Disusun oleh :
Kelompok II
Farmasi B 2013
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum sediaan sirup ini adalah mahasiswa dapat membuat
formula sediaan sirup, mahasiswa dapat membuat serta melakukan evaluasi
sediaan sirup, dan mahasiswa dapat memahami pengaruh penggunaan bahan
tambahan pemanis dan pengawet terhadap stabilitas sediaan sirup.
- Dipanaskan
Hasil 4 Hasil 5
Hasil 1 Hasil 2
Xylitol
-Ditimbang
xylitol sebanyak
2,5 g
Hasil 3
-Diaduk ad homogeny
Hasil
VIII. Uji Mutu Sediaan Farmasetika Sediaan Akhir
8.1 Evaluasi Organoleptis (rasa, bau, warna dan bentuk)
Prinsip:
Diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai dengan standar emulsi
Tujuan :
Untuk dapat mengevaluasi organoleptis sediaan
Metode :
Rasa : merasakan rasa dari sediaan sirup dengan cara memberikan perasa
yang diinginkan
Bau : mengenali aroma atau bau sediaan sirup dengan mencium aroma
sediaan.
Warna : melihat warna dari sediaan sirup
Bentuk : mengenali bentuk dari sediaan.
Penafsiran Hasil :
sediaan sirup yang dihasilkan akan memiliki rasa manis, beraroma cherry
berwarna merah dan berbentuk cair.
8.2 Evaluasi Kejernihan
Prinsip:
Perbandingan kejernihan sediaan dengan cairan yang jernih (air).
Tujuan :
Untuk dapat mengetahui kejernihan sediaan
Metode:
Kejernihan dapat diamati dengan menggunakan beaker glass bersih dan
diamati kejernihannya suatu cairan dinyatakan bersih jika keadaannya sama
dengan air/ tidak keruh. Sediaan sirup dituang ke beaker glass sehingga dapat
diamati kejernihan sediaan . evaluasi kejernihan bisa juga dilakukan dengan
memasukkan sampel dalam dua tabung masing-masing sampel dan
perbandingan pelarut hingga (t=40nm) dibandingkan selama 5 menit dengan
latar belakang hitam tegak lurus ke arah tabung (FI IV,Hal 998).
Penafsiran hasil :
Sediaan sirup yang dihasilkan akan berwarna merah jernih.
8.3 Evaluasi Bobot Jenis
Prinsip:
Perbandingan berat piknometer yang berisi sampel dengan berat piknometer
yang diisi dengan air
Tujuan :
Untuk dapat mengukur bobot jenis dari sediaan
Metode :
Evaluasi bobot jenis digunakan piknometer bersih, kering, dan sudah
dikalibrasi dengan menetapkanbobot piknometer dan bobot aor yang telah
dididihkan pada suhu 25˚C . atur suhu zat uji hingga ±20˚C dan dimasukkan
piknometer yang sudah diisi zat uji hingga 25˚C buang kelebihan lalu
ditimbang. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang
telah diisi hasilnya (FI IV, Hal 1030):
Bobot jenis = (bobot pikno-sampel) – bobot pikno
(bobot pikno-air) – bobot pikno
Penafsiran Hasil : -
8.4 Evaluasi pH
Prinsip:
Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan potensiometri
Tujuan :
Untuk dapat menentukan pH dari sediaan
Metode :
Penetapan pH dilakukan dengan cara potensiometri atau kolorimetri. Semua
larutan untuk penetapan pH menggunakan air bebas karbondioksida p.
pengukuran pada suhu 25˚C±2˚C, kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing (FI IV, hal. 1039).
Penafsiran hasil :
Sediaan sirup yang dihasilkan akan memiliki pH 4,0 - 6,0
8.5 Evaluasi Volume Terpindahkan
Prinsip:
Membandingkan volume awal sediaan dengan volume akhir sediaan yang
dipindahkan untuk mengetahui kemudahan sediaan untuk dituang
Tujuan :
Untuk dapat menentukan volume terpindahkan sediaan
Metode :
Untuk penetapan volume terpindahkan, tuang isi perlahan-lahan dari tiap
wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara pada waktu
penuangan dan di dalam tidak lebih dari 30 menit (FI IV , hal 1261).
Penafsiran Hasil ;
Sediaan sirup yang dihasilkan pada kelima botol yang dibuat volume
terpindahkannya 60-61ml/botol
8.6 Evaluasi Viskositas
Tujuan :
Untuk dapat mengetahui viskositas sediaan
Metode:
Untuk mengukur viskositas adalah mengukur waktu yang dibutuhkan oleh
cairan dengan volume tertentu untuk mengalir melewati suatu kapiler. Juga
dapat dilakukan pengukuran yang lebih praktis dengan mengkalibrasi alat
yang telah diketahui viskositasnya dan cairan uji ditetapkan dengan
membandingkan terhadap kekentalan cairan yang telah diketahui (FI III, hal
186).
Penafsiran Hasil :
sediaan sirup yang dihasilkan akan memiliki konsistensi kental.
IX. Tabel Data Pengamatan
9.1 Proses Pembuatan Sediaan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Dididihkan air Didapatkan air mendidih
2. Air yang sudah mendidih Didapatkan air bebas CO2
didinginkan dalam keadaan
tertutup
3. Penimbangan bahan aktif dan
eksipien
3.1 Pseudoefedrin HCl Didapatkan pseudoefedrin HCl 945 mg
Ditimbang sebanyak 945mg yang larut dalam 95ml aquadest
Dilarutkan dalam 95ml
aquades
3.2 CTM Didapatkan CTM 63 gram yang larut
Ditimbang sebanyak 63 dalam 1 ml aquadest
gram
Dilarutkan dalam 1 ml
aquadest
3.3 Xylitol Didapatkan xylitol 31,5 gram yang
Ditimbang sebanyak 31,5 larut dalam 3 ml aquadest
mg
Dilarutkan dalam 3 ml
aquadest
3.4 CMC Na Didapatkan mucilage CMC Na yakni
Ditimbang sebanyak 315 mg 315 mg dalam 6ml
Dilarutkan dalam 6 ml
aquadest
3.5 Sukrosa Didapatkan sirupus simplex yang
Ditimbang sebanyak 267,75 mengadung sukrosa sebesar 267,75
gram gram dalam 315 ml.
Dilarutkan dalam 315 ml
aquadest
4. Pencampuran hasil Didapatkan campuran larutan
Dimasukkan hasil dari 3.1; 3.2; pseuodoefedrin HCl, CTM, Xylitol dan
3.3 dan 3.4 ke dalam wadah CMC Na tercampur homogen
beaker glass 500ml yang telah
dikalibrasi 315ml sebelumnya,
dilakukan pengadukan secara
manual menggunakan batang
pengaduk hingga campuran
homogen.
5. Ditambahkan pewarna FD&C red Didapatkan larutan campuran (4) yang
40 ke dalam larutan (4) dan berwarna merah
dihomogenkan
6. Ditambahkan sirupus simplex Didapatkan larutan campuran semua
larutan (5) hingga tanda batas bahan dengan sirupus simplex
(315ml)
7. Dimasukkan (6) ke dalam 5 botol Didapatkan 5 botol yang telah terisi
sirup
8. Dibersihkan botol dari sisa-sisa Didapatkan botol bersih
larutan
9. Dikemas dengan diberi sendok Didapatkan sirup dalam box
takar dan brosur pemakaian
10. Dilakukan evaluasi dan kontrol Didapatkan hasil evaluasi organoleptic,
terhadap sediaan yang telah jadi kejernihan bobot jenis, pH, volume
selama 5 hari terpindahkan, dan viskositas.
Rata-rata=g/ml
Bobot jenis = rata-rata bobot jenis ± SD
=±
Dalam praktikum sirup bahan aktif yang di gunakan dalam pembuatan sirup
meliputi Chlorphenamine maleate dan pseudoefedrine HCL. Dua bahan aktif
tersebut memiliki efek yang berbeda dimana CTM berguna sebagai anti histamine
golongan 1 sedangkan pseudoefedrine HCL digunakan sebagai pencegah hidung
tersumbat yang diakibatkan karena pilek,dimana pseudoefedrine HCL ini akan
mengurangi pembekakan mukosa hidung. Bahan tambahan lain yang di gunakan
dalam pembuatan sirup ini meliputi sukrosa yang dibuat menjadi sirupus simplex ,
CMC Na yang dalam praktikum ini digunakan sebagai thickener atau sebagai
pengental sirup, serta Xylitol yang digunakan sebagai pencegahan kristalisasi
pada sukrosa saat pembuatan sirupus simplex, selain itu karena sirup ini ditujukan
kepada anak-anak maka dari itu dibutuhkan pewarna untuk menarik minat pasien,
pewarna yang digunakan adalah FD C Red 40 yang memang ditujukan untuk
pembuatan makanan dan obat. Dalam formulasi sirup ini tidak digunakan anti
mikroba karena untuk memastikan apakah penambahan sirupus simplex saja dapat
mencegah timbulnya mikroba.
Dalam praktikum pembuatan sirup ini ada beberapa kendala yang dihadapi
yakni saat pembuatan air bebas CO2 proses pendinginannya lama sehingga
memakan waktu yang lebih lama, pH awal yang dididapat berada di atas dari
rentang yang ditetapkan namun itu dapat teratasi dengan penambahan asam sitrat
atau sering di sebut dengan proses Adjustment sehingga pH yang di dapat dapat
masuk kerentang PH yang diinginkan yakni 5,95.
Pada evaluasi di hari pertama setelah sediaan jadi masih di dapatkan hasil
yang baik pada warna, bau dan rasa sesuai dengan yang diinginkan yakni warna
merah dengan rasa yang manis namun tidak berbau bahan obat untuk bentuknya
tidak terlalu kental oleh penambahan CMC Na sedangkan hasil bobot jenis yang
di dapatkan 2,2811g/ml dengan uji volume terpindahkan 60ml/botol dan pH yang
di dapat masih masuk rentang pH yang diinginkan yakni 5,95. Hingga hari ke 5 di
adakan evaluasi hasil yang didapat menunjukan hasil yang sama yakni pada uji
organoleptis warna, bau dan rasa sama seperti awal dibuat serta pada tampilan
fisik tidak didapatkan mikroba atau endapan di atas sediaan itu membuktikan
bahwa hanya dengan penambahan pemanis dapat pengawetkan sediaan dan di hari
terakhir di lakukan uji pH menunjukan hasil pH yang tetap yakni 5,95.
XI. Kesimpulan
Dapus
Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 2013. MSDS ; FD & C Red 40. Diakses tanggal 3 Maret 2015.
Pukul 14.50 WIB.
Anief, M. 1996. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI
Press.
Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London : Royal Pharmaceutical Society of Great
Britain.
EMULSI VIRGIN COCONUT OIL 30%
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum sediaan emulsi ini adalah mahasiswa dapat
membuat formula sediaan emulsi, mahasiswa dapat membuat serta melakukan
evaluasi sediaan emulsi, dan mahasiswa dapat menganalisa pengaruh jenis
emulgator dan HLB terhadap stabilitas emulsi.
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak lemak yang diperoleh dari
pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L. Fungsi dari VCO ini adalah
sebagai emollient dan ointment base. Penambahan VCO diduga dapat
digunakan sebagai antifungal melawan Candida sp. Khasiat lainnya adalah
mencegah infeksi bakteri, membunuh jamur penyebab keputihan,
meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar kolesterol, dan
membunuh virus (Rowe, 2009).
Evaluasi dari
sediaan emulsi adalah
uji organoleptis,
pH, volume
terpindahkan,
bobot jenis, tipe
emulsi, dan freeze thawing
(Tim Pengajar
Praktikum TFS, 2015).
Struktur kimia :-
Nama Kimia :-
Rumus Molekul :-
Berat Molekul :-
pH larutan : 5-8
Struktr Kimia :-
Rumus Molekul :-
Titik Didih :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
pH larutan :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
Struktur Kimia :
Nama Kimia : Propyl-4-hydroxibenzoate
pH larutan :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
Struktur Kimia :
Nama Kimia : B-D-Fruktofuranosil-D-Glukopiranosid
pH Larutan :-
Sifat Khusus : -
Koefisien Partisi : -
Struktur Kimia :-
pH :7
Stabilitas :-
Inkompatibilitas :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
Struktur Kimia :
Inkompatibilitas :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
H. Raspberry (MSDS)
Pemerian :-
Struktur Kimia :-
Nama Kimia :-
Rumus Kimia :-
Berat Molekul :-
Kelarutan :-
pH :-
Titik Leleh :-
Wadah dan Penyimpanan : Pada wadah tertutup dan tempat yang sejuk
Stabilitas :-
Inkompatibilitas :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
4.1 Formulasi
Jumlah sediaan emulsi yang dibuat adalah 5 botol masing – masing 100
ml.
Pada masing – masing bahan dilebihkan 5 %.
Perhitungan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan emulsi
Cocoemulsion adalah:
a. VCO 30%
30 g x 100 ml = 30 g ( untuk 1 botol)
100ml
30 g x 300 ml = 90 g ( untuk 5 botol)
100ml
5 x 90 g = 4.5 g
100
Total VCO yang dibutuhkan: 90 + 4.5 = 94.5 g
b. Gum Arab
15 g x 100 ml = 15 g ( untuk 1 botol)
100ml
15 g x 300 ml = 45 g ( untuk 5 botol)
100ml
5 x 45 g = 2.25 g
100
Total Gum Arab yang dibutuhkan: 45 + 2.25 = 47.25 g
Air yang digunakan untuk membuat mucilago gum arab adalah 0.5
bagian dari Gum arab, yaitu sebesar 7.8 ml
Foto hasil pengamatan setelah dilakukan uji freeze thawing. Pada sediaan emulsi
tidak membentuk ketidakstabilan emulsi.
9.3 Cocoemulsion (Virgin Coconut Oil) Emulsion
Komposisi
Tiap 15 ml (1 sendok takar) COCOEMULSION mengandung Virgin Coconut
Oil 4.5 mL.
Indikasi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan khasiat Virgin Coconut oil sebagai
antioksidan.
Kontraindikasi
-
Dosis dan Cara Pemberian
Untuk anak > 6 tahun: 15 ml satu kali sehari.
Untuk anak 6- 12 tahun: 15 ml dua kali sehari
Untuk anak > 12 tahun : 15 ml tiga kali sehari
Efek samping
Jarang terjadi namun dapat terjadi gangguan pencernaan, yaitu diare
Kemasan
COCOEMULSION, Box, 1 botol @ 100 ml.
Penyimpanan
Wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering dibawah 30 derajat.
X. Pembahasan
Degradasi dari banyak senyawa obat dalam larutan dapat dipercepat atau
diperlambat secara ekponensial oleh nilai pH yg naik atau turun dari rentang
pH nya. Nilai pH yang di luar rentang dan paparan terhadap temperatur yang
tinggi adalah faktor yang mudah mengkibatkan efek klinik dari obat secara
signifikan, akibat dari reaksi hidrolisis dan oksidasi. Larutan obat atau
suspensi obat dapat stabil dalam beberapa hari, beberapa minggu, atau
bertahun-tahun pada formulasi aslinya, tetapi ketika dicampurkan dengan
larutan lain yg dapat mempengaruhi nilai pH nya, senyawa aktif dapat
terdegradasi dalam hitungan menit.
Sistem pH dapar yang biasanya terdegradasi dari asam atau basa lemah
dan garamnya biasanya ditambahkan ke dalam sediaan cair ditambahkan
untuk mempertahankan pHnya pada rentang dimana terjadinya degradasi obat
minimum.
XI. Kesimpulan
Dapus :
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum sediaan sirup ini adalah mahasiswa dapat membuat
formula sediaan suspensi, mahasiswa dapat membuat serta melakukan
evaluasi sediaan suspensi, dan mahasiswa dapat memahami pengaruh
penggunaan bahan pensuspensi terhadap stabilitas sediaan suspensi.
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
XI. KESIMPULAN
Dapus :
Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Sukandar, E. dan Iqbal J. 2013. Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Sumardjo, Damin, 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata.
Jakarta : EGC.
Troy, B. David dan Paul Beringer, 1885. Remingtoon ; The Science and
Practice of Pharmacy. US : Lippincott Williams & Wilkins.
Yoshita, 2003. Farmasi Fisik ; Dasar – Dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetika. Jilid 2 Edisi 3. Yogyakarta : UGM Press.