Anda di halaman 1dari 5

Nama : Helga Zahra Kartika

NIM : 11000121130234

Mata Kuliah : Kriminologi

Kelas :H

TIPOLOGI KEJAHATAN

A. Pengertian
Secara umum Tipologi adalah pengklasifikasian suatu objek berdasarkan karakteristik
tertentu yang terkait dengan objek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tipologi
adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan menurut corak
watak masing-masing. Dalam hal ini, Tipologi Kejahatan dapat diartikan sebagai
penggolongan yang mempelajari penjahat atau penggolongan atau pengelompokkan
sesuatu menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor tertentu. Tipologi Kejahatan
merupakan ilmu yang digunakan untuk mengelompokkan atau menggolongkan
penjahat maupun menggolongkan suatu kejahatan tertentu yang didasarkan pada
karakteristik tertentu yang berkaitan dengan objek. Tipologi adalah suatu sistem
klasifikasi kejahatan atau penjahat ke dalam golongan atau kelompok tertentu,
lazimnya dibedakan menjadi tipologi teoritis dan tipologi empiris. Tipologi penjahat
diklasifikasi berdasarkan umur, jenis, kelamin, kepribadian, status marital, motif, kelas
sosial dan sebagainya. Tipologi kejahatan diklasifikasi berdasarkan motif, kondisi
perilaku, kaidah yang dilanggar, frekuensi kejahatan dan sebagainya.

B. Tipologi Kejahatan Menurut Pakar


a. Mayhew dan Moreau
Tipologi kejahatan berdasarkan cara kejahatan yang dihubungkan dengan kegiatan
penjahat, yaitu penjahat profesional yang menghabiskan masa hidupnya dengan
kegiatan - kegiatan kriminal dan penjahat accidental yang melakukan kejahatan
sebagai akibat situasi dan kondisi lingkungan yang tidak dapat diperhitungkan
sebelumnya.
b. Walter C. Recless
- Penjahat Biasa
Penjahat biasa adalah peringkat terendah dalam karir kriminil, hal mana mereka
melakukan kejahatan konvensional mulai dari pencurian ringan sampai
pencurian dengan kekerasan yang membutuhkan keterampilan terbatas dan juga
kurang mempunyai organisasi.
- Penjahat Terorganisasi
Penjahat terorganisasi umumnya mempunyai organisasi yang kuat dan dapat
menghindari penyelidikan serta mengkhususkan diri dalam bisnis ilegal
berskala besar. Kekuatan, kekerasan, intimidasi dan pemerasan digunakan
untuk memperoleh dan mempertahankan pengendalian atas kegiatan ekonomi
diluar hukum
- Penjahat Profesional
Penjahat profesional lebih mempunyai kemahiran yang tinggi dan mampu
menghasilkan kejahatan yang besar dan yang sulit diungkapkan oleh penegak
hukum. Penjahat - penjahat jenis ini mengkhususkan diri dalam kejahatan -
kejahatan yang lebih membutuhkan keterampilan dari pada kekerasan.
c. Marshall B. Clinard dan Richard Quinney
Tipe kejahatan yang didasarkan pada 4 (empat) karakteristik, yaitu :
- Karir penjahat dari si pelanggar hukum;
- Sejauh mana perilaku itu memperoleh dukungan kelompok;
- Hubungan timbal balik antara kejahatan pola - pola prilaku yang sah; dan
- Reaksi sosial terhadap kejahatan.

C. Tipologi Kejahatan/Penggolongan Kejahatan


Kejahatan dapat digolongkan berdasarkan motif pelakunya, ancaman pidananya,
kepentingan statistik, kepentingan pembentukan teori dan berdasarkan pandangan ahli
sosiolog sebagai berikut:
a. Motif Pelaku
W.A. Bonger pernah mengklasifikasikan motif pelaku ke dalam empat kelompok,
yaitu:
- Kejahatan Ekonomi atau biasa disebut economic crime seperti
penyelundupan
- Kejahatan Seksual seperti perzinaan, pemerkosaan (sexual crime)
- Kejahatan Politik (political crime), misalnya pemberontakan PKI
- Kejahatan lainnya (miscelianeaous crime), misalnya penganiayaan balas
dendam
b. Berdasarkan Berat atau Ringannya Ancaman Pidana
Berkaitan dengan hal ini, disangkutpautkan dengan apa yang termuat dalam KUH
Pidana sebagai berikut:
- Kejahatan
Semua pasal-pasal dalam Buku II KUH Pidana. Yang termasuk dalam jenis
ini antara lain adalah seperti pembunuhan, pencurian, dan lain sebagainya.
Dalam bahasa inggris disebut felony. Ancaman pidana dapat berupa pidana
mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara.
- Pelanggaran
Semua pasal-pasal dalam Buku III KUH Pidana, seperti saksi di depan
persidangan yang memakai jimat pada waktu ia harus memberikan
keterangan dengan bersumpah, dihukum dengan hukum kurungan selama
10 hari atau denda. Pelanggaran dalam bahasa inggris disebut misdemeanor,
ancaman hukumannya biasanya hanya denda saja. Seperti pelanggaran lalu
lintas.
c. Kepentingan Statistik
Penggolongan kejahatan demi kepentingan statistik merupakan pemetaan jumlah
kejahatan berdasarkan angka-angka yang mengerucut pada pengkualifikasian
kejahatan secara umum. Metode pengelompokan ini sudah pasti berlaku pada
kualifikasi kejahatan lainnya seperti kejahatan terhadap harta benda (pencurian,
perampokan), kejahatan terhadap kehormatan (pencemaran nama baik, fitnah,
pengaduan dengan fitnah, fitnah dengan perbuatan).
d. Kepentingan Pembentukan Teori
Penggolongan ini didasarkan dengan adanya kelas-kelas kejahatan. Kelas-kelas
kejahatan dibedakan menurut proses penyebab kejahatan, cara melakukan
kejahatan, teknik-teknik, organisasinya dan timbulnya kelompok-kelompok yang
mempunyai nilai-nilai tertentu pada kelas tersebut. Penggolongannya sebagai
berikut:
- Professional Crime, kejahatan dilakukan sebagai mata pencaharian tetapnya
dan mempunyai keahlian tertentu untuk profesi itu. Contoh: pemalsuan
tanda tangan, pemalsuan uang, pencopetan
- Organized Crime, kejahatan yang terorganisir. Contoh: pemerasan,
perjudian liar, perdagangan narkoba
- Occupational Crime, kejahatan karena ada kesempatan. Contoh: pencurian
di rumah-rumah, pencurian jemuran, penganiayaan
e. Ahli-Ahli Sosiologi
Berdasarkan pandangan para ahli sosiolohi membagi kejahatan yang berpijak pada
fenomena sosial yang menyertainya, namun banyak juga jenis kejahatan yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi sudah teradaptasi ke dalam undang-undang.
Berikut pembagiannya:
- Violent Personal Crime, kejahatan yang berupa kekerasan terhadap orang.
Contohnya adalah pembunuhan (murder), penganiayaan (assault),
pemerkosaan (rape)
- Occational Property Crime, kejahatan harta benda karena kesempatan.
Contohnya adalah pencurian kendaaraan bermotor
- Occupational Crime, kejahatan karena kedudukan atau jabatan. Contohnya
adalah white collar crime, korupsi
- Political Crime, kejahatan politik. Contohnya adalah treason
(Pemberontakan)¸ espionage (spionase), sabotage (sabotase), guerilla
warfare (perang gerilya
- Public Order Crime, kejahatan terhadap ketertiban umum. Contohnya
adalah kejahatan tanpa korban contohnya pemabukan, gelandangan,
perjudian, wanita melacurkan diri
- Conventional Crime, kejahatan konvensional yang meliputi perampokan,
penggarongan, pencurian kecil-kecilan
- Organized Crime, kejahatan terorganisir. Contohnya dalah pemerasan,
perdagangan anak, perdagangan wanita, perdagangan narkoba
- Professional Crime, kejahatan yang dilakukan sebaga profesi. Contohnya
adalah pemalsuan, pencopetan dan lainnya

Nyatanya, pembagian kejahatan yang dikemukakan ooleh para ahli sosiologi di


atas melepaskan diri pada jenis kejahatan yang sudah ada pembagiannya dalam
UU. Hal demikian dapat dibenarkan karena objek pengamatannya memang ada
pada hubungan antar individu yang berujung pada pola interaksi. Ada jenis
kejahatan yang dipandang pada objek kejahatannya (pembunhan sebagai kejahatan
terhadap orang), ada juga yang dipandang melalui sebab terjadinya kejahatan
(pencurian karena kesempatan), dan ada lagi jenis kejahatan yang berdasarkan
status, kedudukan, profesi, atau jabatan dari pelakunya (kejahatan politik dan
kejahatan kerah putih).

DAFTAR PUSTAKA

Alam, A.S. dan Ilyas, Amir. 2018. Kriminologi Suatu Pengantar. Jakarta: Indonesia. Penerbit
Kencana.

Effendi, Tolib. 2017. Dasar-Dasar Kriminologi. Malang: Indonesia. Setara Press

Prayatna, Erisamdy. 2020. “Tipologi Kejahatan”,


https://www.erisamdyprayatna.com/2021/01/tipologi-kejahatan.html, diakses pada 8
Maret 2023 pukul 14.30

Anda mungkin juga menyukai