Anda di halaman 1dari 6

TUTORIAL KASUS DISLOKASI FEMUR

Problem Hypothesis Pathway More info Don’t know Learning issue


DS: - Nyeri akut (terlampir) Hasil foto rontgen - Pengkajian - Dislokasi
- Pasien berhubungan Hasil lab urin terhadap femur
dengan tingkat ansietas (pathway,
mengatakan dislokasi - Kegiatan ibadah pemeriksaan
keluhan - Ansietas keseharian penunjang,
- Defisit pasien penatalaksana
utama perawatan an)
masuk diri. - EBN
- Gangguan - IRK (bersuci
rumah sakit pola tidur dalam
karena berhubungan keadaan sakit)
dengan agen - Askep
nyeri pada cidera fisik lengkap(diagn
pagian - Hambatan osa prioritas)
mobilitas fisik
antara paha - Kerusakan
integritas kulit
dan
- Hambatan
pinngang. religiusitas
Keluhan
yang
dirasakan
saat ini
adalah
nyeri jika
digerakan,
rasanya
sakit sekali.
- Pasien
mengatakan
kalau
dibalik atau
digerakin
sakit kayak
ditusuk-
tusuk.
- Pasien
mengatakan
skala nyeri
10
- Pasien
mengatakan
sudah
selesai
menstruasi
lebih dari 1
minggu yg
lalu, namun
belum
mandi wajib
selama di
rawat di rs.
- Pasien
merasa stres
banyak
masalah.

DO:
- Pasien
tampak
meringis
kesakitan
- Pasien
tampak
tidak dapat
menggerakk
an kaki
sebelah
kanan
- Injeksi
antrain (iv)
dan
ketorolac
(iv)
- TD: 120/90
mmHg, N:
95X/mnt,
S: 36.8◦C,
RR: 20X/
mnt.
- ADL
dibantu
orang lain
- Di foto
rongten
pelvis
tampak
dislokasi
femur
dengan
pelvis.
- Warna urin
kuning pekat
(seperti teh),
dan terdapat
endapan
yang tampak
di selang
kateter urin.
- Terhirup
aroma tidak
sedap dari
pasien.
- Pasien
tampak
keputihan
diarea
genital.
- Terdapat
luka tekan di
area
femoralis
sinistra
posterior.
- Pada saat
palpasi
kandung
kemih
teraba keras
dan pasien
tampak
kesakitan.
- Hasil Lab.
Menunjukka
n ISK.
Dari faktor risikonya yaitu kurang pencahayaan, terdapat riwayat jatuh sebelumnya, dan terdapat genangan air di kamar mandi. Pasien terpeleset sehingga
terjadi dislokasi, kemudian terjadi deformitas. Karena trauma tumpul, terjadilah kerusakan jaringan sehingga menyebabkan nyeri tadi. Nyeri yang
berkepanjangan dapat mengganggu pola tidur pasien di siang maupun malam hari. Pasien memiliki anak kecil dirumah dan posisi di rumah sakit hanya
anaknya yang berusia 6 tahun yg menunggu, ditmbah pasien tersebut merupakan tulang punggung keluarga. Karena yang sering menunggu di rs hanya
anaknya yang berusia 6 tahun, kurang bisa membantu pasien dalam perawatan diri seperti mengganti popok, makan, toileting, dan perawatan diri. Karena
pasien kurang bisa mobilisasi secara mandiri dan keluarga yang menunggu yaitu anak-anak kurang diperhatikan kebersihan dirinya, terlebih dibagian
genitalia yang sudah lama tidak dibersihkan sehingga timbuh keputihan yang banyak dan bau. Dari hal tersebut dapat muncul masalah risiko infeksi.

Anda mungkin juga menyukai