Anda di halaman 1dari 15

Kegiatan Belajar 7

PENGALAMAN DAN PENELITIAN HENRY FAYOL DALAM


MENGEMBANGKAN ILMU ADMINISTRASI

A. Pengalaman Kerja Henry Fayol Dalam Perusahaan Pertambangan

1. Perlunya Latihan dan Teori Administrasi.


Henry Fayol, yang hidup dari tahun 1841-1925, adalah seorang insinyur bangsa
Perancis. Ia bekerja di perusahaan pertambangan arang batu dan bijih besi di mulai sebagai
Pekerja Teknik sampai memperoleh jabatan tinggi sebagai Pemimpin Umum (General
Manager) pada tahun 1888. Namun pada saat itu perusahaan sedang mengalami
kemunduran, sehingga apabila perusahaan ini tidak dapat diselamatkan berarti akan
mengalami kebangkrutan. Hal inilah yang menjadi pendorong Henry Fayol sebagai
pemimpin perusahaan untuk menghadapi persoalan ini dia tidak henti-hentinya mencoba
beberapa metode pekerjaan dan perencanaan pekerjaan. Sebagai Pemimpin Umum ia melihat
Administrasi merupakan perspektif yang luas dalam pandangannya, mulai dari pimpinan
tingkat atas (puncak) sampai pada pimpinan tingkat bawah. Perspektif yang luas tersebut
terdapat dalam pandangannya bahwa ia sebagai pimpinan umum perusahaan,, sekaligus juga
sebagai ahli teknik yang kenamaan (terkenal).

Berdasarkan atas pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai penanggung jawab


perusahaan, ia sering bertanya kepada rekan-rekan pimpinan lainnya apakah yang dapat
diharapkan dari para Pimpinan Perusahaan" (What can be expected from the Managers).
Akhirnya sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat ilmiah, yaitu perlu adanya latihan
Administrasi.

Dalam melaksanakan latihan Administrasi diperlukan teori Administrasi. Oleh karena


itu Henry Fayol mempelopori penulisan teori Administrasi. Hasil karya ilmiahnya yang
utama ialah "Administrasi Umum dan Industri (Administration Industrielle et
General/General and Industrial Administration). "Saya mangharap (kata Henry Fayol),
dengan metode ini, suatu teori Administrasi akan berasal dari buku ini. Hal ini dilakukan
sebagai dasar atau pedoman yang akan dilakukan untuk pengajaran Administrasi, baik di
sekolah maupun di tempat pekerjaan.

2. Perlunya Pengajaran Administrasi.


Menurut Fayol Administrasi bukan hak milik, bukan monopoli atau bukan semata-mata
tanggung jawab pimpinan atau anggota pimpinan, tetapi tersebar luas ke seluruh anggota
organisasi, bahkan ikut serta memiliki sesuai dengan tingkatannya dalam kegiatan
Administrasi. Hal ini dapat dalam suatu hierarki, yaitu adanya jalur komando dari atas
sampai ke bawah dalam organisasi.

Fayol menjelaskan bahwa administrasi bukan merupakan bakat seseorang, tetapi suatu
kecakapan/ kemampuan. leh karena itu administrasi harus dipelajari, berdasarkan atas
prinsip-prinsip dan teori administrasi yang harus dirumuskan. Dalam hal ini Fayol telah
menghabiskan waktu bertahu-tahun lamanya untuk menerapkan secara baik, metode clan
prinsip-prinsip yang dapat menjamin keberhasilan pimpinan. Fayol menganggap bahwa teori
administrasi, sangat penting untuk diajarkan baik di sekolah maupun di tempat pekerjaan.
Oleh karena itu, Fayol memberikan kritik kepada temannya, insinyur sipil yang tidak
memasukkan teori administrasi dalam kurikulum pendidikan tekniknya. Menurut Fayol
kecakapan administrasi tidak dapat dikembangkan hanya sekadar melalui latihan teknik
(technical training). Latihan administrasi menurut Fayol tidak dapat dibatasi terhadap
keahlian teknik, sebab orang memerlukan konsep administrasi sendiri, baik di rumah, di
kantor, di sekolah, dan sebagainya sapada persoalan kenegaraan. Inilah perlunya kecakapan
administrasi dikembangkan di dalam suatu bidang usaha, dan juga untuk orang perorangan di
mana pun serta kemampuannya perlu disesuaikan dengan jabatan yang didudukinya.

Oleh karena itu, Fayol menganjurkan perlu adanya pengalaran administrasi yang bersifat
umum, yaitu mula-mula yang bersifat elementer pada sekolah rendah kemudian diperluas
pada pengajaran di sekolah-sekolah menengah, pendidikan tingkat atas, sampai ke sekolah
tinggi/universitas. Setelah mereka mengakhiri pendidikannya, suatu perusahaan/badan
usaha/company atau instansi pemerintah mengambil alih latihan (training) secara tetap dan
metodis kepada semua pegawai (pekerja/buruh) yang diperlukan pada berbagai tingkat
pekerjaan. Di samping itu Fayol juga menyarankan latihan administrasi untuk semua tingkat
jabatan pimpinan mulai dari jabatan pimpinan tingkat terendah, menengah sampai tingkat
atas yang meliputi semua pegawai, kecuali jabatan tingkat tinggi/puncak. Sedangkan yang
lain seperti Jabatan Direksi/Pimpinan Instansi dan anggota-anggota Dewan Pimpinan mereka
bertindak sebagai pengajar. (Soewarno, H., 1992: 28-32).

3. Perlunya Pengembangan Teori-teori Administrasi.


Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa tulisan Henry Fayol yang berjudul
Administrasi Umum dan Industri (General and Industrial Administration), dimaksudkan
untuk memberikan dorongan bagi orang-orang berpengalaman yang pernah berhasil
memimpin suatu badan usaha dapat menulis pengalamannya, yang dapat dipergunakan
sebagai bahan berharga dalam melaksanakan pendidikan administrasi. Fayol mengatakan
bahwa tidak mungkin ada pendidikan administrasi, tanpa ada teori administrasi. Dengan kata
lain bahwa tanpa adanya teori tidak mungkin ada pengajaran.
Sebenarnya tidak sedikit teori-teori dari seseorang yang berpengalaman memimpin
suatu bidang usaha dengan sukses, namun pengalaman tersebut tidak pernah ditulis atau
dipublikasikan, sehingga hilang begitu saja tanpa bekas. Tanpa adanya pengumpulan
pengalaman itu maka pada umumnya praktek-praktek dalam bidang usaha yang tidak
diinginkan menjadi lemah, mungkin salah atau merupakan suatu hambatan. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya para pimpinan dengan pengalaman-pengalaman yang luas
tidak pernah mempunyai waktu ataupun kecenderungan untuk menulis dan pergi tanpa
meninggalkan suatu doctrin atau konsep.

B. Kemampuan Administratif/Manajemen Dan Teknis (Administrative/managerial


Skill And Technical Skill)
Berdasarkan pengamatan Fayol di perusahaan pertambangan yang dipimpinnya
menunjukkan bahwa setiap pimpinan itu memerlukan kemampuan administrasi, tergantung
jabatan pimpinan yang di dudukinya sesuai dengan hierarki dalam organisasinya. la
berpendapat bahwa setiap tingkatan dalam hierarki organisasi baik pimpinan tingkat bawah
(lower manager), tingkat menengah (midle manager) dan tingkat atas/tinggi (top manager)
mempunyai beban tugas yang berbeda dalam penyelesaian pekerjaan.
1. Pimpinan Tingkat Bawah (Lower Manager)
Pada pimpinan tingkat bawah yang secara langsung menangani tugas-tugas yang
bersifat operasional, diperlukan kecakapan/keterampilan teknis (technical skill) yang
lebih besar, sedangkan keterampilan administrasi/manajemen sedikit, sebab mereka
secara langsung memimpin pelaksanaan kerja dengan memberikan petunjuk,
bimbingan, dan pengendalian kerja secara terus-menerus kepada bawahannya.
2. Pimpinan Tingkat Menengah (Middle Manager)
Pada pimpinan tingkat menengah vang merupakan penghubung kebijaksanaan
pimpinan tingkat atas, bagi keperluan pimpinan tingkat bawah, diperlukan
kecakapan/keterampilan untuk menerjemahkan kebijksanaan secara terperinci
sehingga dengan mudah dapat menjadi pedoman atau petunjuk dalam pelaksanaan
tugas oleh pimpinan tingkat bawah. Dalam hal ini, Henry Fayol menyebutkan bahwa
bagi pimpinan tingkat menengah, keterampilan/kemauan administrasi/manajemen
(administrative managerial skill) masih lebih besar dibandingkan dengan
keterampilan teknis (technical skill).
3. Pimpinan Tingkat Atas (Top Manager)
Pimpinan tingkat atas (puncak) adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas
berhasilnya misi organisasi. Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang yang
seharusnya mempunyai pandangan yang luas, mempunyai kemampuan melihat ke
depan yang dapa membawa kemajuan bagi organisasinya. Sebagai pimpinan mereka
wajib menentukan kebijaksanaan (general policies) yang menggariskan tentang arah,
tujuan dan sasaran-sasaran yang akan dicapai

Disamping itu, mereka harus melakukan pembinaan, pengarahan dan bimbingan


terhadap pimpinan yang lebih rendah, terutama pada pimpinan tingkat menengah
(middle manager). Berdasarkan atas beban tugas pekerjaan tersebut di atas maka
pimpinan tingkat atas (puncak) memerlukan keterampilan/kemampuan
administrasi/manajemen (administrative/managerial skill) yang lebih besar, dan sedikit
terlibat dalam bidang keterampilan teknis (technical skill}.
Dengan demikian, seorang pimpinan umum (general manager) dari suatu badan
usaha harus banyak memiliki keterampilan/kemampuan administrasi, dan hanya sedikit
keterampilan teknis.
Sekalipun demikian Fayol berpendapat bahwa kebutuhan kemampuan Administrasi
berhubungan juga dengan besarnya suatu badan usaha/organisasi, misalnya seorang
pimpinan/kepala badan usaha yang besar memerlukan kemampuan administrasi lebih
besar dibandingkan dengan seorang pimpinan/kepala pada suatu badan usaha yang
relatif kecil.
Berikut ini Henry Fayol menggambarkan tingkat-tingkat hierarki pimpinan.

Tabel 3.1 : Tingkat-tingkat Kecakapan/Kemampuan Administrasi/Manajemen dan Teknis


(Henry Fayol, translate by J. A Conborough, 1952 : 66-E8)

Administrativ
Tingkat-tingkat Technical
Jabatan e/Managerial
Pimpinan/Manajer Ability/Skill
Ability/Skill
Pimpinan/Manajer 1. Ministry State 92 % 8%
Tingkat Atas (Top Department
Manager) 2. General Manager 80 % 10 %
Pimpinan/Manajer 3. Plant Manager 85 % 15 %
Tingkat Menengah 4. Deparment Head 70 % 30 %
(Middle Manager)
Pimpinan/Manajer 5. Shop Manager 55 % 45 %
Tingkat Bawah 6. Foreman 40 % 60 %
(Lower Manager)
Pelaksana 7. Workman 15 % 85 %

Keterangan :
Sebagai asumsi jabatan pada tingkat departemen maka:
1. Ministry State Department adalah setingkat Menteri.
2. General Manager adalah setingkat Direktur Jenderal.
3. Plant Manager adalah setingkat Direktur/Kepala Biro/Kapus.
4. Department Head adafah setingkat dengan Kepala Subdirektorat, Kepala
Bagian/Kabid.
5. Shop Manager adalah setingkat dengan Kepala Seksi/Subbagian/Kasubid.
6. Foreman adalah setingkat dengan Kasubsi/Kaur.

Pendapat Henry Fayol mungkin untuk jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.2 : Asumsi Tingkat-tingkat Pimpinan/Manajer pada Organisasi Negara/Niaga.


K. A/M Eselon
P/M.T.A 1. 90 % 10 % I
P/M.T.M 2. 85 % 15 % II
3. 70 % 30 % III
P/M.T.B 4. 40 % 60 % IV

Keterangan
P/M.T.A = Pimpinan/Manajer Tingkat Atas
P/ M.T.M = Pimpinan/Manajer Tingkat Menengah
P/M.T.B = Pimpinan/Manajer Tingkat Bawah
K.A/ M = Keterampilan Administrasi/Manajemen
KT = Keterampilan Teknis

Henry Fayol berpendapat bila seorang Pimpinan Tingkat BawaH (MTB) akan
dipromosikan pada tingkat jabatan yang lebih tinggi (MTM) maka ia harus Menambah KA/M.
(Keterampilan Adminstrasi/Manajemen), baik melalui pendidikan perjenjangan ataupun
latihan di bidang tersebut. Demikian pula bila seseorang Pimpinan Tingkat Menengah
(M.T.M) akan dipromosikan pada tingkat jabatan yang lebih tinggi (M.T.A), ia harus memiliki
K.A/M. yang lebih tinggi lagi.
Dalam pengertian ini berlaku suatu aksioma "Semakin tinggi kedudukan/jabatan
seseorang di dalam organisasi, semakin banyak memerlukan keterampilan
administrasi/manager (K.A/M.), dan semakin kurang memerlukan keterampilan teknis (K.T.).
Sebaliknya semakin rendah kedudukan/jabatan seseorang di dalam organisasi, ia semakin lebih
banyak memerlukan keterampilan teknis (K.T.). (Soewarno H.,1992: 12, 13, 14).
Bagan yang dikemukakan oleh Henry Fayol tersebut di atas adalah hasil penelitian yang
diperoleh pada Perusahaan/lndustri Pertambangan di Perancis pada tahun 1888 (akhir abad ke
19). Oleh karena itu teorinya sering disebut klasik. Sekalipun demikian bagi Anda yang sedang
mempelajari ilmu administrasi/manajemen teori-teori yang klasik ini masih sangat relevan,
dalam rangka mengembangkan ilmu dministrasi/manajemen yang lebih modern.
Kegiatan Belajar 8

HASIL PENELITIAN HENRY FAYOL

A. KEGIATAN BADAN USAHA DAN UNSUR-UNSUR ADMlNlSTRASI


Fayol berpendapat bahwa Administrasi merupakan bagian dari kegiatan badan
usaha. Badan usaha melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya tujuan atau semua
sumber-sumber yang tersedia. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pekerjaan
yang lancar dengan menerapkan 6 (enam) fungsi utama, dimana administrasi
merupakan salah satu fungsi kegiatan.
Adapun ke 6 (enam) fungsi/kegiatan itu adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan teknis (operations techniques), yaitu kegiatan produksi pabrikasi, pengolahan.
2. Kegiatan komersial (operations commersiales), yaitu kegiatan jual-beli dan tukar-menukar.
3. Kegiatan flnansial (operations financies), yaitu kegiatan mencari dan menggunakan
uang/kapital.
4. Kegiatan akunting (operations de comptabilite), yaitu kegiatan inventaris,
pembuatan neraca, nilai harga, statistik.
5. Kegiatan keamanan (operations de securite), yaitu kegiatan perlindungan harta
benda dan orang.
6. Kegiatan Administrasi (operations administratives), yaitu kegiatan perencanaan,
pengorganisasian,kepemimpinan, pengkoordinasian, dan pengawasan.
Berdasarkan atas kegiatan tersebut maka Fayol mendefinisikan Administrasi dalam
5 unsur (elemen) sebagai berikut
1. Meramalkan (forecast) dan merencanakan (planning/prevoyance . )
2. Mengorganisasi (organizing/organisation).
3. Memimpin(commanding/commandemant).
4. Mengkoordinasi (coordinating/coordination).
5. Mengawasi (controlling/controle).

Kegiatan
Usaha Niaga

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Teknik Komersial Keuangan Akunting Keamanan Administrasi

Gambar 3.1 Bagan Kegiatan Usaha Niaga dan Unsur-unsur Administrasi (James
A.F.Stoner, 1982:40)

B. Prinsip-Prinsip Umum Administrasi


Fayol meletakkan sejumlah prinsip-prinsip umum dari administrasi yang dipergunakan
sebagai suatu kerangka dasar. la membagi prinsip-prinsip umum menjadi 14 (empat belas)
bagian sebagai berikut.
1. Pembagian Pekerjaan (Division of Work).
Pembagian pekerjaan ini merupakan spesialisasi/pengkhususan, yang dimaksudkan
untuk memperoleh efisiensi dalam menggunakan tenaga kerja. Henry Fayoi
menerapkan prinsip ini pada semua macam pekerjaan, baik bersifat manajerial
maupun teknis.
2. Kewenangan dan Tanggung Jawab (Authority and Responisiblity)
Henry Fayol berpendapat bahwa kewenangan dan tanggung jawab selalu berhubungan
erat, di mana kata tanggung jawab timbul sebagai akibat dari kata kewenangan. Ia
rnelihat kata kewenangan sebagai kombinasi resmi dari jabatan manajer dan
kepribadian yang memiliki kecakapan, pengalaman, nilai moral, dan faktor-faktor
lainnya.
3. Disiplin (Dicipline)
Disiplin adalah persetujuan untuk tunduk/mengikuti secara langsung peraturan-
peraturan yang telah ditentukan. Untuk itu, diperlukan pembinaan dari atasan yang
baik pada semua tingkat pimpinan.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Hal ini berarti bahwa seorang bawahan/pekerja hanya menerima perintah dari dan
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
5. Kesatuan Arah Tujuan (Unity of Direction)
Sesuai dengan prinsip ini, setiap kelompok kegiatan mempunyai kesamaan tujuan,
seorang kepala dan sebuah rencana.
6. Mendahulukan Kepentingan Umum dari pada Kepentingan Individu.
(Subordination of Individual to General Interest).
Hal ini perlu dinyatakan secara tegas pada diri sendiri, apabila menghadapi hal-hal
yang berlainan maka manajemen harus berpedoman pada prinsip ini.
7. Penggajian (Remuneration)
Penggajian dan metode pembayaran harus jujur dan diusarakan dapat memuaskan
semaksimal mungkin kedua belah pihak baik para pekerja maupun pimpinan.
8. Sentralisasi (Centralization)
Menurut Henry Fayol apakah kewenangan itu dipusatkan atau dibagi-bagi, tergantung
keputusan pimpinan.
9. Skala Hierarki (Scalar Chain).
Skala hierarki ialah penjenjangan dari pimpinan atas (puncak), pimpinan menengah,
sampai pimpinan terendah.
10. Tata Tertib (Order)
Segala sesuatu dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Hal ini ter,utama di dalam prinsip
organisasi, yaitu pengaturan tata tertib dari barang dan orang.
11. Stabilitas dari Jabatan (Stability of Tenure).
Apabila akan menimbulkan pengaruh manajemen yang kurang baik, tidak perlu diadakan
penggantian berkali-kali terhadap jabatan/personal.
12. Prakarsa (Inisiative).
Prakarsa dimaksudkan sebagai usaha memperoleh ide-ide baru dalam membuat dan
melaksanakan rencana.
13. Solidaritas antara Sesama Kawan Sekerja (Esprit de Corps).
Maksudnya untuk memperoleh prinsip kesatuan. Dalam hal ini termasuk prinsip kesatuan
perintah, yang menitikberatkan pada kerja sama/team work dan pentingnya komunikasi, di
antara mereka.
14. Kewajaran
Kewajaran mengandung keadilan yang relatif dan tidak sama yang ditetapkan melalui
suatu pemikiran dan pertimbangan yang masak. Dalam pengertian wajar ini juga
terkandung pengertian layak.
Di dalam membicarakan prinsip-prinsip ini Fayol memberikan saran bahwa setiap
kekakuan (rigidity) dalam administrasi tidak perlu ada atau absolut. Menurut Fayol semua
prinsip-prinsip administrasi adalah luwes (flexible), dan membutuhkan intelegensi,
pengalaman, keputusan dan keseimbangan. Lebih lanjut Fayol bahwa tidak ada pembatasan
terhadap sejumlah prinsip-prinsip administrasi, prinsip-prinsip baru selalu diberikan tempat
yang penalarannya disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman yang ada. Sesuatu yang telah
usang dapat diganti dengan prinsip-prinsip-baru, atas dasar pengalaman-pengalaman yang
baru. (Soewarno H.,1992: 30-34)

C. Teori Administrasi Yang Lain


1. Badan Kerja Sama (The Body Corporate)
Tugas pokok suatu organisasi, menurut Fayol ialah mengembangkan personal/karyawan
sehingga mampu melaksanakan keenam fungsi tersebut. Sesuai dengan tugas ini, dia
menentang pendapat yang membandingkan personal/karyawan dari suatu organisasi seperti
mesin administrasi. la mengemukakan, seperti halnya alat-alat mekanis, administrasi itu tidak
akan mampu menyalurkan tindakannya berdasarkan kewenangan yang ada padanya. Oleh
karena itu, hanya orang-orang yang menduduki jabatan pimpinan, terutama jabatan pimpinan
tingkat menengah (intermediate executive) yang merupakan sumber penyalur dari kewenangan
dan ide atasan.
Fayol mengganggap bahwa struktur administrasi sama halnya dengan badan kerja sama
(the body corporate), dengan membandingkan fungsi-fungsi administrasi dengan sistem urat-
urat syaraf yang terdapat pada tubuh binatang/manusia.

2. Seorang Kepala untuk Setiap Unit Organisasi (One Head for One Body)
Setiap organisasi dengan tidak mengingat besarnya kewenangan harus ada pada setiap
pegawainya. Dengan kata lain bahwa setiap pegawai mempunyai wewenang yang dimaksud.
Dengan maksud tersebut maka adanya skala herarki pada suatu organisasi adalah suatu alat
administrasi dimana Fayol menekankan kepada kesatuan komando/perintah (unity of
command) dan kesatuan tujuan (unity of direction). Yang dimaksud dengan kesatuan
perintah ialah seorang pegawai/karyawan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan
bertanggung jawab kepadanya. Dengan adanya satu kepala dan satu rencana, dimaksudkan
agar kegiatan dari suatu kelompok mempunyai satu kesatuan tujuan. Pandangan ini dengan
sendirinya membawa kritik secara langsunn kepada ide Taylor, di mana pekerja-pekerja
menerima instruksi-instruksi dari sejumlah kepala-kepala pekerja yang fungsinya berbeda-
beda. Fungsi ini menurut Fayol dapat diefektifkan dengan menempatkan mereka sebagai
spesialis (staf-staf ahli), bukan sebagai penambahan kepafa pekerja.

3. Staf Ahli (Many Brains to Help)


Sekalipun seorang Kepala Badan Usaha merupakan pucuk pimpinan (kecuali organisasi
yang namun pengalaman membuktikan bahwa tidak ada seorang pucuk pimpinan (satu pun)
yang dapat mengetahui ataupun cukup energi untuk menyelesaikan segala macam beban
administrasi yang dihadapinya. Oleh karena itu, anggota-anggota staf diharapkan dapat
mernbantu pimpinan (as an adjunct reinforcement) dan bertindak sebagai penasihat
kepada manajer. Pekerjaan staf ialah membantu manajer dalam 4 (empat) kegiatan, yakni:
a. korespondensi;
b. memberikan informasi dan persoalan-persoalan lain yang dihadapi;
c. sebagai penghubung dan pengawas;
d. menyiapkan rencana dan mengembangkan perbaikan dalam setiap kegiatan.
Kedua dari yang pertama (1) dan (2) merupakan kegiatan yang telah diakui secara luas,
sedangkan kedua dari yang terakhir (3) dan (4) sering dilupakan. Hal ini terjadi karena staf
belum dianggap sebagai badan pemikir (organ of thinking), yaitu yang bertugas
mempelajari, mengadakan observasi tugas-tugas pokok dalam bidang administrasi, dan
mempersiapkan rencana serta mencari jalan ke luar dari semua kemungkinan perbaikan.
Agar dapat melaksanakan pekerjaannya, anggota-anggota staf harus dibebaskan dari semua
tanggung jawab sehingga dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik.

4. Kewenangan dan Pertanggungjawaban


Fayol mendefinisikan kewenangan (outhority) sebagai hak untuk memberikan perintah.
Kewenangan formal (official outhority) dan kewenangan pribadi (personal authority)
yang pertama ialah kewenangan yang diperoleh karena jabatannya, dan diperlukan untuk
jabatan tersebut. Sedangkan yang kedua berdasarkan atas kecakapan dan pengalaman dilihat
dari segi moral dan kemampuan seseorang.
Orang-orang yang menduduki jabatan pimpinan dalam organisasi mempunyai suatu
kecenderungan umum, bahwa mereka ingin memperoleh banyak kekuasaan tetapi takut
memberikan pertanggungjawaban. Sekalipun demikian hubungan antara kekuasaan dan
pertanggungjawaban adalah saling jalin-menjalin. Jelasnya tidak mungkin untuk
mengisolasikan kewenangan dari pertanggungjawaban atau kekuasaan tanpa
konsekuensinya. Di samping itu masih terdapat tingkat-tingkat pertanggung jawaban dari
pimpinan tingkat bawah ke pimpinan tingkat atas (puncak).

5. Jalur Pintas (The Gangplank)


Orang berpendapat apakah suatu kesalahan bila tidak menghiraukan garis kewenangan
(line of authority). Akan tetapi, suatu hal yang dipandang kurang balk apabila menghalangi
kelancaran jalannya suatu usaha. Suatu komunikasi yang formal antara dua orang bawahan
pada sebagian yang berbeda mungkin akan berlangsung lama sehingga dapat menghambat
kelancaran jalannya usaha komunikasi yang dapat dicapai hanya dengan melalui saluran
formal karena harus banyak melalui saluran hierarki dan menunggu sampai kepada
tujuannya.
Saluran formal dan informal digambarkan sebagai berikut

Jalur Pintas (The Gangplank)


Jalur Pintas (The Gangplank)
Gambar3.1. Jalur Pintas (The Gangplank)

Komunikasi antara F dengan L digambarkan dengan---> dan dengan ---> baru


diperoleh jawabannya. Suatu komunikasi yang memakan waktu dan tenaga.
Menurut Fayol lebih baik menggunakan apa yang disebut "Jalur Pintas" (The
Gangplank), yaitu antara F <----> L dapat dilakukan komunikasi tanpa merusak garis
kewenangan (line authority), apabila atasannya yaitu E dan K, memberikan
wewenang dalam komunikasi itu dan memperoleh informasi apa yang akan
dibicarakan oleh kedua belah pihak. Apabila persoalannya tidak mendapatkan
persetujuan, mereka dapat mengembalikan kepada atasannya masing-masing. (Ernest
Dale, 1978; 99-100)
Kegiatan Belajar 9

PENGALAMAN DAN PENELITIAN F.W. TAYLOR DALAM


MENGEMBANGKAN
ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

A. Pengalaman Kerja F.W Taylor Dalam Perusahaan Besi Baja


Pandangan Manajemen Ilmiah di Negara Amerika Serikat dimulai dari pengalaman kerja
FW. Taylor di perusahaan Besi Baja Midvale (Midvate Steel Company) sejak permulaan
tahun 1880. Ia dilahirkan di Germantown, Pensylvania pada tahun 1856. Sejak mudanya ia
bersekolah di Perancis dan Jerman dan banyak mengunjungi kota-kota di Eropa. Sekalipun ia
dapat lulus masuk Universitas Harvard dengan sangat memuaskan, tetapi karena sesuatu hal ia
tidak dapat melanjutkan kuliahnya. Kemudian pada akhir tahun 1874, di usia 18 tahun, ia
memutuskan untuk bekerja di bengkel kecil pembuatan mesin-mesin pompa di Philadelpia
milik temannya yang masih saudara. Kemudian pada tahun 1878 ia pindah bekerja di
Perusahaan Besi Baja Midvale, sebagai pekerja biasa , karena sukar memperoleh pekerjaan di
bidang mesin. Dalam waktu yang tidak lama kemudian ia memperoleh pekerjaan di bidang
mesin, di mana dalam waktu 2 (dua) bulan ia diangkat menjadi kepala pekerja (gang boss).
Kenaikan pangkat di Perusahaan Besi Baja Midvale sangat cepat, karena dalam waktu 6 (
enam) tahun ia dinaikkan pangkatnya dari kepala pekerja (gang boss) menjadi pengawas
pekerja (foreman) di bengkel mesin (machine shop), kemudian diangkat lagi menjadi Kepala
Montir yang bertugas memperbaiki dan memelihara mesin-mesin, kemudian diangkat menjadi
Kepala Perencana (Chief Draftsman), akhirnya diangkat menjadi Kepala Ahli Teknik/Insinyur
(Chief Engineer).
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemajuan perusahaan, Taylor mengambil kursus
tertulis dalam mata kuliah Matematika dan Fisika dari Dosen-dosen Universitas Harvard.
Dengan tekun ia belajar rumah sampai ia dapat menyelesaikan gelar Sarjana Teknik (M.E)
pada Institut Stevens (Stevens Institute). Keberhasilan Taylor di Perusahaan Besi Baja
Midvale (Midvale Steel Company) ini karena prestasinya yang luar biasa, yaitu dapat
meningkatkan produktivitas para pekerjanya. Ia mengetahui bahwa hasil yang besar dapat
diperoleh karena para pekerja terikat dengan tanggung jawabnya.
Sewaktu ia menjadi kepala pekerja, yang kemudian diangkat menjadi pengawas pekerja,
ia telah menyelesaikan masalah efisiensi yang selalu dihadapinya. Adapun pemecahannya, ia
berpendapat bahwa dengan melakukan studi yang sUngguh-sungguh, manajemen
menentukan bagaimana sebenarnya pekerjaan sehari-hari harus dilakukan. Dalam hal ini
diperlukan biaya, tenaga, dan waktu untuk mengadakan penelitian. Perusahaan besi baja ini
tanpa ragu-ragu menyerahkan uangnya untuk mengadakan percobaan untuk menemukan
syarat-syarat yang diperlukan untuk berbagai macam pekerjaan. Syarat utama agar setiap
pekerja dapat meningkatkan produktivitas pekerjaannya ialah waktu dan gerakan dalam
melakukan pekerjaan.
Studi waktu dan gerakan para pekerja dalam melakukan pekerjaan dimulai dalam bengkel
mesin pada tahun 1881. Setelah 2 (dua) tahun melakukan percobaan hasilnya mulai
nampak/kelihatan. Perhatian Taylor dalam penyelidikannya terutama ditujukan kepada
kelompok-kelompok pekerjadan pimpinan tingkat bawah. Taylor berpendapat bahwa
percobaan di perusahaan Besi Baja Midvale ini adalah suatu percobaab dari studi waktu dan
gerakan (time and motion study), yang bersifat professional. Dengan menerapkan hasil
penelitian Taylor pada Perusahaan Besi Baja Midvale ini, perusahaan ini maju dengan
pesatnya. (H. H. Albers 1969: 32-36).
B. HASIL KARYA Fredirick W. TAYLOR
Sesudah tahun 1903, Taylor banyak meluangkan waktu untuk menulis dan memberikan
kuliah tentang Manajemen limiah (Scientific Manager) Ia menulis pengalamannya selama ia
bekerja di perusahaan Besi Baja Midvale (Midvale Steel Company), dengan menerbitkan
karya ilmiahnya yang pertama berjudul Shop Manager (Manajemen Perbengkelan) pada
tahun 1903, yang dimuat dalam majalah "Ahli-ahli Teknik Mekanik Masyarakat Amerika"
(The American Society of Mechanical Engineers), di mana Taylor memberikan gambaran
umum tentang sifat-sifat yang utama dari sistemnya.
Pada tahun 1907, Ia menulis hasil percobaan memotong barang logam, dalam bukunya
yang diberi judul "Seni Memotong Barang Logam" (On The Art of Cutting Metals). tulisan
ini juga diterbitkan dalam majalah "Transaksi Ahli-ahli Teknik Mekanik Masyarakat Amerika"
(Transaction of The American Sociaty of Mechanical Engineers), dengan format-format
yang sangat menarik/ mengesankan.
Pada tahun 1911, majalah Amerika ini juga menerbitkan serangkaian tulisan karya ilmiah
Taylor yang kemudian disusun dalam bentuk buku, yang berjudul "Prinsip-prinsip Manajemen
ilmiah" (The Principles of Scientific Manager). Buku ini juga memuat antara lain hasil
percobaan tentang studi waktu dan gerakan (time and motion study), yang dapat
meningkatkan produktivitas para pekerja. (Soewarno H., 1992; 37-39.)

C. PENELITIAN DI PERUSAHAAN BESI BAJA


Pada tahun 1898 Taylor diminta oleh Perusahaan Besi Baja Bethlehem (Bethlehem Steel
Company) untuk menyelamatkan Perusahaannya yang sedang mengalami kemunduran.
Untuk menghadapi masalah ini, Taylor mempelajari:
1. Pengangkatan besi batangan (Pig iron handler),
2. Penyekopan bijih besi dan arang batu (the shoveling of iron ore and rice coal),
3. Pemotongan barang logam (metal cutting experiments), di mana hal ini pernah dilakukan
di Perusahaan Midvale.
1. Pengangkatan Besi Batangan (Pig iron handler)
Pertama-tama Taylor mempelajari pekerja-pekerja yang mengangkat besi batangan (Pig
iron handler), yang harus diangkut dan diletakkan pada gerbong kereta api (rail road car),
setiap besi batangan beratnya 92 pon (± 42 kg). Setiap pekerja dapat mengangkut ± 12,5 ton
(125 kuintal) Berdasarkan atas penelitian dan analisisnya, ia sampai kepada suatu kesimpulan
bahwa:
a. tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, untuk itu perlu
diadakan pemilihan pekerja yang berbakat (selection of workers);
b. tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya, untuk itu
perlu diadakan latihan pekerja (training of workers) agar dapat memperbaiki metode
kerjanya;
c. untuk menjaga produktivitas kerja yang baik maka perlu diadakan pembagian
waktu kerja dan waktu istirahat;
d. produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan sistem standar hasil kerja dan
sistem insentif.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut!


Gambar 3.3.

Keterangan :
1. Jam kerja sehari 8 jam tanpa istirahat (kurang efektif)
2. setelah semangat bekerja mencapai tingkat maksimal jam 12.00, lalu semangat
kerja itu turun terus tidak pernah naik kembali, sehingga produktivitas kerja
rendah.

4 -+Istirahat

Gambar 3.4
Keterangan
1. Jam kerja sehari 8 jam dengan istirahat 1 jam (lebih efektif)
2. Setelah istirahat 1 jam untuk makan siang maka semangat kerja masih dapat
ditingkatkan, sehingga produktivitas kerja naik.

Seleksi Pekerja (Selection of workers)


Seleksi pekerja dimaksudkan untuk memperoleh pekerja yang mempunyai tingkat
kemampuan tinggi, sesuai dengan bakat dan kondisi fisiknya. Di samping itu
diperlukan juga syarat-syarat pekerja yang berprestasi semaksimal mungkin.

a. Pelatihan pekerja (Training of workers)


Pelatihan pekerja dimaksudkan agar para pekerja dapat bekerja sesuai dengan
ketentuan, antara lain, penggunaan alat-alat dan perlengkapannya agar semua
gerakan (motion) dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
b. Waktu bekerja
Untuk menjaga keletihan fisik (fatigues) para pekerja perlu diatur kapan mereka harus
bekerja dan kapan mereka harus istirahat. Kenyataan menunjukkan bahwa hasil kerja dari
para pekerja tanpa istirahat hasilnya akan menurun dibandingkan kalau diadakan waktu
istirahat, yang menunjukkan hasil yang naik.
c. Standar hasil kerja dan insentif
Agar setiap pekerja kelihatan hasil kerjanya, perlu diadakan standar hasil kerja, yang
disebut rencana satuan hasil kerja (piece work plan). Pekerja yang dapat mencapai hasil
yang melampaui standar diberikan upah tambahan (insentif). Sedangkan yang hasilnya
kurang dari standar upahnya dikurangi/dipotong sebagai hukuman.
d. Berdasarkan atas usaha F.W. Taylor maka rata-rata tiap pekerja dapat berprestasi 4 (empat)
kali lipat dari hasil sebelumnya, yaitu sebelum rata-rata tiap pekerja dapat mengangkut
hanya 12,5 ton (125 kw), selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi 47,5 ton (475 kw) setiap
harinya. Upah pekerja dapat dinaikkan dari $ 1,45 menjadi $ 1,85 setiap harinya.

3. Penyekopan Bijih Besi dan Arang Batu (The Shoveling of Iron Ore and Rice
Coal)
a. Penelitian ini juga dilakukan di Perusahaan Besi Baja Bethlehem (Bethlehem Steel Cor-
,:.~n Sewaktu Taylor datang di tempat tersebut, tiap-tiap pekerja membawa alat (sekop)
sendirv-s=yang satu sama lain berbeda besar dan beratnya. Pada sekop yang berbeda-
beda itu ac;-: . mempunyai berat hanya 3,5 pon (± 1,5 kg), tetapi ada juga yang
mempunyai berat sampai 38 ::16,5 kg}.
b. Setelah diadakan percobaan terhadap beberapa pekerja dengan menggunakan sekop yang
ber:,et beda tersebut, akhirnya Taylor sampai pada suatu kesimpulan sebagai berikut.
1) Para pekerja perlu dipilih mana yang sesuai (berbakat) dengan pekerjaan tersebut dan
r^-~ yang tidak berbakat apabila perlu dipindahkan ke tempat pekerjaan yang lain.
2) Pekerja yang telah dipilih harus dilatih menggunakan alat-alat dan perlengkapan yang
dipesesuai dengan metode yang telah ditentukan, yaitu tidak banyak menggunakan
gerakapercuma, tetapi cukup memperoleh hasil (prestasi) yang memuaskan.
3) Diadakan pembagian kerja, yaitu sebagai pelaksana pekerjaan dan yang mencata~ -
pekerjaan.
4) Menentukan standar dari alat (sekop) yang mempunyai berat 21 pon (t 9,5 kg) dan
disec a oleh perusahaan
c. Berdasarkan atas percobaan dan hasil dari percobaan itu, ternyata perusahaan harus
mengurangi jumlah pekerja t 500 orang menjadi cukup 140 orang.
Hasil kerja setiap orang meningkat setiap hari dari 16 ton menjadi 59 ton (160 kuintal
menjac = kuintal) Biaya setiap ton dari hasil kerja (termasuk pengeluaran tata usaha dan
aiav-a perlengkapan) meningkat dari 7,2 cent menjadi 33 cent dollar. Upah Pekerja dapat
dinaika, cam?i S1 15 menjadi $1,88 sehari.

3. Penelitian pada Pemotongan Barang Logam (The Metal Cutting Experiments).


Taylor meianjutkan penelitian terhadap pemotongan barang logam di Perusahaan Besi
Ba.ja Bethlehem. yang telah dimulai di Perusahaan Besi Baja Midvale. Penelitian ini dilakukan
melalui percobaan-percobaan selama 26 (dua puluh enam) tahun. Dalam hal ini telah
dilakukan percobaan lebih dari pada 30.000 kali, dan lebih dari 800.000 pon besi dan baja telah
terpotong menjadi potongan-potongan logam dengan menggunakan alat-alat percobaan,
dengan jumlah biaya diperkirakan lebih $150.000. Salah satu hasilnya ialah diketemukan alat
pemotong besi baja yang mempunyai kecepatan tinggi dengan penambahan hasil yang besar
dari mesin pemotong barang logam. Sedangkan hasil yang lain ialah kcepatan dari
peralatan mesin bubut, mesin pembuat sepatu, mesin pres dan sebagainya. Hasil
percobaan pemotongan barang logam ini sangat penting dibandingkan dengan hasil
Taylor yang lain karena merupakan terobosan yang utama dalam pembangunan
industri di Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena kecepatan yang tinggi dari alat
pemotongan ini adalah unsur utama dalam skala produksi yang besar. (H.H. Albers,
1969: 34-35)
Garis Besar Hasil F.W. Taylor,
a. Bahwa setiap unsur pekerjaan manusia, secara ilmiah harus dikembangkan.
b. Secara ilmiah harus memilih, melatih, mendidik, dan mengembangkan para
pekerja agar sesuai dengan bakat dan/kemampuannya.
c. Memupuk kerja sama dalam kelompok pekerjaan masing-masing agar secara sadar
suka melakukan sesuai dengan bakat/kemampuannya.
d. Mengadakan pembagian pekerjaan dan tanggung jawab antara pimpinan dan
pelaksana atau antara manajer dan para pekerja.

Bedasarkan atas konsep tersebut maka dibedakan antara pekerjaan perencanaan


(planning) dan pelaksanaan pekerjaan (execution), yaitu perencanaan diiakukan oleh
pimpinan (manajer), sedangkan pelaksanaan dilakukan oleh para pekerja. Oleh karena
itu fungsi manajer menurut F.W. Taylor dibagi atas :
a. perencanaaan (planning),
b. pembinaan kerja (directing), dan
c. mengatur pekerjaan (organizing of work). (Soewarno, H. 1992 : 41).

Anda mungkin juga menyukai