Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VOKASI 2020-2024

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan


Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Jakarta, 8 Maret 2019
REPUBLIK
INDONESIA

PENCAPAIAN PEMBANGUNAN:
KESEMPATAN KERJA DAN PENGANGGURAN

2
Tingkat pengangguran berhasil diturunkan seiring meningkatnya
REPUBLIK
INDONESIA
penciptaan kesempatan kerja…

140 6.5%

%
6 5.30 5.4
6.18%
Juta Orang

Juta Orang
120 5.94% 5.17
6.0% 5 5.2
5.07
5.01 5.03
100 5.61%
5.50% 4 5
5.34% 4.88
80 5.5% 3.59
5.20% 2.98 2.60–2.90
3 2.61 4.8
60 5.0%
1.87
2 4.6
40
4.80%
4.5% 0.71
20 1 4.4
121.87
114.63

122.38
114.82

125.44
118.41

128.06
121.02

131.01
124.00
7.56
7.24

7.04
7.03

0.58

7.00
0.37 0.52
0.19 0.04
- 4.0% 0 4.2
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tambahan KK
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT
Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus Pertumbuhan Ekonomi

• Pada 2018 lapangan kerja meningkat 2,98 juta. Jumlah pengangguran turun 39 ribu orang, sehingga tingkat pengangguran terbuka
turun menjadi 5,34%.
• Penciptaan kesempatan kerja tinggi dan dapat melampaui target RKP dan RPJMN 2015-2019 yang sebesar 10 juta orang. Jumlah
penciptaan lapangan kerja 2015-2018 telah mencapai 9,38 juta.
• Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2019, diperkirakan akan tercipta 2,6–2,9 juta lapangan kerja, sehingga TPT
diperkirakan akan masuk dalam rentang 4,8–5,2%.
3
Tetapi TPT kaum muda dan lulusan SMK yang tinggi, serta keberadaan
REPUBLIK
INDONESIA
setengah penganggur masih perlu menjadi perhatian…
TPT Berdasarkan Kelompok Umur dan Nasional, 2018 TPT Berdasarkan Pendidikan
30%
26.67% 14%
25% 11.24% 11.24%
12% SMK
9.55%
20% 10%
16.73% 7.95%
8% Dipl SMA
15%
6%
10% TPT Nasional SMP
6.99%
3.47% 5,34% 4%Univ 4.80%
2.49%
5% 2% SD
1.81% 1.58% 1.40% 1.25% 3.04%
0.61% 2.43%
0% 0%
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+ 2014 2015 2016 2017 2018
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional

Setengah Penganggur
50 8.45% 8.48% 9%
Juta orang

40 7.58% 7.55% 8% • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda berada di


6.62% atas TPT nasional. TPT 15-19 tahun mencapai 26,67% dan
30 7%
20-24 tahun 16,73%.
20 6%
9.68 9.74 8.98 9.14 8.21
• TPT lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebut
10 5% disusul oleh lulusan SMA 7,95%.
0 4% • Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 juta
2014 2015 2016 2017 2018
Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja
orang), berhasil turun dari 8,45% di 2014. 39,02% setengah
penganggur berusia 15-29 tahun (3,2 juta orang).
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus

4
REPUBLIK
Dan produktivitas tenaga kerja masih perlu ditingkatkan…
INDONESIA

Angkatan kerja SMP ke bawah dan


Produktivitas tenaga kerja Indonesia masih
pekerja berkeahlian rendah masih
rendah, hanya 21% dari Amerika Serikat. Laju
mendominasi pasar kerja 2018.
pertumbuhan produktivitasnya
lebih lambat Berkeahlian
SMP ke
dibandingkan Laju pertumbuhan produktivitas
bawah
Rendah
negara ASEAN beberapa negara ASEAN tahun 2016
57.46%
60.43%

lainnya. Indonesia 1,37% ANGKATAN


SMA PEKERJA
KERJA Berkeahlian
Malaysia 2,16% ke atas Menengah
Sumber: Asian Productivity
42.54% ke atas
Vietnam 4,39% 39.57%
Organization, Sept 2018
Thailand 5,28% Sumber: Sakernas Agustus 2018

Lapangan kerja
informal masih tinggi
dan didominasi oleh tenaga
kerja berpendidikan terakhir
SMP ke bawah.

5
Angkatan kerja sulit diserap pasar kerja, sedangkan kebutuhan tenaga
REPUBLIK
INDONESIA
kerja berpendidikan yang lebih tinggi makin dibutuhkan…

Penempatan Tenaga Kerja, Lowongan Kerja dan Pencari Kerja Proyeksi Pekerja Berdasarkan Pendidikan
100%
1,500,000
20%
1,250,000 80%

1,000,000
60%
750,000
70%
500,000 40%

250,000 20%
0
10%
2013 2014 2015 2016 0%
2015 2030 2045
Penempatan tenaga kerja Lowongan kerja Pencari kerja Low Middle High

Keterangan:
Sumber: Kajian Vokasi di Era Revolusi Industri, Infid (2018) Low: SMP ke bawah; Middle: SMA/SMK; High: Diploma & Universitas

❑ Rendahnya pendidikan mayoritas angkatan kerja menyebabkan banyak pencari kerja tidak terserap di pasar kerja.
❑ Profil angkatan kerja juga masih tertinggal dalam memenuhi kebutuhan industri akan tenaga kerja kompeten.
❑ Indonesia harus meningkatkan kompetensi lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan
pasar kerja di masa depan.
❑ Indonesia perlu meningkatkan angka lulusan pendidikan menengah dan universitas sebesar 3,7% per tahun atau sekitar
700.000 lulusan per tahun (McKinsey, 2012).

6
Perkembangan teknologi digital dan otomasi membutuhkan jabatan
REPUBLIK
INDONESIA
baru dan keahlian baru yang lebih kompleks…
Arsitek, Perencana, Surveyor, &
Desainer
Manajer Konstruksi Ahli Matematika, Aktuaris, & Statistika
Teknisi Teknik Bangunan
Konstruksi Profesional
Teknisi Pengawas Ahli Teknik (Engineers)
Pekerja Konstruksi
Analis dan Pengembangan
Perangkat Lunak & Aplikasi
Guru & Dosen • Analis Sistem
Pendidikan
• Pengembangan Perangkat Lunak
Teknologi • Pemrogram Aplikasi

Informasi Profesional Database dan Jaringan

Dokter Medis
Administrator Sistem dan Jaringan
Profesional Keperawatan &
Kebidanan
Teknisi Medis & Farmasi Pelayanan Teknisi Telekomunikasi &
Pekerja Child Care
Kesehatan Broadcasting
Asisten Jasa Kesehatan

Seniman Kreatif dan


Kreatif Pertunjukan
Pimpinan Eksekutif & Direktur Desainer
Pelaksana

Manajer Keuangan Manajer


Manajer Penjualan, Marketing,
& Pengembangan Usaha Sumber: WEF & Proyeksi McKinsey

7
REPUBLIK
INDONESIA

RENCANA PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI 2020-2024

8
Persoalan Keahlian Disebabkan oleh Permasalahan dalam
REPUBLIK
INDONESIA
Implementasi Sistem Pelatihan Kerja di Indonesia
PERMASALAHAN UTAMA DAMPAK ISU STRATEGIS

Sisi Supply Sisi Demand


KUANTITAS: SUMBER DAYA:
Jumlah lembaga TVET (training Sebagian besar usaha di
provider) yang mampu Indonesia adalah UMKM yang Tenaga kerja harus
menghasilkan lulusan dengan tidak punya cukup dana untuk Produktivitas tenaga terampil, kreatif,
keahlian relevan masih terbatas. membiayai pelatihan.
kerja rendah inovatif dan adaptif
KUALITAS: INSENTIF:
Kualitas lembaga TVET rendah. Kurangnya insentif sehingga: INDIKATOR
• Pengusaha tidak melihat
TIDAK RELEVAN: Lembaga TVET manfaat pelatihan bagi • Transformasi struktural ke
tidak menyediakan jurusan yang usahanya; arah jasa keahlian rendah
dibutuhkan industri. • Pekerja tidak melihat manfaat (low end service).
pelatihan bagi prospek Pasar kerja harus
pekerjaannya. • Tingginya proporsi tenaga
kerja berkeahlian rendah. fleksibel

Kesenjangan Informasi Institusi dan Koordinasi • Upah rendah.


KOORDINASI PELAKU TVET:
INFORMASI PELATIHAN:
Informasi tentang jumlah dan
Kurangnya koordinasi antar K/L TANTANGAN
kualitas program pelatihan dan stakeholder lain terkait
terbatas. akreditasi, sertifikasi, dan 1. Perkembangan
pelaksanaan kebijakan dan teknologi mendorong
INFORMASI LOWONGAN: inisiatif di tingkat nasional dan
terciptanya jenis
Informasi kebutuhan skill belum daerah.
pekerjaan baru.
komprehensif.
KERJA SAMA PEMERINTAH- 2. Batas negara tidak
INFORMASI KEAHLIAN: Tidak SWASTA: Rendahnya kerja sama Meningkatkan
produktivitas lagi membatasi
ada mekanisme untuk identifikasi pemerintah-swasta dalam
keahlian pekerja yang telah
perpindahan pekerja.
pengelolaan dan pelaksanaan
mendapat pelatihan. program pelatihan. Catatan:
TVET (technical vocational education and training) = pendidikan dan pelatihan vokasi
9
REPUBLIK
Hasil Review Kebijakan Vokasi Saat Ini
INDONESIA

• Setidaknya ada 10 peta jalan/desain/renstra terkait


pengembangan vokasi.
• Renstra, peta jalan, dan desain besar dimanfaatkan secara
ekstensif tanpa visi dan kegiatan operasional yang jelas.
• Proses perencanaan dan penganggaran yang tidak sejalan
menyebabkan service delivery kurang efektif.
• Pelaku banyak • Substansi dari sisi supply sangat dominan dalam dokumen
• Peran pemerintah sangat kuat yang ada.
• Peran industri terbatas • Keterkaitan antara kebijakan dan pelaksanaan tidak jelas karena
kurangnya koordinasi antar pelaku vokasi.

Rekomendasi
• Perlu disusun bersama–dengan melibatkan seluruh pelaku TVET–dokumen yang
mendeskripsikan pokok-pokok kebijakan TVET Nasional (TVET White Paper).
• Menjadikan TVET White Paper sebagai dasar untuk menyusun Strategi Nasional TVET.
• Perlu dibentuk Komite TVET yang beranggotakan perwakilan pelaku TVET, antara lain
Pemerintah (pusat dan daerah), swasta, dan lembaga vokasi.

10
Kunci Sukses Pengembangan
REPUBLIK
INDONESIA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Pendidikan dan
Demand Driven Kemitraan Insentif Kreativitas dan
Pelatihan Berbasis
Inovasi
Kompetensi
• Perubahan • Sistem pendidikan • Pemerintah dan • Sistem insentif • Mampu membangun
orientasi dari dan pelatihan Swasta bekerjasama untuk mendukung jiwa kewirausahaan
“Supply Driven” berbasis kompetensi dalam implementasi implementasi PBK melalui peningkatan
menjadi “Demand (PBK) pada semua PBK. di pusat-pusat kreativitas dan
Driven” sektor dan wilayah • Tata kelola lembaga pendidikan dan inovasi.
diseluruh Indonesia. pendidikan dan pelatihan.
• Pelaksanaan Tempat pelatihan yang
Uji Kompetensi kondusif dalam
(TUK) dan sertifikasi. membangun
kemitraan dengan
industri.
11
REPUBLIK
Fokus Reform dalam Strategi Nasional TVET
INDONESIA

Fokus penguatan untuk percepatan


pembangunan TVET
PILAR
REFORMASI 1. Penerapan sistem ganda (Dual TVET
Tata kelola &
kelembagaan
System);
Peraturan
2. Skema insentif pajak untuk vokasi;
Instrumen
3. Pengendalian izin satuan pendidikan/
insentif & prodi vokasi baru;
pembiayaan
Sinergi 4. Sinkronisasi sistem sertifikasi yang
dan ada di berbagai sektor;
Informasi kemitraan
kebutuhan 5. Penyediaan dan peningkatan
kapasitas guru/instruktur;
pekerja.

6. Pembentukan Komite TVET.

12
Sasaran dan Indikator Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
REPUBLIK
INDONESIA
Tahun 2020-2024
Realisasi
No. Sasaran/Indikator 2019 2020 2021 2022 2023 2024
2018
Meningkatnya Produktivitas dan Penciptaan Lapangan Kerja
Persentase pekerja berkeahlian
1. 39,57%a 41%d 43% 45% 46,5% 48% 50%
menengah dan tinggi (%)

Persentase angkatan kerja


2. 42,54%a 43% 45% 46,7% 48,5% 50% 52,1%
berpendidikan menengah ke atas (%)

Jumlah lulusan pendidikan dan


3. 915.671b 1,4 juta 3 juta 3,2 juta 3,4 juta 3,6 juta 3,8 juta
pelatihan vokasi (orang)e

Jumlah lulusan pendidikan dan


4. pelatihan vokasi bersertifikat 615.388c 1 juta 2 juta 2,2 juta 2,4 juta 2,6 juta 2,8 juta
kompetensi (orang)e

Catatan:
a) Sumber: Sakernas Agustus 2018.
b) Data realisasi pelatihan di 14 K/L, kecuali Kemendikbud dan Kemristekdikti.
c) Data realisasi BNSP per Desember 2018.
d) Sasaran RKP 2019 adalah proporsi tenaga kerja berkeahlian menengah sebesar 37%. Proyeksi target 2019 untuk proporsi angkatan kerja berpendidikan menengah ke
atas menggunakan basis target Visi 2045 (90%).
e) Angka tahunan. Target pelatihan dan sertifikasi RT RPJMN 2020-2024 adalah angka sementara, karena masih dalam proses pemetaan
kapasitas K/L dan sumber daya.
13
REPUBLIK
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 2019 (1/2)
INDONESIA

SASARAN
NO KEGIATAN K/L**)
2019 2024*)
1 Kerjasama dengan dunia usaha ANGKA SEMENTARA
a. Pengembangan informasi pasar kerja
• Pengembangan Skill Monitoring System 1 sistem Kedua sistem Kemenkoekon, Kemnaker
• Penyempurnaan Sistem Informasi Pasar 1 sistem beroperasi penuh Kemnaker, Bappenas
Kerja Online (Ayokitakerja)
b. Proyek percontohan link and match di daerah 20 prov/kab/kota 40 prov/kab/kota***) Bappenas, Kemnaker
c. Penyusunan peta okupasi 11 sektor/sub-sektor 25 sektor/sub-sektor***) Bappenas, Kemnaker, KL
pembina terkait
2 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi
a. Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis 1,4 juta 3,8 juta 15 K/L: Kemnaker, Kemdikbud,
kompetensi (belum termasuk lulusan (termasuk lulusan SMK dan Kemenristekdikti, Kemenperin,
SMK dan politeknik) politeknik) Kemenpar, Kemenhub,
Kementan, Kem PUPR, KLHK,
KKP, Kemkominfo, Kemenkes,
Kem ESDM, Kem KKUKM
b. Pelatihan guru/instruktur di industri 25.238 guru/instruktur 60.000 guru/instruktur 4 K/L: Kemnaker, Kemenperin,
(termasuk 3.866 guru SMK) (termasuk 37.355 guru SMK) ***) Kementan, Kemendikbud

c. Pemagangan guru/instruktur di industri 5.966 orang 47.355 orang***) Kemnaker, Kemdikbud


d. Revitalisasi SMK 300 unit 14.157 unit***) Kemdikbud
Catatan: *) Merupakan rancangan target dalam RT RPJMN 2020-2024, belum mempertimbangkan ketersediaan anggaran. Aksi tahunan akan dijabarkan dalam Strategi Nasional (Road Map) TVET.
**) K/L penanggung jawab dicetak tebal.
***) Akumulasi
14
REPUBLIK
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 2019 (2/2)
INDONESIA

SASARAN
NO KEGIATAN K/L**)
2019 2024*)
e. BLK Komunitas (pesantren) 1.000 lokasi 29.000 lokasi***) Kemnaker
f. Teaching industry/Teaching Factory di 69 unit (BLK) 169 unit (BLK)***) Kemnaker, Kemdikbud
BLK/SMK/politeknik 500 unit (SMK) 13.600 unit (SMK)***)
g. Pelatihan kewirausahaan 272.000 orang 1 juta orang 7 K/L: KKUKM, Kemnaker, Kemenperin, Kemenpora,
Kemdikbud, Kemristekdikti, Kementan

3 Pelaksanaan sertifikasi kompetensi


a. Sertifikasi kompetensi 1 juta 2,8 juta 15 K/L: Kemnaker, Kemdikbud, Kemenristekdikti,
(temasuk 50.000 siswa (termasuk 1.692.056 Kemenperin, Kemenpar, Kemenhub, Kementan,
SMK) siswa SMK) Kem PUPR, KLHK, KKP, Kemkominfo, Kemenkes,
Kem ESDM, Kemendag, Kem KKUKM, Bekraf

b. Lembaga sertifikasi berlisensi 270 LSP 1.000 LSP Kemnaker, Kemdikbud


300 LSP P1 (SMK) 622 LSP P1 (SMK)
c. Peningkatan SDM sertifikasi (asesor dll) 3.000 orang 10.000 orang Kemnaker

4 Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan vokasi


a. Pengembangan Skill Development Fund Perpres/ SDF dimanfaatkan Kemnaker, Bappenas, Kemenkoekon, KL
Permenaker masyarakat terkait
b. Skema insentif pajak untuk vokasi Peraturan Pemerintah Implementasi penuh Kemenkoekon, KL terkait
c. Penyusunan Strategi Nasional TVET Perpres Implementasi penuh Bappenas, Kemenkoekon, Kemenko PMK
d. Pembentukan Komite TVET Perpres/Inpres Beroperasi penuh Bappenas, Kemenkoekon, Kemenko PMK
e. Pengendalian izin satuan pendidikan vokasi baru 1 sistem Implementasi penuh Bappenas, Kemdikbud, Kemdagri,
Kemristekdikti
f. Voucher pelatihan 1 skema 1.000.000 orang Bappenas, Kemnaker, Kemensos
15
REPUBLIK
INDONESIA

RENCANA KERJA PEMERINTAH 2020

16
REPUBLIK
Kerangka Pembangunan Rancangan Teknokratis RPJMN 2020-2024
INDONESIA

VISI 2045 Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
2020-2024 dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

TEMA Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan

FOKUS FOKUS
FOKUS PEMBANGUNAN FOKUS PEMBANGUNAN FOKUS PEMBANGUNAN POLITIK,
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN
MANUSIA EKONOMI KEWILAYAHAN INFRASTRUKTUR

1 Pangan Sentra-Sentra 1 Transportasi


Pelayanan Dasar dan 1 1 Hukum dan Regulasi
1 Pertumbuhan
Perlindungan Sosial 2 Telekomunikasi
2 Energi Komoditas Unggulan
2 2 Pertahanan dan Keamanan
Pariwisata, Ekonomi Kreatif Daerah
SDM Berkualitas dan 3 3 Sumber Daya Air
2 dan Digital 3 Politik
Berdaya Saing Pertumbuhan
4 Industri Manufaktur 3 Perumahan dan
Perkotaan 4
Pembangunan Karakter Pemukiman
3 5 Kelautan dan Kemaritiman
Bangsa

Development Constraints : Kondisi Pembiayaan Kondisi Sumber Daya Alam

PENGARUSUTAMAAN

Kesetaraan Kerentanan
Tata Kelola Bencana dan Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
Gender
Perubahan Iklim

Kaidah Pembangunan : Membangun Kemandirian Menjamin Keadilan Menjaga Keberlanjutan

17
REPUBLIK
INDONESIA
RKP 2020
TEMA:
“Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”

Pembangunan RKP 2020 Stabilitas


Manusia dan Pertahanan dan
PN Pengentasan Keamanan
1 Kemiskinan PN
5
Infrastruktur dan Nilai Tambah Ketahanan Pangan,
Pemerataan Sektor Riil, Air, Energi dan
Industrialisasi Lingkungan Hidup
Wilayah
dan Kesempatan
PN Kerja PN
2
4
PN
3

Kerentanan Bencana
Kesetaraan Gender Tata Kelola Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
dan Perubahan Iklim
Pengarusutamaan
18
REPUBLIK
INDONESIA
Program Prioritas PN 3
Peningkatan
Peningkatan PP
PP Penguatan PP Peningkatan Nilai PP Produktivitas Tenaga Produktivitas

1 Kewirausahaan dan
UMKM 2 Tambah dan Investasi
di Sektor Riil 3 Kerja dan Penciptaan
Lapangan Kerja
3 Tenaga Kerja
dan Penciptaan
Lapangan Kerja

KP1. Peningkatan peran


dan kerja sama dengan
dunia usaha
KP2. Peningkatan kualitas
penyelenggaraaan
pendidikan dan pelatihan
vokasi
KP3. Peningkatan
sertifikasi kompetensi
PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja
KP4. Peningkatan tata
kelola pendidikan dan
pelatihan vokasi

Peningkatan Ekspor Bernilai Penguatan Pilar


PP Tambah Tinggi dan Penguatan PP
Pertumbuhan dan Daya
4 Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
5 Saing Ekonomi

19
REPUBLIK
Arahan Presiden
INDONESIA

• RKP 2020 bertema SDM, sehingga prioritasnya harus benar-benar untuk


pembangunan SDM. Postur anggaran untuk vokasi harus lebih besar.
• Pemagangan luar negeri sebagai inisiatif baru harus menonjol. Selain
pencari kerja, pesertanya termasuk siswa dan guru/instruktur vokasi.
Sidang kabinet RKP 2020, 6 Maret 2019

Tindak lanjut
• Kaji kapasitas maksimum lembaga pelatihan vokasi di bawah koordinasi masing-masing.
Hitung target REALISTIS yang dapat dilaksanakan tahun 2020.
• Identifikasi kebutuhan untuk memperkuat lembaga penyelenggara vokasi.
• Berikan sertifikat kompetensi bagi seluruh lulusan pelatihan vokasi.

HARAP DIINGAT: KUANTITAS TIDAK BOLEH MENGORBANKAN KUALITAS.


20
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
Rencana Diklat Vokasi dan Sertifikasi Kompetensi 2019
REPUBLIK
INDONESIA Berdasarkan Renja K/L 2019

KEMENTERIAN/LEMBAGA Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Orang) Sertifikasi Kompetensi (Orang)

Badan Ekonomi Kreatif - 3000


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 900 21.000
Kementerian Kelautan dan Perikanan 27.043 3500
Kementerian Kesehatan 95.145 285.000
Kementerian Ketenagakerjaan 277.344 526.189
Kementerian Komunikasi dan Informatika 22.379 12.000
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 3500 2010
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 448 1000
Kementerian Pariwisata 33.206 70.000
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 16.000 16.000
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kursus) 80.000 -
Kementerian Perdagangan - 400
Kementerian Perindustrian 72.000 15.000
Kementerian Pertanian 52.577 1750
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi - 150.000
Kementerian Perhubungan 462.514 462.514
TOTAL 1.143.056 1.569.363

Keterangan: Belum termasuk pelaksanaan pendidikan vokasi yang diselenggarakan di SMK dan perguruan tinggi vokasi dibawah Kemendikbud dan Kemenristek Dikti
Sumber : KRISNA RKP dan Renja K/L 2019, diolah
REPUBLIK
Anggaran Pendidikan untuk Pengembangan Vokasi
INDONESIA

K/L Peruntukan APBN 2018 APBN 2019


Kemdikbud Teaching factory, SMK dual system, pengembangan SMK mendukung kemaritiman,pariwisata, 5.586,3 3.414,87
ketahanan pangan, ruang praktik siswa dan peralatan pendidikan, sertifikasi kompetensi,
kewirausahaan, kompetensi guru, layanan kursus dan pelatihan
Kemristekdikti Revitalisasi politeknik; pengembangan prodi untuk kebutuhan industri 511,1 365,0
Kemnaker Pelatihan, pemagangan, sertifikasi, pelatihan kewirausahaan, peningkatan sarpras BLK 450,0 2.950,0
Kemenperin Teaching factory/industry dan diklat sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan kompetensi) di SMK 683,4 2.324,0
Kemenpar Akademi/Sekolah Tinggi/Politeknik Pariwisata 728,0 1.105,1
Kemenkes Politeknik Kesehatan, pemagangan tenaga kesehatan 1.750,0 1.750,0
Kemenhub Pendidikan dan pelatihan perhubungan darat, laut, udara dan perkeretaapian 4.251,0 3.559,4
KKP Politeknik Kelautan Perikanan/Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan 550,0 469,4
Kemen ESDM Politeknik/Sekolah Tinggi, Akademi bidang ESDM 109,8 185,0
Kementan Politeknik pembangunan pertanian, SMK-PP, Peningkatan kualitas dosen dan guru, Sarpras 406,5 688,1
(Polbangtan)
BATAN Penyiapan lulusan dengan keahlian ketenaganukliran (Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir) 52,8 33,8
Bantuan Operasional Operasional SMK, dan pemenuhan pembelajaran siswa, serta peningkatan mutu 6.767,2 6.767,2
Sekolah (BOS) SMK*
DAK Penugasan (SMK) Ruang praktek siswa (RPS), peralatan praktik utama/praktik produksi, Laboratorium, ruang kelas 1.713,6 2.308,2
baru (RKB)
Total Pembiayaan Pendidikan Vokasi 23.559,70 25.920,07

24

Anda mungkin juga menyukai