Anda di halaman 1dari 14

PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA ANAK :


CTEV

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 12

FERLANIA PUTRI DINANTI (2020206203051)


HENDI RAHMATULLAH (2020206203071)
DEFINISI

Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau biasa disebut


Club Foot merupakan istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah
posisi dari posisi normal yang umum terjadi pada anak-
anak CTEV adalah deformitas yang meliputi fleksi dari
pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki
depan, dan rotasi media dari tibia (Principles of Surgery,
Schwartz). Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes
(foot), menunjukkan suatu kelainan pada kaki (foot) yang
menyebabkan penderitanya berjalan pada ankle-nya.
Sedangkan Equinovirus berasal dari kata equino (meng-
kuda) dan varus (bengkok kearah dalam/medial).
ETIOLOGI

 Teori Kromosomal, antara lain defek dari sel germanativum yang dibuahi dan
muncul sebelum fertilisasi
 Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel germinativum
yang dibuahi yang mengimplementasikan defek terjadi antara masa konsepsi
dan minggu ke-12 kehamilan.
 Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain
hambatan temporer dan perkembangan yang terjadi pada atau sekbvitar
minggu ke-7 sampai ke-8 gestasi.
 Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intra uterine
crowding.
 Teori neurogenic, yakni dekef primer pada jaringan neurogenic
 Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.
 Sindrom Edward, yang merupakan kelainan genetic pada kromosom nomor 18
 Pengaruh luar seperti penekanan pada saat masih bayi masih dalam
kandungan dikarnakan sedikitnya cairan ketuban
 Dapat dijumpai bersamaan dengan kelainan bawaan yang lain seperti spina
bifida
PATOFISIOLOGI

Penyebab pasti dari clubfoot sampai sekarang belum


diketahui. Beberapa ahli mengatakan bahwa
kelainan ini timbul karna posisi abnormal atau
pergerakan yang terbatas dalam rahim. Ahli lain
mengatakan bahwa kelainan terjadi karna
perkembangan embryonic yang abnormal yaitu saat
perkembangan kaki kea rah fleksi dan eversi pada
bulan ke-7 kehamilan. Pertumbuhan yang terganggu
pada fase tersebut akan menimbulkan deformitas
dimana dipengaruhi oleh tekanan intrauterine.
MANIFESTASI KLINIS

1. Tidak adanya kelainan congenital lain


2. Berbagai kekakuan kaki
3. Hipoplasia tibia, fibula, dan tulang-tulang kaki ringan
4. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi. Ibu jari kaki terlihat
relative memendek.
5. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau
cekunganpada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang equinus.
6. Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan
dandieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus.
7. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian 'istal anterior
tulangkalkaneus.
8. Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis
anteriordan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-otot
peroneallemah dan memanjang.
9. Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina
bifida.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya


terlihat nyata pada waktu lahir (earlydiagnosis
after birth). Pada bayi yang normal dengan
equinovarus postural, kaki dapat mengalami
dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki
menyentuh bagian depan tibia.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Non-Operative
Operatif
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Identitas Klien
Nama, tanggal lahir, jenis kelamin, suku/bangsa,
agama, alamat, nama ayah, tanggal MICU, tanggal
MRS, tanggal pengkajian, diagnosa medis,no.register,
sumber informasi.
Kelainan ini sering terjadi pada anak laki-laki. Survei
membuktikan dari 4orang kasus Club foot, maka
hanya satu saja seorang perempuan. Itu
berartiperbandingan penderita perempuan dengan
penderita laki-laki adalah 1:3 dan 35% terjadi pada
kembar monozigot dan hanya 3% pada kembar dizigot
Keluhan Utama

Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit


karena adanya keadaanyang abnormal pada kaki
anak yaitu adanya berbagai kekakuan kaki,
atrofi betiskanan, hipoplasia tibia, fibula dan
tulang-tulang kaki ringan.
Analisa Data
DS : DO :
 Klien mengatakan sulit menggerakkan • Kekuatan otot menurun
ekstremitas • Rentang gerak (ROM) menurun
 Klien mengatakan nyeri saat bergerak • Sendi terlihat kaku
 Klien mengatakan cermas saat bergerak • Fisik klien terlihat lemah
 Klien enggan melakukan pergerakan • Gerakan Klien terbatas
 Klien mengeluh tidak nyaman • Klien terlihat gelisah
 Klien mengeluh sulit tidur • Klien menunjukan gejala Distress
 Klien mengatakan tidak bisa rileks • Klien tampak merintih/menangis
 Klien mengeluh kedinginan/kepanasan • Pola eliminasi berubah
• Postur tubuh berubah
 Klien mengatakan merasa gatal
• Terlihat kerusakan jaringan dan lapisan ku
 Klien mengatakan lelah dan mual
• Terjadi pendarahan
  
• Kemerahan Hematoma
Diagnosa Keperawatan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan


kerusakan musculoskeletal dibuktikan dengan
mengeluh sulit menggerakan ekstremitas (D.0054)
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan cidera
fisik dibuktikan dengan mengeluh tidak nyaman
(D.0074)
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gips
dibuktikan dengan perusakan jaringan dan lapisan
kulit (D.0129)
INTERVENSI KEPERAWATAN
N DX TUJUAN INTERVENSI
O
D
X
1 1.Gangguan mobilitas fisik Tujuan : Dukungan Ambulasi (I.06171)
berhubungan dengan
kerusakan musculoskeletal Setelah dilakukannya Observasi :
(D.0054)
Tindakan -Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainya
keperawatan selama 3 x 24jam diharapkan mobilitas
fisik meningkat(L.05042) -Identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
Kriteria Hasil :
-Monitor kondisi umum selama
-Pergerakan ekstermitas Meningkat melakukan ambulasi

-Kekuatan otot meningkat-Pergerakan gerak(ROM) Terapeutik :


Meningkat
-Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
-Nyeri menurun alat bantu (mis.Tongkat,kruk)

-Kecemasan menurun -Fasilitasi melakukan ambulasi fisik, jika


perlu
-Kaku sendi menurun
-Libatkan keluarga untukmembantu
-Gerakan tidakterkoordinasimenurun pasien dalam meningkatkan ambulasi

-Gerakan terbatasmenurun Edukasi :

- Kelemahan fisik menurun -Jelaskan tujuan prosedurambulasi

-Anjurkan melakukan ambulasidini

 
2. Gangguan rasa nyaman Tujuan : Menajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan dengan Setelah dilakukannya
tingkat nyeri Dibuktikan Tindakan keperawatan selama 3 x 24jam Observasi :
dengan mengeluh tidak diharapkan tingkat nyeri
nyaman(D.0074) menurun (L.08066) -Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas,
  insensitasnyeri
Kriteria Hasil :
-Keluhan nyerimenurun -Indentifikasi skala nyeri
-Meringis menurun
-Sikap protektifmenurun -Identifikasi respon nyeri nonverbal
-Gelisah menurun
-Ketegangan ototmenurun -Identifikasi factor yangmemperberat nyeri danmempringan nyeri

Terpeutik :

-Berikan tekniknonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri (mis.TENS,


hipnopsis, akupresur,kompres hangat/dingin,terapi bermain)

-Fasilitasi istirahat dan tidur

-Pertimbangkan jenis dansumber nyeri dalampemilihan


strategimeredakan nyeri

Edukasi :

-Jelaskan penyebab, periode,dan pemicu nyeri

-Jelaskan strategi meredakannyeri

-Anjurkan memonitor nyerisecara mandiri

-Anjurkan menggunankan

anlgetik secara tepat

-Ajarkan tekniknonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

-Kolaborasi pemberiananalgetik, jika perlu


3. Gangguan Tujuan : Perawatan integritas kulit (I.11353)
integritaskulit/jaringan
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
gips (D.0129) keperawatan selama 3 x24 jam
diharapkan gangguan integritas kulit -Identifikasi penyebabgangguan integritas
  meningkat (L.14125) kulit(mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status
nutrisi,penurunan kelembaban, suhulingkungan
Kriteria hasil : ekstrem,penurunan mobilitas)
-Elastisitas meningkat
-Hidrasi meningkat Terapeutik :
-Perfusi jaringanmeningkat
-Ubah posisi tiap 2 jam jikatirah baring
-Kerusakan jaringan menurun
-Nyeri menurun -Lakukan pemijitan pada areabenjolan tulang, jika
perlu

-Bersihkan perineal denganair hangat, terutama


selamapriode diare

-Gunakan produk berbahanpetroleum atau minyak


padakulit kering

Edukasi :

-Anjurkan menggunakanpelembab
(mis.Lotion,serum)

-Anjurkan minum air ygcukup

-Anjurkan meningkatkanasupan nutrisi

-Anjurkan menghindari suhu ekstem

Anda mungkin juga menyukai