ABSTRAK
pendekatannya, media dengan segala mengambil gaji dan dana tunjangan, atau
perangkatnya, materi dengan segala dana BOS, maka dapat dipastikan satu
sumber belajarnya bertemu dan guru tersebut akan mengajar dari kelas 1-
berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut 6, guru tersebut mengajar satu jam di satu
hasil pembelajaran ditentukan pula oleh kelas, tetap tidak maksimal dan muridpun
apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, hanya belajar “efektif” satu jam per hari.
selayaknyalah kelas diorganisasikan dan Jika hal ini berlangsung selama 6 tahun?
dikelola dengan secara baik, propfesional, Apa yang terjadi? Banyak murid
terus menerus dan berkelanjutan. kemungkinan besar tidak dapat menguasai
Sekolah Dasar di Papua masih hal dasar seperti baca tulis hitung.
mengalami kekurangan guru. hampir (Dhimaswij, 2016)
diseluruh Papua masih kekurangan guru. Pada kenyataannya dengan
Meskipun ada guru, tetapi tidak pernah berbagai alasan seorang guru dituntut
melaksanakan tugas. Kesenjangan kualitas untuk melakukan perangkapan kelas.
pendidikan di pedalaman dengan di Kurangnya guru, kehadiran guru dan
perkotaan nampak masih mencolok. Salah keterbatasan ruang kelas adalah beberapa
satu faktor utama kesenjangan ini adalah factor penyebab perlunya dilakukan
kurangnya tenaga pengajar profesional di perangkapan kelas. Meskipun jumlah guru
daerah pedalaman. Akan lebih baik secara keseluruhan bisa dikatakan cukup,
kiranya jika pengupayaan pengadaan namun pada kenyataannya masih ada
tenaga pengajar bagi masyarakat keluhan kurangnya guru, terutama di
pedalaman lebih mendapat perhatian. daerah-daerah terpencil.
Demi pendidikan yang lebih baik untuk Pada dasarnya, Pembelajaran
seluruh rakyat Indonesia. "Disatu sekolah Kelas Rangkap adalah penggabungan
itu ada enam kelas tetapi hanya ada satu sekelompok siswa yang mempunyai
guru saja yang mengajar. Sebagian besar perbedaan usia, kemampuan, minat, dan
teman-teman saya yang berprofesi sebagai tingkatan kelas, di mana dikelola oleh
guru tinggalnya di kota, bahkan tinggal di seorang guru atau beberapa guru yang
provinsi tidak ditempat tugas mereka. dalam pembelajarannya difokuskan pada
Sehingga siswa datang ke sekolah kemajuan individual para siswa
tidak ada guru menurut Elias Wonda S.Pd (Degeng,1997).
(Toding, 2013). Berbagai kendala Pembelajaran yang layak adalah
mengajar di sekolah pedalaman membuat pembelajaran yang dilakukan dengan
sebagian besar guru lebih memilih memenuhi standar minimal pembelajaran
mengajar di kota. Sarana penunjang yang harus terjadi di dalam kelas, ada
proses belajar mengajar di pedalaman kelas, ada guru, ada bahan ajar,
masih sangat minim. Seperti gedung Pembelajaran dapat berjalan dengan baik
sekolah yang tidak layak dan kurangnya ketika memiliki kelengkapan komponen
buku untuk bahan mengajar. Belum lagi pembelajaran, bagaimana pembelajaran
kondisi geografis sekolah yang sulit bisa berjalan baik dan efektif, jika gurunya
dijangkau. Untuk SD yang berada di saja tidak lengkap, apalagi para murid
pedalaman (beberapa SD sebenarnya tidak tidak mempunyai buku-buku yang
terlalu pedalaman), tetapi kenyataannya diperlukan. (Joni, R., 1996).
SD ini kekurangan guru. Beberapa Semua guru kelas sangat penting
sekolah hanya mempunyai 2 orang guru, untuk memiliki kemampuan tersebut, baik
yang salah satunya kepala sekolah. Jika yang selalu mengajar kelas rangkap di SD
kepala sekolah tersebut ikut mengajar, kecil maupun bila sewaktu-waktu harus
maka satu guru mempunyai beban mengajar kelas rangkap karena ada guru
mengajar 3 kelas. Kelas 1-3 satu orang lain yang terpaksa tidak hadir mengajar.
guru dan kelas 4-6 satu orang guru. jika Alasan dilakukannya Pembelajaran
bapak kepala sekolah pergi ke kota untuk Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena
faktor kekurangan guru. PKR juga sering waktu yang lebih lama; dan memberikan
diterapkan karena alasan letak geografis situasi belajar yang lebih alami karena
yang sulit dijangkau, ruangan kelas peserta didik dapat melakukan kegiatan
terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah belajar menurut tingkatan kemampuannya,
siswa yang relatif sedikit, guru dan dapat membangun sikap tenggang
berhalangan hadir, atau mungkin faktor rasa serta menerima orang lain.
keamanan seperti di daerah pengungsi Penyelenggaraan pembelajaran
(Djalil, A., 1984). kelas rangkap disebabkan karena berbagai
Pada dasarnya pembelajaran yang kendala kendala geografis: Lokasi sekolah
layak adalah pembelajaran yang dilakukan sulit dijangkau, sarana dan prasarana
dengan memenuhi standar minimal transportasi terbatas; kendala demografis:
pembelajaran yang harus terjadi di dalam Jumlah peserta didik kecil atau peserta
kelas. Ada kelas, ada guru, ada bahan ajar. didik tinggal di pemukiman yang jarang
Pembelajaran dapat berjalan dengan baik penduduknya, dan jarak pemukiman
ketika memiliki kelengkapan komponen penduduk berjauhan; kekurangan
pembelajaran. (Trisna Sastradi, 2016) pendidik: terutama di daerah-daerah
namun jika salah satu komponen tidak terpencil dan secara geografis daerah
tersedia dalam hal ini guru, ruang kelas, tersebut sulit dijangkau; ruang kelas
apalagi buku sebagai sumber belajar tidak terbatas tidak cukup untuk jumlah
tersedia tentu saja pencapaian hasil belajar rombongan belajar yang ada; penetapan
yang baik sulit terpenuhi. satuan pendidikan yang melakukan
Pembelajaran Kelas Rangkap pembelajaran kelas rangkap dipilih secara
(PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran selektif, transparan dan partisipatif; dan
pendidikan dasar yang memungkinkan adanya komitmen positif dari semua pihak
seorang pendidik mengajar peserta didik, (pengawas, kepala sekolah, dewan guru,
yang terdiri dari dua atau lebih tingkatan komite sekolah dan masyarakat setempat)
kelas yang berbeda dalam satu proses untuk melaksanakan pembelajaran kelas
pembelajaran dan dalam waktu yang rangkap.
bersamaan memberikan kesempatan lebih Hal-hal yang menguntungkan dari
luas pada peserta didik untuk memperoleh pembelajaran kelas rangkap yaitu, Peserta
pendidikan, mengembangkan metode didik dapat belajar dalam berbagai situasi
pembelajaran sebagai upaya tanpa tergantung pada pendidik; kegiatan
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran; belajar mengajar terjadi secara bersamaan
mengurangi Angka tingkat putus sekolah atau serempak, selama pembelajaran kelas
dan pengulangan kelas; dan meningkatkan rangkap berlangsung, peserta didik aktif
angka partisipasi, angka kohort dan menghayati pengalaman belajar yang
ketuntasan belajar. lebih bermakna; dalam pembelajaran kelas
Tujuan pembelajaran kelas rangkap, pendidik harus selalu berusaha
rangkap yaitu mengoptimalkan sumber dengan berbagai cara (kreatif, efektif,
daya yang ada dengan jumlah pendidik inovatif dan integratif) agar semua peserta
yang terbatas, dengan harapan dapat didik merasa mendapat perhatian dari
memberikan pelayanan pendidikan dan pendidik secara terus menerus; sumber
pengajaran yang lebih luas; belajar dapat menggunakan fasilitas
memungkinkan pemerintah dan lingkungan sekitarnya; dan penilaian dan
masyarakat dapat mengurangi biaya evaluasi didasarkan pada kompetensi
pendidikan; meningkatkan kemandirian peserta didik dalam mengikuti kegiatan
peserta didik melalui metode pembelajaran.
pembelajaran teman sebaya; memberikan Kurikulum pembelajaran kelas
keuntungan bagi peserta didik dalam rangkap yakni kurikulum dan silabus
menerima layanan pendidikan yang dilaksanakan secara fleksibel disesuaikan
diberikan oleh pendidik yang sama dalam dengan kebutuhan Pembelajaran Kelas
pembelajaran dan hasil belajar siswa yang guru pada sekolah yang diamati belum
dilakukan oleh guru sekolah dasar di memahami benar teknik, pola dan model
Kabupaten Jayapura Analisa data pelaksanaan Pembelajaran Kelas
dilakukan secara deskriptif. Rangkap. Apa yang diyakini saat ini
sebagai pembelajaran kelas rangkap
HASIL DAN PEMBAHASAN sebenarnya hanyalah merupakan
pembelajaran bergilir dengan pembagian
Penelitian yang dilakukan pada waktu tatap muka pada masing-masing
Sekolah Dasar di Kabupaten Jayapura. kelas. Sebagaimana yang dilakukan pada
Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap salah satu sekolah dasar (“SD P”) dimana
(PKR) dapat dilakukan tidak hanya karena pada sekolah tersebut hanya terdiri dari 4
faktor kekurangan guru. Jumlah ruang orang guru, 6 rombongan belajar dan 4
kelas, adanya guru yang tidak masuk atau ruang kelas. Guru melakukan
ijin memungkinkan terjadinya pembelajaran kelas rangkap dengan
pembelajaran kelas rangkap. Berikut ini menggilir kelas dan membagi waktu
adalah data jumlah guru dan rombongan pembelajaran, guru tersebut mengajar dua
belajar di beberapa sekolah dasar di jam di salah satu kelas rendah, dimiliki
Kabupaten Jayapura. memberikan peluang terjadinya
Berdasarkan data pada tabel 1 di perangkapan kelas.
atas memperlihatkan gambaran secara Kondisi keterbatasan ruang kelas
umum adanya kekurangan guru pada pada dasarnya tidak menjadi masalah yang
beberapa sekolah yang diamati. Kondisi menghambat proses pembelajaran.
ini membuat kegiatan “pembelajaran kelas Pembagian shift belajar pada kelas tertentu
rangkap” tidak terelakkan pelaksanaannya dapat dilakukan oleh guru, namun hal ini
disamping pembelajaran bergilir yang menambah beban kerja dan waktu kerja
dilakukan di beberapa sekolah. yang lebih dari guru sehingga
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan perangkapan kelas dalam pembelajaran
untuk mengatasi kekurangan pendidik menjadi lebih sering dilakukan. Kondisi
agar mutu layanan pendidikan dapat ini memperlihatkan terjadinya
terpenuhi secara optimal. Salah satu upaya pembelajaran yang kurang efektif. Lain
untuk mengatasi kekurangan guru di lagi pada salah satu SD yang berada di
beberapa SD di Indonesia adalah dengan pedalaman (sebenarnya tidak terlalu
penerapan Pembelajaran Kelas Rangkap pedalaman), tetapi kenyataannya SD ini
(PKR). Upaya merangkap kelas dalam kekurangan guru, di sekolah tersebut
pembelajaran telah dilakukan untuk hanya mempunyai 3 orang guru, yang
memperbaiki hasil
belajar siswa, namun
kualitas hasil belajar
masih belum mencapai
hasil yang cukup baik.
Mungkin hal ini
dikarenakan dalam
pelaksanaannya belum
menemukan teknik yang
tepat. Sumber belajar,
model dan pola
pelaksanaan PKR yang
baik belum dilaksanakan
sepenuhnya.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
salah satunya adalah kepala sekolah. Jika kurang sesuai dengan pelaksanaan
kepala sekolah tersebut ikut mengajar, Pembelajaran Kelas Rangkap yang baik.
maka satu guru mempunyai beban Hasil penelitian memberikan gambaran
mengajar 2 kelas. Kelas 1-2 satu orang bahwa beberapa guru yang melakukan
guru, kelas 3 dan 4 satu orang guru dan “pembelajaran kelas rangkap” belum
kelas 5 dan 6 satu orang guru. Di sekolah pernah tahu ataupun mendapatkan
lain menurut daftar terdapat jumlah guru pemahaman tentang Pembelajaran Kelas
yang cukup, bahkan melebihi jumlah Rangkap. Salah satu sekolah dengan
rombongan belajar, namun jumlah guru Rombongan belajar dari kelas 1 sampai
yang aktif terbatas 5 orang sehingga ada klas 6, jumlah guru kelas sebanyak 4, 1
kelas yang harus dirangkap oleh salah satu tenaga administrasi yang merangkap
guru secara bergantian setiap hari belajar. sebagai guru agama dan kepala Sekolah.
Dalam melaksanakan Jumlah murid masing-masing terdiri dari
pembelajaran di sekolah, tidak selamanya 10 sampai 20 orang murid tiap kelasnya.
guru SD atau guru kelas bisa terus Kondisi ini sebenarnya memungkinkan
mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada terjadinya pembelajaran kelas rangkap,
halangan yang menyebabkannya tidak namun karena kurangnya pengetahuan
bisa hadir menjalankan tugasnya sebagai “sang” Guru maka yang terjadi adalah
guru yaitu melaksankan pembelajaran di pembelajaran menggilir kelas.
sekolah. Akibat kekurangan guru mungkin Pembelajaran dilakukan secara bergantian
saja akan menghambat pelaksanaan dan pada kelas yang berbeda sehingga waktu
hak murid. efektif belajar siswa juga terbatas
Oleh sebab itu, pelaksanaan maksimal 2 sapai 3 jam per hari. Di
pembelajaran kelas rangkap tidak bisa sekolah yang lain (“SD K”) jumlah murid
dihindarkan. Untuk memenuhi hak siswa berkisar 12 sampai 18 siswa per kelas dan
mendapatkan pembelajaran yang jumlah guru 4 orang termasuk Kepala
semestinya. Pembelajaran harus tetap Sekolah sehingga pelaksanaan
berlangsung. Usaha guru untuk pembelajaran dengan perangkapan kelas
melaksanakan “pembelajaran kelas seringkali terjadi.
rangkap” atau “merangkap kelas” perlu Pembelajaran dilakukan secara
diberikan apresiasi walaupun tradisional, metode ceramah menjadi
implementasi pelaksanaannya masih andalan dalam setiap KBM. Padahal