Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Makna dan
bentuk-bentuk sosialisasi,

Makalah tentang Makna dan bentuk-bentuk sosialisasi ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah tentang Makna dan bentuk-bentuk sosialisasi
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang , 20 Oktober 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.1 Makna/arti Sosialisasi.......................................................................................................2

2.2 Tujuan sosialisasi..............................................................................................................3

2.3 Bentuk-bentuk sosialisasi..................................................................................................3

2.4 Agen sosialisasi.................................................................................................................4

BAB III............................................................................................................................................8

PENUTUP.......................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8

3.2 Saran..................................................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sosiologi semakin mantap, setelah pada tahun 1895 seorang ilmuwan Perancis
bernama Emmile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul Rules of Sociological Method.
Dalam buku yang melambungkan namanya itu, Durkheim menguraikan tentang pentingnya
metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif di dalam sosiologi untuk meneliti fakta
sosial. Misalnya dalam kasus bunuh diri (suicide). Angka bunuh diri dalam masyarakat yang
cenderung konstan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar individu.

Dalam suatu jenis bunuh diri yang dinamakan altruistic suicide disebabkan oleh derajat
integrasi sosial yang sangat kuat. Misalnya dalam satuan militer, dapat saja seorang anggota
mengorbankan dirinya sendiri demi keselematan satuannya. Sebaliknya, dalam masyarakat yang
derajat integrasi sosialnya rendah, akan mengakibatkan terjadinya bunuh diri egoistik (egoistic
suicide).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Makna Sosialisasi


2. Apa itu tujuan sosialisasi
3. Bagaimana bentuk-bentuk sosialisasi
4. Apa itu agen sosialisasi

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu makna sosialisasi


2. Mengetahui apa itu tujuan sosialisasi
3. Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk sosialisasi
4. Mengetahui apa itu agen sosialisasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna/arti Sosialisasi
1. Berdasarkan Etimologi (Kebahasaan/Asal Kata)
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau
”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau
ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam
pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan di anatra
dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam pengertian ini
merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi
seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang menuju
kerpada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada permusuhan. Jadi, sosiologi adalah ilmu
tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi di dalam masyarakat. Hubungan antar-
manusia dalam masyarakat disebut hubungan sosial.

2. Menurut para ahli


Secara umum sosiologi dapat diberi batasan sebagai studi tentang kehidupan sosial
manusia, kelompok dan masyarakat. Berikut dikemukakan definisi sosiologi dari beberapa ahli
sosiologi.
a) Van der Zanden memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang
interaksi antar-manusia.
b) Roucek dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
antar-manusia dalam kelompok.
c) Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: (1)hubungan
dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan
agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan
sebagainya, (2) hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala
nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia, pengaruh kesuburan tanah terhadap
pola migrasi, dan sebagainya, dan (3) ciriciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi
dalam masyarakat
d) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam bukunya yang berjudul Setangkai Bunga
Sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari

2
struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial
merupakan jalinan atau konfigurasi unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, seperti:
kelompok-kelompok sosial, kelas-kelas sosial, kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga
sosial maupun nilai dan norma sosial. Proses sosial merupakan hubungan timbal-balik di antara
unsur-unsur atau bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar-warga
masyarakat dan kelompok-kelompok.

2.2 Tujuan sosialisasi

Tujuan yang terjadi pada proses sosialisasi dalam masyarakat, antara lain adalah sebagai
berikut.

 Memberikan wawasan yang memiliki keterkaitan dengan segala bentuk nilai dan juga
norma dalam masyarakat, yang sehingga tujuan ini bisa diaplikasikan dalam kegiatan
sehari-harinya.

 Membantu setiap individu untuk bisa beradaptasi dengan Iingkungan sekitar.

 Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus.

 Mencegah terjadinya perilaku menyimpang.

 Menciptakan integrasi masyarakat.

2.3 Bentuk-bentuk sosialisasi


1. Bentuk-bentuk sosialisasi

Sosialisasi yang terjadi dalam masyarakat bisa terwujud dalam beberapa bentuk, bentuk-bentuk
sosialisasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

 Sosialisasi primer merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima individu dalam
Iingkungan keluarga.

 Sosialisasi sekunder merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi di lingkungan sekolah,


Iingkungan bermain, Iingkungan kerja, dan interaksj melaluj media massa.

 Sosialisasi represif adalah salah satu bentuk yang ada dalam sosialisasi, sosialisasi ini
memiliki tujuan untuk meminimalisir terjadinya perilaku-prilaku yang menyimpang

3
dalam masyarakat. Sosialisasi represif sangat berkaitan dengan pemberian hadiah
(reward) dan juga pemberian hukuman (punishment).

 Sosialisasi partisipatoris adalah bentuk sosialisasi yang dilakukan untuk lebih


mendahulukan peran aktif yang ada dalam objek sosialisasi , peran aktif ini dalam
bentuk-bentuk intemajisasi niiai dan norma.

 Sosialisasi secara formal adalah bentuk sosialisasi yang dilakukan dengan lembaga-
Iembaga formal yang ada di dalam masyarakat, lembaga formal ini misalnya saja seperti
sekolah dan kepolisian.

 Sosialisasi secara nonformal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga nonformal


seperti masyarakat dan kelompok bermain.

 Sosialisasi langsung merupakan tahap sosialisasi yang dilakukan secara face to face
tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi.

 Sosialisasi tidak langsung yaitu sosialisasi dengan menggunakan media perantar alat
komunikasi.

 Sosialisasi otoritatif yaitu sosialisasi yang memberi kesempatan kepada individu


secara bebas untuk menerima atau menolak perilaku tertentu.

 Sosialisasi ekualitatif yaitu sosialisasi berdasarkan persamaan kedudukan antara pihak


yang melakukan sosialisasi dan pihak yang disosialisasi (memiliki hubungan sederajat)

2.4 Agen sosialisasi


Agen sosialisai adalah pihak-pihak yang berperan dalam proses sosialisasi yakni :

1. Keluarga
Keluarga adalah tempat yang paling utama dan pertama sekali dalam proses sosialisasi.
Di sisnilah anak pertama kali mengenal lingkungan sosial dan budayanya, juga mengenal seluruh
anggota keluarganya, ayah, ibu dan saudar-saudaranya sampai ia mengenal dirinya sendiri.
Dalam pembentukan sikap dan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara dan
corak oranng tua dalam memberikan pendidikan anak-anaknya baik melalui kebiasaan, teguran,
nasihat, perintah dan larangan.

Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhya dalam sosialisasi manusia.
Hal ini dimungkinkan oleh berbagai kondisi yang dimiliki keluarga, yakni : 1) Keluarga
merupakan kelompok primer yang selalu bertatap muka di antara keluarganya. 2) Orang tua

4
mempunyai kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya, sehingga menimbulkan
hubungan emosional, yang sangat diperlukan dalam proses sosialisasi. 3), Adanya hubungan
sosial yang tetap, maka dengan sendirinnya orang tua mempunyai peranan yang penting terhadap
proses sosialisasi anak (Narwoko, 2007: 92)

Segi penting dari proses sosialisasi dalam keluarga ini ialah bagaimana orang tua dapat
memberikan motivasi kepada anak agar mau mempelajari pola perilaku yang diajarkan
kepadanya. Motivasi bisa berupa positif atau partisipatif apabila sosialisasi lebih berdasarkan diri
pada penggunaan ganjaran. Seperti pujian dan hadiah. Sedangkan motivasi berupa negatif atau
represif apabila sosialisasi lebih mendasarkan diri pada penggunaan hukuman. Dalam pemberian
motivasi harus berdasarkan kondisi anak.

Kondisi keluarga juga mempengaruhi perkembangan anak. Keluarga yang berada dalam
suasana demokratis akan menyebabkan anak berkembang lebih luwes dan menerima kekuasaan
scara rasional, sebaliknya dalam keluarga otokrasi memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang
harus diikuti sehingga anak akan tunduk secara memababi buta dan memiliki sikap menantang.
Keluarga ini sangat menentukan dalam mengembangkan kemampuan anak dalam komunikasi
verbal dan non verbal termasuk mengaktifkan fungsi organik

2. Peer Group (teman sebaya)


Dalam kelompok bermain ini anak mulai mempelajari berbagai aturan tentang peran
orang yang sederajat dengannya, dengan bermain dia mulai mengenal keadilan, kebenaran,
toleransi dan sebagainya. Peer grup baik yang bersal dari kerabat, tetangga atau teman sekolah
merupakan agen sosialisasi yang pengaruhya besar dalam membentuk pola-pola perilaku
seseorng. Dalam kelompok bermain, anak mempelajari berbagai kemampuan baru yang acapkali
berbeda dengan apa yang dipelajari dalam keluarga.

Di dalam kelompok bermain individu juga mempelajari nilai, norma, kultural, peran dan
segala hal yang dibutuhkan individu untuk berpartisipasi efektif dalam kelompok permainannya.
Peer grup ikut menentukandalam pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan
kelompoknya. Jika anak tidak memiliki konsep nilai dan norma yang kuat, ketika ia
mendapatkan peer grup yang sering melakukan deviasi, maka anak bisa terpengaruh ke dalam

5
perilaku negatif. Namun jika ia mendapatkan teman sepermainan yang memberikan pengaruh ke
arah positif ia juga bisa teroengaruh menjadi anak yang berperilaku posisitif.

3. Sekolah

Pada lembaga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal anak akan mempelajari hal
yang baru yang tidak didapat dalam keluarga ataupun kelompok bermain karena sekolah akan
mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi pemgembangan
intelektual dan juga akan mengajarkan kemandirian Independence), tanggung jawab, prestasi
(Achievement), Universalisme dan spesifitas. Sekolah mempunyai potensi yang cukup besar
dalam pembentukan sikap dan perilakku seorang anak, serta mempersiapkannya untuk
penguasaan peranan-peranan baru di kemudian hari saat anak tidak lagi memnggantungkan
hidupnya dengan orang tua atau keluarganya.

Di sekolah anak dituntut bersikap mandiri dan siap menerima perlakuan yang bebeda dari
teman-temannya. Ia juga akan bisa belajar bahwa untuk mendapatkan nilai yang baik harus
bekerja keras. Ia akan keluar dari zona nyamannya yang ia dapat dari keluarga yang mungkin
selalu mengabulkan permintaannya.

4. Media massa
Media massa berupa media cetak dan elektronik merupakan bentuk komunikasi dan
rekreasi yang menjangkau sebagian besar orang. Minat anak terhadap berbagai siaran sangat
dominan mempengaruhi sosialisasi anak terhadap nilai-nilai sikap dan prilaku agresif dan juga
dapat memicu perubahan pada pola konsomsi dan gaya hidupnya.

Apa bila pesan-pesan yang disampaikan pelaku sosialisasi sepadan dengan tingkat
perkembangan dan aturan yang berlaku maka proses sosialisasi akan menjadi lancar dan begiti
juga sebaliknya. Bila tidak sepadan akan menimbulkan konflik pribadi maka anak akan menjadi
bingung dan mungkin akan mengalami kesulitan dalam pergaulannya.

Media massa mentranformasikan simbol-simbol atau lambang terttentu dalam suatu


kontekas emosional. Media massa merupakana media sosialisasi yang sangat kuat dalam
membentuk keyakinan-keyakinan baru atau mempertahankan keyakinan yang ada. Bahkan lebih

6
luas dari ruang lingkup media sosialisasi lainnya. Contohnya iklan di televisi yang telah
mengubah pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat (Narwoko, 2007: 96)

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sosialisasi sangat berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian
seseorang baik perkembangan secara fisik, mental maupun spiritual. Bentuk sosialisasi terdiri
dari sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang berlangsung
dalam keluarga, sedangkan sosialisasi sekunder dari luar keluarga, seperti lingkungan. Proses
sosialisasi terjadi bukanlah secara otomatis, namun ada agen-agen yang berperan dalam tahap-
tahap sosialisasi tersebut. Yaitu keluarga, peer group, sekolah dan media massa. Namun agen
sosialisasi yang sangat berperan adalah keluarga, karena dari keluargalah penanaman dasar-dasar
nilai dan norma dilakukan.

3.2 Saran
Kami selaku penyusun, menyadari masih banyak kekurangan dari isi makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun berharap kritik dan saran dari semua pembaca, demi kesempurnaan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai