1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tayamum merupakan cara mensucikan anggota tubuh apabila tidak ada air yang dapat
ditemukan. Tayamum merupakan alternatif dari Wudhu yang digunakan khusus di situasi di
Tayamum merupakan kemudahan sekaligus kelebihan yang diberikan Allah SWT. kepada
Nabi dan umatnya dimana begitu besar kemudahan yang Allah berikan agar Nabi dan umatnya
mudah dalam melaksanakan ibadah. Dalam tata cara pengerjaanya harus tertib dan sesuai
Dalam pembelajaran tata cara tayamum ada beberapa metode dan media yang biasa
digunakan oleh seorang guru antara lain dengan membaca buku. Dari tahun ke tahun metode
tersebut masih tetap dipakai. Belajar tata cara tayamum hanya membaca buku mempunyai
keterbatasan. Meskipun di dalam buku sudah terdapat ilustrasi gambar gerakan disertai narasi,
namun hal tersebut masih mempunyai kekurangan yaitu pembaca atau pengguna dipaksa
konvensionalpun dikembangkan dengan harapan dapat lebih membantu dibanding dengan hanya
sekedar membaca buku. Saat ini, metode interaktif tata cara tayamum dalam bentuk multimedia
seperti CD/DVD tutorial berisi video tuntunan maupun animasi dapat ditemukan dengan mudah.
Dengan video tutorial pengguna dapat melihat dan atau mendengar tata cara shalat dan tayamum
2
Mempelajari tata cara tayamum dengan menggunakan CD/DVD juga memungkinkan
pengguna untuk melakukan beberapa kontrol yang bisa dianggap sebagai interaktivitas seperti
menekan tombol jeda, mempercepat atau mengulangi video dan lain sebagainya. Akan tetapi,
interaktivitas tersebut sesungguhnya tidak mempengaruhi objek tuntunan tata cara tayamum itu
sendiri dengan cara apapun. Teknologi Augmented Reality (AR) berupa Interactive 3D
memungkinkan pengguna mempelajari tata cara tata cara tayamum dalam bentuk multimedia 3D
sekaligus melakukan sebuah tindakan yang dapat mempengaruhi objek 3D pada dunia maya 3D,
seperti melihat objek 3D gerakan tayamum dari beberapa sudut pandang sehingga pengguna
dapat mempelajari tata cara tayamum dengan lebih interaktif. Saat ini, teknologi AR sudah dapat
diterapkan pada smartphone yang sudah menjadi gaya hidup di Indonesia dan juga sangat akrab
Bersumber dari latar belakang di atas, penulis berminat untuk meneliti masalah ini dengan
B. Rumusan Masalah
Dengan penjabaran yang sudah ditulis oleh peneliti pada latar belakang di atas maka peneliti
akan merangkum rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan media berbasis Augmented Reality ( AR ) untuk siswa kelas III pada
mata pelajaran fiqih tentang tata cara tayamum di MI Miftahul Ulum Kecamatan
2. Bagaimana efektifitas penerapan media berbasis Augmented Reality ( AR ) untuk siswa kelas
III pada mata pelajaran fiqih tentang tata cara tayamum di MI Miftahul Ulum Kecamatan
3
3. Bagaimana peningkatan Hasil belajar siswa kelas kelas III pada mata pelajaran fiqih tentang
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan paparan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan media berbasis Augmented Reality ( AR ) pada siswa kelas III
2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan media berbasis Augmented Reality ( AR ) pada siswa
kelas III MI Miftahul Ulum mata pelajaran Fiqih tentang tata cara tayamum.
3. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Ulum pada mata
pelajaran Fiqih tentang tata cara tayamum setelah menggunakan media berbasis Augmented
Reality ( AR )
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Memberikan terobosan baru guna membenahi proses belajar mengajar demi terwujudnya
tujuan pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran fiqih tentang tata cara tayamum.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa : siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga
b. Bagi guru : sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah proses pembelajaran dan untuk
c. Bagi sekolah :sekolah dapat bereksplorasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
4
E. Hipotesis Penelitian
1. Dapat menerapkan media berbasis Augmented Reality ( AR ) pada siswa kelas III MI
siswa kelas III pada mata pelajaran fiqih tentang tata cara tayamum di MI Miftahul Ulum
3. Dapat meningkatan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Ulum pada mata pelajaran
Fiqih tentang tata cara tayamum dengan menggunakan media berbasis Augmented Reality (
AR )
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru agar kegiatan
belajar berlangsung secara efektif. Sadiman (2006: 7) Media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
Menurut Briggs (dalam Sadiman 2006: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Menurut Trianto
(2010: 199) Media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan
yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menunjang
keberhasilan proses pembelajarn serta merangsang siswa untuk bergairah dalam belajar.
Media meliputi semua sumber belajar yang dibutuhkan oleh siswa untuk meningkatkan
jenisnya, yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan guru dan diperlukan saat kegiatan
belajar berlangsung. Rudi & Breatz (dalam Trianto 2010: 201) mengklasifikasikan media
kedalam tujuh komponen media, yaitu: a) media audio visual gerak, b) media audio visul
6
diam, c) media audio semi gerak, d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media
Menurut Asy’ari (2006: 44) ada empat jenis media pembelajaran, yaitu: a) Media visual,
yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari
peserta didik, misalnya: media visual non proyeksi (benda realita, model protetif, dan grafis),
dan media proyeksi (power point, paint dan auto cad), b) Media audio, yaitu jenis media yang
siswa, misalnya: radio, pita kaset suara, dan piringan hitam, c) Media audio-visual, yaitu jenis
media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan, misalnya: video kaset dan film
bingkai, d) Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran, misalnya: TV dan power
point.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis media
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dikelas sangatlah beragam. Guru dapat
mempergunakan media tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hal ini peneliti
Teknologi Augmented reality merupakan salah satu trobosan yang digunakan pada akhir-
akhir ini di dibidang interaksi. Penggunaan teknologi ini akan sangat membantu dalam
interaksi yang menggabungkan antara dunia nyata (real world) dan dunia maya (virtual
world). Tujuan dalam penggunaan teknologi Augmented Reality ini adalah menambahkan
pengertian dan informasi pada dunia nyata dimana sistem Augmented Reality mengambil
7
dunia nyata sebagai dasar dan menggabungkan beberapa teknologi dengan menambahkan
Prinsipnya secara umum menurut Ronald T. Azuma (1997:2) masih sama dengan virtual
objek virtual biasanya berbentuk 3 dimensi. Namun kebalikan dari virtual reality yang
reality dibandingkan virtual reality adalah pengembangannya yang lebih mudah dan murah
(Andria,2014:4). Dalam teknologi Augmented Reality ada tiga karakteristik yang menjadi
dasar diantaranya adalah kombinasi pada dunia nyata dan virtual, interaksi yang berjalan
secara real-time, dan karakteristik terakhir adalah bentuk obyek yang berupa model 3 dimensi
atau 3D. Bentuk data kontekstual dalam sistem Augmented Reality ini dapat berupa data
Keunggulan teknologi Augmented Reality ( Ali Idrus,2016 : 140 ) yaitu Anak-anak akan
lebih mampu mengingat sesuatu dalam jangka waktu yang lebih lama bila ia secara langsung
melihat dan mengamati objek yang nyata.. Dengan teknologi AR, anak-anak bisa mengamati
bentuk secara nyata. Karena gambar yang ditampakkan dengan teknologi ini adalah bentuk
yang nyata atau berwujud 3D. Kualitas gambar yang ditampakkan pun tentunya akan
semakin baik, seperti kualitas gambar film kartun zaman dahulu dan sekarang, tentu kualitas
1. Flash Card
Flash card tidak hanya menampakkan gambar 2 dimensi lagi. Gambar yang tercetak di
flash card bisa tampak dalam bentuk 3 dimensi (mendekati wujud aslinya), dan bahkan
8
2. Papan belajar
Selain dalam bentuk kartu, kini teknologi AR juga hadir dalam bentuk papan belajar.
Dengan sebuah papan bertema kebun binatang, anak-anak bisa melihat aneka macam
3. Game edukatif
Anak-anak bisa bermain sambil belajar dengan teknologi ini. Anak-anak akan semakin
bersemangat dalam belajar bila mereka melakukannya dengan aneka permainan apalagi
Sedangkan media pembelajaran berbasis augmented reality yang peneliti gunakan yaitu
berbentuk flash card berupa kartu mkuslim yang didalamnya terdapat tuntutan tata cara
mempelajari sesuatu. Beberapa manfaat edukatif dari teknologi ini adalah dapat
meningkatkan kreatifitas anak, menambah wawasan anak, serta keinginan anak untuk mau
belajar. Jadi dengan adanya teknologi AR, belajar kini jauh lebih menyenangkan dan lebih
efektif.
C. Tayamum
1. Pengertian Tayamum
Secara bahasa, tayamum berarti kesengajaan atau maksud. Menurut istilah, tayamum
adalah mendatangkan debu yang suci sampai ke wajah dan kedua tangan sebagai pengganti
wudu atau mandi yang disertai dengan ketentuan khusus (Asy-Syekh Muhammad bin Qosim
Al-Ghazy, 1991 : 76 ). Tayamum juga dapat diartikan dengan menyengaja tanah untuk
penghapus muka dan kedua tangan dengan maksud dapat melakukan salat dan lain-lain (
9
2. Syarat-syarat Tayamum
Nasution ( 1998 : 34 ) :
a. Ada uzur sehingga tidak dapat menggunakan air. Uzur menggunakan air itu terjadi oleh
b. Masuk waktu salat. Tayamum untuk salat yang berwaktu baik fardu maupun sunah, hanya
dibenarkan setelah masuk waktunya. Alasannya tayamum adalah thaharah darurat dan
c. Mencari air setelah waktu, sesuai dengan ketentuan pada nomor 1 di atas.
d. Tidak dapat mnggunakan air karena uzur syari seperti takut akan pencuri atau ketinggalan
dari rombongan.
e. Tanah yang murni dan suci. Tayamum hanya sah menggunakan tanah yang suci dan
berdebu. Bahan-bahan lainnya seperti semen, batu, belerang dan sebagainya, atau tanah
3. Rukun Tayamum
a. Niat.
b. Menyapu wajah.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (clasroom
action research) dengan tindakan berupa penerapan media pembelajaran augmented reality, yang
Dalam pelaksanaannya, penelitian tidakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin,
yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu: Perencanaan,
B. Setting Penelitian
C. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas III MI Miftahul Ulum
Kota Surabaya dengan jumlah siswa keseluruhan 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki
D. Rencana Tindakan
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan - persiapan yang terdiri dari:
11
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran berbasis
Augmented Reality ( AR ).
dasar untuk mata pelajaran fikih tentang tayamum di kelas III dan mengembangkan
b. Tahap Pelaksanaan
di kelas sesuai dengan tahap perencanaan dan RPP yang telah disusun. Adapun langkah-
2) Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
6) Gurut menjelaskan media pembelajaran augmented reality yang akan digunakan pada
augmented reality.
7) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil lembar kerja dan kartu
muslim
12
8) Guru menyuruh ketua kelompok menyalakan smartphone lalu mempraktekan
kelompok untuk mengisi lembar kerja dengan jawaban hasil dari diskusi
10) Kelompok yang paling cepat mengumpulkan mendapatkan nilai tertinggi dalam ranah
11) Guru menyuruh perwakilkan kelompok untuk mempraktekan tata cara tayamum
12) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang kurang
dimengerti
15) Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
c. Tahap Pengamatan
observer terhadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan
perilaku siswa terhadap materi pembelajaran pelajaran fikih tentang tata cara tayamum
awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran dengan
d. Refleksi
yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan. Disini Peneliti mengamati keberhasilan dan
13
hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan peneliti. Sealnjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan
2. Siklus II
rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada
dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbaikan kegiatan
a. Perencanaan
wacana pada siklus I. Kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan pada siklus II,
sedangkan kekurangannya diperbaiki. Pada siklus I peserta didik masih sedikit kurang
pertama kali mengenal. Sehingga pada siklus II akan dijelaskan lagi cara penggunaanya
dengan dijelaskan secara berurutan. Pada siklus II ini tahap kegiatan yang dilakukan
Augmented Reality ( AR ).
dasar untuk mata pelajaran fikih tentang tayamum di kelas III dan mengembangkan
14
4) Menyiapkan berbasis Augmented Reality ( AR ) dengan terlebih dahulu mengunduh
b. Pelaksanaan Tindakan
pada pengalaman hasil dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti melaksanakan proses
2) Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
6) Gurut menjelaskan lebih mudah atau dengan tidak terlalu cepat cara penggunaan
media pembelajaran augmented reality agara peserta didik tidak gagap lagi.
7) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil lembar kerja dan kartu
muslim
kelompok untuk mengisi lembar kerja dengan jawaban hasil dari diskusi
15
10) Kelompok yang paling cepat mengumpulkan mendapatkan nilai tertinggi dalam
11) Guru menyuruh perwakilkan kelompok untuk mempraktekan tata cara tayamum
12) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang kurang
dimengerti
15) Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
c. Pengamatan
Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I yaitu pengamatan
perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku peserta didik
terhadap materi pembelajaran pelajaran fikih tentang tata cara tayamum menggunakan
media berbasis Augneted Reality ( AR ) yang pada siklus I kurang menguasai dan pada
siklus II peserta didik sudah sangat menguasai. Pelaksanaan pengamatan mulai awal
d. Refleksi
berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II dengan tujuan
yang diharapkan.
16
E. Metode Pengumpulan Data
keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematis fenomena yang
diteliti. Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan
observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai nstrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Metode ini penulis gunakan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran fikih tentang tata cara tayamum
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek
penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya
merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seorang atau lembaga untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa yang berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan
yang sukar diperoleh, sukar ditemuakan, dan membuka kesempatan untuk lebih
17
F. Analisa Data
Analisis data adalah langkah untuk memberikan interpretasi dan arti data yang telah
dikumpulkan sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada didalam
penelitian. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata dan kalimat. Data
kualitatif yang peneliti gunakan adalah dokumentasi. Selain menggunakan analisis kualitatif
disini peneliti juga menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data
observasi. Data observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa selama di kelas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Andria Kusuma Wahyudi, Ridi Ferdiana, Rudy Hartanto.2014. Pengujian dan Evaluasi Buku
Ali Idrus, A. Y. 2016. Pengembangan Augmented Reality Sebagai Media dalam Meningkatkan
Muhammad bin Qosim Al-Ghazy Asy-Syekh, 1991, Fathul Qarib, terj. Achmad Sunarto,
Al-Hidayah Surabaya
Sabiq Sayyid, 1973, Fikih Sunnah 1, terj. Mahyuddin Syaf, Alma‟arif, Bandung 1973
19