Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REVIEW

PRINSIP-PRINSIP ELEKTRONIKA & ELEKTRONIKA DASAR

NAMA MAHASISWA : DIMAS VIO KARIM

NIM : 5183151015

KELAS : PTIK C 2018

DOSEN PENGAMPU : MARWAN AFFANDI, MT

MATA KULIAH : ELEKTRONIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI


INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan critical book report ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah untuk
mengkrtitik buku “Prinsip Prinsip Elektronika & Elektronika Dasar ” dan dari buku
tersebut dapat kita jadikan sebagai referensi untuk membuat buku yang lebih baik
kedepannya dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan
buku lain. Critical book report ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kepemimipinan. Penyusun berharap critical book report ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada teman-teman


dan keluarga penyusun yang telah membantu dalam proses penyusunan critical bok
report ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih juga
penyusun sampaikan kepada dosen pengampu, yaitu MARWAN AFFANDI , ST,M.T yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.

Medan, 19 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan ..........................................................................................1
1.3. Manfaat Penulisan ........................................................................................1
1.4. Identitas Buku ..............................................................................................2
BAB II ISI BUKU
2.1. Ringkasan Buku I ......................................................................................4
2.2. Ringkasan Buku II .....................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN

3.2. Keunggulan dan Kelemahan Buku ..............................................................20


BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ..................................................................................................21
4.2. Saran .............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................22
LAMPIRAN .......................................................................................................-

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mempelajari tentang ELEKTRONIKA DASAR merupakan hal yang
menarik, hal ini dapat disebabkan dengan semakin berkembangkan kemajuan
teknologi yang tentunya sangat mempengaruhi dunia perindustrian di bidang
kelistrikan. Perkembangan pemahaman tentang dunia kelistrikan yang
tentunya sangat terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh para insinyur
teknik elekrto. Pengetahuan yang lebih seimbang sangat dibutuhkan dalam
berbagai kemajuan diarahkan untuk hal ini.
Critical Book Report adalah hasil kritik tentang suatu topik materi.
Penulisan critical book ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui materi apa
yang dibahas dalam tiap – tiap Bab nya. Setiap buku yang dibuat oleh penulis
tertentu pasti memiliki kekurangan dan kelebihan nya masing – masing.
kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap
buku itu. Suatu buku dengan kelebihan yang dominan dibandingkan dengan
kekurangan nya artinya buku tersebut sudah layak untuk dijadikan sumber
referensi bagi khalayak ramai.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui tentang prinsip-prinsip elektronika.
2. Mengetahui Kelebihan Buku yang direview.
3. Mengetahui Kekurangan Buku yang direview.
4. Mengetahui kelayakan Buku yang direveiw.

1.3. Manfaat Penulisan


1. Untuk menambah wawasan tentang dasar-dasar elektronika.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika.
3. Melatih kemampuan penyusun dalam mengkritik suatu buku.
4. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku yang satu
dengan yang lain.

1
1.4. Identitas Buku

Buku Utama :
Judul Buku : Prinsip Elektronika
Edisi :1
Penulis : Albert Paul Malvino PH.D., E.E
Penerjemah : Ir. Alb. Joko Santoso, MT
Penerbit : Salemba Teknika
Tahun terbit : 2003
Kota terbit : Jakarta
ISBN : 979-9549-13-2 (jilid lengkap)
979-9549-14-0 (jilid 1)

2
Buku Pembanding :

Judul Buku : Elektronika Dasar


Penulis : Hari Wibawanto
Penerbit : E Media Solusindo
Tahun terbit : 2009
Kota terbit : Jakarta
ISBN : 97-897-9272-84-39

3
BAB II
ISI BUKU

2.1 Ringkasan Bab : Prinsip-prinsip Elektronika


Penulis : Albert Paul Malvino PH.D., E.E

TRANSISTOR BIPOLAR
A. Transistor Tak Bias
Transistor pnp memiliki daerah n diantara daerah p. Untuk menghindari
kebingungan antara transistor npn dan pnp.
1. Tingkat Doping
Tingkat ini berada diantara tingkat doping emiter yang tinggi dengan n
tingkat doping basis yang rendah.
2. Dioda Emiter dan Kolektor
Dioda bawah disebut dioda emiter basis dan dioda atas disebut dioda
kolektor basis.
3. Sebelum dan Sesudah Difusi
Elektron bebas pada daerah n akan berdifusi dengan melalui sambungan
dan bergabung dengan lubang pada daerah p.

B. Transistor Terbias
Pada kondisi ini, emiter mengirimkan elektron bebas ke basis. Kebanyakan
elektron bebas ini melewati basis menuju kolektor. Karena inilah arus kolektor
kira-kira sama dengan arus emiter. Besar arus basis jauh lebih kecil, biasanya
kurang dari 5 % dari arus emiter
1. Elektron Emiter
Untuk mengeluarkan atau menginjeksikan elektron bebasnya ke basisbasis
yangg dikotori pun memiliki tujuan yang sudah ditentukan dengan baik utuk
melewatkan elektron yang diinjeksikan oleh emiter ke kolektor.
2. Elektron Basis
Pengotoran yang sedikit berarti bahwa elekron bebas memiliki masa hidup
yang lama di daerah basis basis yang sangat tipis berarti bahwa elektro
bebas memiliki masa hidup yang lama di daerah basis

4
3. Elektron Kolektor
Hampir semua elektron bebas pergi menuju kolektor mereka akan
merasakan tarikan dari tegangan sumber VCC. Karena itulah elektron bebas
mengalir melalui kolektor dan melalui RCC menuju terminal positif.

C. Arus Transistor
1. Bagaimana Perbandigan Arus-Arus Tersebut
Karena emiter adalah sumber elektron, emiter memiliki arus yang terbesar.
Karena sebagian emiter mengalir ke kolektor dan arus kolektor hampir
seluruh besar emiter.
2. Hubungan Arus-Arus
Hukum kirchoff mengatakan bahwa jumlah semua arus yang masuk ke suatu
titik atau sambungan sama dengan jumlah semua arus yang keluar dari titik
atau sambungan itu.

D. Koneksi CE
Pada rangkaian CE, emiter digroundkan atau common. Bagian basis-emiter pada
sebuah transistor berlaku kira-kira seperti dioda biasa. Bagian basis-kolektor
berlaku kira-kira seperti sumber arus yang sama dengan βdc dikalikan arus basis
1. Common Emiter
Sisi common atau ground pada tiap sumber tegangan dihubungkan dengan
emiter, karena itulah rangkaian ini disebut dengan koneksi common emiter.
2. Subskrip Ganda
Notasi subskrip ganda digunakan pada rangkaian transistor. Jika subskripnya
sama, tegangan tegangan tersebut mewakili tegangan sumber. Jika
subskripnya berbeda, tegangan tersebut mewakili tegangan antara dua titik.
3. Subskrip Tunggal
Subskrip tunggal digunakan untuk simpul tegangan, yaitu tegangan antara
titik yang disubskrikan dengan ground.

E. Arus Basis
Grafik ini adalah dioda emiteryang dibias majukan sehingga kita mengharapkan
akan melihat grafik arus vs tegangan dioda biasa. Arus basis di vs tegangan basis

5
emiter terlihat seperti grafik untuk dioda biasa , karena inilah kita dapat
menggunakan ketiga pendekatan dioda manapun untuk menghitung arus basis.

F. Kurva Kolektor
Keempat daerah operasi yang berbeda sebuah transistor adalah daerah aktif,
daerah saturasi , daerah cut off dan daerah breakdown. Jika transistor
digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif.

G. Pendekatan Transistor
Dalam pekerjaan elektronik mencari jawaban yang pasti sangatlah membuang
waktu . hampir semua orang menggunakan pendekatan karena jawabannya
cukup untuk kebanyakan aplikasi. Transistor ideal berguna bagi pemecahan
masalah dasar.
H. Membaca Lembar Data
Transistor memiliki tingkatan maksimum bagi tegangan arus dan dayanya.
Transistor daya kecil dapat mendisipasikan daya 1 W atau kurang. Transistor
daya dapat mendisipasikan daya lebih dari 1 W. Suhu dapat mengubah nilai
karakteristik transistor. Daya maksimum berkurang sejalan dengan kenaikan
suhu
1. Tingkatan Breakdown
2. Arus dan Daya Maksimum
3. Faktor Penurun Tingkatan
Menjelaskan seberapa banyak kita harus menurunkan tingkatan daya suatu
komponen
4. Heat Sink
Salah satu cra menaikkan tingkatan daya sebuah transistor adalah dengan
mengurangi panas secara cepat, inilah tujuan dari heat sink (sekeping
logam)
5. Gain Arus

G. Pemecahan Masalah
Saat masalah muncul, mereka biasanya menghasilkan perubahan yang besar
pada tegangan transistor. Banyak pemecahan masalah tidak menggunakan

6
kalkulator karena kalkulator dapat memperlambat cara mereka berpikir.
Pemecahan masalah terbaik belajar untuk memperkirakan secara mental
tegangan yang ingin diukur.

DASAR DASAR TRANSISTOR


A. Variasi pada Gain Arus
Gain arus pada sebuah transistor adalah kuantitas yang tidak dapat diprediksi.
Karena toleransi pabrikasi gain arus sebuah transistorbervariasi dalam
jangkauan 3 : 1 ketika mengubah satu transistor dengan transistor lainnya
dengan tipe yang sama
1. Kasus terburuk dan terbaik
2. Pengaruh dari arus dan suhu
3. Ide dasar
B. Garis Beban
Garis beban DC berisi semua kemungkinan titik operasi DC dari rangkaian
transistor . ujung tas garis beban disebut dengan kondisi jenuh dan ujung
bawah. Langkah kunci dalam menemukan arus jenuh adalah dengan
menggambarkan sebuah hubungan singkat anara kolektor dan emiter.
1. Bias basis
2. Penyelesaian secara grafis
3. Ringkasan visual semua titik operasi
4. Titik jenuh
5. Titikcutoff
C. Titik Operasi
Titik operasi sebuah transistor adalah pada garis beban d. Lokasi yang pasti dari
titik ini ditentukan dengan arus kolektor dan tegangan kolektor emiter.
1. Menggambarkan titik Q
2. Mengapa titik Q bervariasi
D. Mengenal Kondisi Jenuh
Idenya adalah untuk mengasumsikan bahwa transistor npn beroperasi pada
daerah aktif. Jika transistor ini menyebabkan kontradiksi, maka akan
mengetahui bahwa transistor beroperasi dalam daerah jenuh. Ada beberapa hal
yang terdapat dalam mengenal kondisi jenuh ini

7
1. Jawaban-jawaban tidak mungkin
2. Metode arus jenuh
3. Metode tegangan kolektor
4. Penguatan arus lebih rendah pada daerah jenuh
5. Hard saturation
6. Mengenali hard saturation secara cepat
7.
E. Saklar Transistor
Bias basis cenderung untuk menggunakan transistor sebagai sebuah saklar. Aksi
pensaklaran adalah antara cutoff dan kondisi jenuh
F. Bias Emiter
Bias emiter secara virtual tak berpengaruh terhadap perubahan penguatan arus
. proses untuk menganlisis bias emiter, arus emiter, tegangan kolektor dan
tegangan kolektor emiter. Cara-cara untuk menemuka bias emiter
1. Ide dasar
2. Menemukan titik Q
3. Rangkaian yang tak terpengaruh terhadap perubahan penguatan arus
4. Efek minor dari penguatan arus
G. Penggerak LED
Penggerak LED berbias basis menggunakan kondisi jenuh atau transistor cutoff
untuk mengendalikan arus yang melewati LED. Adapun ada dua penggerak LED
1. Penggerak LED berbias basis
2. Penggerak LED berbias emiter
H. Efek dari Perubahan Kecil
Hal yang berguna bagi perancang maupun pereparasi adalah kemampuan untuk
memperkirakan arah perubahan dari suatu tegangan dependen atau perubahan
dari suatu arus pada saat satu nilai dari rangkaian berubah
I. Pemecahan Masalah
Hal yang terbaik untuk menguji sebuah transistor. Hal yang terbaik adalah
melepaskan transistor dari rangkaian. Ketika transistor berada di rangkaian
dengan catu yang hidup
1. Pengujian di luar rangkaian

8
Satu cara untuk menguji transistor adalah dengan ohmmeter, didapat
dengan mulaai mengukur hambatan antara kolektor dan emiter. Hasilnya
harus sangat tinggi pada kedua arah sebab dioda kolektor dan emiter
membelakangi secara seri.
2. Pengujian dalam rangkaian
Pengujian dalam sirkuit yang paling sederhana adalah untuk mengukur
tegangan transistor terhadap ground
3. Tabel permasalahan
Komponen yang terhubung singkat adalah sama dengan hambatan yang
bernilai nol dan komponen yang terhubung buka adalah sama dengan
haambatan yan tak terhingga.
J. Lebih Lanjut tentang Peralatan Optoelektronis
Fototransitor memberi kita penggandeng optis yang lebih peka bila
dikombinasikan dengaan LED. Kekurangannya adalah waktu respon yang lambat
terhadap perubahan intensitas cahaya di bandingkan dengan fotodioda.

PEMBIASAN TRANSISTOR
A. Bias Pembagi Tegangan
Rankaian yang paling terkenal yanag didasarkan pada prototipe bias emiter
disebut dengan bias pembagi tegangan.
1. Analisis sederhana
2. Kesimpulan
B. Analisis Bias Pembagi Tegangan yang Akurat
Ide kuncinya adalah agar arus basis dapat jauh lebih kecil daripada arus yang
mengalir melalui pembagian tegangan
1. Resistansi sumber
2. Resistansi beban
3. Pembagi tegangan baku
4. Pembagi tegangan tetap
5. Perkiraan yang lebih detail
C. Garis Beban Bias pembagi Tegangan dan Titik Q
Garis beban ditarik melalui saturasi dan cutoff. Titik Q terletak pada garis beban
dengan lokasi yang tepat yang ditentukan oleh pembiasan. Variasi yaang besar

9
pada penguatan arus hampir tidak berpengaruh pada titik Q karena jenis bias ini
menetapkan nilai arus emiter yang konstan
1. Titik Q
2. Titik Q di tengah garis beban
D. Bias emiter Dua Tegangan
Rancangan ini menggunakan dua penyedia daya satu positif dan yang lain
negatif. Idenya adalah untuk menetapkan nilai arus emiter yang konstan.
Rangkaian ini merupakan variasi dari prototipe bias emiter yang dibahas
sebelumnya
1. Analisis
2. Tegangan basis
E. Jenis Bias Lain
Bagian ini memperkenalkan umpanbalik negatif, suatu fenomena yang ada yaitu
saat adanya penambahan pada nilai keluaran menghasilkan pengurangan pada
nilai masukan. Jenis bias ini tidak dapa menggunakan umpan balik negatif
dengan optimal sehingga mereka gagal untuk memperoleh unjuk kerja setingkat
bias pembagi tegangan.
1. Bias umpanbalik emiter
2. Bias umpanbalik kolektor
3. Bias umpanbalik kolektor dan emiter
F. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu seni, karenanya pemecahan masalah tidak
dapat didefinisikan dengan suatu aturan main tertentu
1. Masalah-masalah unik
2. Masalah ambigous
3. Pemuatan voltmeter
G. Transistor PNP
Alat pnp ini memiliki semua arus dan tegangan yang terbaik dengan pasangan
npn-nya. Transistor ini dapat digunakan dengan penyedia negatif
1. Ide dasar
2. Tegangan negatif
3. Penyedia daya positif

10
2.2 Ringkasan Bab : Elektronika Dasar
Penulis : Hari Wibawanto

Bab I Konsep Dasar Elektronika


1. Komponen Pasif
a. Resistor
b. Kapasitor
c. Induktor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari
suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω
(Omega).
Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya.
Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-
sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam
memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah
besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka
akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin
besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar
kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia
ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi
daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi
empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi
biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak
langsung dibadannya, misalnya 100Ω5W.

11
Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat
dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak
berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut
resistansi.
Kapasitor
Kapasitor ialah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan
electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda
dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak
terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari
sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Pengertian lain Kapasitor
adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan
muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal
yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik
yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-
lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-
muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul
pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa
menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik
yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada
konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena
kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada
medan magnet yang ditimbulkan arus listrik yang melintasinya.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah
sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan
membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan
dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus

12
dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor
untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi,
dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena
resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi,
induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya.
Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti
magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis,
dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena
penjenuhan.
Bab II Transistor
1 Transistor
Transistor adalah komponen elektronika multitermal, biasanya memiliki 3 terminal.
Secara harfiah, kata ‘Transistor’ berarti ‘ Transfer resistor’, yaitu suatu
komponen yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur. Secara
umum transistor terbagi dalam 3 jenis :
1. Transistor Bipolar
2. Transistor Unipolar
3. Transistor Unijunction
Transistor bipolar bekerja dengan 2 macam carrier, sedangkan unipolar satu macam
saja, hole atau electron. Beberapa perbandingan transistor bipolar dan
unipolar :
Bipolar Unipolar
Dimensi Besar Kecil
Daya Besar Kecil
BW Lebar Sempit
Respon Tinggi Sedang
Input Arus Tegangan
Impendansi In Sedang Tinggi

13
Pada transistor bipolar, arus yang mengalir berupa arus lubang (hole) dan arus
electron atau berupa pembawa muatan mayoritas dan minoritas.
Transistor dapat berfungsi sebagai penguat tegangan, penguat arus,
penguat daya atau sebagai saklar. Ada 2 jenis transistor yaitu PNP dan
NPN.
Transistor di desain dari pemanfaatan sifat diode, arus menghantar dari diode dapat
dikontrol oleh electron yang ditambahkan pada pertemuan PN diode.
Dengan penambahan elekdiode pengontrol ini, maka diode semi-
konduktor dapat dianggap dua buah diode yang mempunyai electrode
bersama pada pertemuan. Junction semacam ini disebut transistor
bipolar dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Dengan memilih electrode pengontrol dari type P atau type N sebagai electrode
persekutuan antara dua diode, maka dihasilkan transistor jenis PNP dan
NPN
Transistor dapat bekerja apabila diberi tegangan, tujuan pemberian tegangan pada
transistor adalah agar transistor tersebut dapat mencapai suatu kondisi
menghantar atau menyumbat. Baik transistor NPN maupun PNP
tegangan antara emitor dan basis adalah forward bias, sedangkan antara
basis dengan kolektor adalah reverse bias.

Dari cara pemberian tegangan muka didapatkan dua kondisi yaitu menghantar dan
menyumbat seperti pada gambar transistor NPN dibawah ini.

Pemberian tegangan pada transistor


Tegangan pada Vcc jauh lebih besar dari tegangan pada Veb. Diode basis-emitor
mendapat forward bias, akibatnya electron mengalir dari emitor ke
basis, aliran electron ini disebut arus emitor (IE). Elektron electron ini
tidak mengalir dari kolektor ke basis, tetapi sebaliknya sebagian besar
electron-elektron yang berada pada emitor tertarik ke kolektor, karena
tegangan Vcc jauh lebih besar dari pada tegangan Veb dan

14
mengakibatkan aliran electron dari emitor menuju kolektor melewati
basis

Bab III Multivibrator


Multivibrator adalah suatu rangkaian yang mengeluarkan tegangan bentuk blok.
Sebenarnya MV adalah merupakan penguat transistor dua tingkat yang
dikopel dengan kondensator, dimana output dari tingkat yang terakhir
akan dikopelkan dengan pertama, sehingga kedua transistor itu akan
saling menyumbat. MV ada yang berguncang bebas (free running) dan
tersulut (triggering) ada 3 jenis MV :
1. Astabil Multivibrator
2. Monostabil Multivibrator
3. Bistabil Multivibrator
Rangkaian lain yang mampu menghasilkan bentuk gelombang kotak yang berasal
dari suatu inputan ialah SCHMITT TRIGGER. Pada dasarnya
merupakan komparator yang memiliki nilai hysterisis, dimana nilai ini
dibatasi oleh UTP dan LTP. Rangkaian ini banyak dipakai pada saklar
elektronik, pembangkit gelombang asimetris.
3.1 Astabil Multivibrator
Tidak memiliki kondisi yang “mantap” jadi akan selalu berguling dari satu kondisi
ke kondisi yang lain. Disebut sebagai multivibrator astable apabila
kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian
multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila
rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran
sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya
tanpa satupun pemicu dari luar. Pulsa tegangan itu terjadi selama 1
periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh komponen-komponen
penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut hanya
mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan,
masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Jika sirkit
dihubungkan seperti ditunjukkan gambar 2.5 (pins 2 dan 6
dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas

15
sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja
secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu. Multivibrator adalah
suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya
mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama
masa transisi.Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil
gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu
berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running).

Bab IV Amplifier
Amplifier adalah rangkaian yang berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan.
Kelompok penguat :
1. Penguat depan (pre-amp mic, head, phonografh)
2. Penguat tengah (tone dan volume)
3. Penguat akhir (power-amp)

4.1 Penguat Depan


Rangkaian yang fungsinya sebagai penguat sinyal input yang disesuaikan dengan
sifat frekuensinya atau karakter yang terdiri dari :
1. frekuensi konstan / linier
2. frekuensi dinamis / berubah-ubah Rangkaian :

Fungsi komponen :
R1 : mempertinggi impendansi input (Zi)
R2 : umpan balik (feedback)
R3,6,7 : tahanan bias
R4,5,9 : tahanan bias
R10,11 dan C7,C8 : untuk frekuensi linier/stabil
R12 : umpan balik frekuensi dinamis
C1,5,10 : sebagai penahan sinyal DC
C2,9 : sebagai filter tegangan
C3 : sbg filter frekuensi tinggi
C4,6 : by pass (penshort sinyal AC)

16
TR1 : penyesuai impendansi
TR2 : penguat

Analisa DC :
Pengujian penguat pada saat C terbuka (open) Fungsi analisa DC :
1. menetapkan titik kerja
2. menentukan pergeseran titik kerja karena pengaruh suhu
Bab V Op-Amp
KARAKTERISTIK OP-AMP
Operational Amplifier merupakan amplifier multiusage dangan dua masukan
(inverting dan noninverting) dan satu keluaran. Sebagai amplifier ideal
op-amp mempunyai karakteristik sbb:
Ditentukan oleh umpan balik dan mempunyai sifat :
3.3 Penguatan tegangan besar (Av)
3.4 Penguatan arus besar (Ai)
3.5 Penguatan daya besar (Ap)
3.6 Impendansi input besar (Zin)
3.7 Impendansi output kecil (Zout)
3.8 Band Width besar (BW)
Cirinya mempunyai tegangan +, tegangan – dan ground. Mempunyai input
inverting dan non inverting
OFFSET NULL
Menjaga agar tegangan keluaran dari OP-AMP tetap bernilai nol.
Rangkaian ini dirangkai dalam rangkaian inverting yang menghubungkan R1
sebagai tahanan input ke ground. RF yang berfungsi sebagai tahanan
umpan balik merupakan selisih antara output dan input sebagai gain.
Pin 1dan 5 sebagai offset null terhubung oleh suatu tahanan variable.
Output VR ini terhubung dengan VCC. Dimana pada saat VR diputar
kekiri tahanan akan membesar dan merupakan tegangan offset negative
, sedangkan pada saat diputar ke kanan ini merupakan tegangan offset
positive.

17
COMPARATOR
Cara kerja Open-Loop Gain dari suatu OP-AMP dimana dengan adanya perbedaan
tegangan inputinputnya akan menyebabkan tegangan output berada
dalam keadaan saturasi yaitu ± Vsat sama dengan ± 90% tegangan catu.

18
BAB III
PEMBAHASAN

Keunggulan dan Kelemahan Buku

1. Buku Pembanding ini juga dilengkapi dengan banyak contoh soal dan
soal latihan beserta kunci jawabannya pada halaman-halaman akhir
buku.
2. Penjelasan didukung oleh pendapat – pendapat ahli yang menambah ilmu
pengetahuan pembaca semakin luas.
3. Beberapa materi dengan konsep yang sulit disampaikan disampaikan
dengan bantuan diagram atau bagan yang memudahkan pembaca
memahami alur strategi.
4. Secara keseluruhan buku yang kami review dapat dikategorikan sebagai
buku yang bagus dan layak untuk dibaca serta dapat dijadikan pedoman
dalam pembelajaran strategi pembelajaran.
5. Dilihat dari aspek materi/pembahasan, buku utama yang kami review
menjelaskan prinsip-prinsip elektronika secara luas, sedangkan buku
pembanding hanya dasar-dasarnya saja.
6. Buku utama disetiap pembahasan diberikan contoh soal beserta
pembahasannya dan di akhir bab tersedia soal-soal latihan, sedangkan
pada buku pembanding hanya menyertakan contoh soal pada setiap
materi.
7. Dilihat dari aspek tampilan buku, kedua buku merupakan buku yang
memiliki tampilan yang cukup menarik, dalam penjelasan materi juga
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
8. Dilihat dari aspek layout, tata letak dan penulisan pada kedua buku yang
di review sangat baik

19
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kajian Prinsip Kerja Transistor Dua Tipe Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor Tipe n
Silikon yang diisi dengan sebuah pentavalena yang dka murni
dinamakan semikonduktor tipe n, dimana n berkedudukan negatif. Elektron
bebas melebihi jumlah lubang-lubang dalam sebuah semikonduktor tipe n,
elektron-elektron bebas dinamakan pembawa mayoritas dan lubang-lubang
dinamakan penghantar minoritas.
Semikonduktor Tipe p
Silikon yang telah diisi oleh trivalen yang jenuh disebut semikonduktor
tipe p, dimana p berkedudukan positif. Pada tipe p, lubang-lubang melebihi
elektron bebas. Lubang-lubang tersebut nerhubungan dengan pembawa
mayoritas dan elektron-elektron bebas pembawa minoritas.
Batas antara tipe n dan tipe p disebut sambungan pn, sambungan pn
telah memberikan petunjuk dari semua penemuan meliputi dioda, transistor
dan rangkaian terpadu.

4.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan tugas Critical Book Review (CBR)
mahasiswa harus memiliki pengetahuan dasar terlebih dahulu tentang materi
apa yang akan ia gunakan sebagai Bahan dalam pemahaman buku yang akan
dibahas. Dan dalam mencari Buku setidaknya mahasiswa mencari dua atau
tiga Buku sebagai reverensi pengetahuan akan materi yang akan di review.

20
DAFTAR PUSTAKA

Malvino, Albert Paul. Prinsip-prinsip Elektronika. 2003. Jakarta: Salemba Teknika

Wibawanto Hari. Elektronika Dasar. 2009. Jakarta: E Media Solusindo

21

Anda mungkin juga menyukai