Anda di halaman 1dari 8

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGATASI KONFLIK DI DALAM

SUATU ORGANISASI

Devina Intan Fauzita

Devinainta90@gmail.com

180910202012

Ilmu Administrasi Bisnis

UNIVERSITAS JEMBER

Abstrak

Di dalam kehidupan berorganisasi, terjadinya suatu konflik merupakan hal umum yang
sering terjadi. Konflik tersebut berupa individu dengan individu , atau individu dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok. Konflik merupakan masalah yang cukup rumit yang dihadapi oleh
sebuah organisasi karena konflik dapat menimbulkan terjadinya perpecahan dalam anggota
organisasi. Pemimpin berperan penting dalam mengontrol konflik yang terjadi dalam
organisasinya. Hal tersebut merupakan salah satu tugasnya dalam menjalankan kepemimpinan.
Konflik tidak hanya memberikan dampak negative terhadap organisasi, namun konflik juga dapat
memberikan dampak positif apabila di kelola dengan baik. Konflik dapat memberikan kekuatan bagi
organisasi untuk terus menciptakan perkembangan serta perubahan yang berorientasi terhadap
kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan.
Keyword : Konflik, Kepemimpinan.

Pendahuluan
Peran pemimpin dalam menjalankan tugas kepimpinannya dalam
mengkoordinasi anggotanya merupakan hal yang sangat penting. Setiap anggota di
dalam sebuah organisasi tentu memiliki berbagai macam karakteristik kepribadian
sehingga kadang kala dalam proses menjalankan tugas dan kewajibannya yang
berhubungan dengan anggota lainnya sering terjadi konflik karena perbedaan
presepsi serta pendapat yang dimiliki oleh setiap anggota. Seorang pemimpin
diharapkan mampu menunjukan sisi kepemimpinan yang bijaksana dalam
mengatasi seluruh situasi yang berada di dalam sebuah organisasi yang dipimpin
dan melakukan pengelolaan karyawan yang baik dalam menghadapi masa-masa
yang sulit sehingga menciptakan timbulnya rasa kepercayaan dan keyakinan atas
posisinya sebagai pemimpin serta atasan dalam diri para karyawan.. Sobri (2014:
10) berpendapat bahwa “Seorang pemimpin ada untuk melakukan penggerakan
terhadap para anggota atau pengikutnya agar mereka mengikuti dan mematuhi apa
yang diperintahkan dan dikehendaki oleh seorang pemimpin.” Hal tersebut tentu
sesuai dengan pernyataan sebelumnya bahwa pemimpin harus menggerakkan
karyawan dan melakukan pengelolaan karyawan dengan baik sehingga timbul
pengakuan atas jabatannnya sebagai pemimpin dalam diri karyawannya.

Sobri (2014:10) juga menambahkan bahwa keberadaan seorang pemimpin


dalam sebuah organisasi sangat penting karena pemimpin didefinisikan sebagai
otak pusatnya suatu organisasi dalam menjalankan dan mengelola sumber daya dan
segala sistem yang terdapat di dalam organisasi. Pemimpin memiliki berbagai
macam tugas yang sangat penting dalam menjalankan organisasi salah satunya
adalah mempengaruhi karyawannya agar mengikuti apa yang dikehendaknya.
Dengan hal tersebut mengatasi atau menangani konflik kerja pun menjadi lebih
mudah. Hal terpenting adalah seorang pemimpin haruslah dapat menekan egonya
dan menghargai karyawan yang telah berkontribusi dalam pengembangan
organisasi berasarkan etika organisasi. Manusia memiliki peranan penting dalam
berjalannya suatu organisasi di karenakan untuk mencapai keberhasilan di dalam
organisasi itu sendiri. Meskipun organisasi memiliki modal yang besar serta
teknologi canggih, tetap semua itu tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya seseorang yang menjalankan dalam organisasi tersebut. Hal yang perlu
disadari disini adalah organisasi juga bergantung terhadap sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi serta kinerja yang baik dan juga seorang pemimpin yang
berjiwa kepemimpinan yang tinggi untuk menjalankan serta mengembangkan
sebuah organisasi. Seorang pemimpin juga harus memiliki ide-ide yang inovatif,
kreatif serta memiliki pemikiran yang terbuka, mampu menerima kritik dan saran
yang diusulkan oleh para anggota atau karyawannya.

Organisasi yang merupakan sebuah wadah dimana sistem kepemimpinan


berjalan. Di dalam organisasi pula terdapat dinamika kehidupan dari orang-orang
yang berada di dalam organisasi tersebut. Dinamika tersebut berbentuk sebuah
konflik. konflik yang terjadi bisa saja antar individu, individu dengan kelompok,
atau, kelompok dengan kelompok. Konflik sangat sering terjadi didalam organisasi.
Hal ini terjadi karena setiap anggota atau karyawan dalam sebuah organisasi tentu
memiliki berbagai karakter, sikap, dan kepribadian. Dengan keanekaragaman
kepribadian yang dimiliki setiap anggota organisasi maka muculnya suatu konflik
tidak dapat terelakan. Konflik tidak dapat dihilangkan dalam organisasi. Namun,
konflik dapat diarahkan kepada hal-hal yang positif. Tidak semua hal yang
berkaitan dengan konflik selalu buruk. Inilah mengapa peran pemimpin sangat
dibutuhkan dalam mengarahkan konflik menuju hal-hal positif yang dapat
memberikan keuntungan pada setiap anggota maupun bagi organisasi. Pemimpin
harus mengetahui berbagai macam unsur apa saja yang menyebabkan suatu konflik,
tanda-tanda awal mula munculnya suatu konflik dengan melihat hasil intensitas
ketidakspakatan para karyawan dalam berbagai keputusan yang ditetapkan oleh
organisasi.

Metode Penelitian (Tinjauan Pustaka)

A) Definisi Kepemimpinan

Muhammad Ryaad Rasyid mengartikan kepemimpinan sebagai perilaku


seseorang yang terus menerus dan berulangkali memberikan bukti bahwa ia dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Kepemimpinan adalah upaya untuk
memengaruhi setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang melalui proses
komunikasi demi mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini dikutip dari pernyataan
Edwin A Fleishman tentang definisi kepemimpinan yakni "Leadership is an attempt
at influencing the activities of followers through the communication process and
toward the affair meant of some goals". Dari beberapa pendapat tersebut dapat di
simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu perilaku mempengaruhi sikap dan
tindakan para anggotanya yang dilakukan oleh seseorang pemimpin dalam sebuah
organisasi.

B. Definisi Konflik
Adam Ibrahim Indrawijaya mendefinisikan konflik sebagai bentuk suatu
perselisihan yang terjadi didalam sebuah organisasi baik individu dengan individu,
individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, bahkan kelompok dengan
organisasi maupun individu dengan organisasi. Nawawi (1994) mendefinisikan
konflik sebagai kondisi batin yang gelisah karena terdapat pertentangan antara dua
motif atau lebih yang menjadi pemicu seseorang mengambil tindakan yang
bertentangan pada waktu yang sama.

Yang dapat disimpulkan dari definisi di atas adalah konflik terjadi karena
ditimbulkan oleh berbagai macam perbedaan-perbedaan yang dianggap tidak sesuai
pendapat dengan apa yang dipresepsikan oleh individu ataupun kelompok sehingga
menimbulkan adanya pertentangan.

PEMBAHASAN

Konflik merupakan hal lumrah terjadi di dalam sebuah organisasi. Konflik


yang terjadi dalam organisasi umumnya terbagi menjadi dua yakni konflik internal
dan eksternal. Konflik internal berkaitan dengan konflik yang terjadi secara
personal atau kelompok anggota di dalam organisasi. Sedangkan konflik eksternal
berupa organisasi dengan lingkungan sekitar. Konflik tidak hanya condong pada
prespektif negative, namun konflik juga dapat bersifat positif apabila suatu konflik
tersebut dikelola dengan baik. Robbins (2008) berpendapat bahwa konflik adalah
proses ketika seseorang merasa bahwa dirinya telah terpengaruhi oleh orang lain
secara negatif atau ketika seseorang tersebut merasa telah mempengaruhi orang lain
secara negative. Sedangkan menurut Sanusi (2009) berpendapat bahwa konflik
merupakan keadaan dimana terdapat berbagai pertentangan serta terjadinya
dorongan antara sesuatu yang berlawanan pada satu waktu tertentu dalam diri
seseorang. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan
suatu pertentangan yang terjadi dalam diri individu akibat dari proses
mempengaruhi yang dilakukan oleh orang lain pada waktu yang bersamaan.

Pemicu munculnya konflik menurut Hendricks, W. (1992) ada tiga


tahapan yaitu :
a) Dalam kegiatan sehari-hari
konflik terjadi karena sesorang merasakan ketidakpuasan serta jengkel
terhadap lingkungan kerja yang ia tempati. Terkadang perasaan tidak puas ini
akan berlalu sesuai berjalannya waktu tetapi terkadang juga perasaan tidakpuas
akan muncul apabila seseorang tersebut mengalami gangguan.
b) Adanya berbagai macam tantangan.
Di dalam sebuah organisasi sering terjadi perbedaan pendapat. Yang menjadi
pemicu terjadinya konflik adalah ketika setiap individu merasa bahwa pendapat
yang mereka sampaikan benar-benar telah memenuhi semua standar serta
aturan organisasi sehingga menganggap pendapat orang lain tidak sesuai dan
menyalahkannya. Di dalam kondisi seperti ini individu lebih menonjolkan
kepentingan tiap individu ( egoisme ) di bandingkan dengan kepentingan
organisasi.
c) Timbulnya pertentangan yang menyebabkan setiap individu atau kelompok
memiliki rasa ingin menang dari orang lain.

Konflik merupakan suatu hal yang sangat umum dan pasti terjadi di dalam
sebuah organisasi. Konflik yang terjadi antar individu dalam sebuah organisasi
tentu tidak akan terelakan. Kepemimpinan memegang peran penting dalam
menangani konflik yang terjadi di dalam maupun diluar organisasi yang
dipimpinnnya. Umumnya konflik yang terjadi di dalam organisasi dapat mengarah
pada hal negative atau hal positif itu tergantung pada bagaimana seorang pemimpin
mengatasi secara sistematis konflik yang sedang terjadi. Seorang pemimpin harus
dapat mengarahkan konflik ke arah suatu hal yang positif. Pemimpin dan manajer
dapat menggunakan pendekatan manajemen konflik sebagai upaya penanganan
konflik yang tepat.

Manajemen konflik merupakan upaya yang dilakukan oleh pemimpin dan


manajer dalam menangani suatu konflik yang terjadi di dalam organisasi. Menurut
(Hendricks, W.,1992) seorang pemimpin harus dapat menakar dan
memperhitungkan konflik yang sedang terjadi di dalam organisasi yang di
kelolanya. Criblin, J. (1982:219) juga mendefinisikan manajemen konflik sebagai
suatu teknik yang dilakukan oleh pemimpin untuk mengatasi konflik dengan
memberikan peraturan dasar dalam bersaing.

Hardjana ( 1994 ) memaparkan tujuan dari dilakukan manajemen konflik


adalah meningkatkan kinerja anggota dengan cara mengarahkan konflik agar tetap
fungsional dan meminimalisir dampak negatif konflik yang dapat memberikan
kerugian terhadap organisasi. Kegagalan yang disebabkan oleh kurang baiknya
pemimpin dalam mengelola konflik akan menyebabkan timbulnya hambatan dalam
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Maka dari itu seorang pemimpin harus
sigap dan berhati-hati dalam mengelola manajemen konflik. Seorang pemimpin
haruslah cermat dalam menentukan teknik pendekatan konflik yang akan
dijalankan. Sebab sesungguhnya tidak benar-benar ada sebuah teknik yang
menjanjikan hasil seratus persen akurat dalam menangani konflik dikarenakan
setiap teknik dan pendekatan konflik yang ada memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing sehingga pemimpin sendirilah yang harus mengoptimalkan kerja
dari teknik pendekatan konflik yang akan digunakan.

Menurut Winardi (1994) terdapat beberapa kegiatan yang berada di dalam


manajemen konflik. kegiatan tersebut berupa menstimulasi konflik, menekan
konflik yang sedang terjadi, dan penyelesaian konflik. Stimulasi konflik sangan
diperlukan untuk menangani satuan-satuan kerja yang lambat dalam menjalankan
pekerjaannya yang disebabkan oleh tingkat konflik yang rendah di dalam sebuah
organisasi. Di dalam melakukan stimulasi konflik terdapat beberapa metode.
Metode-metode tersebut berupa menambahkan anggota yang memiliki perilaku ,
sikap, dan pandangan berbeda dengan aturan yang berlaku, melakukan perubahan
pada struktur organisasi khususnya dalam hal rotasi jabatan serta melakukan
pembagian tugas baru, memberikan informasi yang bertentangan dengan kebiasaan,
meningkatkan kompetisi anggota dengan cara pemberian penghargaan serta
promosi jabatan, memberikan hak kepada anggota dalam memilih pemimpin yang
baru yang lebih demokratis.

Tindakan mengurangi konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dilakukan


apabila konflik yang ada sudah mengganggu rendahnya tingkat produktivitas serta
kinerja anggota, memicu perilaku desktruktif dalam setiap divisi di lingkungan
kerja dan menghambat proses pencapaian tujuan. Pemimpin dan manajer harus
menindaklanjuti dengan cepat agar konflik tidak menyebabkan kerugian yang lebih
parah. Teknik yang dapat dilakukan oleh pemimpin serta manajer untuk menekan
konflik ini adalah memisahkan setiap unit yang berisi individu atau kelompok yang
saling bertentangan, menerapkan aturan-aturan dalam menjalankan pekerjaan,
menekankan pada peningkatan interaksi antar anggota, meningkatkan peranan
integrator jabatan atau karyawan, melakukan pengembangan terhadap tujuan, dan
yang terakhir adalah melakukan job training kepada para anggota atau karyawan.

Penyelesaian konflik tergantung pada usaha pemimpin yang memiliki peran


mempengaruhi seluruh akifitas serta perilaku anggotanya sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Pemimpin harus benar-benar mengambil tindakan yang tegas
dalam proses penyelesaian konflik. Pengendalian dan penyelesaian konflik
merupakan tugas serta menjadii peran bagi seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinan. Karena pemimpin dapat dinilai memiliki efektifitas kepemimpinan
yang tinggi apabila seorang pemimpin dapat melakukan pengelolaan serta
pengendalian konflik yang baik. Jika seorang pemimpin gagal dalam mengelola
konflik dengan baik maka hal tersebut akan menimbulkan suatu hal yang
antiproduktif dan destruktif yang dapat mengancam keselamatan organisasi yang ia
pimpin. Namun, sebaliknya hal yang terjadi ketika seorang pemimpin dapat
mengelola konflik dengan baik maka hal tersebut akan berdampak positif pada
perkembangan organisasi dan memudahkan organisasi mencapai berbagai tujuan
yang telah ditetapkan

KESIMPULAN

Di dalam sebuah organisasi konflik merupakan suatu hal yang umumnya


sering terjadi. Konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi pada diri individu
atau kelompok karena adanya perbedaan presepsi serta ketidaksesuaian yang terjadi
pada suatu waktu tertentu. Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana
sesorang yang berperan sebagai pemimpin dapat memberikan pengaruh serta
mempengaruhi para pengikutnya untuk mengikuti apa yang ia kehendaki. Peran
pemimpin dalam mengelola konflik sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi.
Jika konflik dapat dikelola dengan baik maka hal tersebut akan berdampak positif
bagi perkembangan organisasi untuk mencapai segala tujuan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Lensufiie, Tikno. 2010. Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa. Jakarta :


Esensi Erlangga Group

Thoha, Miftah. 2014. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers

Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. 2009. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi.
Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada.

Nurhaida. T. 2013. Peran Pemimpin dalam Mengendalikan Konflik di Dalam


Organisasi. Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestas. Volume: 2 No. 2

Muspawi, Mohamad. 2014. Manajemen Konflik : Upaya Pemecahan Konflik


dalam Organisasi. Jurnal Volume 16, Nomor 2, Hal. 41-46 . Jambi.

Anda mungkin juga menyukai