Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK CTEV

(CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS)

Disusun Oleh :
Dedi Kurniawan, Amd.Kep
Iga Fitriana Sari, Amd.Kep
Tia Irawanti, Amd.Kep
DEFINISI
• CTEV, merupakan kelainan pada kaki, dimana kaki belakang equinus,
varus, dan kaki depan adduktus. Sering ditemukan, mudah di diagnosa
tetapi sulit diobati
• Nama lain = club foot, piede tordo, pie bot, pie zambo, pe equinovaro
congenito, idiophatic CTEV
• Deformitas CTEV meliputi tiga persendian, yaitu inversi pada sendi
subtalar, adduksi pada sendi talonavicular, dan equinus pada ankle joint.
Komponen yang diamati dari clubfoot adalah equinus, midfoot cavus,
forefoot adduction, dan hindfoot varus (Meena et al, 2014)
ETIOLOGI
Etiologi Congenital Talipes Equino Varus sampai
saat ini belum diketahui pasti tetapi diduga ada
hubunganya dengan : Persistence of fetal
positioning, Genetic, Cairan amnion dalam
ketuban yang terlalu sedikit pada waktu
hamil (oligohidramnion), Neuromuscular
disorder (Kadang kala ditemukan bersamaan
dengan kelainan lain seperti Spina Bifida atau
displasia dari rongga panggul).
Ada beberapa teori yang kemungkinan
berhubungan dengan CTEV:
1. Teori kromosomal, antara lain 'efek dari sel germinativum yang tidak dibuahi dan
muncul sebelum fertilisasi.
2. Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel germinativum
yang dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yang mengimplikasikan defek
terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke-12 kehamilan.
3. Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain hambatan
temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu ke-7 sampai
ke-8 gestasi.
4. Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterine
crowding.
5. Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.
6. Pengaruh luar seperti penekanan pada saat bayi masih didalam kandungan
dikarenakan sedikitnya cairan ketuban (oligohidramnion)
7. Dapat dijumpai bersamaan dengan kelainan bawaan yang lain seperti spina
bifida
8. Penggunaan ekstasi oleh ibu saat sedang mengandung
MANIFESTASI KLINIS
1. Tidak adanya kelainan congenital lain
2. Berbagai kekakuan kaki
3. Hipoplasia tibia, fibula, dan tulang-tulang kaki ringan
4. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi. Ibu jari kaki terlihat
relatif memendek.
5. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau
cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang equinus.
Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal
yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot
betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi.
6. Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat
diabduksikan dan dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari
posisi varus. Kaki yang kaku ini yang membedakan dengan kaki
equinovarus paralisis dan postural atau positional karena posisi intra uterin
yang dapat dengan mudah dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak sendi
pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapat didorsofleksikan ke posisi
MANIFESTASI KLINIS
7. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian 'istal
anterior tulang kalkaneus. Tulang navicularis mengalami pergeseran
medial, plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat
celah antara maleolus medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis
bimaleolar menurun dari normal yaitu 85° menjadi 55° karena adanya
perputaran subtalar ke medial.
8. Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot
tibialis anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur
sedangkan otot-otot peroneal lemah dan memanjang. Otot-otot
ekstensor jari kaki normal kekuatannya tetapi otot- otot fleksor jari
kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai kekuatan yang normal
9. Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya
spina bifida. Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu
harus diperiksa untuk melihat adanya subluksasi atau dislokasi.
PATOFISIOLOGI
Teori Kromosom
Teori Embrionik
Teori Otogenik
Teori Neurogenik
Teori Amiogenik

CTEV

Fore foot adduction


Hind foot Varus
Equinus ankle

Anatomi Tulang abnormal

Gangguan
Bentuk kaki tidak normal
muskuloskeletal

Tindakan pemasangan Gips


Gerakan terbatas

Anak gelisah, menangis


Gangguan
mobilitas fisik
(D.0054)
Gangguan rasa
nyaman (D.0074)
GAMBAR PENDERITA CTEV
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium (DPL,HbsAg)
• X-Ray
• MRI
• Podogram
PENATALAKSANAAN MEDIS
Sekitar 90-95% kasus club foot bisa di-treatment
dengan tindakan non-operatif
1. Non Operative
Perawatan “cast” adalah sama dengan pemasangan gips
2. Operatif
Operasi dilakukan dengan melepasakan jaringan lunak yang
mengalami kontraktur maupun dengan osteotomy. Osteotomy
biasanya dilakukan pada kasus club foot yang neglected/ tidak
ditangani dengan tepat.
ANALISA DATA
 Pasien datang ke Poliklinik Orthopedi atas nama an. A usia 7 hari dengan keluhan
ibu pasien mengatakan kaki kiri anaknya bengkok dan sulit untuk digerakan sejak
lahir. BB saat ini 3,5Kg, Suhu 37,8 C, HR 140 x/mnt, RR : 32x/mnt dengan riwayat
lahir spontan di Bidan. Selanjutnya pasien akan dilakukan pemasangan gips oleh
dokter orthopedi. Ibu pasien merasa cemas dengan kondisi anaknya

 Dari hasil pengkajian di dapatkan data :


- Pasien tampak sulit menggerakan kaki kirinya
- Kekuatan otot menurun
- Sendi kaku 2 5
- Gerakan terbatas
- Kaki tampak bengkok
- Pasien tampak menangis
- Gelisah
ANALISA DATA
NO ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 DS : ibu pasien mengatakan Gangguan Mobilitas Gangguan
kaki kiri anaknya bengkok Fisik muskuloskeletal
dan sulit untuk digerakan (D.0054)
sejak lahir
DO :
- Tampak sulit
menggerakan ektremitas
- Kekuatan otot menurun

2 5
- Sendi kaku
- Gerakan terbatas
- Kaki tampak bengkok
ANALISA DATA
NO ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI
2 DS: Gangguan rasa Efek samping
Dokter melakukan tindakan nyaman terapi
pemasangan gips (D.0074) (pemasangan gips)
DO:
- Gelisah
- Tampak menangis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan muskuloskeletal ditandai
dengan mengeluh sulit menggerakan
ektremitas (D.0054)
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
efek samping terapi (pemasangan gips)
ditandai dengan tampak menangis (D.0074).
INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL

1 Gangguan mobilitas Tujuan : Dukungan mobilisasi (I.05173)


fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan gangguan keperawatan selama 7 x 24 - Identifikasi adanya nyeri atau
musculoskeletal jam diharapkan mobilitas fisik keluhan fisik lainnya
ditandai dengan meningkat (L.05042) - Identifikasi toleransi fisik melakukan
mengeluh sulit Kriteria Hasil : pergerakan
menggerakan - Pergerakan ekstermitas - Monitor kondisi umum selama
ektremitas (D.0054) Meningkat melakukan mobilisasi
- Kekuatan otot meningkat Terapeutik :
- Kaku sendi menurun - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
- Gerakan tidak alat bantu (mis.sepatu Dennis Brown
terkoordinasi menurun )
- Gerakan terbatas - Fasilitasi melakukan pergerakan fisik,
menurun jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini.
INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

2 Gangguan rasa Tujuan : Manajemen Nyeri (I.08238)


Setelah dilakukan Observasi :
nyaman - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
berhubungan tindakan keperawatan intensitas nyeri
selama 1 x 8 jam - Indentifikasi skala nyeri
dengan efek diharapkan tingkat - Identifikasi respon nyeri nonverbal
samping terapi nyeri menurun - Identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan
(pemasangan (L.08066) memperingan nyeri
Terpeutik :
gips) ditandai Kriteria Hasil : - Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
dengan tampak Meringis menurun nyeri (mis.TENS,hipnopsis,akupresur,
menangis Gelisah menurun kompres,hangat/dingin,terapi bermain).
- Fasilitas istrihat dn Tidur.
(D.0074). - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode,dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunankanan analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

1 Gangguan 1) Mengidentifikasi S : Ibu pasien mengatakan kaki kiri


mobilitas fisik toleransi fisik melakukan masih terlihat bengkok
berhubungan pergerakan O:
dengan gangguan 2) Memonitor kondisi - Tampak sulit menggerakan
musculoskeletal umum selama ektremitas
ditandai dengan melakukan mobilisasi - Kekuatan otot masih menurun
mengeluh sulit 3) Meibatkan keluarga
menggerakan untuk membantu 2 5
ektremitas pasien dalam - Sendi kaku
(D.0054) meningkatkan - Gerakan terbatas
pergerakan - Kaki tampak bengkok
4) Menjelaskan tujuan
prosedur mobilisasi A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

2 Gangguan rasa 1) Mengidentifikasi okasi, S : Ibu pasien mengatakan


karakteristik, durasi, frekuensi,
nyaman kualitas, intensitas nyeri pasien terpasang gips di kaki
berhubungan 2) Mengidentifikasi respon nyeri kiri
dengan efek nonverbal O:
samping terapi 3) Mengidentifikasi faktor yang - Tampak gelisah
(pemasangan gips) memperberat nyeri dan - Tampak menangis
memperingan nyeri
ditandai dengan 4) Memberikan teknik non
tampak menangis farmakologis untuk mengurangi A : Masalah teratasi sebagian
(D.0074). rasa nyeri P : Lanjutkan intervensi
(mis.TENS,hipnopsis,akupresur,
kompres,hangat/dingin,terapi
bermain).
5) Menjelaskan penyebab,
periode,dan pemicu nyeri
6) Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
7) Menganjurkan menggunankanan
analgetik secara tepat.
GAMBAR PASIEN ANAK DENGAN CTEV SAAT
PEMAKAIAN GIPS
GAMBAR PASIEN ANAK DENGAN CTEV
SETELAH LEPAS GIPS DAN MEMAKAI
SEPATU DENNIS BROWN
DAFTAR PUSTAKA
• https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/dbf1776e35dff8f5002eec3f30ab87d3.
pdf
• https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-as-syafiiyah/accounting/asuhan-ke
perawatan-pada-pada-anak-ctev-1/31466450
• http://klikfebyanadwi.blogspot.com/2016/05/congenintal-talipes-equinovarus-ctev.html
• https://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/20/ctev/
• https://slideplayer.info/slide/12904228/
• Buku SDKI, SLKI , dan SIKI edisi 1 Cetakan 2

Anda mungkin juga menyukai