Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar belakang

Transportasi laut mempunyai peranan yang sangat penting di negara


Indonesia. Armada angkutan laut yang mendukung dapat meningkatkan

persatuan dan kesatuan bangsa ,di mana Indonesia merupakan negara


kepulauan terbesar di dunia . Jasa angkutan laut tersebut dapat mendorong

terjadinya perpindahan barang dan manusia antar pulau sehingga membantu


kelangsungan kehidupan dan meningkatkan perekonomian masyarakat

Indonesia .
Alat transportasi laut memiliki nilai lebih dibandingkan transportasi lainnya. Hal

ini dikarenakan jasa angkutan laut dapat digunakan untuk mengangkut


penumpang ,barang ,dan hewan dengan kapasitas atau daya angkut yang

sangat besar . Perusahaan pelayaran yang menyediakan pelayanan keagenan


kapal harus dapat melaksanakan tugas tugasnya dengan baik dan benar.

Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) adalah maskapai Pelayaran Nasional


Indonesia Pelni mengoperasikan sejumlah 28 unit kapal penumpang dengan

kapasitas seluruhnya 36.913 penumpang dan 4 unit kapal barang.


PT Pelayaran Nasional Indonesia didirikan oleh pemerintah pada tanggal 28

April 1992 ,dengan alasan keseluruhan dikuasai oleh pemerintah akan tetapi
baru diumumkan pendirinya dua hari kemudian yaitu pada tanggal 30 April

1952 oleh Menteri Perhubungan Ir.H.Juanda.


PT Pelayaran Indonesia Pelni mempunyai peran yang sangat besar bagi

kehidupan masyarakat Belawan dimana kehidupan masyarakat Belawan


sebagai bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya di PT PELNI tersebut

bahwa PT PELNI terdapat di jalan Ujung Baru Belawan ,Bagan Deli, Medan
Belawan.
B. Pembahasan
Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) adalah maskapai

pelayaran nasional Indonesia.


Sejarah berdirinya PT PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat

Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan


Umum tanggal 5 September 1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan

Pusat Kapal-kapal (PEPUSKA).

Pendirian Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan pemerintah Belanda


atas permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda

yang beroperasi di Indonesia, N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart Matschappij)


menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah Indonesia juga menginginkan

agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya di perairan


Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan

tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia.

Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total tonage 4.800
DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar berdampingan dengan armada

KPM yang telah berpengalaman lebih dari setengah abad. Persaingan benar-
benar tidak seimbang ketika itu, karena armada KPM selain telah

berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-


kontrak monopoli.

Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan Pepuska resmi dibubarkan. Pada

saat yang sama didirikanlah PT PELNI dengan berdasarkan Surat Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2 tanggal 28 Februari 1952 dan No.

A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50
tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R.

Ma'moen Soemadipraja (1952-1955).

Delapan unit kapal milik Yayasan Pepuska diserahkan kepada PT PELNI


sebagai modal awal.

Karena dianggap tidak mencukupi maka Bank Ekspor Impor


menyediakan dana untuk pembelian kapal sebagai tambahan dan memesan 45

"coaster" dari Eropa Barat. Sambil menunggu datangnya "coaster" yang dipesan
dari Eropa, PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari berbagai

bendera. Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek yang ditinggalkan


KPM. Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang dicarter itu diganti dengan

"coaster" yang datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal
hasil pampasan perang dari Jepang.

Status PT PELNI mengalami dua kali perubahan. Pada tahun 1961


pemerintah menetapkan perubahan status dari Perusahaan Perseroan menjadi

Perusahaan Negara (PN) dan dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN


1961. Kemudian pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan

Negara (PN) menjadi Perseroan terbatas (PT) PELNI sesuai dengan Akte
Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975. Perubahan tersebut dicantumkan

dalam Berita Negara RI No. 562-1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60
tanggal 27 Juni 1976. hingga sekarang. 1. Masa Pergolakan PRRI/Permesta

Dalam peristiwa pergolakan PRRI/Permesta armada kapal PELNI antara lain KM


Tampomas, KM Bogowonto, dan KM Tanjung Dato dikerahkan untuk

mengangkut pasukan dan peralatan militer yang digunakan untuk menumpas


gerakan PRRI/Permesta. KM Tampomas yang pada saat itu dinahkodai oleh

Kapten Harus Rasyidi mengangkut pasukan ke Padang di bawah komando


Letkol Ahmad Yani, sedangkan saat itu KM Bogowonto terkena sasaran bazooka
pasukan PRRI hingga tenggelam tapi pada akhirnya dapat diangkut kembali. 2.
Masa Trikora (1962) Setelah berakhirnya pergolakan di Sumatra Barat dengan

adanya peristiwa PRRI/Permesta, muncul masalah baru yang ingin merongrong


kedaulatan wilayah Republik Indonesia yakni dengan adanyan peristiwa

perebutan wilayah Irian Barat. Untuk membantu dan melancarkan operasi


Trikora dalam mengembalikan wilayah Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi,

PELNI ikut membantu dengan mengerahkan armada kapal PELNI diantaranya


KM Ambulombo, KM Ketapang, KM Sapudi, KM Tolando, KM Tampomas, KM

Bengawan umtuk medampingi Armada Angkatan

4 87 Laut RI KM Ketapang, KM Sapudi, KM Tolando dan KM Bengawan

selain dijadikan kapal untuk menyuplai bahan makanan dan peralatan perang
KM Tolando dan KM Bengawan juga dijadikan kapal latih. Disamping itu Anak

Buah Kapal (ABK) dari kapal-kapal motor PELNI juga mendukung pasukan TNI
Angkatan Laut. Setelah operasi berakhir sebagian besar Anak Buah Kapal (ABK)

milik PELNI menerima Lencana Satya Dharma dari Menteri Pertahanan dan
Keamanan dan memiliki status sebagai veteran. 3. Masa Dwikora Dengan

berakhirnya operasi Trikora bukan berarti usaha-usaha terhadap rongrongan


bagi kedaulatan bangsa berakhir. Pertentangan dengan negara tetangga

Malaysia menyebabkan dilancarkannya operasi Dwikora di Kalimantan. Pada


operasi Dwikora tahun 1962 ini kapal milik PT.PELNI Persero ditugaskan untuk

ikut membantu mengangkut pasukan militer dan peralatannya. Armada Kapal


PT. PELNI Persero yang terlibat dalam operasi tersebut adalah KM Brankas dan

KM Bengawan. Masing-masing armada kapal milik PT. PELNI Persero membawa


1 (satu) Batalyon pasukan Korps Komando Operasi (KKO). Dalam operasi

Dwikora ini Anak Buah Kapal PT. PELNI Persero berstatus sebagai sukarelawan.
4. Operasi Seroja (1975) Dalam operasi Seroja di Timor Timur, armada-armada

kapal PT.PELNI Persero juga banyak digunakan antara lain : KM Bogowonto, KM


Sawu, KM Watampone, KM Bengawan, KM Delima, KM Wandeburi, dan KM
Lakor. Armada-armada kapal PT.PELNI Persero tersebut
5 88 membantu membawa peralatan, bahan makanan dan perlengkapan

pasukan. 5. Bantuan Terhadap Bencana Alam dan Kegiatan Nasional Tugas-


tugas yang dilakukan oleh PT.PELNI Persero dalam mewujudkan misinya

sebagai perusahaan Milik Negara mencakup seluruh aspek kepentingan


Negara, bangsa, dan kehidupan masyarakat. Armada kapal PT. PELNI Persero

ikut berperan aktif dalam masa-masa pembangunan. Contohnya, PT. PELNI


Persero ikut ambil bagian dan berparsitipasi dalam bencana alam yang terjadi

di Flores, NTT beberapa tahun yang lalu. Armada kapal milik PT. PELNI Persero
dikerahkan untuk mengangkut bahan makanan dan bahan bangunan dari

berbagai pihak. Disamping itu masih banyak kegiatan-kegiatan berskala


nasional yang melibatkan armada-armada kapal milik PT. PELNI Persero,

diantaranya Transmigrasi, Jambore Nasional, Kontak Tani dan Nelayan, Pekan


Olah Raga Nasional dan seminar-seminar.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan usaha, perusahaan


mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha. Pada tahun 1975

berbentuk Perseroan sesuai Akta Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975


dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret 1998 tentang Anggaran Dasar

PT. Pelni yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16
April 1999 Nomor 31 tambahan Berita Negara Nomor 2203.
C. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai