1
DAFTAR ISI
2
II. Teori Dasar ...................................................................................................................... 22
III. Prosedur Percobaan.......................................................................................................... 22
IV. Tugas Pendahuluan .......................................................................................................... 24
V. Tugas Akhir ..................................................................................................................... 24
MODUL 5: RESONANSI ELASTIS GAS ................................................................... 25
I. Tujuan Percobaan ............................................................................................................ 25
II. Teori Dasar ...................................................................................................................... 25
III. Prosedur Percobaan.......................................................................................................... 26
IV. Tugas Pendahuluan .......................................................................................................... 27
V. Tugas Akhir ..................................................................................................................... 27
MODUL 6: SEL SURYA................................................................................................ 29
I. Tujuan Percobaan............................................................................................................. 29
II. Teori Dasar ...................................................................................................................... 29
III. Alat-alat Percobaan .......................................................................................................... 30
IV. Prosedur Percobaan .......................................................................................................... 31
V. Tugas Pendahuluan .......................................................................................................... 32
VI. Tugas Akhir ..................................................................................................................... 32
MODUL 7: EFEK FARADAY (MENENTUKAN KONSTANTA VERDET) ......... 34
I. Tujuan Percobaan ............................................................................................................ 34
II. Teori Dasar ...................................................................................................................... 34
III. PROSEDUR PERCOBAAN ............................................................................................ 36
IV. Tugas Akhir ..................................................................................................................... 38
MODUL 8: PENGUJIAN ARUS DAN TEGANGAN PANEL SURYA.................... 39
I. Tujuan .............................................................................................................................. 39
II. Dasar Teori ...................................................................................................................... 39
III. Prosedur Percobaan .......................................................................................................... 43
IV. Analisa ............................................................................................................................. 48
V. Kesimpulan ...................................................................................................................... 49
MODUL 9: MENGENAL KONVERSI DATA ADC .................................................. 50
I. Tujuan .............................................................................................................................. 50
II. Tugas Pendahuluan .......................................................................................................... 50
III. Alat- alat Percobaan ......................................................................................................... 43
IV. Tugas Laporan Akhir ..................................................................................................... 548
3
MODUL 10: ANALISIS FOURIER WAKTU DISKRIT ........................................... 55
I. Tujuan .............................................................................................................................. 55
II. Dasar Teori dan Latihan ................................................................................................... 55
III. Percobaan Laporan Akhir ................................................................................................ 80
4
PETUNJUK UNTUK MAHASISWA
Fisika Eksperimen Lanjut adalah praktikum yang didesain untuk mahasiswa Fisika
semester ke lima. Agar mahasiswa (praktikan) dapat mengikuti praktikum dengan
baik, sebelum memasuki praktikum, praktikan harus memiliki kemampuan dasar
untuk praktikum. Praktikan yang tidak memiliki kemampuan dasar sebelum
mengikuti praktikum yang lebih komplek berada dalam kondisi kerugian. Oleh
karena itu langkah pertama yang harus dipersiapkan adalah mengikuti satu persatu
praktikum pendahuluan dengan tujuan pengenalan konsep-konsep, alat-alat dan
prosedur yang akan digunakan dalam praktikum yang akan diikuti.
Fisika Ekperimen Lanjut terdiri dari topik Fisika Modern dan aplikasi. Setiap
eksperimen yang didesain membutuhkan w a k t u tiga jam (150 menit)
kegiatan di laboratorium dan enam jam pekerjaan di rumah untuk mendapatkan
hasil yang akan dipresentasikan.
Sebelum memulai eksperimen, praktikan harus membaca panduan, text book dan
menulis jawaban soal-soal pendahuluan yang diberikan. Dengan
mempertimbangkan waktu kerja di laboratorium yang sangat terbatas, disarankan
agar praktikan merencakan kerja sebelum praktikum, meliputi:
5
3. Mengenali alat-alat yang perlu dikalibrasi,
4. Mengerti masalah-masalah khusus yang mungkin dihadapi
Praktikan harus mencatat informasi yang cukup mengenai hal-hal yang dilakukan
dan data-data yang diperoleh secara lengkap sehingga informasi tersebut dapat
dipublikasikan tanpa harus mengulang eksperimen. Catatan eksperimen (Log Book)
harus mencantumkan tanggal, diagram, narasi, tabel data mentah, formula,
perhitungan, data yang direduksi, analisa kesalahan (error), dan simpulan secara
ringkas dan cermat dalam susunan yang rapi.
6
3. Tata Tertib Praktikum
1) Praktikan harus hadir sesuai dengan jadwal kelompok masing-masing
(tidak ada toleransi waktu keterlambatan).Praktikan harus berpakaian sopan
dan rapih.
2) Tidak diperbolehkan memakai sandal, memakai baju tanpa kerah, makan,
minum dan merokok di Laboratorium.
3) Sebelum melakukan percobaan, pada pertemuan awal, praktikan harus
menyerahkan Laporan Awal yang dikerjakan dengan tulisan tangan di Buku
Jurnal (Log Book) sesuai dengan modul yang telah ditentukan kepada
Dosen/Asisten pengawas praktikum. Praktikan yang tidak membawa Log Book
tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
4) Praktikan harus memeriksakan rangkaian alat praktikum kepada
Dosen/Asisten Pengawas sebelum rangkaian dihubungkan dengan sumber
tegangan PLN.
5) Laporan yang berisi data-data hasil praktikum dan analisa data
sementara dikerjakan di Buku Jurnal dan di Acc oleh Dosen/Asisten Pengawas
15 menit sebelum waktu praktikum berakhir dan menyerahkan copy data
hasil praktikum kepada Dosen/Asisten pengawas.
6) Setelah percobaan selesai, praktikan harus melepas stop-kontak dan
mengembalikan alat-alat yang telah digunakan pada tempatnya.
7) Praktikan yang tidak masuk lebih dari 2 modul (empat kali pertemuan)
dianggap mengundurkan diri.
8) Pada waktu praktikum berlangsung praktikan tidak diperkenankan keluar
Laboratorium tanpa adanya ijin dari Dosen/Asisten pengawas.
9) Praktikan harus mengumpulkan Laporan Akhir sesuai dengan format yang
telah ditentukan dengan menggunakan komputer seminggu setelah pertemuan
kedua selesai (Pertemuan pertama modul selanjutnya). Praktikan yang tidak
menyerahkan Laporan Akhir dianggap gagal mengikuti modul yang
bersangkutan.
Catatan:
Asisten berhak mengeluarkan praktikan yang tidak mentaati tata tertib
praktikum.
7
4. Format Log Book
Log Book ditulis dalam buku Campus diberi Nama, NPM, Partner & NPM
Partner, Jadwal Praktikum dan disampul seragam.
Log Book
Fisika Eksperimen Lanjut
Nama :
NPM :
Partner :
NPM :
Jadwal :
Praktikum :
8
IV. Tugas Pendahuluan diisi dengan jawaban tugas pendahuluan yang terdapat
pada modul yang bersangkutan, tanpa dibatasi jumlah halamannya
V. Prosedur Percobaan urutan Prosedur Percobaan dan Kalibrasi Alat
dengan menggunakan kalimat aktif
VI. Data dan Analisa Sementara data-data hasil pengukuran dalam percobaan
sesuai dengan Prosedur Percobaan termasuk Data Kalibrasi dan Konversi.
Analisa data yang diperoleh selama praktikum sesuai dengan urutan Prosedur
Percobaan
9
5. Penilaian Praktikum
Penilaian praktikum untuk semua modul dilakukan berdasarkan komponen
sebagai berikut:
Pemikiran pendekatan
3 tujuan praktikum, 40
Diskusi akhir data hasil
analisis data secara kritis eksperimen yang disajikan
dan pengambilan dalam laporan dan logook
simpulan yang akurat,
mengerti kesalahan data
10
MODUL 1: LINTASAN ELEKTRON DALAM MEDAN MAGNET
I. Tujuan Percobaan
Menghitung muatan spesifik e/m melalui defleksi sinar elektron oleh medan magnetik
homogen.
Pengamatan jari-jari lintasan elektron sebagai fungsi dari medan magnet dan
tegangan.
1. Memastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati.
2. Membuat rangkaian seperti pada Gambar 3.
3. Mengangkat Tangential B-probe, tempatkan dengan hati-hati Fine Beam Tube pada
tempat semula.
4. Menyalakan Stabilizer Power Supply dan Controllable Curent Source.
5. Memvariasikan besar tegangan anoda dan arus pada koil (kumparan) untuk
12
menetapkan diameter lintasan sebesar 8 cm (Gambar 2).
Gambar 2. Mengatur diameter orbit sebesar 8 cm, dengan variasi arus koil dan tegangan pada anoda .
6. Memvariasikan tegangan (100V – 300V), dengan arus koil tetap sebesar 1 mA, dan
mencatat ukuran diameter lintasan.
7. Memvariasikan arus pada koil (1A - 2 A) pada tegangan yang tetap dan mencatat
ukuran diameter lintasan.
V. Tugas Akhir
1. Hubungkanlah hasil percobaan dengan teori.
2. Buatlah grafik kalibrasi B = f(I).
3. Hitunglah besarnya harga e/m dari setiap prosedur
4. Buatlah grafik, hubungan antara tegangan (U) dengan jari-jari (r), Medan magnet (B)
dengan r, dan arus pada koil (I) dengan (r).
5. Hitung besarnya e/m dari masing-masing grafik.
13
MODUL 2: DERET BALMER PADA SPEKTRUM HIDROGEN
I. Tujuan Percobaan
Menentukan panjang gelombang Hα (merah), Hβ (hijau kebiru-biruan) dan H (biru).
Gambar 1. Model atom Bohr untuk atom H, tanda panah menunjukan proses transisi elektron yang
menghasilkan spektrum Balmer (Deret Balmer).
Dalam eksperimen ini, pengukuran panjang gelombang dari spektrum lampu Hidrogen
(deret Balmer) telah diketahui bahwa faktor kesalahannya sekitar 3 – 5 %. Tujuan utama
dari praktikum ini adalah menentukan panjang gelombang Hα, Hβ dan Hγ dari deret
Balmer oleh spektrum penguraian cahaya yang berasal dari lampu Balmer. Dalam
eksperimen ini, panjang gelombang tiga garis pertama dari deret Balmer dapat
ditentukan dari nilai frekuensi (ν) yang diungkapkan oleh persamaan (1).
1 1
𝜈 = 𝑅𝐻 (22 − 𝑛2) (𝑛 = 3,4,5, … ) (1)
Nama Alat
1 Balmer lamp
1 Balmer lamp, power supply unit
1 Bench top clamp
1 Small optical bench
6 Leybold multiclamps
1 Adjustable slit
1 Spring clamp holder
1 Copy of the Rowland grating
1 Lens f = 50 mm
1 Lens f = 100 mm
1 Translucent screen
15
Gambar 3. Susunan Peralatan dalam Pengukuran Panjang Gelombang dari Deret Balmer. (a) Lampu
Balmer, (b) lensa fokus 50 mm, (c) adjustable slit, (d) lensa fokus 100mm, (e) Kisi, (f) Papan layar
(transluscent screen).
V. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan secara singkat perkembangan model Atom, hingga Bohr mengemukakan
model atom untuk Hidrogen!
2. Ungkapkan hubungan matematis antara energi, panjang gelombang dan frekuensi,
jelaskan secara singkat!
3. Berapakah nilai konstanta Rydberg (RH) ?
Topik terkait:
Prinsip eksperimen:
Elektron dipercepat dalam sebuah tabung yang berisi gas merkuri. Eksitasi energi
merkuri dinyatakan dari jarak antara equidistant minima arus elektron dalam
variabel medan listrik berlawanan arah.
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip eksitasi atom dari model atom Bohr
2. Memahami munculnya eksitasi atom melalui peristiwa tumbukan elastik dan
inelastik.
3. Memahami proses percobaan Franck-Hertz.
4. Menunjukkan kebenaran teori kuantum bahwa energi elektron atom
terkuantisasi.
5. Menentukan tegangan eksitasi atom merkuri.
17
amparemeter. Saat potensial pemercepat U1 (yang dipasang antar katoda dan kisi)
bertambah, elektron yang datang pada keping juga bertambah sehingga arus listrik IA
juga meningkat. Dalam tabung, tekanan udara relatif lebih rendah dari tekanan
lingkungan (laboratorium), sehingga elektron dalam tabung dapat menumbuk atom
Hg tanpa kehilangan energi. Dengan kata lain, tumbukan pada tabung bersifat
elastik (lenting sempurna). Satu-satunya mekanisme agar elektron kehilangan
energinya setelah tumbukan ialah besar energi elektron penumbuk telah mencapai
harga tertentu yang menyebabkan atom Hg melakukan transisi dari keadaan dasar ke
keadaan tereksitasi.
Berdasarkan percobaan Franck-Hertz, saat energi elektron telah melampaui harga A
eV, elektron kemudian menumbuk Hg secara inelastik sehingga energinya diserap
oleh atom Hg (yang kini berada dalam keadaan tereksitasi) tersebut dengan besar
energi yang sama dan elektron penumbuk tersebut terpantul dengan energi yang kecil.
Dengan kata lain, pada saat energi telah melampaui A eV, arus pada keping
akan menurun. Seiring pembesaran harga potensial pemercepat arus pada keping akan
kembali membesar dan menurun kembali seperti peristiwa di atas yaitu pada saat
energi sebesar 2A eV dan 3A eV.
Gambar 1. Skema prinsip percobaan Frank Hertz. G adalah kisi, P adalah keping pengumpul.
18
Gambar 2. Kurva Frank Hertz yang direkam pada T 175oC dan U2 = 2 V.
5. Panaskan oven dengan menekan tombol No.4 pada CU dan atur pemanasan hingga
mencapai Tnominal dengan memutar saklar putar pada bagian bawah (max skala 7).
19
Gambar 3. Susunan Alat Frank – Hertz Experiment
6. Setelah suhu mencapai Tnominal (175 oC), tunggu 15 – 30 menit. Setelah LED
indikator tidak berkedip, tekan tombol No. 5 pada CU untuk mulai
pengukuran.
7. Plot grafik yang ditampilkan osciloscope pada milimeter blok.
8. Tentukan U1 (Sumbu-x) dan IA (Sumbu-y) dari grafik yang diperoleh.
9. Ulangi prosedur 4 – 8 dengan memvariasikan U1 = 35V & 40V dengan U2 =
1,5V & 2V.
20
V. Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan dan jelaskan postulat Bohr.
2. Turunkan persamaan tingkat energi atom menurut Bohr.
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa sifat fisik dari Hg (nomor atom, nomor massa,
konfigurasi atomnya, titik didih dan titik leleh).
4. Sebagai unsur yang ditumbuk mengapa pada percobaan Franck-Hertz
digunakan Hg, tidak menggunakan hidrogen.
5. Bawalah kertas grafik milimiter blok sebanyak 3 lembar.
21
MODUL 4: HUKUM STEFAN BOLTZMANN
Topik terkait:
Energi pada tingkat partikel dengan temperatur yang teramati pada tingkat makroskopik.
Prinsip eksperimen:
Setiap benda meradiasikan panas. Intensitas eksitasi elektromagnetik secara termal ini
meningkat dengan temperatur benda hitam dan juga bergantung pada permukaan
benda hitam.
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami teori radiasi Stefan Baltzman (black body).
2. Menentukan konstanta Stefan Baltzman.
3. Menentukan konstanta emisifitas.
23
IV. Tugas Pendahuluan
1. Apa perbedaan antara konstanta radiasi benda hitam (konstanta Stefan
Boltzmann) dengan konstanta Boltzmann(kB)?
2. Adakah hubungan antara keduanya? Jelaskan.
V. Tugas Akhir
1. Konversikan tegangan yang ditunjukkan mikrovolt meter ke dalam daya
dengan faktor konversi k = 1/1,16 Watt/Volt!
2. Dari data yang diperoleh, hitunglah konstanta stefan boltzman.
a. Buatlah grafik terhadap (T4 – T04).
b. Hitunglah konstanta boltzman berdasarkan grafik.
c. Bandingkan hasil No. 2 dan No. 3 dengan literature. Hitung kesalahan
relatifnya.
3. Dengan menggunakan konstanta stefan boltzman literatur, hitung P untuk
setiap kenaikan suhu. Badingkan dengan percobaan, hitung emisifitas benda
hitam.
24
MODUL 5: RESONANSI ELASTIS GAS
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konstanta perbandingan panas jenis Cp dan Cv gas (konstanta γ).
2𝜋 𝑚𝑉
𝑇= √𝛾𝑃 (1)
𝐴
dengan
T = periode osilasi pegas
A = luas penampang kolom gas m = massa piston magnetik
P = tekanan gas
𝛾 = Cp / Cv.
25
III. Prosedur Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
1. Tabung gelas berskala dilengkapi pemegang tabung, kran pembuka/penutup
tabung dan statif.
2. Piston magnetik
3. Kumparan dan pemegangannya
4. Osiloskop RC
5. Amperemeter dan kabel-kabel penghubung
6. Pembersih tabung dan piston magnetic
7. Beberapa jenis gas dan peralatan untuk memasukkan gas ke dalam tabung.
4.3 Persiapan
1. Bersihkan tabung gelas dan piston magnetik menggunakan peralatan yang
tersedia.
2. Bersihkan kran pembuka/penutup tabung dan olesi dengan silikon gel sehingga
26
mudah diputar.
3. Rangkaikan peralatan percobaan sesuai dengan Gambar 1 (Mintalah asisten untuk
memeriksa rangkaian terlebih dahulu)
4.4.1 Metode 1
1. Masukkan satu buah piston magnetik ke dalam tabung dengan hati-hati (posisi
kedua kran pembuka/penutup tabung dalam kondisi terbuka).
2. Posisikan piston magnetik pada skala 70, menggunakan alat pendorong,
kemudian tutuplah kedua kran tersebut.
3. Letakkan kumparan sedemikian hingga ujung bawah piston bersesuai dengan
ujung atas kumparan.
4. Hidupkan osilator RC, dan aturlah frekuensinya sehingga diperoleh osilasi dengan
amplitudo yang maksimum. Catatlah harga frekuensi tersebut!
5. Lakukan langkah a, b, c, dan d untuk variasi posisi piston yang berbeda.
(Minimal 6 variasi).
6. Lakukan minimal 3 kali percobaan untuk masing-masing volume.
7. Lakukan percobaan b s/d f untuk dengan jumlah piston yang berbeda.
4.4.2 Metode 2
Lakukan langkah-langkah pada metode 1 untuk posisi tabung horizontal.
4.5 Perhitungan
Konstanta perbandingan panas jenis gas Cp dan Cv ditentukan berdasarkan
persamaan (1). Beberapa nilai parameter yang digunakan adalah :
Tekanan udara = 1,027 x 105 Pa.
Diameter dalam tabung gelas = 1,385 + 0,005 cm.
Tinggi tabung = 52,00 + 0,05 cm
27
2. Buatlah grafik T2 atau f2 terhadap volume tabung atau tinggi tabung untuk setiap
massa untuk masing-masing posisi tabung.
3. Hitunglah 𝛾 berdasarkan grafik.
4. Bandingkan hasil b dan d dengan literatur (5/3 untuk mono atomik). Hitung
kesalahan relatifnya.
28
MODUL 6: SEL SURYA
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari efek fotovoltaik.
2. Menentukan Karakteristik Sel Surya.
3. Mengoptimisasi Konversi Energi Surya menjadi Energi Listrik.
(a) (b)
Gambar 1. (a) Konstruksi Sel Surya Silikon, (b) Prinsip kerja sel surya yang terlihat pada bagian
penampang dari gambar (a).
Untuk kerja solar sel ditentukan oleh karakteristik elektrik dari persambungan ini yang
dapat dipelajari melalui diagram pita energi seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram pita energi sambungan p-n -: akseptor, +: donor, UD:potensial difusi, EF: tingkat
Energi Fermi dan e: muatan elektron
29
Pada keadaan setimbang (tanpa medan luar), tingkat energi Fermi E F diseluruh bagian
sama. Perbedaan konsentrasi elektron dan hole di daerah-p dan daerah-n menyebabkan
difusi elektron ke daerah-p dan hole ke daerah- n. Atom-atom pengotor akan
membentuk daerah arus muatan terbatas (charge-limited current), pada saat arus difusi
dan field current offset dalam keseimbangan satu sama lain.
Potensial difusi UD pada sambungan p-n tergantung pada jumlah doping dan berkaitan
dengan perbedaan tingkat energi Fermi pada daerah p dan n pada keadaan terpisah.
Jarak antara pita valensi dan pita konduksi dalam silikon pada temperature kamar adalah
E=1,1 eV dan potensial difusinya adalah UD= 0,5 sampai 0,7 V.
Jika cahaya/foton jatuh mengenai sambungan p-n, akan terbentuk pasangan elektron-
hole yang dipisahkan oleh ruang-muatan. Elektron tertarik ke daerah-n dan hole
ke daerah-p. Foton diserap tidak hanya pada sambungan p-n, tetapi juga di daerah-p
diatasnya (Gambar 1). Elektron yang dihasilkan adalah minoritas didaerah itu,
konsentrasinya berkurang sangat banyak karena rekombinasi dan oleh karena itu
efisiensinya juga berkurang. Karena itu ketebalan lapisan-p harus cukup tipis untuk
elektron berdifusi sepanjang LE untuk memasuki lapisan-n.
30
Gambar 3. Susunan peralatan pengukuran kurva arakteristik solar sel.
V. Tugas Pendahuluan
1. Buat Grafik antara Intensitas cahaya dari sumber dengan posisi detektor.
2. Buat Kurva Karakteristik (Arus-Tegangan) dari prosedur 2, 3, 4, 5, 6 dan 7
kemudian menentukan:
a. Arus hubung singkat dan tegangan terbuka
b. Arus dan tegangan yang menghasilkan daya keluaran maksimum c. Harga Fill
Factor dan efisiensi konversi
c. Kurva panjang gelombang dan rapat arus.
3. Pada eksperimen ini sebagai bahan dasar sel surya digunakan bahan semikonduktor.
32
Bahas mekanisme konversi cahaya menjadi tegangan listrik oleh bahan
semikonduktor. Berdasarkan mekanisme tersebut berikan prediksi apakah efek
fotovoltaic ini juga dapat terjadi pada bahan lain (non-semikonduktor).
4. Buat perencanaan bagaimana modul-modul sel surya (4 modul) disusun
untuk mendapatkan daya maksimum. Dari segi instrumentasi yang digunakan pada
eksperimen ini, faktor apa saja yang dapat menurunkan efisiensi/daya maksimum.
Bagaimana cara mengatasinya.
5. Bagaimana/dimana modul sel surya harus dipasang agar diperoleh daya
maksimum (bahas keterkaitannya dengan letak geografis dan posisi bumi
terhadap matahari/musim, dll.)
6. Dari perangkat eksploitasi energi surya yang ada apa kelebihan dan kekurangan
sel fotovoltaik.
7. Dari segi keselamatan lingkungan bahas keuntungan dan kerugian penggunaan sel
surya sebagai sarana pemanfaatan energi surya.
33
MODUL 7: EFEK FARADAY (MENENTUKAN KONSTANTA
VERDET)
I. Tujuan Percobaan
Mengamati rotasi bidang polarisasi cahaya monokromatik ketika melalui media kaca
flinta dalam medan magnet.
Menentukan konstanta Verdet dan ketergantungannya terhadap panjang gelombang.
Gambar 1. Skema efek Faraday: rapat flux magnet B sejajar dengan arah rambat cahaya, E adalah medan
listrik dan L panjang medium isotropic transparan.
Sudut putar φ sebanding dengan kerapatan fluks magnet B dan panjang medium L yang
dilalui cahaya, seperti tercantum pada persamaan (1).
φ=VBL (1)
dimana,
L: panjang medium transparan
B: fluks magnet
V: konstanta Verdet
Fenomena ini dapat dijelaskan oleh pencitraan cahaya terpolarisasi linear sebagai
superposisi koheren dari dua komponen terpolarisasi berlawanan σ + dan σ-.
Dalam fisika atom medan magnet mempengaruhi gerak elektron-elektron dalam atom.
Medan magnet menyebabkan muatan berosilasi untuk melakukan gerak presesi
tambahan dengan frekuensi presesi sama dengan frekuensi Lamor:
𝑒
𝜔𝐿 = 𝑚 𝐵 (2)
dimana,
e = muatan dari partikel yang berosilasi
34
m = massa partikel yang berosilasi
B = kerapatan fluks magnet
Komponen σ+ dan σ- dari cahaya terpolarisasi memiliki frekuensi berbeda relatif
terhadap gerakan presesi yang dilakukan muatan.
Satu komponen memiliki frekuensi 𝜔 + 𝜔𝐿 dan componen yang lain memiliki
frekuensi 𝜔 − 𝜔𝐿. Indeks bias n+ dan n- serta kecepatan fase v+ dan v- berbeda sesuai
dengan aktivitas optik.
Persamaan berikut dapat diturunkan untuk sudut rotasi dari bidang polarisasi sebagai
fungsi dari panjang media yang dilalui cahaya.
ω(𝑛+ −𝑛− )B
φ= (3)
2c
dimana,
𝜔 = frekuensi cahaya yang ditransmisikan
𝑛+, 𝑛− = indek bias
c = kecepatan cahaya
Karena indeks bias n merupakan fungsi dari panjang gelombang λ, konstanta Verdet
dapat dihitung dengan menggunakan asumsi di atas:
𝑒𝜆 𝑑𝑛
𝑉 = (2𝑚𝑐 2) 𝑑𝜆 (4)
e = muatan elektron
m = massa elektron
c = kecepatan cahaya
Persamaan (4) berlaku untuk banyak rentang spektral. Dalam eksperimen ini digunakan
kaca flinta. Untuk jenis kaca ini berlaku pendekatan berikut:
𝑑𝑛
= −(1.8𝑥10−14 )/𝜆3 𝑚3 (5)
𝑑𝜆
Hubungan e/m dapat diturunkan dari pengukuran optik murni dan dengan mengetahui
kecepatan cahaya. Nilai e/m yang diperoleh untuk beberapa bahan agress dengan baik
dengan nilai-nilai yang diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa osilasi alami dari elektron
sebenarnya bertanggung jawab untuk efek Faraday.
Dalam percobaan ini medan magnet homogen yang cukup kuat yang memungkinkan
untuk memverifikasi persamaan (1) dan (4) secara kuantitatif tidak tersedia. Oleh karena
itu percobaan akan dibatasi untuk:
a. Membuktikan proporsionalitas antara rotasi bidang polarisasi dan medan magnet B.
35
b. Menunjukkan penurunan konstanta Verdet V terhadap kenaikan panjang gelombang
λ.
2. Prosedur Percobaan
Persiapan Alat
1. Sebuah benang silang di lekatkan pada analisator dan diproyeksikan ke layar
transparan sehingga sudut rotasi Δφ dapat ditentukan secara tepat.
2. Lengkapi salah satu filter polarisasi dengan benang silang seperti pada Gambar 2.
Pastikan, bahwa salib persis di sudut kanan dan ditempatkan tepat di tengah
analiser. Gunakan busur derajat untuk menyelaraskannya. Bahan terbaik untuk
melakukan ini adalah benang sutra.
3. Susun lampu halogen pada bangku optik sesuai dengan Gambar 3. Pasang slider
layar dengan filter pengisolasi panas pada kondensor.
4. Tempatkan polarizer menutup lampu halogen pada bangku optik.
5. Tempatkan U-core transformator dengan dua kumparan yangg dpt dibongkar
pasang pada rel penggerak dasar dengan benang dan sesuaikan dengan holder
untuk kaca flinta.
36
6. Tempatkan tiang-tiang bore pada U-core sedemikian rupa sehingga kaca flinta
dapat diletakkan pada dudukan
7. Dorong tiang tepat kearah kaca flinta tetapi tidak menyentuhnya.
8. Gunakan penjepit untuk menyatukan tiang pada U-core.
9. Pasang analyzer (polarizer) menutupi U-core pada bangku optik.
10. Pasang layar tembus cahaya berlawanan dengan analyzer.
11. Pasang lensa f = 50 mm antara analiser dan layar transparan.
38
MODUL 8: PENGUJIAN ARUS DAN TEGANGAN PANEL SURYA
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian dan sistem panel surya
2. Mahasiswa mampu mengukur arus dan tegangan panel surya
3. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran panel surya
39
maka besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan juga akan menurun. Penurunan
tegangan relatif lebih kecil dibandingkan penurunan arus listriknya.
Gambar 1. Kurva tegangan dan arus panel surya terhadap intensitas cahaya matahari (Sumber: Satwiko,
2012).
Efek perubahan suhu pada Panel Surya. Panel surya akan bekerja secara optimal pada
suhu konstan yaitu 25º C. Jika suhu disekitar panel surya meningkat melebihi 25º C,
maka akan mempengaruhi fill factor sehingga tegangan akan berkurang seperti pada
Gambar 2. Panelain itu, efisiensi panel surya juga akan menurun beberapa persen.
Sedangkan sebaliknya, arus yang dihasilkan akan meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu pada Panel Surya.
Gambar 2. Kurva Tegangan Dan Arus Panel Surya Terhadap Perubahan Suhu (Sumber: Satwiko, 2012).
3. Inverter
Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah tegangan
DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent). Output suatu Inverter
dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang
kotak (square wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified).
Sumber tegangan input Inverter dapat menggunakan baterai, tenaga surya, atau
sumber tegangan DC yang lain. Inverter dalam proses konversi tegangan DC menjadi
tegangan AC membutuhkan suatu penaik tegangan berupa step up transformer.
Rangkaian dasar inverter setengah jembatan satu fasa dengan beban resitif dan bentuk
gelombangnya dapat dilihat pada Gambar 4.
41
Gambar 4. Rangkaian Dasar Inverter Dan Gelombang Tegangan Masukan Dan Keluaran Inverter: (a)
Sinyal Carrier Dan Modulasi; (b) Kondisi Pensaklaran S+; (c) Kondisi Pensaklaran S-; (d) Sinyal Keluaran
AC (Sumber: Rashid, 2001).
Pada Gambar 4. diperlukan dua buah kapasitor untuk menghasilkan titik Netral agar
tegangan pada setiap kapasitor Vi/2 dapat dijaga konstan. Sakelar S+ dan S-
mempresentasikan sakelar elektronis yang mencerminkan komponen semikonduktor
daya. Sakelar S+ dan S- tidak boleh bekerja secara serempak/simultan karena akan
terjadi hubung singkat rangkaian. Kondisi ON dan OFF dari sakelar S+ dan S- ditentukan
dengan teknik modulasi, yaitu membandingkan antara sinyal modulasi Vc (dalam hal ini
tegangan bolak-balik luaran yang diharapkan) dengan sinyal pembawa dengan bentuk
gelombang gigi gergaji (VΔ). Secara praktis, jika Vc > VΔ maka sakelar S+ akan ON
dan sakelar S- akan OFF, dan jika Vc < VΔ maka sakelar S+ akan OFF dan sakelar S-
akan ON. Untuk menghasilkan tegangan luaran (Vo) satu fasa, terdapat tiga kondisi
jika sakelar S+ dan S- dioperasikan sebagaimana ditunjukan tabel berikut:
Tabel 1. Variasi kondisi saklar terhadap komponen yang aktif.
4. Baterai
Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Secara garis besar, baterai
dibedakan berdasarkan aplikasi dan konstruksinya. Berdasarkan aplikasi maka baterai
42
dibedakan untuk automotif, marine dan deep cycle. Deep cycle itu meliputi baterai yang
biasa digunakan untuk PV (Photovoltaic) dan back up power. Baterai kering Deep
Cycle dirancang untuk menghasilkan tegangan yang stabil dan konsisten. Penurunan
kemampuannya tidak lebih dari 1-2% per bulan tanpa perlu di-charge. Bandingkan
dengan baterai konvensional yang bisa mencapai 2% per minggu untuk panelf discharge.
Konsekuensinya untuk charging pengisian arus ke dalam baterai Deep Cycle harus
lebih kecil dibandingkan baterai konvensional sehingga butuh waktu yang lebih lama
untuk mengisi muatannya. Karena tidak ada cairan yang dapat membeku maupun
mengembang, membuat baterai Deep Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang
membekukan. Itulah sebabnya mengapa pada cuaca dingin yang ekstrim, kendaraan
yang menggunakan baterai konvensional tidak dapat distart alias mogok.
43
Gambar 6. Skema Rangkaian.
6. Catat hasil pengukuran tegangan panel surya yang diperoleh pada Tabel 2.
44
7. Ukurlah Tegangan Baterai pada Blok “Solar Charge Controller” di port yang
bertuliskan Baterai. Seperti pada Gambar 8.
9. Ukurlah Arus Pengisian Pada Baterai pada Blok “Solar Charge Controller” di
port yang bertuliskan Baterai. Seperti pada Gambar 9.
10. Catat data hasil pengukuran arus pengisian pada baterai dalam Tabel 4.
Tabel 4. Pengukuran Arus Pengisian Pada Baterai.
Jam/5 menit Arus Pengisian
Baterai (Ampere)
45
11. Ukurlah tegangan keluaran pada Blok “Solar Charge Controller” di port yang
bertuliskan DC output. Seperti pada Gambar 1.10. dengan catatan kabel Panel
Surya tidak dipasang.
46
12. Catat data hasil pengukuran Tegangan Keluaran pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengukuran Tegangan Keluaran.
Jam/5 menit Tegangan keluaran
DC (Volt)
13. Ukurlah tegangan AC pada Blok “Inverter” di port yang bertuliskan AC Output.
Seperti pada Gambar 1.11. dengan catatan kabel Panel Surya tidak dipasang.
15. Setelah semua data pengukuran diperoleh maka masukkan data tersebut ke dalam
Tabel 7.
47
Tabel 7. Data Pengukuran Panel Surya
Jam/5 Tegangan Tegangan Arus Pengisian Tegangan Tegangan Daya
menit panel surya Baterai pada Baterai keluaran DC Inverter Keluaran
(Volt) (Volt) (Ampere) (Volt) (Volt) DC (Watt)
16. Ketika ingin menguji lampu apakah menyala, pada Solar Charge Controller tekan
tombol power hingga 5 detik dan pilih opsi kontrol di angka “6.” Karena pada
mode tersebut berfungsi sebagai ON/OFF mode. Penjelasan lebih lanjut terkait
Solar Charge Controller ada pada manual book Trainer.
17. Setelah semua selesai Analisa keterkaitan variabel berdasarkan data yang
diperoleh selama praktikum. Misal hubungan yang terjadi antara pengaruh waktu
dengan arus dan tegangan yang dihasilkan oleh panel surya.
18. Buat plot data : Arus tehadap waktu, tegangan panel surya terhadap waktu dan
daya terhadap wantu
IV. Analisa
Dari data hasil pengukuran yang telah diuji maka dapat dianalisa sebagai berikut:
48
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................
Buat grafik tegangan terhadap arus dan berikan analisa terhadap kurva tersebut.
V. Kesimpulan
Setelah dilakukan suatu proses pengujian arus dan tegangan panel surya pada sistem statis
dapat disimpulkan sebagai berikut:
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................
I. Latihan Soal
1. Sebut dan jelaskan beberapa karakterisitik penting pada panel surya!
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing bagian komponen dibawah ini:
3. Daya listrik yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1 unit Kulkas 100 Watt dipakai 24 Jam =2400 Wh
1 unit LCD 32″ 80 Watt dipakai 5 jam =400 Wh
10 lampu LED 7 Watt dipakai 10 Jam =700 Wh
Total 187 Watt/Hour dan 3500 Wh per hari.
Hitung kebutuhan panel surya dan baterai pada penggunaan daya listrik pada kebutuhan
tersebut!
49
9
MODUL 10