurangan) antara pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill)
dan sikap kerja (atittude) terkait yang dipersyaratkan suatu kualifikasi jabatan/pekerjaan
dengan kompetensi terkini (RCC) yang dimiliki oleh calon peserta pelatihan melalui
proses analisis kebutuhan pelatihan.
Kesenjangan kemampuan kompetensi untuk melaksanakan unit kompetensi, elemen
kompetensi atau tugas-tugas dari jabatan/pekerjaan tersebut ditetapkan menjadi
kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi bagi calon peserta pelatihan di Lembaga
Pelatihan Kerja.
X 00 0 0 0 0 0 00 00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(1) Kategori, diisi dengan huruf dari kategori lapangan usaha (KBLI)
(2) Golongan Pokok, diisi dengan 2 digit angka sesuai dengan nama golongan
pokok lapangan usaha.
(3) Golongan, diisi dengan 1 digit angka sesuai nama golongan lapangan usaha
(4) Sub golongan, diisi dengan 1 digit angka sesuai dengan nama sub golongan
lapangan usaha
(5) Kelompok, diisi dengan 1 digit angka sesuai dengan nama kelompok lapangan
usaha
(6) Sub kelompok, diisi satu angka sesuai dengan nama sub kelompok lapangan
usaha, jika tidak ada subkelompok diisi dengan huruf 0
(7) Bagian, diisi satu angka sesuai dengan nama, bagian lapangan usaha dan/atau
negara tujuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), jika tidak ada nama bagian
lapangan usaha diisi dengan huruf 0
(8) Versi Program Pelatihan, diisi dengan nomor urut versi program pelatihan
menggunakan 2 digit angka, mulai dari 01, 02, 03 dan seterusnya dalam tahun
bersangkutan serta tahun berikutnya kembali mulai dari 01, 02, 03 dan
seterusnya
(9) Tahun Pembuatan Standar Pelatihan Berbasis Kompetensi, diisi dengan tahun
kalender menggunakan 2 digit angka, misal tahun 2015, ditulis 15, dan
seterusnya.
Contoh : P.85.3.1.2.0.1.01.15
7
d. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan adalah abstraksi yang menggambarkan kemampuan, kondisi,
standar yang harus dicapai peserta pelatihan sampai dengan akhir proses pelatihan
kerja, dengan demikian unsur-unsur yang terkandung dalam tujuan pelatihan
meliputi:
1) Subyek belajar (peserta)
2) Pernyataan ingin dicapai (kompeten/Belum kompeten)
3) Kata kerja aktif seperti: menyusun, mengelola, menggunakan, dan seterusnya
4) Obyek yang dipelajari
5) Menguraikan cakupan pelatihan yang menggambarkan kesenjangan
kemampuan (lack of skill)
6) Merupakan kalimat yang menggambarkan keseluruhan tujuan pelatihan
7) Menggambarkan uraian ringkas jabatan/pekerjaan.
h. Persyaratan Instruktur
Instruktur/tenaga pelatih merupakan personil
yang sangat penting pada proses pelaksanaan
pelatihan, karena keberhasilan suatu program
pelatihan salah satunya adalah ditentukan
kompetensi instruktur dalam memfasilitasi dan
membimbing peserta pelatihan dalam mencapai
9
i. Kurikulum Pelatihan
Kurikulum berisi unit-unit kompetensi dan non-unit kompetensi yang ditempuh oleh
setiap peserta pelatihan sesuai dengan nama pelatihan untuk memenuhi
kesenjangan kemampuan. Format Kurikulum Pelatihan, terdiri atas :
Perkiraan Waktu
No Unit Kompetensi Kode Unit
Pengetahuan Keterampilan Jumlah
Jumlah I
Jumlah II
Jumlah III
j. Silabus
Silabus merupakan penjabaran setiap unit kompetensi yang diuraikan secara rinci,
sistematis dan terpadu ke dalam program pelatihan sesuai dengan persyaratan
10
1 1.1
1.2
2 2.1
2.2
1 -
2 -
1. Nama Pelatihan :
2. Kode Program Pelatihan :
I UNIT KOMPETENSI
Hasil
No. Komponen program pelatihan Kriteria Tanggapan
S TS
1 Judul/nama
Program Pelatihan
2 Kode Program Pelatihan
3 Jenjang program pelatihan
4 Tujuan pelatihan
5 Muatan Satuan Materi/
Unit-unit kompetensi
6 dst
13
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini digunakan dalam membuat desain pembelajaran sebagai
persiapan sebelum melaksanakan pelatihan.
1.2 Media cetak yang dimaksud tidak termasuk modul pelatihan kerja.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1. Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Printer
2.1.3 Media pembelajaran
2.2. Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis kantor
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap kerja, proses
dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit kompetensi ini.
1.2. Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: lisan, tertulis, observasi,
praktek dan/atau portofolio.
1.3. Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari: workshop, kelas,
tempat kerja dan/atau Tempat Asesmen Kompetensi (TAK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1. P.854900.011.01 Menyusun Program Pelatihan
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Jenis-jenis media pembelajaran
3.1.2 Jenis-jenis metode pembelajaran
3.2 Keterampilan
3.2.1 3.2.1 Mengolah data
3.2.2 3.2.2 Menggunakan media pembelajaran
15
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam memilih media pembelajaraan yang sesuai
Program pelatihan yang akan dikaji disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Program
Pelatihan Berbasis Kompetensi yang dikeluarkan oleh Ditjen Binalattas Depnakertrans.
NAMA
PELATIHAN
TUJUAN
PELATIHAN
PROGRAM
PELATIHAN UNIT RELEVANSI/
KOMPETENSI KOHESI
KURIKULUM &
SILABUS
A. Media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan Alat Bantu seperti Audio, Visual ataupun Multi
media yang banyak digunakan sebagai sarana didalam pertemuan atau pelatihan yang
menggunakan metode untuk menyampaikan pesan atau pelajaran.
Alat Bantu seperti ini di lingkungkan pendidikan dan pelatihan sering disebut
sebagai AVA atau Audio Visual Aid.
1) Karakteristik media pembelajaran
Dapat dilihat dan atau didengar (model, rekaman video, powerpoint)
Alat bantu pembelajaran ( Benda Nyata, Benda tiruan)
16
Tabel 1
Pesan dalam Komunikasi Bagaimana Diproduksi dan Dicerna
PESAN DICERNA DAN
PESAN DIPRODUKSI DENGAN:
DIINTERPRETASI DENGAN:
Berbicara, menyanyi, memainkan alat musik, Mendengarkan
dsb.
Memvisualisasikan melalui film, foto, lukisan,
gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan Mengamati
nonverbal
Menulis atau mengarang Membaca
Instruktur harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan media pembelajaran yang
meliputi:
1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
3) Seluk-beluk proses pembelajaran
17
Kapan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar (teaching aids) dan alat bantu
belajar (learning aids) berfungsi sebagai alat peraga, di bawah ini dijelaskan melalui gambar
skema.
KURIKULUM
1 2 3 4
ALAT PERAGA
INSTRUKTUR
SISWA
Peranan dan fungsi media pembelajaran sangat dipengaruhi oleh ruang, waktu, pendengar
(peserta pelatihan), serta sarana dan prasarana yang tersedia, di samping karakteristik
medianya sendiri.
20 % LIHAT
30 % DENGAR + LIHAT
50 % DENGAR + LIHAT+DISKUSI
70 % DENGAR+LIHAT+DISKUSI+MENCOBA
90 % PRAKTIK
BERBUAT
19
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan.
Tiga pengertian materi pembelajaran menurut National Center for Vocational Education
Research Ltd adalah :
1) Merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan instruktur
2) Bahan ajar digunakan untuk membantu instruktur dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok yang utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta pelatihan dalam proses pembelajaran.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum,
yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran yang
sesuai dengan Standar Kompetensi. Artinya materi yang ditentukan untuk kegiatan
pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan indikator unjuk kerja atau Silabus .
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi mesin,
peralatan kerja, Fasilitas dan sarana kerja.
Contoh: Komputer, alat kerja bangku, bengkel.
b. Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan
sebagainya.
Contoh: Peningkatan Produktifitas kerja .
c. Prinsip adalah berupa hal-hal pokok dan memiliki posisi terpenting meliputi dalil, rumus,
paradigma, teori serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab
akibat.
Contoh: Hukum Newton, Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja.
d. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam melakukan suatu
aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Contoh: Langkah-langkah mengajar.
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta pelatihan
d. Kebermanfaatan bagi peserta pelatihan.
e. Aktulaitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.
f. Relevansi kebutuhan peserta pelatihan dan kebutuhan Industri
g. Alokasi waktu
Agar dapat membuat urutan materi yang diajarkan seorang instruktur harus memahami ciri
dan isi pelajaran, prinsip pemilihan isi materi, taksonomi bloom mengenai kecakapan belajar
dari peserta. Materi pelatihan harus dirancang menurut prinsip prinsip belajar dengan urutan
yang tepat yaitu :
dari materi yang mudah menuju materi yang mempunya tingkat kesulitan yang tinggi
dari materi yang bersifat “harus
yang dikuasai/must know” menuju
materi yang bersifat “sebaiknya
diketahui/nice to know”
dari materi yang sederhana menuju
materi yang kompleks
dari materi yang nyata menuju
materi yang abstrak
dari materi yang menyeluruh menuju materi yang rinci sehingga dapat diambil kesimpulan
Must know: pengetahuaan atau keterampilan yang wajib dikuasai untuk mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan benar, tepat, aman dan prosedural.
Should know: pengetahuaan atau keterampilan yang bila dikuasai dapat membantu
menyelesaikan pekerjaan tertentu dengan lebih cepat dan lebih baik.
Nice to know: pengetahuaan atau keterampilan yang bila dikuasaai akan memperluas
pengertian tentang pekerjaan, namun pengaruhnya tidak begitu banyak dalam penyelesaian
pekerjaan.
Memilih isi dan materi pelajaran dapat dilakukan berdasarkan: Prioritas, waktu, nilai belajar,
fasilitasnya, frekuensi penggunaan, kemungkinan digunakan dan karena kekhususannya.
C. Metode Pembelajaran
Terdapat berbagai macam metoda pelatihan yang dapat digunakan instruktur pelatihan
untuk melakukan transfer pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta
pelatihan, namun secara garis besar dapat dikelompokkan dan 2 (dua) kelompok sebagai
berikut:
2) Demonstrasi
Merupakan pembelajaran seorang guru yang memperlihatkan suatu proses.
Kekuatan : lebih menimbulkan minat, dapat menjelaskan prinsip-prinsip dan
prosedur yang masih belum jelas serta belum dipahami untuk
keterampilan tertentu.
22
Kelemahan : memerlukan waktu persiapan yang agak lama, peralatan mahal dan
sering dilakukan oleh kelompok terbatas.
3) Diskusi
Merupakan ajang bertukar pikiran diantara sejumlah orang dalam membahas masalah
tertentu yang dilaksanakan secara teratur, dan bertujuan untuk memecahkan masalah
secara bersama.
Kekuatan : siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran,
mengembangkan tanggungjawab, mengembangkan rasa percaya
diri, ide berkembang, terbuka, terarah, memperoleh banyak informasi.
Kelemahan : memerlukan banyak waktu, perlu persiapan yang matang serta perlu
waktu untuk siswa yang bersifat pemalu dan otokratif.
4) Simulasi
Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menirukan suatu
kegiatan atau pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekuatan : bersifat menyenangkan, dapat mengembangkan kreativitas siswa,
kegiatan dilakukan tanpa memerlukan lingkungan sebenarnya,
menimbulkan interaksi antar siswa, serta menumbuhkan cara berpikir
kritis.
Kelemahan : siswa harus siap mental, lebih mementingkan proses pengertian,
tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.
5) Laboratorium / Praktek
Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan
konsep pelajaran yang telah diterima.
Kekuatan : dapat mengembangkan kreativitas siswa, menimbulkan interaksi
antar siswa, serta menumbuhkan cara berpikir kritis.
Kelemahan : membutuhkan waktu lama, tidak semua hal dapat dipraktekkan.
6) Brainstorming
Metode ini digunakan dalam pemecahan masalah, setiap anggota kelompok
mengusulkan dengan cepat kemungkinan pemecahan yang terpikirkan.
Kekuatan : dapat memunculkan pendapat baru, merangsang semua anggota
mengambil bagian, tidak menyita waktu, hanya sedikit pengalaman
yang diperlukan.
23
Kelemahan : mudah lepas dari kontrol, harus ada evaluasi, dan anggota
cenderung mengadakan evaluasi setelah satu pendapat diajukan.
7) Debat
Merupakan metode pembelajaran yang memilih dan menyusun materi ajar menjadi
suatu paket pro dan kontra.
Kekuatan : dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa dan
merangsang kemampuan siswa untuk mengeluarkan pendapat
sesuai dengan posisinya dalam kelompok debat.
Kelemahan : tidak semua siswa dapat terlibat langsung, kurang efektif.
8) Seminar
Metode belajar mengajar yang melibatkan sekelompok orang yang mempunyai
pengetahuan yang mendalam tentang suatu hal.
Kekuatan : melatih menumbuhkan sikap positif siswa, memperkaya pengetahuan
siswa serta memberi kesempatan siswa untuk saling berinteraksi.
Kelemahan : memakan waktu lama dan bila siswa belum kondusif maka seminar
tidak berjalan efektif.
Hal yang lebih penting dari metode Pelatihan adalah kesiapan instruktur didalam
melakukan transfer of knowledge dengan cara mempersiapkan diri atas materi yang akan
diajarkan dan penguasaan keterampilan instruktur terhadap materi paktik serta
keterampilan berkomunikasi dengan siswa. Memilih metoda dapat dianalisis berdasarkan:
1. Tujuan belajar
2. Materi pelatihan
3. Jumlah peserta dan luas ruangan
4. Tingkat kemampuan peserta (level peserta)
5. Fasilitas yang tersedia
6. Waktu( durasi dan timing)
7. Panca indera apa saja yang hendak dilibatkan
Benda asli dan benda tiruan mempunyai kegunaan yang spesifik. Ada tiga macam
benda asli, yaitu:
(a) Benda yang sebenarnya (unmodified real thing) adalah benda sebagaimana
adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya dipindah-kan dari tempat aslinya.
Sayangnya benda asli ini tidak selalu dapat dihadirkan/digunakan kapan saja dan
di mana saja saat dibutuhkan karena ukurannya atau karakteristik lainnya.
(b) Benda yang sudah dimodifikasi (modified real thing) adalah benda asli yang
sudah dimodifikasi, seperti mock-up (replika,imitasi/tiruan), miniatur, dan cutaway
(potongan-potongan).
(c) Spesimen, sering juga disebut sampel adalah benda asli yang digunakan sebagai
contoh atau sampel dari bagian grup atau kemasan pak atau kotak/dus.
Secara skema penggolongan benda atau obyek tersebut di atas dapat dilihat
pada gambar skema di bawah ini.
Gambar. Penggolongan Media Obyek
OBYEK/BENDA
Penjelasan:
Obyek alami, benda hidup (hewan, tanaman) dan benda mati (batu-batuan)
Obyek Buatan, benda dibuat untuk keperluan manusia (bangunan, mesin, mainan)
Obyek Tiruan, benda dibuat sebagai pengganti atau mewakili benda aslinya
Replika, benda pengganti atau mewakili yang mempunyai ukuran dan bentuk sama
dengan benda aslinya (armatur starter dibuat dari kayu)
Model, benda pengganti atau mewakili dapat dibuat denganberbagai bahan antara
lain kayu, plastik, ebonit, dsb. dengan skala tertentu dan mempunyai komponen-
komponen yang dapat bergerak menurut pola benda aslinya. Bagian-bagian dari
model biasanya diberi warna berbeda-beda yang kontras sehingga dapat
menunjukkan dengan jelas komponen yang ada serta memperjelas arah proses
dan cara kerja dari suatu benda sesuai dengan aslinya.
26
Model padat, benda pengganti atau mewakili yang terutama menunjukkan bentuk
bagian luar.
Model potong silang, benda pengganti atau mewakili yang terutama menunjukkan
struktur bagian dalam.
Model kerja, benda pengganti atau mewakili yang terutama untuk
mendemonstrasikan fungsi, proses atau cara kerja.
Mock up, benda pengganti atau mewakili dari suatu bagian/ komponen yang dapat
dilepas atau dipisahkan dari dudukannya maupun diiris atau dipotong terbuka
digunakn untuk menunjukkan fungsi dan cara kerja komponen-komponennya.
Spesimen, bagian dari suatu obyek asli dan dapat juga merupakan satu contoh
untuk mewakili dari kelompok keseluruhan.
KETERSEDIAAN
NO. UNSUR KETERANGAN
Ya Tidak
1. SDM
2. Anggaran
3. Material/bahan
4. Peralatan kerja
5. Metoda Kerja
6. Tempat Kerja
7. Waktu
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel:
Unit ini berlaku untuk merancang sesi pembelajaran, mempersiapkan
bahan/perlengkapan pembelajaran dan media yang digunakan, mengorganisasikan
lingkungan pembelajaran sesuai dengan situasi yang pembelajaran yang digunakan
merencanakan penyajian materi pembelajaran.
2. Peralatan dan Perlengkapan
2.1. Peralatan
alat pengolah data
2.2. Perlengkapan
2.2.1 Program pelatihan
2.2.2 Buku literatur/referensi
2.2.3 Alat tulis kantor
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
Standar kompetensi
PANDUAN PENILAIAN:
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap kerja, proses dan
hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit kompetensi ini.
1.2 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan merancang sesi
pembelajaran, mempersiapkan bahan/perlengkapan pembelajaran dan media yang
digunakan, mengorganisasikan lingkungan pembelajaran sesuai dengan situasi
29
Pada awal pertama kali seorang instruktur yang baru diangkat dan diperintahkan untuk
mengajar suatu materi pelatihan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan informasi tentang pelatihan yaitu:
Peserta pelatihan
Latar belakang peserta, kemampuan dan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya,
serta pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti sebelumnya
Program pelatihan
Unit Kompetensi. Tujuan Pelatihan, isi materi, metode pelatihan
Sarana dan fasilitas
Sarana dan fasilitas yang disediakan, jadwal, serta lokasi dimana pelatihan dilaksanakan
dapat diketahui dari pihak penyelenggara pelatihan.
30
Perencanaan yang dibuat oleh instruktur tentang kegiatan apa yang harus dilakukannya
dikelas sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar, karena dengan adanya
perencanaan yang matang maka materi yang disampaikan tidak menyimpang dari program
pelatihan, fasilitasi dan penyajian yang disampikan instruktur telah terstruktur dan sistematis,
sehingga pelaksanaan pembelajaran akan efektif dan efisien.
judul unit kompetensi atau materi pembelajaran, elemen kompetensi, kriteria unjuk
kerja, indikator unjuk kerja, domain pengetahuan, ketererampilan, dan atau sikap,
sumber belajar, metode, media, dan waktu. ( Lihat Pada lembar Lampiran)
31
Setiap tahapan belajar-mengajar tersebut disebutkan metode yang dipakai, alat bantu
yang digunakan, dan lamanya waktu pelaksanaan kegiatan tersebut. Lesson plan yang
disusun oleh instruktur dapat menjadi skenario dalam pelaksanaan proses pembelajaran
di kelas.
No Kesiapan
Bahan/Sarana Lokasi/PIC Tindakan Ket.
. Siap Belum
1. Lesson plan
2. Handouts
3. Materi presentasi
4. Alat evaluasi
5. Ruang kelas
6. Papan tulis
7. OHP/LCD
8. Peralatan praktek
1. Menjalin hubungan kerja 1.1 Hubungan kerja yang baik antar peserta pelatihan
yang baik pada situasi dalam proses pembelajaran diwujudkan dalam
pembelajaran bentuk saling memahami peran masing-masing
1.2 Hubungan kerja yang baik antara peserta pelatihan
dengan instruktur diwujudkan dalam bentuk saling
memahami peran masing-masing
1.3 Hubungan yang harmonis antara peserta pelatihan
dan instruktur dengan situasi lingkungan
pembelajaran, yang diwujudkan dalam bentuk
saling memahami peran masing-masing
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel :
Unit ini berlaku untuk menjalin hubungan kerja yang baik pada situasi pembelajaran,
menerapkan bimbingan yang tepat dalam situasi pembelajaran, memonitor proses
pembelajaran dalam situasi pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi proses
pembelajaran.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap kerja, proses dan
hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit kompetensi ini.
1.2. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan menjalin hubungan kerja yang
baik pada situasi pembelajaran, menerapkan bimbingan yang tepat dalam situasi
pembelajaran, memonitor proses pembelajaran dalam situasi pembelajaran yang
digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran sebagai bagian dari program
pelatihan.
1.3. Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: lisan, tertulis, observasi, dan
atau portofolio.
1.4. Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari: workshop, kelas,
dan atau tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
2.3. P.854900.016.01 Merencanakan Penyajian Materi Pelatihan
b) Berdasarkan Umpan-balik
(1) Komunikasi Satu Arah, pengirim informasi tidak memperoleh umpan
balik;
(2) Komunikasi Dua Arah, pengirim informasi memperoleh umpan balik.
b. Tahapan Melatih
Setelah materi pelatihan yang akan diajarkan ditetapkan, instruktur merencanakan
secara rinci tentang bagaimana cara terbaik yang akan ia lakukan dalam melatih atau
membantu peserta pelatihan dalam belajar.
Agar berhasil dalam mengajar/melatih, rencana yang dibuat harus mempertimbang
kan hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran
2) Jenis materi pelatihan, pengetahuan atau keterampilan
3) Metoda melatih yang tepat
4) Lingkungan pembelajaran
5) Bahan dan peralatan yang akan digunakan
6) Perbedaan individu peserta pelatihan
7) Faktor-faktor keefektifan belajar, antara lain motivasi, prinsip belajar,
penggunaan panca indera.
Waktu melatih/mengajar materi pelatihan diajarkan secara bertahap yang biasa
digunakan adalah ”Pola Empat Tahap dalam Mengajar” (The four step pattern of
instruction) atau juga disebut ”The Standard Herbartian Lesson”.
Pola ini terdiri atas empat tahap mengajar, yaitu:
1) Tahap Pendahuluan (Introduction/Preparation)
Tahap pendahuluan dibagi dua bagian:
a) Persiapan instruktur untuk mengajar:
(1) Mengatur ruangan (kelas/bengkel) seperti ventilasi,
penerangan;
(2) Menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan waktu
mengajar;
(3) Menentukan bahan dan alat yang akan digunakan peserta
pelatihan;
(4) Menyiapakan alat bantu mengajar seperti projektor, komputer,
dan lainnya sesuai dengan kebutuhan;
(5) Menyiapkan evaluasi yang akan digunakan.
b) Menyiapkan peserta pelatihan untuk menerima materi pelatihan:
38
2) Tahap Penyajian
Bila peserta pelatihan telah benar-benar siap menerima materi pelatihan,
barulah instruktur menyajikan isi pelajaran. Penyampaian isi pelajaran,
baik teori maupun praktik merupakan tahap penyajian. Instruktur
menjelaskan dengan metoda yang tepat.
a) Menjelaskan
Jika menjelaskan materi pelatihan, perhatikan hal-hal sebagai
berikut:
(1) Buatlah penjelasan itu sederhana, jelas dan masuk akal;
(2) Jangan menggunakan kata-kata, istilah atau ucapan yang
mungkin sulit dimengerti oleh peserta pelatihan;
(3) Jelaskan perlahan-lahan, sesuaikan dengan tingkat
kemampuan peserta pelatihan;
(4) Jangan menjelaskan terlalu banyak hal yang tidak yakin
peserta akan dapat memahaminya.Jelaskan setahap demi
setahap;
(5) Ulangi penjelasan bila diperlukan.
39
b) Melukiskan/menggambarkan
Bila menggunakan gambar/diagram, perhatikan hal-hal sebagai
berikut:
(1) Yakinkan bahwa peserta pelatihan dapat memahami dan
menginterpretasikan gambar atau sket ke keadaan yang
sebenarnya;
(2) Ukurannya harus cukup besar sesuai dengan jumlah peserta
sehingga seluruh peserta pelatihan dapat melihatnya dengan
jelas.
c) Mendemonstrasikan
Beberapa materi pelatihan khususnya materi keterampilan diajarkan
dengan cara mendemonstrasikan dan peserta diminta untuk
memperhatikan selagi kegiatan itu dilakukan instruktur.
Dalam hal ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Atur peserta sedemikian rupa sehingga mereka berada pada
posisi seperti kedudukan instruktur;
(2) Lakukan perlahan-lahan agar para peserta dapat mengikuti
dengan jelas;
(3) Tekankan keselamatan dan kunci kerja melakukan pekerjaan
tersebut;
(4) Demonstrasikan secara bertahap, beri kesempatan peserta
bertanya;
(5) Bila diperlukan, ulangi demonstrasi.
d) Bertanya
Pada waktu menyajikan pelajaran instruktur mengajukan
pertanyaan lisan kepada peserta untuk mempertinggi keinginan
belajar dan menjadikan peserta aktif dan terpusat pada apa yang
sedang diajarkan/dijelaskan instruktur.
Bila mengajukan pertanyaan lisan lakukanlah dengan urutan sbb.:
(1) Ajukan pertanyaan yang jelas kepada seluruh peserta;
(2) Berhenti sebentar untuk memberikan kesempatan kepada
peserta untuk memikirkan jawabannya;
(3) Tunjuk salah seorang peserta untuk menjawabnya dengan cara
menyebut namanya;
(4) Dengarkan jawaban peserta;
(5) Mintakan pendapat peserta lainnya;
40
3) Tahap Aplikasi
Pada tahap ini peserta diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman
dengan melakukan sendiri apa yang sudah diajarkan. Aplikasi
dilaksanakan dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi
pelatihan.
a) Untuk pelajaran teori
Dilakukan dengan memberikan tugas-tugas, pertanyaan-pertanyaan
yang harus dikerjakan/dijawab, baik secara lisan maupun tulisan.
Instruktur membetulkan jawaban yang salah, memberikan penguatan
terhadap jawaban yang benar dan membeikan pujian. Bila peserta
tidak dapat menjawab atau jawabannya kurang tepat, jangan
memojokkan peserta karena akan menurunkan semangatnya.
Waktu peserta sudah menjawab, jangan buru-buru dikomentari, tetapi
buatlah suasana persaingan dengan cara menanyakan pendapat
peserta lain terhadap jawaban peserta terdahulu.
b) Untuk pelajaran praktik
(1) Sebelum dimulai tekankan kepada peserta tentang
keselamatan kerja dan kunci kerja yang harus diperhatikan;
(2) Atur tempat kerja setiap peserta agar tida saling terganggu;
(3) Tunjukkan/bagikan/tentukan bahan dan alat yang akan
digunakan oleh setiap peserta pelatihan;
(4) Bagikan lembaran kerja (job sheet) bila itu diperlukan;
(5) Lakukan pengawasan yang seksama;
(6) Berikan bantuan bila diperlukan saja, jangan pilih kasih;
(7) Bila peserta melakukan langkah yang salah, segera hentikan
dan betulkan;
(8) Bila diperlukan, demonstrasikan atau jelaskan kembali.
41
4) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat membantu, baik untuk
instruktur maupun peserta dalam penentuan tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran. Instruktur hendaknya menjelaskan pentingnya evaluasi
dalam proses belajar-mengajar agar peserta tidak memandang evaluasi
merupakan hal yang menakutkan. Evaluasi merupakan alat ukur dari
proses belajar. Untuk itu, instruktur hendaknya tidak terlalu menekankan
kepada peserta terhadap berhasil atau tidaknya, tetapi lebih pada proses
capaian sudah sejauh mana sehingga peserta sendiri yang akan menilai
dirinya tentang keberhasilan tersebut.
Pada tahap evaluasi ini isntruktur hanya mengawasi peserta agar tidak
melakukan kerjasama. Instruktur tidak memberikan bantuan kepada
peserta waktu mengerjakan evaluasi/tes.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap evaluasi ini adalah sbb.:
a) Tempatkan peserta sedemikian rupa agar tidak bekerja sama;
b) Bagikan lembaran evaluasi dengan caran ditelungkupkan supaya
peserta tidak mendahului sebelum waktunya;
c) Jelaskan prosedur evaluasi;
d) Lakukan pengawasan dengan seksama, tetapi jangan sampai
mengganggu konsentrasi peserta.
W : bobot kategori
KATEGORI ni1 W ni X W
Baik Sekali 2 5 10
Baik 3 4 12
Cukup 8 3 24
Sedang 2 2 4
Kurang 1 1 1
Jumlah 16 - 51
Nilai rata-rata item 1 = 51 : 16 = 3,19
KUALITAS INSTRUKTUR
NO. ITEM YANG DINILAI
A B C D E
14. Instuktur tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta untuk alasan-alasan
yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pelatihan, hukum,kesehatan, dan
kemanusiaan.
15. Instuktur tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionallnya
kepada peserta dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan,
moral, dan agama.
16. Instuktur tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan
peserta untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi
Ciri-ciri Coaching
• Coach yang memulai diskusi / pembahasan
• Berhubungan dengan mengajarkan suatu ketrampilan atau tugas
• Tindakan bersifat positif dan korektif
• Coach menunjukkan atau memberikan instruksi yang spesifik mengenai “apa
yang harus dilakukan” dan “bagaimana melakukannya”
49
b. Counseling
Suatu kegiatan untuk mengubah perilaku, sikap seseorang. Counseling membantu
seseorang untuk menyadari perilaku, sikapnya yang menghambat atau menimbulkan
masalah.
Peran seorang Counseling
1) Mengubah sikap atau perilaku
2) Counselor meneliti sikap atau perilaku seseorang bersama orang tersebut
3) Fokus pada “mendengarkan”
4) Counselor membantu orang untuk menemukan solusinya sendiri
c. Mentor
Mentor adalah orang yang dipercaya dan pemimpin yang pengertian , membantu
teman dalam ketidaktahuannya dalam bekerja dan membantu teman belajar
sesuatu yang tidak diketahuinya
Peran seorang mentor:
1) Memberikan dukungan baik emosi maupun psykis
50
b. Prinsip Simulasi
1) Semua peserta pelatihan harus terlibat langsung menurut peran masing-
masing;
2) Penentuan topik disesuaikan dengan kemampuan peserta pelatihan;
3) Petunjuk simulasi diberikan terlebih dahulu;
4) Dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi secara lengkap dan
menyeluruh;
5) Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu.
c. Bentuk Simulasi
1) Role playing
2) Psikodrama
3) Sosiodrama
4) Permainan/game.
8) Melaksanakan simulasi;
9) Melakukan evaluasi dan umpan-balik;
10) Mengulang simulasi.
2. Persiapan Alat Peraga a. Bahan presentasi sudah siap ditayangkan di layar, papan A
tulis bersih, tulisan rapi dan jelas dibaca
b. Ada sebagian, tulisan rapi dan kurang jelas dibaca B
c. Ada sebagian, tulisan tidak rapi dan tidak jelas dibaca C
d. Tidak ada alat peraga D
3. Persiapan bahan dan kelengkap-an a. Alat Penunjuk, penghapus, kapur tulis/spidol. dan A
alat peraga lainnya bahan lain sesuai dengan persiapan
b. Ada sebagian B
c. - C
d. Tidak ada D
4. Sikap Mengajar a. Berwibawa, jujur, tidak pilih kasih, tidak ada gerakan A
yang tidak perlu
b. Berwibawa, tidak pilih kasih, tidak ada gerakan B
yang tidak perlu, tetapi tidak jujur
c. Banyak gerakan yang tidak perlu sehingga C
mengalihkan/mengundang perhatian siswa
d. Tidak berwibawa D
7. Pertanyaan untuk Memelihara a. Dilakukan secara periodik atau per sesi materi A
Partisipasi diajukan pertanyaan
b. Kadang-kadang dilakukan (ada sesi yang lupa) B
c. Kurang dilakukan (banyak sesi yang lupa) C
d. Tidak dilakukan D
VII TAMBAHAN
1. Pemberian Tugas Rumah a. Diberikan tugas dengan jelas A
b. Diberikan tugas tidak jelas B
c. - C
d. Tidak diberikan D
2. Pemberesan Kelas dan Waktu a. Alat peraga dan kelengkapannya telah dibe-reskan A
lagi dan dalam keadaan bersih, tepat waktu
b. Alat peraga dan kelengkapannya telah dibereskan, tetapi B
waktunya toleransi 5 menit
c. Alat peraga dan kelengkapannya telah dibereskan, tetapi C
waktu di bawah 10 menit
d. Dibiarkan, tidak dibereskan lagi D
58
JUMLAH
59
2. Mengumpulkan bukti yang 2.1 Rencana asesmen diikuti sebagai panduan dalam
berkualitas melaksanakan asesmen, guna penentuan
kompetensi, metode asesmen dan perangkat
asesmen digunakan untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan dan mendokumentasikan bukti
dalam format yang sesuai.
2.2 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti
diterapkan dalam pengumpulan bukti yang
berkualitas.
2.3 Kesempatan untuk pengumpulan bukti pada saat
60
4. Membuat keputusan
asesmen 4.1 Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang
berkualitas diidentifikasi dan bila perlu diminta
arahan dari orang yang relevan.
4.2 Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan dievaluasi
untuk memastikan bahwa bukti tersebut dapat
merefleksikan bukti yang diperlukan dalam
memperlihatkan kompetensi dan mencakup seluruh
bagian komponen standar kompetensi yang
dijadikan acuan pembanding asesmen dan dimensi
kompetensi, serta memperhatikan dokumentasi
terkait lainnya, dan memenuhi aturan bukti.
4.3 Pertimbangan berdasarkan prinsip asesmen dan
aturan bukti digunakan untuk memutuskan
pencapaian kompetensi yang telah
didemonstrasikan asesi berdasarkan bukti yang
dikumpulkan.
4.4 Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan
61
5. Merekam dan melaporkan 5.1 Hasil asesmen segera dicatat secara akurat sesuai
keputusan asesmen dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen
serta persyaratan organisasi/ hukum/etika.
5.2 Laporan asesmen dilengkapi dan diproses sesuai
dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen
serta persyaratan organisasi/hukum /etika.
5.3 Bila diperlukan, rekomendasi tindak lanjut
diserahkan kepada orang yang relevan.
5.4 Bila diperlukan, dengan memperhatikan ketentuan
kerahasiaan, pihak-pihak terkait lainnya diberitahu
tentang keputusan asesmen.
6. Meninjau proses asesmen 6.1 Proses asesmen ditinjau berdasarkan kriteria yang
ada melalui konsultasi dengan orang yang relevan
guna perbaikan dan perubahan pelaksanaan
asesmen di masa datang.
6.2 Tinjauan didokumentasi dan direkam sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang
relevan serta persyaratan organisasi/hukum/etika.
6.3 Keterampilan kematangan berfikir (refleksi) secara
mandiri digunakan untuk meninjau dan
mengevaluasi praktek asesmen.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel :
1.1 Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dimana unit kompetensi dapat
dilaksanakan, adalah adanya akses sumber informasi tentang
pendekatan asesmen yang mencakupi target asesi, jalur asesmen,
konteks asesmen, dan acuan pembanding.
1.2 Kata-kata yang dicetak tebal, jika digunakan pada Kriteria Unjuk
Kerja, diberikan penjelasan lebih lanjut pada bagian berikut.
1.3 Rencana asesmen adalah keseluruhan dokumen perencanaan yang
akan digunakan dalam proses asesmen, dapat mencakupi:
1.3.1 Maksud dan tujuan asesmen.
1.3.2 Konteks asesmen
62
1.11.3 Fleksibilitas.
1.11.4 Fairness/keadilan.
1.12 Aturan Bukti sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip asesmen,
dilengkapi dengan panduan pengumpulan bukti untuk memastikan
bahwa bukti tersebut:
1.12.1 Sahih/valid.
1.12.2 Memadai.
1.12.3 Otentik.
1.12.4 Terkini.
1.13 Bukti berkualitas memenuhi aturan bukti, dan harus:
1.13.1 Mencakup demonstrasi pencapaian kriteria unjuk kerja.
1.13.2 Merefleksikan keterampilan, pengetahuan dan sikap
sebagaimana dikemukakan pada unit kompetensi.
1.13.3 Memperlihatkan penerapan keterampilan pada konteks
sebagaimana dikemukakan pada batasan variabel.
1.13.4 Mendemonstrasikan kompetensi setiap waktu.
1.13.5 Mendemonstrasikan kompetensi secara berulang.
1.13.6 Menjadi kebiasaan kerja asesi.
1.13.7 Dapat diverifikasi.
1.13.8 Mendemonstrasikan keterampilan/pengetahuan terkini asesi.
1.13.9 Tidak mengurangi persyaratan bahasa, literasi dan numerasi
sebagaimana dipersyaratkan dalam standar kompetensi.
1.14 Memandu berarti menjelaskan kepada asesi tentang:
1.14.1 Pengertian setiap tujuan asesmen.
1.14.2 Pengertian asesmen.
1.14.3 Pengertian perangkat asesmen.
1.14.4 Cara menggunakan perangkat asesmen.
1.14.5 Aturan bukti harus dipenuhi atas bukti yang dikemukakan
asesi.
1.15 Keterampilan komunikasi, dapat mencakupi:
1.15.1 Menyampaikan umpan balik yang membangun dan
mendukung.
1.15.2 Mengajukan pertanyaan yang cocok untuk mengklarifikasi dan
mengkonfirmasi instruksi pengumpulan bukti.
1.15.3 Menginterpretasi jawaban lisan secara akurat.
1.15.4 Mengarahkan asesi untuk menyampaikan petunjuk/ instrtuksi
kepada asesor.
1.15.5 Membuat pilihan dan petunjuk secara jelas dan konkrit.
1.16 Keterampilan interpersonal, dapat mencakupi:
67
2.2 Perlengkapan
Peralatan komputer dan program teknologi informasi dan komunikasi
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Asesmen kompetensi untuk unit ini dapat dilakukan pada konteks
kerangka program asesmen kompetensi sesuai konteks yang ditetapkan
diatas.
72
2. Persyaratan kompetensi
P.854900.040.01 Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Asesmen berbasis kompetensi mencakup:
a. Pelatihan dan pendidikan vokasi sebagai suatu sistem
berbasis kompetensi
b. Asesmen berpatokan kriteria/keunggulan atas asesmen
perpatokan norma
c. Menyetujui kriteria yang digunakan pada pelatihan dan
pendidikan vokasi di tingkat nasional atau penjelasan yang
dikemukakan standar kompetensi tentang spesifikasi kinerja
suatu pekerjaan / fungsi kerja dan keterampilan/
pengetahuan
d. Pelaporan asesmen berbasis kompetensi
e. Standar kompetensi sebagai basis kualifikasi
f. Prinsip-prinsip asesmen berbasis kompetensi
g. Struktur dan penggunaan standar kompetensi
3.1.2 Prinsip-prInsip asesmen dan penerapannya
3.1.3 Aturan bukti dan penerapannya
3.1.4 Pengertian tujuan asesmen dan konteks asesmen, termasuk RPL
3.1.5 Berbagai metode asesmen, termasuk kecocokannya dalam
pengumpulan berbagai jenis bukti; persyaratan sumber daya
dan kaitannya dengan biaya
3.1.6 Pengertian penyesuaian yang wajar dan penerapannya
3.1.7 Metodologi evaluasi dasar yang cocok untuk tinjauan
pengalaman individu
3.1.8 Jenis dan bentuk bukti, termasuk penggunaan perangkat
asesmen yang relevan untuk pengumpulan berbagai jenis bukti
pada asesmen berbasis kompetensi
3.1.9 Pengetahuan praktis tentang hambatan dan proses terkait
perangkat dan metode asesmen
75
3.2 Keterampilan
3.2.1 Keterampilan analisis dan interpretasi untuk:
a. Menguraikan substansi/isi standar kompetensi
b. Menginterpretasi perangkat asesmen dan informasi lainnya
c. Mengidentifikasi kebutuhan asesi
d. Membuat keputusan berbasis bukti hasil asesmen
3.2.2 Keterampilan observasi untuk:
a. Mengakui pembelajaran terdahulu asesi
b. Menentukan kesiapan asesi dalam pelaksanaan asesmen
c. Mengobservasi kinerja asesi
d. Mengidentifikasi asesi sekiranya membutuhkan asistensi
selama pelaksanaan asesmen
76
5. Aspek kritis
5.1 Interpretasi bukti yang telah dikumpulkan dan pengambilan keputusan
berdasarkan standar kompetensi terkait dengan penerapan prinsip
asesmen dan aturan bukti. Unit ini juga melingkupi demonstrasi
hubungan yang profesional antara asesor dan asesi dan keterampilan
yang mendukung hubungan yang profesional tersebut
78
pertanyaan apa pun. Apabila penguji merasa tidak yakin mengenai apakah kandidat
telah memahami segala sesuatu, penguji dapat meminta mereka menjelaskan apa
saja menurut mereka yang terlibat dalam penilaian.
d. Bagaimanakah lingkungan penilaian dapat dipertahankan
Rincian mengenai rencana dan proses penilaian harus dijelaskan, dibahas dan
diklarisifikasi dengan kandidat secara berkelanjutan. Ini akan mencakup kesempatan
untuk penilaian, penyesuaian yang wajar, penilaian ulang dan banding.
Selain itu, penguji harus menjadi ahli dalam strategi komunikasi yang efektif dan
mencari peluang untuk memberikan umpan balik (feedback) yang membangun
kepada kandidat dan juga mendorong kandidat untuk memberikan umpan balik
mengenai proses penilaian guna memungkinkan peningkatan yang berkelanjutan.
e. Sikap dan perilaku bagaimanakah yang diperlukan penguji?
Penilaian adalah proses partisipatif di antara penguji dan kandidat. Untuk
melaksanakan penilaian yang berhasil, penguji akan membutuhkan keterampilan
komunikasi dan interpersonal yang efektif. Ini adalah penting untuk dapat
menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh kandidat secara jelas dan efektif.
Penguji perlu memperlihatkan empati. Ini berarti mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh kandidat dan memahami apa yang mungkin mereka alami sebelum,
selama, dan setelah penilaian. Penting bagi penguji untuk tidak mencoba membuat
kandidat merasa takut atau terintimidasi, karena ini dapat mempengaruhi kinerja dan
tidak memberikan hasil penilaian yang akurat.
Mendengarkan dan merespons juga merupakan keterampilan yang penting bagi
seorang penguji. Mendengarkan secara aktif dapat memperlihatkan bahwa penguji
memiliki perhatian terhadap kandidat dan terhadap apa yang mereka ucapkan.
Respons penguji dapat menciptakan perasaan yang positif atau negatif bagi kandidat
dan mempengaruhi kinerja mereka. Sebagai seorang penguji, penilaian-penilaian
yang Anda buat akan mempengaruhi kandidat. Penguji memiliki tanggung jawab
untuk memastikan bahwa hak kandidat diperhatikan. Hak ini meliputi persetujuan
secara bebas dan kerahasiaan.
Persetujuan yang bebas berarti bahwa kandidat harus:
Diinformasikan mengenai rencana penilaian
Diberikan rincian mengenai penilaian
Hanya berpartisipasi setelah siap
Kerahasiaan berarti bahwa informasi mengenai penilaian kandidat harus:
Disediakan kepada personel yang berhak
Dijaga keamanannya dalam Ellipse
80
3. Mendukung kandidat
a. Bagaimanakah kandidat dapat didukung?
Keterampilan interpersonal dan komunikasi yang sesuai digunakan untuk
mengembangkan hubungan yang profesional dengan kandidat
Pengakuan terhadap kompetensi saat ini diupayakan dengan mudah
Penyesuaian yang wajar harus mempertahankan keutuhan standar-standar
kompetensi yang relevan dan memungkinkan prinsip-prinsip penilaian dan aturan-
aturan bukti diterapkan secara seimbang
Dukungan dari spesialis diperoleh, bila dibutuhkan, sesuai dengan rencana
penilaian
82
Risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) apa pun terhadap orang atau alat
segera ditangani.
b. Bagaimanakah kandidat dapat didukung sebelum penilaian?
Sebelum penilaian, kandidat kemungkinan akan merasa gugup sehingga penguji
perlu menciptakan lingkungan yang mendukung yang memberikan keyakinan kepada
mereka. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat untuk menciptakan suasana yang
nyaman dan membuat mereka merasa tenang.
Pastikan lingkungannya sesuai untuk pelaksanaan penilaian
Ciptakan suasana yang positif dan perhatikan lingkungan sekitar
Pastikan bahwa kandidat merasa rileks dan tidak merasa takut
Berikan salam kepada kandidat, sambut mereka dan ciptakan hubungan yang
baik. Berikan waktu kepada kandidat untuk tenang dan merasa nyaman.
Berikan penjelasan singkat mengenai proses penilaian dalam bahasa yang
mudah dipahami
Beritahukan kepada kandidat mengenai waktu yang diialokasikan untuk
menyelesaikan penilaian
Undang kandidat untuk mengajukan pertanyaan
Beritahukan kandidat kapan mereka bisa mulai melakukan tugas penilaian
c. Bagaimanakah kandidat dapat didukung selama melaksanakan penilaian?
Kandidat perlu merasa nyaman mengapa mereka dinilai dan percaya bahwa penguji
akan bersikap adil dalam penilaian mereka. Penguji harus memastikan bahwa proses
penilaian adalah adil bagi seluruh kandidat dan dapat disesuaikan berdasarkan
situasi yang dihadapi masing-masing individu. Diskriminasi karena latar belakang ras,
budaya, agama, jenis kelamin atau pribadi adalah tidak pantas dan tidak boleh
mempengaruhi pelaksanaan penilaian atau hasil penilaian.
Kondisi-kondisi bagaimana penilaian dilaksanakan harus sudah dikomunikasikan
kepada kandidat. Selama berlangsungnya penilaian, penguji harus memberikan
dorongan dan bimbingan melalui pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan
yang diungkapkan dan difokuskan secara benar bila relevan.
d. Bagaimanakah kandidat dapat didukung setelah Penilaian?
Penting untuk memberikan umpan balik (feedback) secara tepat waktu mengenai
kinerja dan menginformasikan kandidat mengenai tambahan atau modifikasi yang
diperlukan sebagai syarat untuk memenuhi standar-standar kompetensi. Selain itu,
penguji harus menjelaskan pilihan-pilihan penilaian apa pun. Bahkan meskipun
kandidat telah mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan, umpan balik
(feedback) konfirmasi masih harus diberikan.
83
Terkadang tidak memungkinkan untuk menilai kandidat di tempat kerja dan Anda akan
perlu menetapkan tugas penilaian. Anda akan perlu mempertimbangkan apakah kondisi-
kondisi ketika penilaian berlangsung sama dengan kondisi sesungguhnya di tempat kerja.
Anda akan perlu memikirkan mengenai apakah ada faktor-faktor yang mungkin telah
mempengaruhi hasil penilaian. Misalnya, kondisi sesungguhnya di tempat kerja adalah
sangat bising sementara kandidat melaksanakan tugas penilaian dalam kondisi yang
sangat tenang. Apakah perbedaan kondisi ini telah membuat hasil penilaian menjadi
berbeda?
Apakah Anda menilai unit kompetensi secara keseluruhan?
Anda harus memiliki bukti bahwa kandidat kompeten dalam semua elemen yang
mencakup suatu unit. Adalah penting bahwa seluruh unit dinilai, bukan hanya unit-unit
tunggal saja.
Apabila memungkinkan, Anda dapat menilai sejumlah unit secara bersama-sama.
Dengan cara ini Anda akan melaksanakan penilaian secara keseluruhan, yang akan
menilai tidak saja unit-unit secara terpisah, tetapi juga seluruh rangkaian kompetensi,
yang mencakup suatu peran pekerjaan.
Apakah penilaian praktis?
Berapa lama penilaian berlangsung dan berapa banyak biaya yang dibutuhkan? Terlepas
apa pun hasil penilaian, Anda perlu mengidentifikasi apakah penilaian praktis atau tidak.
Anda harus meninjau penilaian Anda untuk memastikan bahwa waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan penilaian adalah efisien dan tidak mahal.
Siapakah yang perlu dilibatkan/diberitahukan?
Proses peninjauan akan melibatkan sejumlah orang. Penguji akan perlu memutuskan siapa
yang harus menjadi bagian dari proses peninjauan dan berapa banyak orang yang akan
terlibat. Beberapa orang tertentu perlu diberitahukan setelah proses peninjauan berlangsung,
misalnya supervisor, wakil karyawan dan personel administrasi, apabila akan ada
perubahan-perubahan untuk dibuat dan didokumentasikan.
Bagaimanakah keputusan penilaian dapat diverifikasi?
Untuk melakukan verifikasi terhadap keputusan penilaian Anda, penguji harus memeriksa
bukti yang dikumpulkan bersama para penguji lainnya. Ini akan membantu memastikan agar
keputusan penilaian tetap konsisten dan mempertahankan prosedur jaminan kualitas dengan
membandingkan bukti yang telah Anda kumpulkan dengan bukti yang dikumpulkan oleh para
penguji lainnya untuk kompetensi yang sama.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan mengenai bukti yang dikumpulkan:
Apakah bukti sah?
Penting bahwa bukti yang telah Anda kumpulkan berhubungan dengan kompetensi
sesungguhnya yang Anda nilai. Untuk memastikan bahwa bukti Anda adalah sah, Anda
88
harus menyimak dengan seksama kriteria kinerjanya; apa yang sebetulnya harus dilakukan
oleh kandidat? Misalnya, apabila mereka perlu mengoperasikan komputer – maka mereka
tidak perlu menguraikan bagaimana komputer diprogram.
Apakah Anda menggunakan lebih dari satu bukti?
Apabila Anda mengamati seorang kandidat sedang mengoperasikan sebuah mesin dan
Anda menggunakan satu observasi untuk menilai orang tersebut, apakah ini cukup?
Kandidat mungkin saja telah memiliki hari yang baik dalam mengoperasikan mesin tersebut,
atau mungkin dalam keadaan beruntung. Sebaliknya, dia mungkin saja dalam keadaan
gugup dan telah mengoperasikan mesin dengan buruk karena sedang dinilai.
Penting bagi Anda untuk mengumpulkan serangkaian bukti untuk memastikan bahwa
kandidat tidak saja dapat melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi juga memiliki
keterampilan-keterampilan dasar dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas tersebut. Misalnya, amatilah seorang kandidat yang sedang mengoperasikan mesin
yang sama selama beberapa kali dan juga mengajukan pertanyaan kepadanya untuk
memastikan bahwa dia memahami bagaimana mesin tersebut beroperasi.
Apakah Anda mengumpulkan bukti dalam serangkaian konteks?
Penting bagi Anda untuk menilai seorang kandidat dalam sejumlah konteks yang berbeda.
Kandidat tersebut mungkin saja dapat melaksanakan suatu tugas tertentu dalam satu
konteks, tetapi tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut yang diberikan dalam situasi yang
berbeda. Anda harus pasti bahwa kandidat tersebut dapat memperlihatkan kompetensi
dalam beberapa situasi yang berbeda.
Apabila tidak praktis, atau apabila terlalu mahal untuk melakukan penilaian terhadap
kandidat dalam beberapa situasi yang berbeda maka Anda dapat mencari bukti tambahan
dari seorang supervisor. Pertanyaan-pertanyaan tambahan mengenai bagaimana kandidat
akan berkinerja ketika menghadapi situasi yang berbeda dapat juga membantu
mengidentifikasi pengetahuan dasar.
Apakah Anda mengumpulkan bukti dalam jumlah yang benar?
Saat Anda melaksanakan penilaian, Anda mungkin menemukan bahwa bukti yang telah
Anda temukan di waktu awal tidak cukup, atau terlalu banyak untuk membuat penilaian
mengenai kompetensi. Anda mungkin menemukan bahwa beberapa aspek dari kinerja
membutuhkan bukti tambahan untuk memastikan kompetensi. Pikirkan kembali mengenai
penilaian Anda dan jumlah bukti yang Anda peroleh untuk membuat penilaian yang
seimbang terhadap kompetensi.
Apakah Anda memeriksa bahwa bukti yang diberikan otentik?
Apabila Anda mengharuskan kandidat untuk memberikan contoh-contoh pekerjaan,
dokumen atau porfolio, Anda harus memeriksanya untuk memastikan bahwa itu adalah hasil
karya kandidat itu sendiri.
89