Anda di halaman 1dari 6

HIDROSFER

RESUME
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa

Dosen Pengampu:

Adam Malik, M.Pd

Rena Denya Agustina, M. Si

Oleh:

Kelompok 6

Desi Puspita Sari 1142070017

Desi Solihat 1142070018

Devi Nurasobah 1142070019

Dewi Nopilawati 1142070020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017
HIDROFER

A. Badan Air

Sebagaimana kita ketahui bahwa permukaan bumi yang rendah tertutup oleh air.
Luas air yang menutupi permukaan bumi tersebut sekitar 70% dari permukaan bumi. Badan
air mempunyai tiga wujud yaitu berbentuk cair, padat, dan gas. Berbentuk cair terdapat
diberbagai tempat seperti laut, danau, sungai, dan air tanah. Berbentuk padat yaitu es,
gletser, hujan es dan salju yang umumnya terdapat di daerah yang bersuhu rendah.
Sedangkan berbentuk gas, ada yang berupa uap air panas seperti fumarol, gletser dan sofatar
atau berupa uap air dingin seperti uap air pada awan, kabut dan embun.

B. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah proses perulangan terus-menerus sirkulasi air berupa


penguapan air dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah mengalami
beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai air hujan atau salju ke permukaan daratan atau
lautan. Tahapan pertama dari daur hidrologi adalah penguapan air. Uap ini dibawa di atas
daratan oleh massa udara yang bergerak. Bila didinginkan hingga titik embunnya, maka uap
tersebut akan membeku menjadi butiran air membentuk awan atau kabut. Butiran-butiran air
tersebut akan berkembang cukup besar untuk dapat jatuh ke permukaan bumi sebagai
hujan.1

Secara umum, siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:

1. Siklus Hidrologi Kecil

Siklusnya: Air laut – uap air – embun – awan – hujan – laut – darat

Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari, terjadi kondensasi dan
pembentukan awan, turun hujan di permukaan laut.2

1
Adam Malik. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. (Bandung: UIN SGD Bandung, 2017) hlm. 179-180.
2
Ibid. hlm 181.
2. Siklus Hidrologi Sedang

Siklusnya: Air laut – uap air – embun – awan – hujan – air tanah – sungai – kembali
ke laut.

Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari, terjadi kondensasi, uap
bergerak oleh tiupan angin ke darat, pembentukan awan, turun hujan di permukaan
daratan, air mengalir di sungai menuju laut kembali.3

3. Siklus Hidrologi Besar

Siklusnya: Air laut – uap air – embun – awan – kristal – dibawa ke puncak – hujan es
– gletser – mencair – mengalir ke sungai kembali ke laut. Air laut menguap menjadi uap
gas karena panas matahari, uap air mengalami sublimasi, pembentukan awan yang
mengandung kristal es, awan bergerak oleh tiupan angin ke darat, pembentukan awan,
turun salju, pembentukan gletser, gletser mencair membentuk aliran sungai, air mengalir
di sungai menuju darat dan kemudian ke laut.4

Peristiwa-peristiwa utama dalam setiap siklus hidrologi merupakan rangkaian


peristiwa penguapan, peristiwa kondensasi dan peristiwa jatuhnya kembali air atau salju
dalam bentuk hujan. Hal tersebut terjadi karena air laut, danau, sungai maupun parit-parit
terkena sinar matahari. Dengan sinar matahari tersebut air laut, sungai maupun parit-parit
akan mengalami penguapan. Kemudian uap air akan mengalami pendinginan, uap air yang
mendingin lembab relatif mencapai 100%, maka akan terbentuk awan. Awan dengan suhu
rendah akan terjadi embun. Karena banyak embun, maka awan yang tadinya masih berupa
uap air kini telah menjadi air. Awan tidak bisa menahan air, dan jatuhlah air tadi maka
terjadilah hujan.5

C. Hujan

Hujan dibedakan atas beberapa hal, diantaranya:

3
Ibid.
4
Adam Malik. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa.op.cit., hlm 181-182
5
hlm 182.
1. Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya
a) Hujan Tropis, ialah hujan yang sering terjadi di daerah ekuator, akibat pertemuan angin pasat
timur laut dengan angin pasat tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk
gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah
hujan.6
b) Hujan Orografis, ialah hujan yang terjadi jika awan itu ditiup angin melalui lereng-lereng
gunung mendingin dan berkondensasi sebagai hujan (disebut hujan orografis). Hujan
orografis banyak terdapat dipegunungan asam lereng selatan dekat Tserjerrapundsji,
setahunnya kurang lebih 12 meter. Pada lereng pegunungan (sebelah angin datang) turun
hujan yang disebut hujan pegunungan. Sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin kering
dan disebut daerah bayangan hujan. Contoh lain:
 Angin Muson barat daya – pegunungan pantai barat india
 Angin Pasat tenggara – pegunungan pantai timur Brazilia
 Angin Fohn – pegunungan Alpina
 Angin Bahorok – Bukit Barisan di Sumatera Utara
c) Hujan Siklon, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik yang disertai dengan
angin berputar terjadi di daerah-daerah sedang. Angin siklon selalu disertai hujan, sebab di
daerah siklon udara naik ke atas dan menjadi dingin. Hujan di daerah sedang dapat
berlangsung sepanjang tahun
d) Hujan Muson, atau disebut juga hujan musiman yaitu hujan yang terjadi karena angin musim
(angin muson) terjadi didaerah-daerah muson. Penyebab terjadinya angin muson adalah
karena adanya pergerakan semu tahunan matahari antara garis balik utara dan garis balik
selatan. Di indonesia hujan muson terjadi pada bulan Oktober sampai April.
e) Hujan Frontal, terjadi apabila udara panas yang mengandung uap air naik ke atas udara
dingin. Hujan ini banyak terdapat di daerah depresi frontal. Masih ada jenis hujan yang
dinamakan hujan es, karena hujan itu berwujud batu-batu es/salju. Hujan ini terjadi karena
uap air yang telah mengumpul menjadi awan yang terbawa oleh arus udara.7
2. Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya:
a. Hujan gerimis/drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm.
b. Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0o Celcius.
c. Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya
dibawah 0o Celcius.

6
Adam Malik. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. (Bandung: UIN SGD Bandung, 2017) hlm. 183
7
Ibid. hlmn 185
d. Hujan deras/rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu di atas 0 oC dengan diameter
kurang lebih 7 mm.
3. Jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan: (a)Hujan kecil, 0-21 mm perhari, (b) Hujan
sedang, 21-50 mm perhari, (c) Hujan besar, diatas 50 mm perhari.
Ada beberapa cara membuat hujan dengan dasar tersebut yaitu:
a. Penggunaan es kering, es karbondioksida ditaburkan dalam awan dengan jauh di bawah titik
beku. Udara di belakang karbondioksida yang dijatuhkan ini akan didinginkan sedemikian
rupa sehingga terbentuk kristal es. Kristal es ini akan tersebar dengan sendirinya dalam awan
itu sebagai akibat gerakan udara yang timbul sesudah penaburan itu.
b. Penggunaan yodika perak, yodika perak mempunyai struktur yang sama dengan kristal es.
Yodika perak bertugas seperti kristal es dalam awan pada suhu di bawah titik beku dan
ditaburkan dalam awan dengan pertolongan roket atau kapal terbang.
c. Penaburan titik air atau inci garam dengan ukuran cukup besar, tetapi hasilnya sampai saat ini
belum dapat dinilai secara pasti.
Es yaitu benda padat yang berasal dari air yang membeku menjadi es karena suhunya
menurun sampai dibawah 0o C. Di muka bumi terdapatnya es dapat dibedakan pada tempat-
tempat berikut:
a) Es daratan merupakan es air tawar yang terdapat di tempat-tempat sungai bermuara di
daerah dingin.
b) Es air laut, adalah es air laut yang membeku setelah suhunya 20C. Struktur es air laut
tegak atau vertikal.
Ada macam-macam morena diantaranya:
1) Morena pemukiman
a. Morena tepi, batu-batu berasal dari pengikisan lidah gletser terhadap tebingnya dan
dari reruntuhan bagian atas tebing.
b. Morena tengah, ini asalnya dari morena tepi pada dua lidah gletser yang bertemu dan
bersama-sama mengalir menjadi satu lidah gletser.
2) Morena dasar atau morena tanah, berasal dari pengikisan lidah gletser terhadap lembah
bawahnya.
3) Morena ujung, adalah morena atas atau morena tanah pada ujung lidah gletser berkumpul
membentuk tunggul disebut morena ujung.
Di daerah yang tertutup gletser terdapat gejala-gejala alam sebagai berikut:
 Banyak danau-danau, misalnya: di Amerika Serikat, Kanada, Swedia, Firlandia,
Skotlandia, dan sebagainya.
 Lembah-lembah yang berbentuk U dan jika lembah mencapai pantai membentuk
pantai fyord.
 Bukit-bukit bekas morena ujung, misalnya: pulau Waldai di Rusia dan pegunungan
tengah dari Jerman.
 Batuan lain, contohnya di Limburg Selatan Dari Belanda dan Swedia Selatan.8

D. Air pada Tanah


1. Air tanah
Macam-macam kondisi air tanah, yaitu:
 Air gravitasi adalah air yang bebas mengalir ke bawah melalui partikel tanah karena
adanya gaya gravitasi.
 Air higroskopis adalah ait yang teriakt kuat melapisi partikel tanah.
 Air kapiler adalah air yang mengisi pori-pori tanah.9
2. Mata air
Berasal dari hujan yang masuk ke dalam tanah sampai ke lapisan batuan yang tidak
tembus atau kedap air.
3. Air artesis (air artosis)
Air yang diambil dari daerah di Perancis yang bernama Artois.
4. Sungai di bawah tanah
Terjadi bila di daerah tanah kapur dilalui sungai.
5. Mata air panas
Terjadi sebagai bentuk hasil pemanasan kandungan air yang terdapat diantara celah-celah
batuan di dalam bumi oleh batuan panas dekat magma.
6. Travertin
Terjadi dari air di bawah tanah di daerah pegunungan kapur yang keluar di permukaan
bumi. 10

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni. 2006. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung : Serambi Pustaka

Malik, Adam. 2016. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.

8
Ibid. hlmn 185-189
9
Anggraeni. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. (Bandung: Serambi Pustaka, 2006) hlm. 3-4
10
Adam Malik. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa.op.cit., hlm 191

Anda mungkin juga menyukai