Kebidanan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunianya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan kepada bapak guru dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penuli sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I :Pendahuluan
1.1 Latarbelakang…...…………………………………………………………………………..
1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………
……………………2
Bab II : Pembahasan
3.1Kesimpulan ……………………………………………………………..………………….7
3.2
Saran..………………...………………………………………………………….…………7
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan mempunyai
beberapa misi, antara lain : memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat dan lingkungannya, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, terjangkau, serta mendorong kemandirian masyarakat.
Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam mewujudkan
tujuan diatas disesuaikan dengan cara pandang dan kebijakan bidang kesehatan.
Salah satu unggulan dalam Indonesia Sehat 2010 adalah upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir, yang perlu penyesuaian
dan dijabarkan dalam beberapa kegiatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi baru lahir dalam pelayanan kebidanan.
Dalam hal ini pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh tenaga bidan.
Bidan sebagai salah satu tenaga utama dalam percepatan penurunan AKI & AKB baru lahir.
dituntut untuk mengantisipasi perubahan tersebut.
sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu, optimal dan mencapai tujuan yang
diharapkan.
Seiring perkembangan dunia medis yang sedemikian pesatnya, maka pelayanan kebidanan
dituntut untuk bisa mengikuti dan pengimbangi perkembangan pelayanan medis dan
kesehatan lainnya. Di sebagian besar pelayanan kesehatan yang seharusnya melaksanakan
pelayanan dan asuhan kebidanan, masih terbatas pada pelaksanaan “kegiatan-kegiatan” yang
belum memenuhi kaidah asuhan secara profesional yang bertanggung gugat. Begitu rumitnya
masalah yang dihadapi sehingga sukar menentukan titik masuk untuk mengadakan perubahan
yang strategis dan bermakna. Kalaupun ada upaya untuk membenahi, pada umumnya masih
bersifat insidentil, kurang terarah, terfagmantasi dan berjangka pendek yang bahkan justru
dapat merugikan perkembangan pelayanan kebidanan itu sendiri.
A. Tujuan umum :
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis
dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi atau anak balita.
B. Tujuan Khusus
* Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang
efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.
* Pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukkan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Ela Joy Lehrman
Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan
antenatal. Robin dan Robinson 1985 mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang
komperehensif dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan,seperti waktu
pemeriksaan perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama
kehamilan. Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam
semua aspek dari perannya member asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam
observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan antenatal dan
corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu di klinik spesialis. Lehrman
mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang diberikan.
Di Inggris dan tempat lain,dilakukan sejumalah penelitian terhadap kehamilan dan perawatan
antenatal (Field,1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985) dalam teorinya tentang kebidanan
mengemumukan secara komperehensif ilmu pengobatan dan pekerjaan seorang bidan,seperti
pemeriksaan perut,cara menyusui yang benar,serta perawatan kesehatan selama masa
kehamilan.
Dalam pembelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya mahasiswa bias
melakukan praktik/latihan tentang perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya
dengan nilai-nilai dari perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi sesialisasi obstetric.
Hubungan antara factor resiko, efektivitas perawatan atenatal,dan factor psikis ibu hamil
memegang peranan penting pada pola perawatan antenatal.
Dalam Model Haywards (1975), dijelaskan hubungan antara informasi,kecemasan,dannyeri.
Untuk memahami konsep ini,Haywards telah mengidentifikasi beberapa indicator dengan
langkah-langkah penggunaan analgesic dan skala tingkat nyeri yang dialami seorang
individu. Robinsondkk.,(1983) melakukan penelitian pada beberapa klien dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bias memberikan informasi tentang tanggung
jawab seorang bidan. Tipe informasi kuantitatif ini merupakan cara yang paling tepat untuk
memonitor perkembangan kemampuan seorang Bidan.
2.2 Lherman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi
pelayanan antenatal yang diberikan oleh Bidan di Amerika,yaitu :
2. Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan. Bidan melalui
penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energy dan sumber dari dalam diri klien.
Indikatornya antara lain : Penguatan /penegasan (affirmation),memvalidasi,menyakinkan
kembali,dukungan (support).
3. Hubungan dengan sesama (Lateral Relationship )
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien,bersikap terbuka (self of openness),saling
menghargai (mutual regards) sejalan dengan klien persamaan posisi sehingga mendorong rasa
kebersamaan antar bidan dan klien sehingga Nampak akrab.
Misalnya ; Sikap empati atau sebagai pengalaman / perasaan.
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri
keterbukaan (self of openness),saling menghargai ( mutual regard), persamaan posisi
sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara bidan dan klien, indicator hubungan lateral
adalah : kesejajaran,empati,berbagai pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu model praktik kebidanan secara jelas
menunjukkan era praktik kebidanan.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 Kesimpulan
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang asuhan
kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa anternatal.
Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan memberikan
nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
Untuk pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima
dan pemberi asuhan.
3.2 Saran
Agar mahasiswa kebidanan dapat menerapkan asuhan kebidanan dalam teori ini berfikir
secara kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan
kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
ibu, bayi atau anak balita. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan
asuhan kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence
based. Pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukkan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
Teori Ela Joy Lehrman
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan ilmu, filosofi dan
pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan
kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran
bayi dengan mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya.
(Lang,1979).
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat menguraikan
secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan.
Latar belakang yang dilakukan Ela Joy Lehrman adalah ia melihat
semakin luasnya cakupan tugas yang diberikan kepada bidan, sehingga ia
memiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada
persalinan. Lehrman ingin menjelaskan bahwa interaksi antara bidan dan wanita
ada perbedaan antara apa yang dialami / dirasakan wanita dengan kemampuan
bidan dalam mengaplikasikan konsep kebidanan.
Tujuan penelitian :
Mengidentifikasi komponen-komponen yang saling mempengaruhi dalam
praktik kebidanan.
Hasil penelitian : Terdapat delapan komponen yang termasuk dalam praktik
kebidanan yaitu :
a. Perawatan berkelanjutan
b. Perawatan yang terpusat pada keluarga
c. Pendidikan dan konseling menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perawatan
d. Perawatan tanpa intervensie.
e. Fleksibilitas dalam perawatan.
f. Perawatan yang bersifat partisipatif.
g. Advokasi pada klien.
h. Waktu
Asuhan partisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan
perencanaan pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam
pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat
tertentu atau ikut mendengar denyut jantung.
Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian di uji coba oleh
Morten (1991) pada pasien postpartum.
Dari hasil penelitian tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi
kedalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
a. Teknik terpeutik
b. Pemberdayaan
c. Hubungan sesama
a. Tehnik teraputik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan
danpenyembuhan. Tehnik teraputik dapat dilakukan dengan menunjukan sikap
:mendengar yang aktif, mengkaji dan mengklarifikasi masalah, humor
(tidakbersikap kaku), tidak menuduh-nuduh, jujur, mengakui kesxalahan,
memfasilitasiklien, dan menghargai hak klien.
b. Pemberdayaan (empowerment)
Suatu proses member kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan
danpendekatannya akan meningkatkan kemampuanpasien dalam
mengoreksi,memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
c. Hubungan sesama (lateral relationship)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dengang
klien sehingga antara bidan dank lien terbina hubungan saling percaya
yangharmonis. Misalnya dengan bersikap empati atau berbagi pengalaman.