Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindak kriminalitas yang
terjadi di Indonesia. Berbagai tindak pidana pun dilakukan mulai dari pemerkosaan,
pencurian motor, perampokkan, ranjau paku, pencurian. Para pelaku pun tak merasa bersalah
dengan apa yang meraka lakaukan kepada orang lain. Betapa kejamnya hati mereka yang
mementingkan dirinya sendiri.
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak
kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal
adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori
terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk menghentikan atau mengurangi tindak
criminal yang terjadi Indonesia. Mulai dari menambah undang – undang sampai memperketat
patrol, tapi para npelaku criminal pun tah gentar dan tak takut mengeejakan niat buruknya itu.
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain :
Meningkatkan rasa waspada dan selalau hati – hati dimana pun berada.
Mengoptimalkan segala cara untuk mengurangi atau bahkan menghentikan tindakan
kriminalitas .
Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa sendiri
Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini
melalui pendidikan multi kultural , seperti sekolah , pengajian dan organisasi masyarakat
Bab II Isi
II.1 Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah
berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia
yang dapat dipidana ,yang diatur dalam hukum pidana.
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu
kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.
Arti hukum menurut Immanuel Kant sendiri yaitu : “noch suchen die yuristen eine
definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum,Pradnya
Paramita,Jakarta,1981,hlm.13)
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang
ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:
seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang
dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana
atau narapidana.
Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu perbuatan atau tingkah
laku yang bertentangan dengan undang-undang.
Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai perbuatan atau tingkah laku
yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu
berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
3. M. A. Elliat
Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal
dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjara,
hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
4. Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum
publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara. Perbuatan
tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu adanya tingkah
laku yang patut dari seorang warga negaranya
5. Mr. W. A. Bonger
Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan dengan sadar
dari Negara berupa pemberian penderitaan.
6. Teori ³ Labelling´ (Edwin M. Lemert).Seseorang menyimpang karena adanyaproses ³labelling´
(pemberian julukan,cap, etiket, atau merek) yang diberikanmasyarakat kepada seseorang.
Prosesini
syarakat.
Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial
dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh, pencurian, penganiayaan,
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. Tindaakn kejahatan ini
menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa.
Tindak kejahatan juga mencakup semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan
kestabilan negara, seperti korupsi, makar, subversi dan terorisme.
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Kejahatan yang sering kita
bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalm Kitab Undsan-undang Hukum Pidana
(KUHP), seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian dengan
kekerasan, penipuan, atau berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent offenses
(kejahatan yang disertai kekerasan terhadap orang lain) property offenses (kejahatan yang
menyangkut hak milik orang lain).
Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe kejahatan ada empat, yaitu:
Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada orang lain,
seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. 2) Property offenses
atau kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain, seperti perampasan, pencurian tanpa
kekerasan, dan lain sebagainya. Sementara itu Light, Keller, dan Callhoun dalam bukunya
yang berjudul Sociology (1989) membedakan kejahatan menjadi empat tipe, yaitu crime
without victim, organized crime, white collar crime, dan corporate crime.
1) White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang terpandang atau
berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan uang
perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
2) Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung akibat tindak pidana
yang dilakukan. Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks yang tidak sah tetapi
dilakukan secara sukarela.
3) Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan menggunakan
berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (biasaya lebih ke materiil) dengan
jalan menghindari hukum. Contohnya penyedia jasa pelacuran, penadah barang curian,
perdagangan perempuan ke luar negeri untuk komoditas seksual, dan lain sebagainya.
4) Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan
dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, Keller, dan Callhoun membagi tipe kejahatan
korporasi ini menjadi empat, yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik,
kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
II. 3 Klasifikasi Jenis Kejahatan
1. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Dampaknya
Kejahatan berdampak luas
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan berat yang berdampak pada skala luas
(berdampak pada orang banyak). Misalnya: bom Bali, USA menyerang Irak, penyebaran susu
bermelamin
Kejahatan berdampak lokal
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan yang dampaknya dalam skala kecil
yaitu berdampak perorangan dan keluarga. Misalnya: perampokan, pembunuhan,
pemerkosaan.
Kejahatan korbannya diri sendiri
Kejahatan dalam klasifikasi ini, korbannya adalah pelaku itu sendiri. Misalnya: bunuh diri
dan masokis (menyiksa diri sendiri)
Kejahatan yang tidak ada korbannya
Kejahatan dalam klasifikasi ini misalnya adalah prostitusi, togel, mencontek.
Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Yang bisa hanya dikurangi
melalui tindakan-tindakan pencegahan.
a) Hukuman. Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk membuat jera
pelaku kriminal. Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya masih cocok untuk dijalankan
dalam mengatasi masalah kriminal. Hanya saja, perlu kondisi tertentu, misalnya konsisten,
fairness, terbuka, dan tepat waktunya.
b) Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi mata pisau . Ditayangkan
nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat tidak bersiap-siap.
c) Membatasi Kesempatan Seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal dengan
membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri. Kalau pencuri akan lewat pintu masuk dan
kita sudah menguncinya, tentunya cara itu termasuk mengurangi kesempatan untuk mencuri.
d) Jaga diri Jaga diri dengan ketrampilan beladiri dan beberapa persiapan lain sebelum terjadinya
tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat. Cara-cara di atas memang tidak
merupakan cara yang paling efektif, hanya saja akan tepat bila diterapkan kasus per kasus.
e) Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi atau pihak – pihak yang
brtanggung jawab bisa lebih tau apa keluhan masyarakat secara langsung dari masyarakat itu
sendiri dan bisa membuat pihak yang bertanggung jawab tersebut lebih mengenal daerah
yang rawan akan tindakan criminal.Misalnya bersedia bertindak atau melapor pada yang
berwajib apabila menjadi korban suatu tindakan kriminal atau melihat langsung suatu
kriminalitas.
f) Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal dengan ikut meronda,
melakukan pengawasan pengadaan dana untuk kegiatan pada anak dan pemuda agar tidak
terjadinya satu tindakan yang tidak di ingin kan oleh masyarakat.
Dan ada cara lain yang dapat dilakukan guna menangani tindakan kriminal yaitu:
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa
pandang bulu atau derajat.
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa
sendiri.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak
dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah, pengajian, dan organisasi
masyarakat.