LP Ispa
LP Ispa
Oleh
3
4
1. Definisi
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
2. Epidemiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab
kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA menyebabkan
empat dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun pada setiap
tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi. Hampir empat juta
orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan oleh infeksi saluran
pernafasan bawah. Tingkat mortalitas akibat ISPA pada bayi, anak dan orang lanjut
usia tergolong tinggi terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah
dan menengah. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau
rawat inap di sarana pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak
(WHO, 2007).
ISPA hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada
anak di negara berkembang. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia
diperkirakan terjadi tiga sampai enam kali per tahun. ISPA merupakan salah satu
penyebab utama kunjungan klien di sarana pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 40-
60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di rawat jalan
dan rawat inap rumah sakit (Depkes RI,2009).
3. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus,
Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA
5
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah
satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasa
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkunan
masyarakat, karena masyarakat atau ibu rumah tangga selalu melakukan aktivitas
memasaka tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas, maupun minyak.
Timbulnya asap tersebut tanpa disadari telah mereka hirup sehari-hari, sehingga
banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan susah untuk bernafas. Polusi
dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti dry basis, ash, carbon,
hydrogen, sulfur, nitrogen, dan oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan (
Depkes RI, 2002 ).
4. Klasifikasi.
a. ISPA ringan
Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek dan
sesak.
b. ISPA sedang
ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari 390 C dan
c. ISPA berat
Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari
satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun
tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji.
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA
ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
6. Patofisiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) disebabkan oleh virus atau kuman
golongan A streptococcus, stapilococus, haemophylus influenza, chlamydia
tracomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi
saluran pernafasan ( hidung, pharing, laring, ) dan memiliki manifestasi klinis seperti
demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada
7
jalan nafas, batuk dan suara nafas wheezing, stridor, crackles, dan tidak terdapat suara
pernafasan.
7. Web Of Coution ( WOC )
Virus
Masuk mealui
udara/driplet/tangan
Intoleransi
Virus mengfiltrasi epitel lemah aktivitas
Ketidak RR meningkat,
pengetahuan penggunaan obat bantu
orang tua akan nafas, retraksi dinding
kondisi anak dada
8. Pemeriksaan Fisik
e. Genetalia
Tidak terdapat masalah, bila sempat dehidrasi terjadi penurunan eliminasi
urine.
f. Ekstremitas/integument
Fisik lemah karena tonus otot menurun, kulit lembab karena sesak, turgor
kulit mungkin menurun, akral dingin, CRT dapat > 2 detik.
b. Pemeriksaan laboratorium
Gambaran darah dapat normal, jika disertai infeksi sekunder maka leukosit
dapat meningkat.
c. Pemeriksaan kultur
Dapat dilakukan bila terdapat eksudat di arofaring atau plica vocalis. Dapat
dilakukan untuk mengetahui penyebab penyakit, misalnya bakteri
streptococcus grup A.
10. Penatalaksanaan.
a. Nasofaringitis
b. Faringitis.
c. Tonsilitis
11. Komplikasi
a. Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar, karena pada bayi dan anak kecil
sinus paranasal belum tumbuh, gejala umum tampak lebih besar, nyeri kepala
9
bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis dan
maksilaris.
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat menembus
langsung ke daerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media akut
(OMA).
c. Penyebaran infeksi
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Keluhan utama
Pasien dengan ISPA biasanya mengalami demam, nyeri telan, sakit kepala,
anoreksia, disfagia, nyeri abdomen, muntah, nyeri otot, batuk.
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penyakit yang dialami sekarang, keturunan, kebiasaan
atau gaya hidup.
Kaji apakah terdapan anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama
dengan klien.
3) Pola eliminasi
Kaji peran fungsi pasien dalam keluarga sebelum dan selama sakit.
9) Pola reproduksi
b. Ketidakefektifan pola pernafasan b.d sekresi yang kental atau berlebihan d.d
takipneu, pernafasan cuping hidung, nadi meningkat.
c. Hipertermi b.d kerusakan control suhu sekunder akibat infeksi d.d suhu >
37,50 C, kulit kemerahan, akral panas, takikardi.
d. Ansietas orang tua b.d ligkungan yang baru d.d orang tua tampak cemas
dengan kondisi anaknya.
12
Untuk
C : kolaborasikan mendilatasi
dengan dokter jalan nafas dan
dalam pemberian membantu
bronchodilator melawan
oedema
mukosa
bronchial
spasmemuskul
er.
C : Kolaborasikan Mengandung
dngan dokter parasetamol
untuk pemberian yang dapat
obat antipiretik membantu
menurunkan
suhu ubuh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rizkian. 2012. Asuhan Keperawatan Pada An. M Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan: Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Ruang Flamboyan Rumah
Sakit Umum Daerah Sukoharjo
(file:///C:/Users/ASUS/Desktop/tugas%20pkk%202/stase%20anak/puskes
mas/ISPA/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ) di undu pada sabtu, 13-10-2018.
Huda, Amin dan Kusuma, Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction.
Widya, Ega. 2017. Ispa Pada Anak. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP
(file:///C:/Users/ASUS/Desktop/tugas%20pkk%202/stase%20anak/puskesmas/ISP
A/EGA%20WIDYA%20SUDANTO%20BAB%20II.pdf ) di undu pada sabtu, 13-10-
2018.