Anda di halaman 1dari 11

KEJAHATAN KEKERASAN DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGI

Erniwati
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu
Email: erniwatizamzami@gmail.com

Abstract: Crime and Violent in Criminology Perspective:The act of violent in the society is is
formed in various type of crimes, according to its chronological or in conservative form and modern
form. It is of interest to criminologist to exemine the meaning of crime and violent in crimonology
perspective wether according to law or non law as well as the meaning of crime and violent according
to the experts starting from the understanding of crime and violent, the forms of violent, and it’s
groups, it will start from the Act No. 23 year 2004 about abolishing the violent in the household upto
the harsh crime and violent such as phisical violent, sexual harassment and the neglect of household,
of which very common in the family and the society, the act of physical violent e.g: Looting, Killing,
and the act of sexual crime, e.g: sexual harassment, rape, etc. The paper will further explain about the
factors and the dynamics of violence in society.

Keywords:Crime, Violent, Criminology

Abstrak: Kejahatan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi: Tindakan kekerasan dalam


masyarakat sebagai problem sosial, terwujud dalam beberapa bentuk kejahatan, baik dalam segi
bentuk maupun cara terjadinya, dari yang bersifat konservatif sampai modern. Hal ini menarik bagi
para ahli kriminologi, untuk menelaah makna kejahatan kekerasan menurut pandangan kriminologi
baik menurut aliran hukum maupun non hukum dan makna kejahatan kekerasan menurut para ahli
secara yang dimulai dari pengertian kejahatan kekerasan baik dan, bentuk-bentuk , dan
pengelompokan mulai dari sisi Perundang-undangan No 23 tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga sampai kejahatan kekerasan dimana kejahatan kekerasan tersebut
meliputi kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual dan sampai pada penelantaran rumah tangga yang
marak terjadi dimana-mana baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat meliputi :kekerasan dalam
bentuk fisik seperti: perampokan, pembunuhan, dan kejahatan –kejahatan kekerasan seksual, seperti :
pelecehan seksual, perkosaan dan lainnya sebagainya.Lebihlanjutdijelaskan faktor-faktor dan
dinamika kekerasandalammasyarakat.

Kata Kunci : Kejahatan, Kekerasan, Kriminologi.

Pendahuluan masyarakat sekarang berturut-turut dari


Kriminalitas memang menarik atas, yaitu mengenai pengangguran dan
untuk dibicarakan pada tahun 1994 seratus lingkungan (NSS / Vellkamp, 1994).
enam puluh persen dari penduduk Ditempat kerja selanjutnya adalah
menyatakan bahwa keadaan tidak aman, “pengaburan norma”. (dengan sendirinya
ini dilukiskan sebagai ancaman dari adalah perbuatan yang seakan-akan tidak
perilaku jahat (pencurian, kekerasan dan terdapat didalam masyarakat kita, misalnya
lain sebagainya), yang merupakan problem berkendaraan tanpa surat, pencurian masuk
masyarakat pada saat ini. Pokok persoalan rumah, kecurangan terhadap asuransi dan
yang terdapat didalam daftar perhatian pelanggaran lalu-lintas.
Erniwati: Kejahatan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi

Dewasa ini kriminalitas telah 1. Kekerasan fisik


meningkat baik dari segi kuantitas maupun 2. Kekerasan psikis
kualitas. Dari segi bentuk maupun cara 3. Kekerasan seksual dan
terjadinya, hal tersebut dapat dilihat dari 4. Penelantaran rumah tangga
fakta yang ada di masyarakat yang dulu, Fakta-fakta perbuatan kejahatan
dalam bentuk-bentuk kejahatan masih kekerasan dapat terjadi dimana-mana tidak
bersifat konservatif. Namun sekarang terkecuali dalam keluarga di masyarakat,
bentuk kejahatan telah berubah secara sering dimuat dalam berita-berita yang
lebih modern contoh dalam kasus disiarkan dalam berbagai masa media baik
pembunuhan sesuai dengan pasal 338: cetak maupun elektronik, berkenaan kasus
menghilangkan nyawa seseorang yang penganiayaan, pembunuhan, kekerasan
dimulai dari penganiayaan / perkelahian seksual seperti perbuatan cabul, perkosaan
dan lain-lain. Saat ini kasus pembunuhan dan lain sebagainya.
dilakukan dan dilanjutkan dengan mutilasi Harkristuti Harkrisnowo, wajah
yang disertai dengan kejahatan-kejahatan tindak kekerasan terhadap perempuan,
lain yang mengiringinya yang walaupun makalah yang disampaikan pada Sain Loka
tidak semua kejahatan dilakukan dengan Nasional mengenai kemitraan pemerintah
bentuk kekerasan tertentu, seperti dan LSM dalam pencegahan dan
kejahatan penipuan dan lain-lain. penanggulangan tindak kekerasan terhadap
Dalam kontek sejarah, tindakan perempuan, yang diselenggarakan
kekerasan dalam masyarakat yang diakui mempera, beberapa LSM, Jakarta 26-27
sebagai problem sosial terwujud dalam Januari 1999.
beberapa bentuk kejahatan diantara Fenomena yang menarik, ada
penganiayaan, kekerasan seksual, kecenderungan bahwa kejahatan kekerasan
penelantaran pendidikan dan kekerasan di masyarakat semakin meningkat jumlah
secara mental. Lebih lanjut Harkristuti dari tahun ketahun. Terlihat dari kasus
Harkrisnowo membagi kejahatan kejahatan kekerasan yang dilaporkan
kekerasan terutama terhadap perempuan kepada pihak berwajib, tentu cukup banyak
kedalam bentuk-bentuk kekerasan seksual, kasus kejahatan kekerasan yang tidak
kekerasan psikologi, kekerasan ekonomi terungkap, karena alasan malu dan aib bagi
dan kekerasan politis. Sedangkan menurut korban. Kian munculnya kasus kejahatan
undang-undang No 23 tahun 2004 tentang kekerasan dalam masyarakat tentu cukup
penghapusan kekerasan dalam rumah membuat resah masyarakat terutama bagi
tangga, membagi lingkup kekerasan dalam kaum perempuan.
rumah tangga yakni:
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015

Kriminologi sebagai cabang ilmu 4. There must be a unio or jpingt


pengetahuan muncul di abad pertengahan operation of act and intent or
sebagai suatu kajian ilmiah Kriminologi criminal begligence
adalah suatu cabang ilmu yang isinya 5. Punishment must be provided by law
bukan saja teori yang unik atau metode
sendiri dalam penelitian tetapi juga b. Sue Titus Reid mengatakan, yang perlu
persoalan persoalan kejahatan dan cara diperhatikan untuk suatu perumusan
mengendalikannya. Dalam merumuskan kejahatan adalah :
istilah kejahatan, dikalangan ahli 1. Kejahatan adalah suatu tindakan
kriminologi terdapat dua aliran yakni aliran sengaja atau omisi. Dalam pengertian
yang menganut rumusan hukum mengenai ini seorang tidak dapat dihukum
kejahatan (legal definition of crime) dan hanya karena pemikirannya,
aliran yang menganut rumusan non hukum melainkan harus ada suatu tindakan
mengenai kejahatan (nonlegal definition of kealpaan dalam bertindak. Kegagalan
crime)1. Kedua aliran ini sama-sama untuk bertindak dapat juga
merumuskan apa itu kejahatan dengan merupakan kejahatan. Jika terdapat
melihat berbagai hal atau variabel. suatu kewajiban hukum untuk
1. Aliran yang menganut rumusan hukum bertindak dalam kasus tertentu.
mengenai kejahatan, para ahli Disamping itu pula, harus ada niat
kriminologi adalah : jahat (criminal intent : mean rea.
a. Martin.R, Hasskell dan Lewis 2. Merupakan pelanggaran hukum
Yablonsky,2mengemukakan bahwa pidana.
terdapat beberapa variabel yang harus 3. Yang dilakukan tanpa adanya suatu
diperhatikan dalamhubungannya dengan pembelaan atau pembenaran yang
suatu rumusan tentang kejahatan yakni : diakui secara hukum.
1. There must be an actor or omission 4. Yang diberi sanksi oleh negara
2. The act or omission must be in sebagai suatu kejahatan atau
violation of law for bidding or pelanggaran.
commanding it c. Herman Mennheim,3 menganggap
3. There must be criminal intent (mean perumusan hukum tentang kejahatan
rea) or criminal negligence. adalah sebagai suatu perbuatan yang
1
Mulyana Kusumah, Kriminologi dan dapat dipidana dengan memperhatikan :
Masalah Kejahatan, Armico, Bandung, 1984, Hlm.
20
2 3
Martin RH dan Lewis.Y. Criminologi: Mulyana.W.Kusumah,
Crime and criminality. Chicago Rand Macnally KriminologidanmasalahKejahatan, Armico,
College Publishing Company, 1974, Hlm.5 Bandung, 1984,.Hlm. 21
104
Erniwati: Kejahatan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi

1. Istilah kejahatan harus digunakan 2. Aliran yang menganut rumusan non


dalam bahasa teknis hanya dalam hukum mengenai kejahatan. Para
kaitannya dengan kelakuan yang ahlinya adalah:5
secara hukum merupakan kejahatan. a. Thorsten Sellin, berpandangan
2. Kejahatan itu jika sepenuhnya bahwa kejahatan adalah pelanggaran
terbukti adalah kejahatan dengan norma-norma kelakuan (conduct
tidak melihat apakah benar-benar norm) yang tidak harus terkandung
dipidana melalui peradilan pidana di dalam hukum.
atau tidak, atau apakah ditangani b. Austin Turk, mengatakan
oleh alat-alat penegak hukum lain kriminalitas adalah suatgu status dan
atau tidak. bukan perilaku. Turk menekankan
3. Keputusan atau alternatif lain yang bahwa oleh karena sebagian terbesar
tersedia akan digunakan tergantung orang yang mengerjakan perilaku
pada pertimbangan dalam kasus yang secara hukum dirumuskan
individual. sebagai kejahatan, maka data
4. Kriminologi tidak dibatasi dalam kejahatan yang didasarkan pada
ruang lingkup penyelidikan ilmiah, penahanan atau penghukuman tidak
hanya pada kelakuan yang secara berguna dalam menjelaskan siapa
hukum merupakan kejahatan suatu yang melakukan kejahatan
negara pada suatu waktu tertentu dan melainkan hanya siapa diberi label
kriminologi bebas menggunakan penjahat.
klasifikasi-klasifikasi sendiri. Austin Turk memberikan beberapa
d. Paul.W. Tappen, mengatakan bahwa proposisi untuk mendukung pandangan
kejahatan adalah :an intention act bahwa kriminalitas merupakan status dan
violation of the criminal law (statutory bukan perilaku, sebagai berikut:
or case law), committed without defence 1. There is apparntly no patten of human
or execuse, and penalized by the state behavior which has not been ata least
as felony and misdemenor.4 tolerated in some normative structure.
2. The behavior element which has not
been ata least tolerated in some
normative structure.s comprising an
ilegal act are not specific to criminal

4 5
Mulyana W Kesumah, Mulyana W Kesumah,
KriminologidanmasalahKejahatan, Armico, Kriminologidanmasalahkejahatan, Armico,
Bandung. 1984 Hlm 21 Bandung, 1984 Hlm 23
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015

as destinguished from other human adalah perilaku yang dicapkan oleh


behavior. masyarakat.
3. There is selective and differential d. Richard Quinney, mengatakan bahwa
parecetion of every element kejahatan adalah suatu rumusan
(individuals, testimony, actions, tentang perilaku manusia yang
squences of event location and use of diciptakan oleh alat-alat berwenang
material objects etc) of a situation in dalam suatu masyarakat yang secara
volving a criminal act. politis terorganisasi dan kejahatan
4. And individual’s range of behavior adalah rumusan perilaku yang
includes many more acceptable than diberikan terhadap sejumlah orang
intolerable action objectives and oleh orang lain dengan begitu
relations. kejahatan adalah suatu yang
5. Criminal acts attributed to the some diciptakan. Teorinya yang terkenal
individual very interms both the actual adalah teori mengenai relaitas sosial
or imputed behavior on spariate kejahatan. Adapun proposisi-
accasions and of the frequencies or proposisi yang merupakan dasar teori
particular-acts. ini adalah:
6. Most criminal acts do not become 1. Perumusan resmi tentang kejahatan:
known and recorded. Kejahatan adalah suatu rumusan hukum
7. Not all persons known to have violated mengenai kelakuan manusia oleh alat-
laws providing for penalties imposed alat kelas dominan dalam masyarakat.
by authorities are subjected topunitive Alat penegak hukum (anggota-anggota
legal recognition. badan legislatif, polisi, jaksa, hakim)
8. For most offense categories, the rates sebagai wakil-wakil dari kelas penguasa
relatively high for lower status, hukum dalam masyarakat
minority groups, young male, urban bertanggungjawab atas perumusan dan
populations. pelaksanaan hukum pidana. Oleh
c. Howard Becker, mengemukakan karenanya orang dan perilaku menjadi
kejahatan itu adalah perilaku yang penjahat dan kejahatan disebabkan
menyimpang. Perilaku yang perumusan dan penerapan rumusan-
menyimpang bukanlah suatu kualtas rumusan kejahatan ini. Berarti kejahatan
tindakan yang dilakukan melainkan bukankah dan sesuatu yang melekat (
akibat penerapan cap. Dengan kata interent) dalam perilaku, melainkan
lain, perilaku yang menyimpang lebih merupakan suatu penilaian yang

106
Erniwati: Kejahatan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi

dibuat oleh suatu pihak terhadap 5. Konsepsi-konsepsi mengenai kejahatan


tindakan-tindakan dan ciri-ciri pihak dibangun dan disebarkan melalui
lain. Kejahatan dilihat sebagai hasil komunikasi.
proses-proses dinamika kelas 6. Realitas sosial kejahatan dibangun oleh
memuncak dalam penentuan orang dan formulasi dan penerapan-penerapan
perilaku-perilaku tertentu sebagai rumusan-rumusan kejahatan,
kejahatan dan penyakit. perkembangan pola-pola perilaku dalam
2. Formulasi rumusan-rumusan kejahatan kaitannya dengan rumusan-rumusan ini
Formulasi rumusan kejahatan tidaklah dan terbentunya konsepsi-konsepsi
bersifat statis melainkan dapat kejahatan.
berubah/bertambah dengan adanya Pada teori ini mengandalkan adanya
faktor-faktor perubahan struktur sosial, penciptaaan seperangkat gejala yang
bangkitnya kepentingan-kepentingan meningkatkan kemungkinan kejahatan
kelas dan peningkatan perhatian untuk dalam masyarakat.
melindungi kepentingan-kepentingan e. Herman dan Julis Schwendinger
kelas. Dalam tulisannya berjudul “defenders of
3. Penerapan rumusan-rumusan kejahatan order or guardian of human right”
Diterapkan oleh klas yang mempunyai dikatakannya, bahwa adanya kontroversi
kekuasaan/apar penegak hukum yang tentang rumusan kejahatan. Untuk
tidak terlepas dari pengaruh : menyelesaikan kontroversi ini mereka
a. Harapan-harapan masyarakat mengajukan suatu alternatif humastik
terhadap aparat penegak hukum modern, dimana dalam membuat rumusan
b. Kejelasan dan laporan masyarakat kejahatan harus memeperhatikan
mengenai kejahatan dan hasil kerja pemahaman tradisional, rasisme, perang
aparat. imperilistik, seksisme dan kemiskinan.
4. Perkembangan pola-pola perilaku dalam Dengan kata lain harus memperhitungkan
hubungannya dengan rumusan-rumusan penindasan hak-hak dasar manusia.
kejahatan. Tergantung pada substansi Disamping pendapat dari para ahli
relatif dari struktur-struktur, kriminologi di atas, G.Peter Hoefnagels6
pengalaman atau proses belajar, mencoba melihat rumusan kejahtan secara
identifikasi-identifikasi dan hukum dan non hukum dengan
persekutuan-persekutuan antara pribadi- mengatakan bahwa kejahatan adalah
pribadi dan konsepsi diri.
6
Mulyana W Kesuma,
KriminologidanMasalahKejahatanArmico,Bandung
. Hlm. 27
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015

perilaku yang dinyatakan sebagai tindakan kelahiran) yang dilarang oleh hukum
yang dapat dihukum. Adapun konselwensi publik untuk melindungi masyarakat dan
dan keuntungan defenisi itu adalah : diberi saknsi berupa pidana oleh negara.
1. With this definition we can Menyatakan suatu perbuatan sebagai
relatively cartain as to what rime is terlarang, didasarkan kepada asumsi bahwa
at a given moment and a given perbuatan tersebut tidak boleh dibiarkan
peace.. oleh karena merugikan (dirasakan sebagai
2. In practice this concept of crime merugikan) masyarakat. Atau dengan kata
proves the most usable concept, lain oleh karena perbuatan tersebut
since it agrees with the concept melanggar norma (norma sosial) dalam
used in the administration of masyarakat.7
criminal justice (investigation,
prosecution, trial, sentence Pengertian Kejahatan Kekerasan
execution)and in the various Salah satu persoalan yang sering
statistic. muncul kepermukaan dalam kehidupan
3. As a matter offact, it is punshibility masyarakat adalah kejahatan dengan
by law which given a cestain kekerasan yang merupakan persoalan abadi
behavior its specific social dalam kehidupan umat manusia. Kekerasan
meaning. The possibility of reaction sering merupakan pelengkap dari bentuk
by the criminal law is the only kejahatan. Semakin menggejala dan
characteristic which thw multi form menyebar luas frekuensi kejahatan yang
field of criminal behavior has in diikuti dengan kekerasan dalam
common. masyarakat maka makin tebal keyakinan
4. This concept of crime no masyarakat akan penting dan seriusnya
connection with the good or evil suatu bentuk kejahatan, sehingga pada
judgement and is therefore rid of gilirannya suatu bentuk model kejahatan
any judgement based on the many yang dimaksud akan membentuk persepsi
possitive moral principles and yang khas dikalangan masyarakat.
primary indignation of groups and Pengertian istilah kekerasan atau la
individuals with regard human violencia di Columbia, the vendetta
behavior. barbaricina di Sardinis Italia atau la vida
JE. Sahetapy dan Marjono vale nada di El Savador yang
Reksodipuro, memberikan pengertian
7
kejahatan adalah perbuatan (termasuk JE. Sahetapy dan M. Reksodipuro.
Parados Dalam Kriminologi. Rajawali Pers. Jakarta.
1982. Hl. 11.
108
Erniwati: Kejahatan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi

ditempatkandi belakang kata kejahatan khanyasecarafisiktetapipsikis yang


sering menyesatkan pengertian di mana dampaknyalebihberatdanlebihsulitdalampe
seolah-olah sesuatu yang dilakukan dengan nyembuhannya.Malahkejahatankekerasant
kekerasan dengan sendirinya merupakan elahberakibatpadaberbagaisegikehidupanfi
kejahatan.8 Padahal kekerasan menurut sik,
para ahli adalah kekerasan yang dilakukan psikisdanekonomisertakebebasanmenjalan
sedemikian rupa yang mengakibatkan kankegiatankeagamaan.
kerusakan fisik dan psikis yang
bertentangan dengan UU.9 Bentuk-bentuk dan Pengelompokan
Pasal 89 KUHP menyebutkan Kejahatan Kekerasan
kekerasan yaitu membuat orang pingsan Sebagaimana telah dijelaskan di
atau tak berdaya lagi. Kekerasan itu atas, terhadap kejahatan kekerasan dapat
ditujukan pada seseorang. Stephen berbentuk pembunuhan, penganiayaan
Schafer,10 dalam suatu studinya mengenai berat serta perampokan dan pencurian
kejahatan-kejahatan kekerasan di Florida berat yang mengakibatkan kerusakan pisik
mendasarkan rumusannya pada batasan ataupun psikis mencakup hampir semua
kelompok internasional. Dari para ahli pola kekerasan, yakni :
OrganisasiPerserikatanBangsa – 1. Kekerasan legal
Bangsa(PBB) yang beranggapan bahwa 2. Kekerasan yang secara sosial
kejahatan-kejahatan kekerasan yang utama memperoleh sanksi
adalah pembunuhan, penganiayaan berat 3. Kekerasan rasional
serta perampokan dan pencurian berat. 4. Kekerasan yang tidak berperasaan
Sedangkan pelakunya adalah mereka yang Kejahatan kekerasan tersebut
melakukan kejahatan yang berakibat menurut Mulyana. W. Kusumah yang
kematian maupun luka bagi sesama dikutipnya dari pendapat Rosa Det Olmo
manusia.Dari bunyipasal di dalam bukunya : Limitation of the
ataskekerasandimaknaisebagaisuatukejahat prevention of violence, terbagi ke dalam
ankekerasandalamartifisikpadahalsecaraum empat macam pengelompokan kekerasan
umkejahatankekerasandapatjugaterjaditida yang harus diperhatikan yaitu:11
1. Kekerasan individual
8
Syarifuddin Petanase. Kejahatan
Kekerasan Kolektif. Universitas Sriwijaya.
(Program Pascasarjana).1988.Hlm.1
9
SyarifuddinPetanase.
KejahatanKekerasanKoletif. UniversitasSriwijaya.
(Program Pascasarjana), 1988.Hlm 1.
10 11
Mulyana. W. Kusumah. Analisa Mulyana W Kesumah,
Kriminologi tentang Kejahatan Kekerasan. Ghalia Analisakriminolgitentangkejahatankekerasan.
Indonesia. Jakarta. 1982. Hlm. 24. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1982. Hlm. 26
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015

Merupakan kekerasan perseorangan b. Kejahatan kekerasan sekunder


seperti pembunuhan, pemerkosaan adalah kejahatan yang menyangkut
dan penganiayaan. kasus dimana seseorang
2. Kekerasan struktural mereorganisasikan ciri-ciri sosio-
Terwujud sebagai pola-pola psikologisnya di sekitar peran
hubungan dalam masyarakat yang penjahat, dari kejahatan ini
mencerminkan ketidakmerataan seringkali merupakan pelanggaran
dan ketidakadilan dalam hukum yang diulangi yang
penguasaan dan pengendalian merupakan hasil pengalaman
sumber daya. reaksi.
3. Kekerasan institusional
Kekerasan yang dilakukan oleh alat- Faktor-faktor Pencetus Langsung dan
alat pengendali sosial yang menguasai Dinamika Sosial Kejahatan Kekerasan
dan mengendalikan ligitimized violence Di dalam membahas mengenai
dengan kata lain kekerasan faktor-faktor pencetus kejahatan
institusional ini adalah kekerasan- kekerasan, para ahli krimonologi
kekerasan yang dilembagakan atau berpendapat, bahwa dua pertiga kejadian
yang dilaksanakan dalam rangka memang didahului oleh adanya hubungan
bekerjasama lembaga-lembaga resmi. antara pelaku dan korban dalam kejadian
4. Kekerasan revolusioner tersebut sebelum berlangsungnya
Kekerasan yang dilembagakan atau kejahatan. Ada kalanya korban memainkan
dilaksanakan dalam rangka peran positif, namun sering kali korban
bekerjanya lembaga-lembaga resmi memainkan peranan kunci dalam interaksi
yang berpengaruh terhadap kekerasan, acapkali
terciptanya bentuk-bentuk korbanbertindakmemprovokasi orang lain
kekerasan lain dalam masyarakat atau sering juga mencetuskan saling balas
dalam waktu cepat. dengan kekerasan yang pada ujungnya
Sedangkan menurut teori Lemert,12 berakhir luka atau kematian. Untuk itu
kejahatan itu dibedakan antara lain menurut Shepard, kita hendaknya dapat
a. Kejahatan kekerasan primer, yaitu mendudukkan porsinya masing-masing
kejahatan yang dilakukan untuk antara korban dan pelaku, jangan sampai
pertama kali. kita menaruh simpati besar pada korban
dan kebencian yang berlebihan pada
12
Mulyana W
Kesumah,Analisakriminologitentangkejahatankeker
asan, GhaliaIndonesia, Jakarta. 1982. Hlm. 36
110
Erniwati: Kejahatan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi

pelakunya.13Dalampenyelesaianperkaraapa Kesimpulan
ratpenegakhukum (law enforcement), Dari uraian diatas, dapat
sangatberhati- disimpulkan bahwa kejahatan kekerasan
hatidalammenerapkanaturanhukumterhada dalam masyarakat banyak terjadi baik
psuatuperistiwahukumsehinggatercapaituju menurut pandangan ahlii hukum maupun
andarihukumpidanaatauIuspoenale yang persfektif ahli kriminologi kejadian
tidakhanyamenjaminkeadilanbagisikorbant kejahatan kekerasan yang terjadi terkadang
etapijugakeadilanbagipelakutindakpidanas ada andil yang besar dari pihak korban,
ertamenjaminketertibanmasyarakat. sebagai pencetus kejahatan, disamping
Disamping itu semua sebagai faktor faktor-faktor dinamika sosial yang menjadi
pencetus serta dinamika sosial yang faktor yang latar belakang dari kejahatan
melatar belakangi kejahatan kekerasan kekerasan tersebut, seperti sikap, motif-
adalah sikap, motif-motif dan pola motif dan pola kepribadian penjahat seperti
kepribadian penjahat serta faktor-faktor psikopat, dan lain-lain sertafaktor-faktor
situasional yang berpengaruh terhadap situasional (kondisi dan situasi sewaktu
kriminalitas.14Adapun faktor-faktor kejahatan berlangsung) juga berpengaruh
pencetus yang menjadi sebab terjadi suatu terhadap kejahatan yang terjadi.
tindak pidana atau perbuatan pidana yang
sering juga disebut peristiwa pidana Referensi
diantaranya sikap korban yang memancing Mulyana Kusumah, Kriminologi dan
Masalah Kejahatan, Armico,
pelaku, atau sikap pelaku yang cendrung
Bandung, 1984
memancing perkara atau sikap bawaan
Martin RH dan Lewis.Y. Criminologi:
seperti psikofat, hal lain dapat juga dipicu
Crime and criminality. Chicago
oleh motif-motif tertentu dari pelaku Rand Macnally College
Publishing Company, 1974
seperti ekonomi, social budaya, kondisi
geografis suatu daerah serta faktor-faktor JE. Sahetapy dan M. Reksodipuro. Parados
Dalam Kriminologi. Rajawali Pers.
situasional yang mempengaruhi suatu
Jakarta. 1982
kejahatan kekerasan seperti faktor niat dan
Syarifuddin Petanase. Kejahatan
kesempatan yang mendukung terjadi suatu
Kekerasan Kolektif. Universitas
kejahatan kekerasan dalam masyarakat. Sriwijaya. (Program
Pascasarjana).1988

13
Mulyana W Kesumah, Analisa kriminolgi
Abdul Mun’im Idries. Pembunuhan yang tentang kejahatan kekerasan.
diduga korban pembunuhan di Jakarta. Lembaga
Kriminologi UI. Jakarta. 1977. Hlm. 33
Ghalia Indonesia. Jakarta. 1982
14
Mulyana. W. Kusumah.
Analisakriminologitentangkejahatankekerasan.Ghal
ia Indonesia, Jakarta..Hlm. 35
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015

Abdul Mun’im Idries. Pembunuhan yang


diduga korban pembunuhan di
Jakarta. Lembaga Kriminologi UI.
Jakarta. 1977

112

Anda mungkin juga menyukai