Anda di halaman 1dari 29

INFEKSI TOKSOPLASMA SISTEM SARAF PUSAT

dr. Elsa Susanti,SpS

Bagian/SMF Neurologi
RSUD Dr. Zainoel Abidin
Fakultas Kedokteran UNSYIAH Banda Aceh
2019

1
1

PENDAHULUAN
ENSEFALITIS TOKSOPLASMA

• Suatu infeksi yang disebabkan olehToxoplasma gondii dan


mengenai jaringan otak
• Toxoplasma gondii merupakan parasit intraselluler yang obligat
• Toxoplasma mempunyai hospes definitive pada kucing
• Penularan ke manusia : kontak langsung dengan tinja kucing atau
kista yang tertelan bersama makanan yang tidak dimasak dengan
baik

3
ENSEFALITIS TOKSOPLASMA

• Umumnya menyerang penderita dengan gangguan sistem imun ↓


• Penyebab tersering dari infeksi SSP yang memberikan gambaran lesi
massa pada penderita HIV
• Sekitar 3-40% dari penderita AIDS menderita ensefalitis toksoplasma
• Sering kali merupakan komplikasi pada HIV stadium lanjut biasanya
pada kadar CD4 < 100/cmm,dapat juga pada kadar CD4 200/cmm

Cabre P, Smadja D, Newton CRJC, et al.HTLW1 and HIV infections of the central nervous sistem in tropical area.J Neurol Neurosurg Psychiatry 2000;
68:550-557
Johnson RT,Griffin JW, McArthur JC. Current Therapy in Neurologic disease 7th edition. Philadelphia: Mosby Inc.2006: 144-154
4
 Sekitar 30-65% dari populasi dunia
diperkirakan mengalami infeksi
toksoplasma kronis
 Di Amerika Serikat angka seroprevalensi

EPIDEMIOLOGI meningkat sesuai umur


10-19 tahun : 5-30%
> 50 tahun : 10-67%
Diperkirakan meningkat sekitar 1%
setiap tahunnya
 Prevalensi toksoplasmosis di Indonesia
36,9% dari populasi umum (1982-1994)

Pappas G, Roussos N, Falagas ME. Toxoplasmosis snapshots: global status of toxoplasma gondii seroprevalence and implications for
pregnancy and congenital toxoplasmosis. International Journal Parasitol 5
2

PATOFISIOLOGI
PATOGENESIS
SIKLUS HIDUP TOXOPLASMA
CARA PENULARAN
TOKSOPLASMOSIS

American Family Physician (2003) 8


PATOGENESIS

Kerusakan pada SSP


Gambaran khas yaitu lesi yang banyak/multiple dengan nekrosis luas dan nodul mikroglia

Pada Bayi (Infant)


Gambaran nekrosis dan vasculitis pada daerah periventrikuler dan periaquaduktus

Area nekrotik dapat mengalami kalsifikasi dan memberikan gambaran radiologis yang nyata, tetapi tidak khas

Hidrosefalus bila terjadi penyumbatan pada aquaductus sylvii atat foramen Monroe

Ensefalitis toksoplasma pada penderita dengan defisiensi imun berat


Gambaran abses yang multiple

9
3

GEJALA KLINIS

1. Postnatal toksoplasmosis pada pasien


imunokompeten
2. Postnatal toksoplasmosis pada pasien
DIAGNOSIS imunosupresan
3. Prenatal infeksiT. Gondii (wanita hamil)
GEJALA KLINIS
Perubahan status mental, panas badan terus
menerus atau hilang timbul,
Sakit kepala, defisit neurologis fokal,
KRONIS gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran
Kadang kejang, gangguan penglihatan dan
bisa dijumpai tanda iritasi selaput otak.
Dapat timbul pneumonia dan miokarditis
AKUT ASIMPTOMATIK/
Limfadenopati servikal >>>
SIMPTOMATIK
Peningkatan suhu tubuh, nyeri telan,nyeri otot, nyeri nelan,
sakit kepala, urtika,kemerahan pada kulit dan
hepatosplenomegali
MASA INKUBASI
1-2 Minggu

11
DIAGNOSIS

1 Gejala Klinis

2 Tingkat risiko HIV (+)

3 Pemeriksaan antibody IgG terhadap Toxoplasma gondii

4 Pemeriksaan radiologi yang menunjang

5 Respon klinis pengobatan terhadap toxoplasma


 Diagnosis definitive : pemeriksaan

DIAGNOSIS histologis biopsy jaringan otak

 Diagnosis presumtif : berdasarkan


respon terhadap terapi empiric anti-
toksoplasma secara klinis dan imaging

13
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 CT Brain atau MRI Brain dengan kontras


 Laboratorium : DPL( Hb, Leukosit, Ht, Plt), GDA, SGOT,SGPT, Albumin,
Na/K/Cl, ureum/kreatinin, analisa cairan serebrospinal, faal
hemostatis, kultur+resistensi (aerob & anaerob), pemeriksaan
Toxoplasma gondii, ELISA, Western Blot analysis, IFA, RIPA,
serologis
Lymphosit cell CD4 dan CD8, viral load
 EKG & Thorax PA/AP

14
3a 3c
3c 3e

Seorang wanita 23 3b 3b, 3c, 3d


3d
tahun HIV positif
dibawa ke RS dengan MRI beberapa hari CT scan 5 bulan
keluhan sakit kepala kemudian kemudian setelah
dan demam terapi toksoplasma.
memperlihatkan lesi
CT scan tanpa multiple yang
kontras saat menyangat kontras
penderita baru yang sebelumnya
masuk dalam tidak terlihat pada
perawatan CT scan.

15
DIAGNOSIS BANDING

01 02 03 04
PCNSL Infeksi TBC pada SSP PML Abses Otak
Pada MRI lesi tunggal Perjalanan penyakitnya Metastase
Dipertimbangkan bila
dengan penyangatan kronik dengan imaging
terdapat bukti infeksi
kontras yang homogen lesi fokal yang tidak
TBC di tempat lain
lebih menyokong ke menyangat kontras dan
limfoma tanpaefek massa

16
4

PENATALAKSANAAN
TERAPI EMPIRIK

Kombinasi Pirimetamin dan Sulfadiazin


Di Indonesia: Pirimetamin dan Klindamisin

Fase Akut (4-6 minggu)


• Pirimetamin loading 200 mg, lalu dilanjutkan, jika BB< 50 kg : 2x25 mg per hari per oral dan
jika BB > 50 kg : 3x25 mg per hari per oral.
• Klindamisin 4x600 mg
Fase Rumatan
• Pirimetamin dan klindamisin dengan dosis ½ dari dosis fase akut atau menggunakan
kotrimoksazol 2x480 mg
• Fase rumatan diteruskan hingga pasien mencapai nilai CD4>200

18
TERAPI EMPIRIK

Syarat pemberian terapi empirik anti-toksoplasma yaitu :


 Pasien HIV Positif
 Terdapat gejala neurologis fokal yang progresif
 Terdapat lesi fokal pada pemeriksaan imajing

Tidak disarankan untuk memberikan terapi empirik anti toksoplasma bila :


 CD4>200 Sel/mm3
 IgG antitoksoplasma
 Telah menerima terapi profilaksis adekuat dengan cotrimoxazole

19
TATALAKSANA

ANTIEDEMA :
 Walaupun masih diperdebatkan, steroid dapat digunakan dalam waktu singkat pada
terapi fase akut, terutama bila dijumpai efek massa yang signiifikan
 Manitol sesuai indkasi

Respon klinik terhadap terapi empiric anti-toksoplasma biasanya terlihat dalam 7 hari.
Respon radiologik : Berkurangnya ukuran lesi dan penyangatan kontras mulai terlihat
pada minggu ke-2

20
Algoritma tatalaksana lesi massa
intracranial pada penderita HIV/
AIDS

21
5

PENCEGAHAN
PENCEGAHAN

Menghindari makanan yang tidak dimasak atau


memakan daging yang kurang masak

Mencuci sayuran dan buah-buahan yang akan dimakan

Bila memiliki kucing, kucing harus dicuci dan


dibersihkan setiap hari dan harus cuci tangan setelah
membersihkannya

Pencegahan Primer pada penderita HIV dengan Kadar


CD4 <100µL  Pirimetamine dengan Sulfadiazine, atau
dapat diganti Pirimetamin dan Klindamisin

Pencegahan Sekunder dihentikan bila penderita sudah tidak


menampakkan gejala dan CD4 >200/µl selama 6 bulan seelah
pemberian antiretroviral

Hammer SM. Management of newly Diagnosed HIV Infection. NEJM; 2005:353;16:1702-10 23


6

KOMPLIKASI
KOMPLIKASI

Kejang, deficit neurologis fokal dan penurunan kesadaran

Toxoplasmosis Okuler  Kebutaan total atau sebagian

Toksoplasmosis Kongenital Retardasi mental, kejang, tuli dan


kebutaan

25
7

PROGNOSIS
PROGNOSIS

 Umumnya dapat diterapi dengan baik prognosis baik


 Angka kematian 1-25%
 Pada penderita dengan defisiensi imun kemungkinan terjadi
kekambuhan bila pengobatan profilaksis dihentikan

27
KESIMPULAN
Ensefalitis toksoplasma merupakan etiologi infeksi intracranial tersering yang muncul sebagai lesi
1 desak ruang di otak pada pasien HIV

Adanya defisit neurologis yang bersifat progresif pada pasien HIV positif dengan CD4 <100 sel/µL
2 serta pencitraan yang sesua dengan lesi fokal multiple di otak harus dicurigai ke arah infeksi
toksoplasma

Gejala klinis umumnya memiliki onset subakut dengan gejala dan tanda tersering: Nyeri kepala(85%),
3
hemiparesis(48%), demam(47%), penurunan kesadaran(37%) dan kejang(37%)

CT Brain atau MRI Brain dengan kontras , laboratorium serta serologi sebaiknya dikerjakan bila
4 menemui kecurigaan ensefalitis toxoplasma

5 Tatalaksana mencakup pencegahanpaparan Toksoplasma, pemberian profilaksis primer


dan tatalaksana medikamentosa.

28
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai