Pedoman DA FCP PDF
Pedoman DA FCP PDF
PEDOMAN
BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI
FRAUD CONTROL PLAN
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................... 1
B. TUJUAN ................................................................................................................ 5
C. RUANG LINGKUP................................................................................................. 5
D. SISTEMATIKA....................................................................................................... 6
PELAPORAN ................................................................................................................ 27
i
A. UMUM ................................................................................................................. 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
memerangi korupsi sesuai dengan kemampuan/peran yang dimiliki melalui
upaya edukatif.
Korupsi tidak akan terjadi tanpa kesempatan, oleh karena itu organisasi dapat
menghilangkan atau mengurangi kesempatan terjadinya korupsi melalui langkah
berikut:
2
Mengingat bahwa fraud adalah suatu masalah yang sifatnya tersembunyi,
maka mekanisme tersebut ditandai dengan adanya atribut-atribut yang spesifik yang
merupakan pendalaman atau penguatan dari sistem tatakelola setiap organisasi
yang telah ada yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi masing-masing organisasi.
Atribut-atribut yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:
2. Struktur pertanggungjawaban
4. Kepedulian pegawai
3
Oleh karena itu organisasi perlu melakukan upaya yang sistematis untuk
meningkatkan pemahaman pegawai terhadap fraud, misalnya melalui kegiatan
sosialisasi mengenai fraud kepada pegawai.
Pimpinan organisasi membuat sistem dan prosedur yang paling efektif untuk
menerima dan menyikapi keluhan dan laporan berkaitan dengan fraud termasuk
korupsi baik dari pegawai, pelanggan, maupun masyarakat pada umumnya.
7. Perlindungan pelapor
Pimpinan organisasi membuat komitmen yang jelas dan tidak memihak untuk
mendukung, serta melindungi semua upaya dalam kaitannya dengan
pengidentifikasian fraud termasuk korupsi didalam organisasi yang dikelola.
9. Prosedur investigasi
Standar perilaku dan disiplin menguraikan mengenai apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh pegawai, tindakan yang legal dan ilegal, serta sanksi yang
4
akan diberikan dalam hal pegawai melanggar standar perilaku dan disiplin.
Standar ini berlaku bagi semua kelompok dan kategori pegawai.
Supaya kegiatan tersebut di atas dapat berjalan dengan lancar, terarah dan
dikelola dengan metode yang seragam diperlukan Pedoman Praktis dan tidak
terpisah dari Petunjuk Teknis yang telah ada.
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
5
D. SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Sistematika
BAB II LANGKAH-LANGKAH BIMTEK
A. Tahap Persiapan
1. Pembentukan Tim Bimtek
2. Penetapan Tim Pendamping (Counterpart)
3. Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan)
B. Tahap Pelaksanaan Bimtek
1. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Kebijakan Anti Fraud
(Pencegahan, Deteksi dan Investigasi)
2. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Standar Perilaku dan Disiplin
3. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Struktur Pertanggungjawaban
4. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Penilaian Resiko Fraud
5. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Kepedulian Pegawai
6. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Kepedulian Pelanggan dan
Masyarakat
7. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Sistem Pelaporan Kejadian
Fraud
8. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Perlindungan Pelapor
9. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Prosedur Investigasi
10. Pedoman Praktis Pelaksanaan Atribut Pengungkapan Kepada Pihak
Eksternal
BAB III PELAPORAN
1. Format Laporan
2. Distribusi Laporan
6
BAB II
A. TAHAP PERSIAPAN
Kebijakan anti fraud merupakan kebijakan tertulis dari pimpinan organisasi yang
berisi pernyataan sikap organisasi terhadap fraud. Kebijakan tersebut mengatur
mengenai Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko Fraud, Kepedulian Pegawai,
Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Kejadian Fraud,
Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada Pihak Eksternal, dan Prosedur
investigasi. Kebijakan anti fraud dapat berupa pernyataan visi, misi, tujuan, dan
sasaran yang dituangkan dalam rencana strategis (renstra), program dan kegiatan
yang dituangkan dalam rencana kinerja (renja), surat keputusan pimpinan organisasi,
atau surat edaran pimpinan organisasi.
7
Kebijakan anti fraud disusun dan didokumentasikan dalam format yang tepat
sesuai dengan kewenangan, tugas pokok, dan fungsi pimpinan organisasi dalam
membuat kebijakan dalam organisasi. Dokumen kebijakan anti fraud tersebut dapat
berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya sesuai dengan aturan yang
diberlaku di organisasi tersebut.
b. Indikator Atribut
3) Adanya surat keputusan, surat edaran, surat penugasan terkait kegiatan anti
fraud.
8
c) Penyusunan pedoman/ prosedur investigasi.
d) Penyusunan standar perilaku dan disiplin yang anti fraud.
e) dll.
9
Satuan tugas dan mekanisme penanganan fraud oleh satgas harus
diinformasikan secara luas kepada seluruh anggota organisasi untuk mendorong
peran serta aktif anggota organisasi dalam penanganan kejadian fraud.
b. Indikator Atribut
10
yang diperlukan, serta menindaklanjuti informasi kejadian fraud
dengan melakukan investigasi.
c) Sekretariat yang bertugas melakukan sosialiasi kepedulian fraud dan
perilaku etis bagi seluruh pegawai, menjadi tempat pengaduan
kejadian fraud, serta memberikan masukan kepada Komite Audit
tentang informasi kejadian fraud yang perlu ditindaklanjuti.
11
2) Menilai sifat dan tingkat kerentanan terhadap fraud pada masing-masing
area dan menetapkan rankingnya
b. Indikator Atribut
3) Menentukan analisis terhadap potensi risiko fraud yang ada, baik risiko
fraud inheren maupun risiko fraud akibat lemahnya sistem pengendalian.
Hasil dari analisis risiko dituangkan dalam register risiko
12
4) Menentukan pengelompokan /leveling tentang kriteria-kriteria dampak dari
risiko fraud, mulai yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah.
10) Menentukan rangking risiko berdasarkan urutan nilai level risiko dari yang
tertinggi sampai dengan terendah.
16)Dalam merespon adanya risiko fraud risidual , unit organisasi mungkin akan
menghindari risiko, memitigasi risiko, atau menerima risiko. Untuk
merespon risiko fraud risidual, unit organisasi harus menentukan aktivitas
13
pengendalian yang tepat untuk menanganinya.
1) Adanya sosialisasi dan pelatihan secara periodik mengenai fraud dan sistem
pengendalian fraud.
14
house training, focus group discussion (FGD), serta pendidikan dan
pelatihan.
a) telepon;
b) SMS Centre;
c) website organisasi;
d) e-mail;
e) facsimile;
f) Kotak pengaduan;
g) surat yang ditujukan kepada Satgas dengan cara diantar langsung atau
melalui pos.
15
b. Indikator Atribut
a) telepon;
b) SMS Centre
c) website Organisasi;
d) e-mail;
e) facsimile;
f) Kotak pengaduan;
16
g) surat yang ditujukan kepada Satgas dengan cara diantar langsung atau
melalui pos.
7) Jaminan adanya perlakuan yang adil bagi setiap pihak yang terlibat;
b. Indikator Atribut
Dalam sistem pelaporan yang dibangun oleh unit organisasi harus jelas
17
diatur tentang batasan kejadian yang dapat dilaporkan. Kejadian yang
dapat dilaporkan antara lain berkaitan dengan korupsi, gratifikasi,
benturan kepentingan, pelanggaran terhadap ketentuan/peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
18
pimpinan. Penanganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut
dilakukan oleh pimpinan , dan bila diperlukan investigasi, dapat
ditindaklanjuti oleh Tim Khusus yang dibentuk oleh pimpinan dengan
melibatkan Inspektorat/ Internal audit.
c) Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh Pegawai/Karyawan, maka
laporan pelanggaran tersebut diserahkan langsung kepada Satgas.
Penanganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut dilakukan
oleh Satgas, dan bila diperlukan investigasi, dapat ditindaklanjuti oleh
Inspektorat (Auditor internal).
d) Apabila dari hasil audit investigasi, dijumpai adanya dugaan awal Tindak
Pidana Korupsi, maka Satgas merekomendasikan ke pimpinan untuk
diserahkan kepada APH.
19
pelapor bertujuan untuk memberikan jaminan kepada pegawai, pelanggan, dan
masyarakat yang beritikad baik melaporkan kejadian fraud dari keadaan/
tindakan yang mengancam/ tidak menguntungkan sebagai akibat melaporkan
tindakan fraud yang terjadi di organisasi.
b. Indikator Atribut
20
disampaikan secara rahasia kepada pelapor.
b. Indikator Atribut
21
Pimpinan unit kerja menyampaikan informasi pengaduan kepada
Aparat Penegak Hukum (APH) berdasarkan hasil investigasi Satgas
yang menyimpulkan adanya dugaan TPK.
b) Jangka waktu penanganan informasi pengaduan oleh Satgas
Jika penanganan informasi pengaduan oleh Satgas lama/ berlarut-
larut, maka pelapor dapat menyampaikan informasi pengaduannya
langsung kepada instansi yang berwenang
c) Independensi pihak yang menangani informasi pengaduan
Jika pihak yang diadukan adalah bagian dari Satgas yang menangani
pengaduan, maka pelapor dapat menyampaikan informasi
pengaduannya langsung kepada instansi yang berwenang.
d) Penanganan Informasi pengaduaan oleh Aparat penegak hukum
Jika dalam waktu yang bersamaan, aparat penegak hukum telah
melakukan penanganan atas informasi pengaduan yang diterima,
maka pimpinan unit kerja proses penanganan pengaduan diserahkan
kepada Aparat Penegak Hukum
22
1) Sifat dan ruang lingkup penugasan investigasi;
3) Teknik investigasi;
4) Pengumpulan bukti;
b. Indikator Atribut
23
c) Investigator memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pihak
terkait untuk memberikan penjelasan;
d) Investigator mengakomodasi seluruh informasi yang relevan dengan
dugaan fraud dalam menyusun simpulan.
Fraud merupakan salah satu dari contoh perilaku yang tidak beretika yang
diharapkan dapat diminimalisasi dengan adanya kepatuhan anggota organisasi
terhadap standar perilaku dan disiplin organisasi.
Sebagian besar organisasi telah memiliki atuan perilaku dan disiplin. Namun
demikian, efektivitas aturan tersebut yang ditunjukkan dengan tingkat kepatuhan
anggota organisasi serta kesesuaian aturan perilaku dengan perkembangan aturan
hukum maupun aturan lain yang lebih tinggi, mengharuskan adanya reviu yang
bersifat terus-menerus oleh pimpinan organisasi.
24
b. Indikator Atribut
2) Standar perilaku dan disiplin harus bersifat praktis dan dapat dipahami
serta dipenuhi oleh anggota organisasi.
3) Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam standar perilaku dan disiplin antara
lain:
c) Definisi dari istilah yang digunakan dalam standar perilaku dan disiplin.
d) Standar perilaku, dengan mengacu aturan hukum dan aturan lain yang
berlaku secara umum, seperti:
- Menaati hukum dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah;
25
- Integritas;
- Ketekunan;
- Korupsi;
- Gratifikasi, dll.
26
BAB III
PELAPORAN
A. UMUM
a. Memuat informasi yang lengkap dan jelas serta disajikan dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
b. Obyektif yaitu penyajian informasi secara benar dan wajar untuk menghindari
salah penafsiran dan salah pengertian.
27
BAB II Umum
28
3. Atribut Penilaian Resiko Fraud
4. Atribut Kepedulian Pegawai
5. Atribut Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat
6. Atribut Sistem Pelaporan Kejadian Fraud
7. Atribut Perlindungan Pelapor
8. Atribut Prosedur Investigasi
9. Atribut Pengungkapan Kepada Pihak Eksternal
C. DISTRIBUSI LAPORAN
a. Kepala BPKP;
29