Anda di halaman 1dari 3

HUJAN KONVEKSI

Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara, sehingga membentuk
gumpalan dan naik secara vertikal karena terkena pemanasan ke atas awan. Hal ini menyebabkan awan yang memiliki massa
berat mengalami penurunan suhu, yang menyebabkan terjadinya proses kondensasi. Karena air yang menggumpal tadi
sampai pada titik jenuhnya, akhirnya turunlah hujan. Karena letak turun hujan ini berada di atas garis khatulistiwa, maka di
namakan dengan hujan zenithal. Biasanya daerah yang kerap di datangi dengan hujan zenithal ini memiliki iklim di
negaranya adalah tropis seperti iklim di Indonesia dengan intensitas penyinaran matahari yang termasuk tinggi, sebab hampir
setiap tahun mendapat penyinaran.

HUJAN ASAM

Biasanya hujan memiliki ph netral (7). Namun ada juga hujan yang memiliki ph rendah, yakni di bawah 5 atau 6 derajat
keasaman. Inilah yang di namakan dengan hujan asam. Hal ini bisa terjadi ketika karbondioksida (CO2) yang berada di
udara bisa larut dengan air hujan. Kemudian air hujan yang awalnya memiliki ph asam lemah (6) bereaksi dengan CO2 atau
karbondioksida tadi dan hasilnya adalah air yang bertambah asam. Air yang memiliki ph di bawah 5 tadi naik ke atas awan
dan menggumpal. Kala massa awan sudah melewati batas jenuh, jatuhlah ke permukaan bumi.

Manfaat hujan asam ini mampu mempercepat pelarutan mineral yang ada di dalam tanah, dimana sangat di butuhkan oleh
flora dan fauna. Sayangnya hujan asam ini membawa dampak buruk pada manusia, yakni mempercepat proses korosi pada
besi. Jika anda melewati papan reklame yang terpasang di toko toko yan sudah keropos, itu merupakan salah satu bukti hujan
asam, Menjadi sangat berbahaya jika selalu terjadi hujan asam di tempat yang banyak jembatannya. Sebab bisa
mengeroposkan pegangan jembatan (yang biasanya terbuat dari besi) tersebut

HUJAN METEOR

Hujan meteor akan terjadi ketika matahari terbenam, kemudian muncullah perseid dimana saat itu juga terlihat dengan jelas
keberadaannya sistem tata surya seperti Planet Venus, Saturnus, Mars, juga bulan sabit di barat secara bersama sama. Perseid
merupakan salah satu nama rasi bintang Perseus. Banyak orang beranggapan bahwa hujan meteor ini berasal dari arah
munculnya rasi bintang tersebut.

Kecepatan meteor yang jatuh tersebut bisa mencapai 60 kilo meter per jam dengan keadaan cahaya yang terang dan panjang.
Adanya hujan meteor ini menawarkan keindahan lain, yakni munculnya fireball. Ketika anda melihat cahaya yang paling
terang dan paling besar berjalan di antara meteor meteor lainnya, itulah yang di namakan dengan fireball.

HUJAN BUATAN

Hujan yang di buat langsung oleh manusia dengan teknik menambahkan curah hujan. Caranya dengan penyemaian awan
atau di kenal dengan cloud seeding atau membuat awan menggumpal dan di semai sehingga memberikan efek turun hujan.
Hal ini kerap dilakukan di daerah yang membutuhkan hujan alami, namun sayangnya hujan tersebut tidak kunjung turun.

Cara menurunkan hujan ini melalui proses fisika, yakni dengan melibatkan proses tumbukan dan penggabungan (collision
dan coalescence) kemudian di olah dengan proses pembentukan es atau ice nucleation. Lalu pemilihan awan yang memiliki
kandungan air cukup banyak. Fungsinya agar massa yang di tambahkan tadi cukup untuk menurunkan hujan tersebut ke
permukaan bumi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Seperti pada fungsi danau bagi kehidupan
manusia yang di penuhi air dikarenakan turunnya hujan yang stabil sehingga tidak menyebabkan kekeringan.

Bentuk hujan berdasarkan ukuran


Selain dari jenis-jenis hujan yang ada seluruh dunia, hujan juga memiliki bentuk hujan berdasarkan ukuran, dan biasanya hanya di negara tertentu saja yang
mengalami bentuk hujan yang jarang ada di Indonesia. Karena di indonesia di pengaruhi oleh letak astronomis Indonesia sehingga jarang mengalami hujan salju
atau batu es seperti di negara lain.

Hujan yang ada sekarang ini banyak di teliti dan di ukur diameternya adalah :
Hujan gerimis : biasanya di sebut dengan dizzle yang memiliki diameter < 0,5 mm
Hujan salju : terbuat dari Kristal es dengan ukuran beragam dimana suhunya < 0⁰ Celcius
Hujan batu es : biasanya turun di suhu yang tinggi dan cuaca panas, namun batu es ini tetap bersuhu di bawah 0⁰ celcius
Hujan deras : inilah yang biasa di sebut rain dengan suhu di atas 10⁰ celcius dan memiliki diameter kurang lebih 7 mm
CONVECTION RAIN

This rain occurs as a result of a meeting of the north-east winds with the southeast pasig wind, thus forming a clot and rising
vertically as it is exposed to warming up clouds. This causes clouds that have heavy mass to experience a decrease in
temperature, which causes the condensation process. Because the clotted water had reached its saturation point, it finally
rained down. Because the location of this rainfall is above the equator, it is called with zenithal rain. Usually the area that
often comes with zenithal rain has a climate in the country is tropical as the climate in Indonesia with high intensity of sun
radiation, because almost every year get irradiation.

ACID RAIN

Usually the rain has a neutral ph (7). But there is also rain that has low ph, ie below 5 or 6 degrees of acidity. This is what is
called acid rain. This can happen when the carbon dioxide (CO2) that is in the air can dissolve with rain water. Then
rainwater that initially has weak acid ph (6) reacts with CO2 or carbon dioxide earlier and the result is water that increases
acid. Water that has a ph below 5 goes up into the clouds and clumps. When the cloud mass has crossed the saturation limit,
fall to the surface of the earth.

The benefits of acid rain are able to accelerate the dissolution of existing minerals in the soil, which is needed by flora and
fauna. Unfortunately this acid rain brings a bad impact on humans, which speeds up the corrosion process in iron. If you pass
the billboard that is installed in the shop that has been porous, it is one proof of acid rain, It becomes very dangerous if there
is always acid rain in place of many bridges. Because it can post a bridge handle (which is usually made of iron).

METEOR RAIN

Meteor showers will occur as the sun sets, then a perseid emerges when it is also clearly visible that the solar system such as
the Planet Venus, Saturn, Mars, and the crescent moon in the west together. Perseid is one of the names of the constellation
Perseus. Many people assume that this meteor shower comes from the direction of the emergence of the constellation.

The speed of the falling meteor can reach 60 kilo meters per hour with bright and long light conditions. The presence of this
meteor shower offers another beauty, namely the emergence of fireball. When you see the brightest and greatest light
running among other meteor meteors, that's what's called fireball.

ARTIFICIAL RAIN

Rain is made directly by humans with the technique of adding rainfall. The trick with cloud seeding or in the know with
cloud seeding or make the clouds clump and in the seedlings so that it gives the effect of rain. This is often done in areas that
require natural rain, but unfortunately the rain does not go down.

How to reduce this rain through the process of physics, namely by involving the collision and coalescence (collision and
coalescence) and then if with the process of ice formation or ice nucleation. Then the selection of clouds that have enough
water content. Its function is that the mass that was added was enough to bring down the rain to the surface of the earth that
gives a positive impact on human life. As in the function of the lake for human life in water filled due to the decline of
steady rain so as not to cause drought.

Rain shape by size

Apart from the types of rain that exist all over the world, rain also has a rain shape by size, and usually only in certain
countries that experience rare forms of rain in Indonesia. Because in Indonesia influenced by the location of astronomical
Indonesia so rarely experience snow or icy rain as in other countries.

The current rains are meticulously scaled and measured in diameter are:

Drizzle Rain: usually called dizzle with diameter <0.5 mm


Snowfall: made of ice crystals of varying sizes where the temperature is <0⁰ Celsius
Hailstones: usually descend in high temperatures and hot weather, but these ice stones remain under 0⁰ Celsius
Heavy rain: this is commonly called rain with temperatures above 10⁰ Celsius and has a diameter of approximately 7 mm
Hujan meteor berasal dari debu – debu hasil lepasan dari komet ketika mendekat ke matahari sehingga
mengakibatkan permukaan komet menjadi panas dan partikel – partikel es pada permukaan komet tersebut
terlepas.
Umumnya pertemuan antara lintasan orbit bumi dan orbit komet terjadi pada diantara tanggal 1 Oktober – 1
Desember.
Hujan meteor merupakan salah satu peristiwa fenomena alam yang menakjubkan karena peristiwa ini
memberikan pemandangan yang sangat mengagumkan.
Tidak semua belahan bumi dapat menikmati peristiwa proses terjadinya hujan meteor, hanya beberapa belahan
bumi yang dekat dengan pertemuan antara lintasan orbit bumi dan lintasan orbit komet saja yang dapat
menikmatinya.
Peristiwa hujan meteor hanya terjadi pada saat – saat tertentu dan setiap peristiwa hujan meteor yang terjadi
tidak selalu sama .
Umumnya hujan meteor dapat terlihat pada saat malam hari yang cerah atau ketika kondisi langit di bumi
sedang gelap.
Penampakan hujan meteor ini hanya akan terlihat dalam waktu yang sebentar, jadi hanya jika kita beruntung kita
akan dapat melihat peristiwa ini.
Umumnya hujan meteor tidak akan berbahaya bagi kehidupan yang ada di bumi karena terjadi pada jarak yang
jauh dari bumi.
Hujan meteor ini bisa dapat berbahaya bagi ruang publik untuk kehidupan jika meteor yang jatuh masih
berukuran besar ketika sampai di permukaan bumi dan menimpa pemukiman atau tempat aktivitas makhluk
hidup dibawahnya. misalnya seperti yang terjadi berpuluh juta tahun yang lalu yang memusnahkan kehidupan
dinosaurus.
Hujan meteor terdiri dari berbagai jenis yang dibagi berdasarkan jenis posisi radiannya.
Tidak semua hujan meteor berasal dari debu yang dihasilkan oleh lepasan komet. ada juga hujan meteor yang
berasal dari asteroid atau debu – debu dari meteor itu sendiri.

Meteor showers originate from the released dust from comets as they approach the sun causing the surface of
the comet to become hot and the ice particles on the comet surface are released.
Generally the meeting between the earth's orbital track and the orbit of a comet occurs between October 1 and
December 1.
Meteor shower is one of the most amazing events of natural phenomena because it gives a magnificent view.
Not all hemispheres can enjoy the event of a meteor shower, only a few hemispheres close to a meeting between
the earth's orbital path and the comet's orbital path alone can enjoy it.
Meteor shower events occur only at certain moments and any meteor shower events that occur are not always
the same.
Generally, meteor showers can be seen on a clear night or when the condition of the sky on earth is dark.
The appearance of this meteor shower will only be seen in a short time, so only if we are lucky we will be able
to see this event.
Generally the meteor shower will not be harmful to the life that is on earth because it occurs at a great distance
from the earth.
This meteor shower can be hazardous to the public spaces for life if the falling meteor is still large when it
reaches the surface of the earth and overwrites the settlement or place of living creature activity underneath it.
for example as it happened tens of millions of years ago that destroyed the life of dinosaurs.
Meteor showers are of various types divided by the type of radian position.
Not all meteor showers come from dust produced by comet releases. there is also a meteor shower that comes
from asteroids or dust - dust from the meteor itself.

Anda mungkin juga menyukai