Anda di halaman 1dari 14

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindak kriminalitas yang
terjadi di Indonesia. Berbagai tindak pidana pun dilakukan mulai dari pemerkosaan,
pencurian motor, perampokkan, ranjau paku, pencurian. Para pelaku pun tak merasa bersalah
dengan apa yang meraka lakaukan kepada orang lain. Betapa kejamnya hati mereka yang
mementingkan dirinya sendiri.
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak
kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal
adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori
terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk menghentikan atau mengurangi tindak
criminal yang terjadi Indonesia. Mulai dari menambah undang – undang sampai memperketat
patrol, tapi para npelaku criminal pun tah gentar dan tak takut mengeejakan niat buruknya itu.
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain :
 Meningkatkan rasa waspada dan selalau hati – hati dimana pun berada.
 Mengoptimalkan segala cara untuk mengurangi atau bahkan menghentikan tindakan
kriminalitas .
 Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
 Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa sendiri
 Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini
melalui pendidikan multi kultural , seperti sekolah , pengajian dan organisasi masyarakat

I.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah yang dapat penulis
sampaikan antara lain :
a. Masalah kriminalitas di Indonesia.
b. Sebab – Sebab terjadinya tindak kriminal.
c. Jenis – jenis tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.
d. Jenis – jenis tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan remaja Indonesia.
e. Akibat yang ditimbulkan para pelaku kriminalitas di Indonesia.
f. Solusi mengurangi tindakan kriminal.
I.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah

1. Apa itu kriminalitas?


2. Apa saja sebab – sebab terjadinya kriminalitas?
3. Apa saja jenis – jenis tindak kriminalitas yang sering terjadi di masyarakat Indonesia?
4. Apa saja jenis – jenis tindak kriminalitas yang sering terjadi di masyarakat Indonesia?
5. Apa akibat yang ditimbulkan tindakan kriminal terhadap kehidupan bermasyarakat di
Indonesia?
6. Bagaimana solusi yang tepat untuk menghentikan tindakan kriminal di Indonesia?

I.4 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah ini adalah penyampaian tinjauan penyebab, akibat
dan solusi tindak kriminialitas.
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan bahwa kriminalitas terjadi
bukan karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan. Maka dari itu disetiap tempat dan
setiap keadaan kita wajib waspada guna menjaga diri kita dari tindak kriminal.
I.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode observasi tidak langsung yaitu
penulis mencari bahan – bahan dalam karya ilmiah ini dari buku dan dari internet. Jadi, kami
hanya menggunakan satu metode saja karena terbatasnya waktu pengerjaan yang terlalu
singkat.

Bab II Isi
II.1 Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah
berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia
yang dapat dipidana ,yang diatur dalam hukum pidana.
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu
kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.
Arti hukum menurut Immanuel Kant sendiri yaitu : “noch suchen die yuristen eine
definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum,Pradnya
Paramita,Jakarta,1981,hlm.13)
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang
ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:
seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang
dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana
atau narapidana.

Pengertian kriminalitas menurut Beberapa para ahli


1. Menurut M.v.T
Kejahatan (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam
undang-undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai perbuatan
yang bertentangan dengan tata hukum.
2. R. Susilo

 Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu perbuatan atau tingkah
laku yang bertentangan dengan undang-undang.
 Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai perbuatan atau tingkah laku
yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu
berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
3. M. A. Elliat
Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal
dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjara,
hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
4. Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum
publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara. Perbuatan
tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu adanya tingkah
laku yang patut dari seorang warga negaranya
5. Mr. W. A. Bonger
Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan dengan sadar
dari Negara berupa pemberian penderitaan.
6. Teori ³ Labelling´ (Edwin M. Lemert).Seseorang menyimpang karena adanyaproses ³labelling´
(pemberian julukan,cap, etiket, atau merek) yang diberikanmasyarakat kepada seseorang.
Prosesini
syarakat.

II.2 Bentuk-Bentuk Tindakan Kriminal atau Kejahatan

Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial
dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh, pencurian, penganiayaan,
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. Tindaakn kejahatan ini
menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa.
Tindak kejahatan juga mencakup semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan
kestabilan negara, seperti korupsi, makar, subversi dan terorisme.
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Kejahatan yang sering kita
bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalm Kitab Undsan-undang Hukum Pidana
(KUHP), seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian dengan
kekerasan, penipuan, atau berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent offenses
(kejahatan yang disertai kekerasan terhadap orang lain) property offenses (kejahatan yang
menyangkut hak milik orang lain).

Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe kejahatan ada empat, yaitu:
Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada orang lain,
seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. 2) Property offenses
atau kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain, seperti perampasan, pencurian tanpa
kekerasan, dan lain sebagainya. Sementara itu Light, Keller, dan Callhoun dalam bukunya
yang berjudul Sociology (1989) membedakan kejahatan menjadi empat tipe, yaitu crime
without victim, organized crime, white collar crime, dan corporate crime.
1) White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang terpandang atau
berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan uang
perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
2) Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung akibat tindak pidana
yang dilakukan. Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks yang tidak sah tetapi
dilakukan secara sukarela.
3) Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan menggunakan
berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (biasaya lebih ke materiil) dengan
jalan menghindari hukum. Contohnya penyedia jasa pelacuran, penadah barang curian,
perdagangan perempuan ke luar negeri untuk komoditas seksual, dan lain sebagainya.
4) Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan
dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, Keller, dan Callhoun membagi tipe kejahatan
korporasi ini menjadi empat, yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik,
kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
II. 3 Klasifikasi Jenis Kejahatan
1. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Dampaknya
Kejahatan berdampak luas
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan berat yang berdampak pada skala luas
(berdampak pada orang banyak). Misalnya: bom Bali, USA menyerang Irak, penyebaran susu
bermelamin
Kejahatan berdampak lokal
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan yang dampaknya dalam skala kecil
yaitu berdampak perorangan dan keluarga. Misalnya: perampokan, pembunuhan,
pemerkosaan.
Kejahatan korbannya diri sendiri
Kejahatan dalam klasifikasi ini, korbannya adalah pelaku itu sendiri. Misalnya: bunuh diri
dan masokis (menyiksa diri sendiri)
Kejahatan yang tidak ada korbannya
Kejahatan dalam klasifikasi ini misalnya adalah prostitusi, togel, mencontek.

2. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Jenis Objek Sasaran


Kejahatan kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah istilah di dalam hukum internasional yang mengacu pada
tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap tubuh dari orang-orang, sebagai
suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain yang mana objek sasarannya adalah manusia.
Misalnya: pembunuhan, pembasmian, perbudakan, pemerkosaan, penganiayaan terhadap
kelompok lain.
Kejahatan perang
Kejahatan perang, objek sasarannya adalah lawan perang yang merupakan suatu tindakan
pelanggaran, dalam cakupan hukum internasional, terhadap hukum perang oleh satu atau
beberapa orang, baik militer maupun sipil, meliputi semua pelanggaran terhadap
perlindungan yang telah ditentukan oleh hukum perang, dan juga mencakup kegagalan untuk
tunduk pada norma prosedur dan aturan pertempuran, seperti menyerang pihak yang telah
mengibarkan bendera putih, atau sebaliknya, menggunakan bendera perdamaian itu sebagai
taktik perang untuk mengecoh pihak lawan sebelum menyerang
Kejahatan politik
Kejahatan politik itu meliputi state crime dan yang bukan state crime, sedangkan dalam
berbagai definisi dijelaskan bahwa kejahatan negara dikatakan identik dengan kejahatan
politik yakni berupa tindakan/perbuatan yang melawan negara seperti melanggar ketertiban
umum, terorisme, subversive (menggulingkan ideologi negara), mengganggu keamanan
negara dan lainnya. Objek sasaran politik adalah Negara.
Kejahatan harta benda
Kejahatan harta benda objek sasarannya adalah harta benda. Misalnya perampokan dan
pencurian.

3. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Cara yang digunakan


Kejahatan yang menyakiti orang lain
Kejahatan dengan menggunakan cara yang menyakiti orang lain. Misalnya pembunuhan
Kejahatan dengan kekerasan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Misalnya merampok tas dengan kasar.
Kejahatan dengan kelembutan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara yang halus tanpa menyakiti. Misalnya mencuri
menggunkan gendam (hipnotis)
Kejahatan dengan Media
Kejahatan dengan menggunakan media informasi sebagai cara untuk melakukan kejahatan
dengan menggunakan media informasi yang lagi marak saat ini. Misalnya kejahatan
pembobolan ATM dengan menggunakan internet dan adanya layanan primbon sms dengan
cara ketik REG (spasi) Primbon, hal ini secara tidak langsung merupakan penipuan karena
biaya mahal yaitu 2000 rupiah setiap info yang diberikan operator

II.4 Sebab - Sebab Tindakan Kriminal

Pada umumnya penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat yaitu:


a. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di luar diri
pelaku
b. Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam diri
pelaku sendiri
c. Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena pengaruh di
luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.
Bagi Bonger, bakat merupakan hal yang konstan atau tetap, dan lingkungan adalah
faktor variabelnya dan karena itu juga dapat disebutkan sebagai penyebabnya.
Pandangan bahwa ada hubungan langsung antara keadaan ekonomi dengan kriminalitas
biasanya mendasarkan pada perbandingan statistik dalam penelitian. Selain keadaan
ekonomi, penyebab di luar diri pelaku dapat pula berupa tingkat gaji dan upah,
pengangguran, kondisi tempat tinggal bobrok, bahkan juga agama. Banyak penelitian yang
sudah dialakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat di luar diri pelaku untuk
melakuakn sebuah tindak pidana. Biasanya penelitian dilakukan dengan cara statistic yang
disebut dengan ciminostatistical investigation.
Bagi para penganut aliran bahwa kriminalitas timbul sebagai akibat bakat si pelaku,
mereka berpandangan bahwa kriminalitas adalah akibat dari bakat atau sifat dasar si pelaku.
Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa kriminalitas merupakan bentuk ekspresi dari
bakat. Para penulis Jerman mengatakan bahwa bakt itu diwariskan. Pemelopor aliran ini,
Lombroso, yang dikenal dengan aliran Italia, menyatakan sejak lahir penjahat sudah berbeda
dengan manusia lainnya, khususnya jika dilihat dari ciri tubuhnya. Ciri bukan menjadi
penyebab kejahatan melainkan merupakan predisposisi kriminalitas. Ajaran bahwa bakat
ragawi merupakan penyebab kriminalitastelah banyak ditinggalkan orang, kemudian muncul
pendapat bahwa kriminalitas itu merupakan akibat dari bakat psikis atau bakat psikis dan
bakat ragawi.
Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles)


2. Kesempatan untuk menjadi pencuri (Sir Francis Bacon, 1600-an)
3. Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan
kontrak sosial (Voltaire & Rousseau, 1700-an)
4. Atavistic trait atau Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku kriminal
( Cesare Lombroso, 1835-1909)
5. Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik Lain)
Tindak kriminal juga dapat terjadi karena :

1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan


2. Perbedaan ideologi politik
3. Kepadatan dan komposisi penduduk
4. Perbedaan distribusi kebudayaan
5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6. Mentalitas yang labil
7. faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional

II.5 Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala

a. Kriminalitas dan Jenis Kelamin


Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dijatuhi pidana lebih rendah
daripada pria. Angka statistik ini menunjuk pada perbuatan delik secara umum. Namun bila
perbuatan delik sudah dikhususkanm kemungkinan angka statistik perbandingan pelaku delik
wanita dengan pria akan bertambah porsi bagi wanitanya. Misalnya saja dalam delik abortus.
Telah banyak penjelasan mengenai kenyataan ini dan dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori antara lain:
 Sebenarnya kriminalitas yang dilakukan oleh wanita jauh lebih tinggi dari angka yang
adaHal tersebut dikarenakan masih banyaknya dark number yaitu anka kejahatan yang tidak
dicatat karena sesuatu hal. Contohnya dalam kasus abortus, kasus ini kebanyakan akan
ditutup-tutupi dan disembunyikan baik oleh korban maupun keluarganya. Selain hal tersebut,
kaum pria cenderung memiliki sifat gentleman yaitu berusaha melindungi wanita. Ketika
terdapat wanita yang melakukan kejahatan, pria merasa perlu melindunginya.
 Kondisi lingkungan bagi wanita ditinjau dari segi kriminologi lebih menguntungkan
daripada kondisi bagi pria
 Jika dibandingkan dengan pria, partisipasi wanita lebih sedikit dalam kegiatan masyarakat
sehingga dapat mengurangi konflik yang dapat mengarah pada kriminalitas.
 Sifat wanita sendiri membawa pengaruh rendahnya kriminalitas
 Faktor fisik wanita yang lemah kurang cocok untuk delik-delik agresi

b. Kriminalitas dan Cacat Tubuh


Cacat tubuh dibedakan antara yang diderita sejak kelahirannya dan yang diperoleh dalam
perjalanan hidupnya. Cacat tubuh yang memungkinkan menjadi faktor kriminogen antara
lain:
 Wajah
 Tuli
 Buta

c. Kriminalitas dan Umur


Di masa anak-anak, statistic kriminalitas tidak dapat diikuti dengan tegas, karena banyak
kejahatan yang dilakukan oleh anak tidak dipidana namun hanya diberitahukan kepada orang
tua. Jenisnya bisanya berupa pencurian sederhana, perusakan barang, atau pencurian karena
disuruh oleh orang lain.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di masa ini frekensi
kejahatan tinggi terjadi konflik antara harapan dan kenyataan. Macam kejahatannya dapat
berawal dari pencurian biasa sampai dengan pencurian dengan kekerasan.
Awal masa dewasa adalah lanjutan dari masa remaja. Frekuensi kriminalitas masih tetap
tinggi walaupun sedikit lebih rendah jika dibandingkan pada masa remaja.Macam
kriminalitas berupa pencurian yang lebih canggih, penggelapan, dan seksualitas.
Pada Masa Dewasa Penuh kejahatan yang dilakukan cenderung pada yang lebih
menggunakan akal dan pikiran dari pada kekuatan fisik. Frekuensinya menurun namun
kualitasnya meningkat. Macam kriminalitasnya banyak ditujukan pada kekayaan seperti
penggelapan, pemalsuan, dan penipuan.
Pada masa usia lanjut, kekuatan fisik maupun psikis sudah mulai menurun. Produktivitas juga
menurun. Karena penghasilan menurun, dorongan untuk melakukan delik terhadap kekayaan
ada kecenderungan meningkatnamun dengan cara anak-anak.

d. Keadaan Ekonomi, Lapangan Kerja, dan Rekreasi


Kemelaratan miningkatkan kejahatan. Bahkan kemelaratanlah yang menyebabkan kejahatan.
Kemunduran kemakmuran baik secara individu maupun pada kelompok dapat meningkatkan
tingkat kriminalitas.
Kemelaratan sebenarnya bukanlah satu-satunya faktor yang menimbulkan konflik dan
faktor kriminogen. Ketika sebuah masyarakat terisolasi yang penghidupannya menurut
masyarakat lain dianggap rendah, akan dapat tetap hidup tenang jika norma dalam
masyarakat tersebut tidak berubah dan tidak ada kesenjangan diantara mereka. Jurang
perbedaan dalam hal keadaan ekonomi dapat menjadi faktor kriminogen.

II.6 Akibat dari tindakan kriminalitas


1. Kerugian materi
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak berat. Seperti
pencopetan,penipuan penjambretan, pencurian dll, yang tanpa di sertai dengan tindak
kekerasan
2. Trauma
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan criminal yang biasanya di
sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-benda tajam seprti pisau, clurit, pistol
dll.
3. Cacat tubuh dan tekanan mental
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan criminal di sertai dengan tindakan criminal yang
lainnya atau jika seseorang melakukan tindakan criminal itu sudah memasuki tahap tindakan
criminal yang berat. Contohnya jika suatu tindakan pencurian disertai dengan penganiayaan,
atau pemerkosaan dan lain sebagainya.
4. Kematian
Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh seseorang kelompok sudah
memasuki tingkat sangat berat seperti pembunuhan, mutilasi dan lain-lain. Biasanya hal ini
didasari oleh beberapa motif.

II.7 Cara penanganan tindakan kriminalitas

Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Yang bisa hanya dikurangi
melalui tindakan-tindakan pencegahan.
a) Hukuman. Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk membuat jera
pelaku kriminal. Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya masih cocok untuk dijalankan
dalam mengatasi masalah kriminal. Hanya saja, perlu kondisi tertentu, misalnya konsisten,
fairness, terbuka, dan tepat waktunya.
b) Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi mata pisau . Ditayangkan
nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat tidak bersiap-siap.
c) Membatasi Kesempatan Seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal dengan
membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri. Kalau pencuri akan lewat pintu masuk dan
kita sudah menguncinya, tentunya cara itu termasuk mengurangi kesempatan untuk mencuri.
d) Jaga diri Jaga diri dengan ketrampilan beladiri dan beberapa persiapan lain sebelum terjadinya
tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat. Cara-cara di atas memang tidak
merupakan cara yang paling efektif, hanya saja akan tepat bila diterapkan kasus per kasus.
e) Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi atau pihak – pihak yang
brtanggung jawab bisa lebih tau apa keluhan masyarakat secara langsung dari masyarakat itu
sendiri dan bisa membuat pihak yang bertanggung jawab tersebut lebih mengenal daerah
yang rawan akan tindakan criminal.Misalnya bersedia bertindak atau melapor pada yang
berwajib apabila menjadi korban suatu tindakan kriminal atau melihat langsung suatu
kriminalitas.
f) Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal dengan ikut meronda,
melakukan pengawasan pengadaan dana untuk kegiatan pada anak dan pemuda agar tidak
terjadinya satu tindakan yang tidak di ingin kan oleh masyarakat.

Dan ada cara lain yang dapat dilakukan guna menangani tindakan kriminal yaitu:

1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa
pandang bulu atau derajat.
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa
sendiri.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak
dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah, pengajian, dan organisasi
masyarakat.

II.8 Manfaat dari terjadinya tindakan kriminal


1. menegaskan nilai-nilai kultural dan norma-norma yang ada di masyarakat,
2. menciptakan kesatuan sosial dengan menciptakan dikotomi ‘kami’ dan ‘mereka’,
3. mengklarifikasi batasan-batasan moral,
4. perilaku menyimpang boleh jadi merupakan pernyataan sikap individu yang menentang
terhadap tujuan dan norma dalam kelompok.
Bab III Kesimpulan dan Saran
III.1 Kesimpulan
 Tindak kriminal adalah tindakan yang melanggar norma dan nilai sosial serta merupakan salah
satu bentuk penyimpangan sosial karena merugikan orang lain serta dirinya sendiri.
 Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi juga merugikan negara
serta mengganggu stabilitas negara.
 Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu
perampokkan,pencurian,pencopetan,pemerkosaan dan korupsi. Semua tindakan itu dilakukan
oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab diantaranya yaitu akibat himpitan ekonomi
yang memaksa mereka melakukan itu semua. Memang mereka tidak memikirkan dampak
yang diakibatkan dari apa yang mereka buat,mereka hanya memikirkan dirinya sendiri.
 Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang salah satunya
disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya disebabkan oleh perampokan
menggunakan senjata, cacat tubuh yang salah satunya disebabkan oleh tindak pemerkosaan,
atau bahakan menyebabkan kematian yang salah satunya disebabakan oleh tindak mutilasi.
 Penanganan atau solusi agar tindak kriminalitas ini yaitu salah satunya dengan cara
memberikan hukuman yang tidak pandang pangkat,jabatan atau status sosial dan memberikan
hukuman yang pantas dengan apa yang mereka lakukan, agar para pelaku tindak kriminal jera
dana tak akan mengulangi tindakan kriminalitas. Penulis rasa cara itu paling efektif guna
mengurangi tindak kriminal.
 Dari kejadian tindak kriminal kita dapat mendapatkan pelajaran yaitu kita bisa mengambil
bahwa dalam melakukan apapun dan dalam keadaan apapun kita harus bisa lebih waspada
dan berhati-hati. Dan kita lebih bisa menegaskan norma – norma yang berlaku di masyarakat.
 Jadi intinya kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari pelaku tetapi jaga karena
adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak memberikan kesempatan pada pelaku
kriminal untuk bertindak.
III.2 Saran-Saran
 Seharusnya para penegas hukum dalam menjalankan tugasnya atau mengadili tindak kriminal
tindak pandang bulu atau memandang jabatan dan status social serta memberikan hukuman
yang seadil-adilnya agar penegakkan hukum dinegara ini dapat berjalan baik.
 Di televisi – televisi semestinya menayangkan sosialisasi tentang agar berhati – hati
dimanapun kita berada dan seharusnya televisi tidak menayangkan tayangan yang “bermata
dua” artinya disatu sisi baik bagi konsumen atau masyarakat dan disisi yang satunya malah
membuat pelaku tindak kriminal lebih jago dalam menjalankan aksinya salah satu tayang
seperti reportase investigasi inilah yang dimaksud.
 Kita sebagai masyarakat yang cinta damai seharunya kita harus bisa lebih bertindak lebih hati
– hati dan selalu waspada dimanapun kita berada akrena tindak kriminal terjadi bukan hanya
karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan..
 Memasang slogan – slogan di spanduk,banner dan televisi yang isinya menghimbau bahwa
kita harus berhati – hati dan berwaspada.
Daftar Pustaka
Muhammad Mustafa. 2007. Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS. hal :16
http://www.scribd.com/doc/6241288/KRIMINALITAS-REMAJA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kriminalitas
http://www.fitri.blogspot.com/
http://www.kk.com/

Anda mungkin juga menyukai