0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan19 halaman
DDH atau displasia panggul merupakan kelainan perkembangan sendi panggul pada anak yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan mobilitas. Pemeriksaan awal meliputi tes Barlow dan Ortolani serta rontgen diperlukan untuk diagnosis. Pengobatan meliputi reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka ditambah manajemen nyeri, latihan, dan edukasi untuk meningkatkan fungsi dan citra diri.
DDH atau displasia panggul merupakan kelainan perkembangan sendi panggul pada anak yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan mobilitas. Pemeriksaan awal meliputi tes Barlow dan Ortolani serta rontgen diperlukan untuk diagnosis. Pengobatan meliputi reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka ditambah manajemen nyeri, latihan, dan edukasi untuk meningkatkan fungsi dan citra diri.
DDH atau displasia panggul merupakan kelainan perkembangan sendi panggul pada anak yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan mobilitas. Pemeriksaan awal meliputi tes Barlow dan Ortolani serta rontgen diperlukan untuk diagnosis. Pengobatan meliputi reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka ditambah manajemen nyeri, latihan, dan edukasi untuk meningkatkan fungsi dan citra diri.
Oleh kelompok 11 Ida Mariyana Destinia Yolanda Putri Eva Apriana Susanti PENGERTIAN DDH DISPLASIA DEVELOPMENT OF HIP
DYSPLASIA PANGGUL ATAU DDH( DEVELOPMENT
DISPLASIA OF HIP) MERUPAKAN PERKEMBANGAN ABNORMAL PANGGUL BERUPA DISPLASIA, SUBLUKSASI, DAN DISLOKASI SENDI PANGGUL PADA ANAK-ANAK. DISPLASIA ACETABULAR MENYEBABKAN KELAINAN PENGEMBANGAN ACETABULUM, TERMASUK UKURAN, BENTUK, DAN SUSUNAN. DISPLASIA PANGGUL MERUPAKAN KETIDAKNORMALAN PERKEMBANGAN ANTARA KAPUT FEMUR DENGAN ASETABULUM. PINGGUL MERUPAKAN SATU BONGGOL ATAU KAPUT FEMUR DAN MANGKUK ATAU ASETABULUM SENDI YANG MEMBERIKAN GERAKAN DAN STABILITAS PINGGUL.
TERDAPAT TIGA POLA DALAM DDH :
- DYSPLASIA ACETABULAR ( PERKEMBANGAN TIDAK NORMAL), KETERLAMBATAN DALAM PERKEMBANGAN ASETABULUM SEHINGGA LEBIH DANGKAL DARI NORMAL, KAPUT FEMUR TETAP DALAM ASETABULUM
- SUBLUKSASI – DISLOKASI PINGGUL YANG TIDAK NORMAL. KAPUT FEMUR TIDAK
SEPENUHNYA KELUAR DARI ASETABULUM DAN DAPAT BERDISLOKASI SECARA PARSIAL.
- DISLOKASI – PINGGUL BERADA DALAM POSISI DISLOKASI, DAN KAPUT FEMUR
TIDAK BERSENTUHAN DENGAN ASETABULUM. DDH PADA AKHIRNYA DAPAT BERKEMBANG MENJADI REDUKSI PERMANEN, DISLOKASI LENGKAP, ATAU DYSPLASIA AKIBAT PERUBAHAN ADAPTIF YANG TERJADI PADA JARINAGN DAN TULANG YANG BERDEKATAN. ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Akan tetapi ada beberapa faktor yang di duga menjadi penyebab : Perempuan : 80% orang dengan DDH adalah perempuan
Teratogenik
Faktor kebiasaan menggendong dan membedong bayi.
Gizi
Faktor fisik pada rahim
Faktor genetik dan kromosom : Beberapa kelainan bawaan
merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang
abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gangguan muskuloskeletal lainnya dari malposisi intrauterine,
seperti adduktus metatarsus dan torticolis.
MANIFESTASI KLINIS Pergerakan yang terbatas di daerah yang terkena dengan :
Posisi tungkai yang asimetris
Lipatan lemak yang asimetris
Setelah bayi berumur 3 bln : rotasi tungkai asimetris dan
tungkai pada sisi yang terkena tampak memendek.
Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya trauma
ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu GAMBARAN ANATOMI PADA DDH PATOFISIOLOGI KOMPLIKASI
Berbagai Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus DDH :
- Kekakuan Pinggul - Infeksi -Kehilangan darah - Kemungkinan Nekrosis - Capu Femoralis - Gaya berjalan pincang atau waddling karakteristik - Jika kasus hip displasia kongenital bawaan tidak segera diobati, anak akan memiliki kesulitan berjalan, yang dapat mengakibatkan rasa sakit seumur hidup PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya tanda-tanda DDH adalah dengan : - Tes Barlow Terjadi bunyi "klik" saat kaput femur dilakukan tes dengan cara dilakukan penarikan pada kaput femur dan acetabulum dimana ibu jari pemeriksa diletakkan pada lipatan paha bayi itu dan tungkai yang lain dilakukan tes dengan cara digerakan ke arah adduksi. - Tes Ortolani Uji dengan tes ortolani dimana penguji melakukan tes dengan cara memasukkan kaput femur dengan gerakan abduksi pada tungkai bayi dengan bunyi "klik" pada trochanter mayor ditekan ke dalam dan terasa caput yang tadi keluar saat tes barlow dilakukan dimana tulang acetabulum mengalami kelonggaran ruangan dengan sudut kurang dari 60 derajat dimana pada bayi yang normal sudut abduksi 65 sampai 80 derajat. - Tes Galeazzi Pemeriksaan dengan tes ini maka penderita harus dilakukan gerakan mendekat pada tungkai kiri dan kanan dimana untuk mengetahui panjang tungkai dan lutut apakah kedua lutut sama panjang atau tidak. Dalam pemeriksaan ini menjadi positif apabila panjang tungkai tidak sama.
Untuk pemeriksaan penunjangnya dapat di lakukan :
Rongent Scan Tulang, Tonogram, CT-Scan, MRI TANDA GALEAZZI PENATALAKSANAAN MEDIS Pengelolaan ortopedi pada dislokasi dan subluksasi panggul bawaan sangat bervariasi, bergantung pada usia anak. Prinsip umum pengobatan adalah redukasi secara hati-hati diikuti dengan mempertahankan posisi reduksi panggul pada posisi stabil sampai seluruh komponen sendi panggul berkembang secara normal dengan baik dan panggul menjadi stabil meski dalam posisi terbebani berat badan. 1. Pavlik Harness 2. Closed Reduction ( Reduksi Tertutup ) 3. Pemasangan Traksi 4. Open Reduction (Reduksi Terbuka ) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi
musculoskeletal kronis (hal 175, D 0078) 2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan kekakuan sendi (hal 124, D 0054) 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh (hal 186, D 0083) 4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (hal 246, D 0111) Nyeri kronis Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri (1.08238 hal.201) berhubungan dengan intervensi kondisi keperawatan a. Observasi musculoskeletal selama 3x24 jam kronis (hal 175, D maka tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 0078) menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri kriteria hasil: Gejala dan tanda mayor: Indentifikasi nyeri mengeluh nyeri, tampak 1. Keluhan nyeri meringis, gelisah, tidak menurun Indentifikasi faktor yang memperberat dan mampu menuntaskan memperingan nyeri aktifitas. 2. Meringis menurun a. Teraupetik 3. Gelisah menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk Gejala dan tanda minor: 4. Kemampuan mengurasi rasa nyeri merasa takut mengalami menuntaskan cidera, bersikap protektif, aktifitas meningkat Fasilitasi Istirahat dan tidur waspada, berfokus pada diri sendiri. a. Edukasi Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri a. Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan 1. Manajemen program latihan (I.05179 hal. 213) Fisik berhubungan intervensi kekakuan sendi (hal keperawatan a. Observasi 124, D 0054) selama 3x24 jam Gejala dan tanda maka klien dapat - Identifikasi jenis aktifitas fisik mayor : mengeluh bergerak bebas sulit menggerakkan dengan kriteria - Identifikasi kemampuan pasien beraktifitas ektremitas, hasil: a. Terapeutik kekuatan otot menurun, rentang 1. Meningkatnya - Motivasi untuk memulai atau melanjutkan gerak menurun kemampuan aktifitas fisik pergerakan Gejala dan tanda ekstremitas - Libatkan keluarga dalam merencanakan dan minor : memelihara program aktifitas fisik 2. Kekuatan otot Nyeri saat bergerak, meningkat a. Edukasi enggan melakukan pergerakan, sendi 3. Rentang gerak - Anjurkan teknik pernapasan yang tepat kaku, gerakan meningkat selama aktifitas fisik terbatas - Ajarkan teknik latihan sesuai kemampuan - Ajarkan menghindari cidera saat aktifitas fisik Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Promosi citra (I. 09305, hal 359) tubuh berhubungan intervensi dengan perubahan keperawatan a. Observasi struktur/bentuk selama 3x24 jam - Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tubuh (hal 186, D maka klien dapat tahap perkembangan 0083) mengungkapkan Gejala dan tanda masalah pada - Monitor apakah pasien bias melihat bagian mayor : dirinya dengan tubuh yang berubah Mengungkapkan kriteria hasil: kecacatan, a. Terapeutik fungsi/struktur 1. Klien dapat mengungkapkan - Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya tubuh berubah/hilang. bagian tubuh - Diskusikan perbedaan penampilan fisik Gejala dan tanda dengan baik. terhadap harga diri minor : Tidak mau 2. Klien dapat melihat a. Edukasi mengungkapkan bagian tubuh dengan baik - Jelaskan kepada keluarga tentang terawatan kecacatan/kehilanga perubahan citra tubuh n bagian tubuh, mengungkapkan - Anjurkan mengungkapkan gambaran diri perasaan negative terhadap citra tubuh tentang perubahan tubuh, menghindari - Latih fungsi tubuh yang di miliki melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh, hubungan social berubah
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Edukasi kesehatan ( I. 12383, hal 65) berhubungan intervensi dengan kurang keperawatan a. Observasi terpapar informasi selama 1x24 jam (hal 246, D 0111) maka - Identifikasi kesiapan dan kemampuan Gejala dan tanda pengetahuan menerima informasi mayor : klien tentang Menanyakan penyakit a. Terapeutik masalah yang meningkat dihadapi, dengan kriteria - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan menunjukan hasil: persepsi yang keliru - Berikan kesempatan untuk bertanya terhadap masalah 1. Klien memahami Gejala dan tanda masalah yang a. Edukasi minor : dihadapi Menunjukkan - Jelaskan faktor resiko yang dapat perilaku berlebihan 2. Perubahan mempengaruhi kesehatan (misalnya : apatis, persepsi klien bermusuhan, agitasi, tentang masalah hysteria) membaik