Anda di halaman 1dari 4

TUGAS IMUNOSEROLOGI

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAIQ NINA SOFIANA

NIM : P07134118009

PRODI : DIV ANALIS KESEHATAN

TINGKAT : II

KELAS :A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATA MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2019/2020
Immunoglobulin
1. Penjelasan Immunoglobulin M
Sistem imun adalah sistem yang sangat penting bagi tubuh untuk menghindari dan
melawan berbagai penyakit. Keseimbangan sistem imun dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dalam tubuh dan faktor eksternal yang perlu dipertahankan untuk menjaga
tubuh agar tetap sehat . Sistem imun ini berkaitan erat dengan adanya antibodi.
Antibodi merupakan protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang terfiksasi
oleh antigen.

Hingga sekarang dikenal 5 kelas utama imunoglobulin dalam serummanusia, yaitu IgG,
IgA, IgM, IgD dan IgE. Klsifikasi ini didasarkan atasperbedaan dalam struktur kimia yang
mengakibatkan perbedaan dalamsifat biologik maupun sifat fisika imunoglobulin. Salah
satunya yang akan saya jelaskan adalah IgM.

Seiring perkembangan teknologi dalam ilmu kesehatan diagnosa demam tifoid dapat
dilakukan untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG, dimana antibodi ini mempunyai
makna dalam diagnosa yaitu agar mengetahui fase infeksi pada penderita demam tifoid
dengan menggunakan tes imunokromatografi. Selain memiliki spesifitas dan
sensitivitas yang tinggi tes imunokromatografi juga mudah dilakukan, dan tidak
memerlukanvperalatan khusus untuk interpretasi hasil. Respon imun yang khas dimulai
dengan peningkatan antibodi IgM terhadap antigen yang menstimulasi (imunogen).
Fase ini diikuti dengan produksi antibodi IgG terhadap antigen tersebut.bStimulasi
berulang dengan antigen tersebut mengakibatkan produksi IgG yang lebih besar tetapi
dengan waktu yang lebih pendek setelah stimulus antigenik yang berhasil.

Secara umum, kadar antibodi IgM yang bermakna terhadap suatu virus, bakteri atau
agen infeksius lain diinterpretasikan sebagai bukti adanya infeksi akut, sedangkan kadar
IgG spesifik yang tinggi konsisten dengan persistensi imunitas pada fase konvalesen
setelah infeksi terdahulu. Saat menafsirkan tes, deteksi IgM positif ditafsirkan sebagai
penyakit tifoid akut (fase awal infeksi) sedangkan deteksi igG dan IgM positif ditafsirkan
sebagai penyakit tifoid akut (pada fase tengah infeksi) dan IgG positif ditafsirkan adanya
infeksi ulang sebelumnya. Kuman tifoid dapat berasal dari karier demam tifoid yang
merupakan sumber penularan yang sukar diketahui karena mereka tidak menunjukkan
gejala-gejala sakit.

2. Struktur Immunoglubulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 rantai berat (H – chain)yang identik dan 2
rantai ringan (L – chain) yang juga identik. Setiaprantai ringan terikat pada rantai berat
melalui ikatan disulfide (S - S),demikian pula rantai berat satu dengan yang lain diikat
dengan ikatanS - S. Molekul ini oleh enzim proteolitik papain dapat dipecah menjadi3
fragmen, yaitu 2 fragmen yang mempunyai susunan sama terdiri atasH -chain dan L-
chain, disebut fragmen Fab yang dibentuk oleh domain terminal - N, dan 1 fragmen
yang hanya terdiri atas H -chain saja disebut fragmen Fc yang dibentuk oleh domain
terminal – C. Fragmen Fab dengan antigen binding sites, berfungsi mengikat antigen,
karenaitu susunan asam amino dibagian ini berbeda antara molekulimmunoglobulin
yang satu dengan yang lain dan sangat variabelsesuai dengai variabilitas antigen yang
merangsang pembentukannya.Sebaliknya fragmen Fc merupakan fragmen yang
konstan. Fragmen ini tidak mempunyai kemampuan mengikat antigen tetapi dapat
bersifat mengikat sebagai antigen (determinan antigen). Fragmen ini pulalah yang
mempunyai fungsi efektor sekunder dan menentukan sifat biologik imunoglobulin
bersangkutan, misalnya kemampuan imunoglobulin untuk melekat pada sel, fiksasi
komplemen, kemampuanIg menembus plasenta, distribusi imunoglobulin dalam tubuh
dan lain –lain. Papain memecah immunoglobulin pada terminal asam amino ditempat
ikatan S – S yang mengikat kedua rantai H satu dengan yanglain. Enzim proteolitik lain
yaitu pepsin dapat memecah molekulimunoglobulin dibelakang ikatan S – S.
Pemecahan ini mengakibatkanvterbentuknya satu fragmen besar yang disebut F (ab’)2
yang mampu mengikat dan menggumpalkan antigen karena ia bersifat bivalen dan
dapat membentuk lattice. Pepsin selanjutnya dapat memecah fragmenFc menjadi
beberapa bagian kecil. Bagian molekul imunoglobulin yangpeka terhadap pemecahan
oleh kedua enzim di atas disebut bagian engsel (hinge region).
Kedua bentuk imunoglobulin, yaitu sIg dan Ig yang disekresikan hanya berbeda pada
domain terminal – C: sIgmemiliki bagian transmembran dan bagian intra sitoplasmik
yang pendek. Polimerisasi imunoglobulin terjadi pada IgM (pentamer atau heksamer)
dan IgA (umumnya dimer). Polimerisasi kelas imunoglobulin ini bergantung pada rantai
J (joining ) dan banyaknya rantai J menentukan proporsi molekul IgM pentamer
dibanding IgM heksamer.Rantai J membantu polimerisasi IgM dan IgA dengan cara ikat
– silang disulfida pada residu cysteine yang terdapat pada domain C – terminal molekul
IgM dan IgA yang disekresi.

Daftar pustaka
1. Nurdin dan Julianti Andi Tendry .2018.DETEKSI IMUNOGLOBULIN MIU (IgM) DAN
IMUNOGLOBULIN GAMMA (IgG) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID. Jurnal Media
Analis Kesehatan. Vol. 9. No. 2. 108.
2. Nurmaya Effendi dan Harti Widiastuti.2014.IDENTIFIKASI AKTIVITAS
IMUNOGLOBULIN M (IG.M) EKSTRAK ETANOLIK DAUN CEPLUKAN (Physalis Minima
Linn.) PADA MENCIT. Jurnal Kesehatan. Vol. 8. No. 2. 353.

Anda mungkin juga menyukai