Komplikasi trauma pada wajah, penyembuhan fraktur wajah, infeksi terkait tatalaksana
- Komplikasi yang berhubungan dengan penyembuhan fraktur dapat dibagi menjadi 3 yaitu
delayed union, nonunion dan malunion.
- Delayed union dan nonunion adalah dimana fraktur gagal untuk sembuh dalam waktu 2-3
bulan
- Delayed union dapat mengalami proses penyembuhan tanpa tindakan operasi
- Sedangkan non union diperlukan tindakan operasi sampai ditahap union
- Malunion merupakan gejala klinis dimana fraktur sembuh kurang dari posisi optimal, sebagai
contoh dapat terjadi tulang lebih rendah dari kondisi normal, posisi yang tidak tepat (rotate
atau twisted)
- Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kemampuan dalam memfiksasi fragmen tulang
dalam posisi yang tepat
- Untuk mencegah delayed union dan nonunion adalah dengan melakukan diagnosis yang
tepat dan penggunaan alat fiksasi yang tepat
- Malunion pada tulang wajah dapat mengakibatkan maloklusi dan perubahan bentuk wajah
- Melakukan fiksasi pada rahang harus dilakukan pertama sehingga fungsi utama nya dapat
dikembalikan dan deformitas pada tulang skeletal dan juga jaringan lunak berkurang
- Deformitas pada tulang wajah dan maloklusi dapat ditangani dengan prosedur ortognati dan
orthodontic, sehingga tercipta hubungan kerjasama antara maxillofacial surgeon dengan
orthodontis.
- Komplikasi yang berhubungan dengan alat fiksasi adalah multifaktorial. Bisa terjadi karena
sensitif terhadap metal,sensitif terhadap thermal, nerve injury, tooth injury.
- Bahan metal yang digunakan untuk osteosintesis merupakan bahan yang biokompatibel,
tidak menyerupai jaringan asli, dapat meyebabkan reaksi terhadap thermal dan berbagai
stimuli
- Pelanggaran yang umumnya terjadi pada Prinsip fiksasi :
o Plate yang terlalu kecil
o Lebih memilih satu plate daripada 2
o Meletakkan screw pada garis fraktur
o Sedikit screw yang diletakkan pada setiap sisi fraktur
o Plate bending yang tidak kuat
- Selain itu over heating dapat menimbulkan nekrosis pada tulang dan irigasi yang adekuat
saat drilling merupakan hal yang penting
DEFORMITAS WAJAH
- Trauma pada wajah apabila tidak di lakukan treatment dengan adekuat maka dapat
menyebabkan perubahan bentuk wajah yang terlihat jelas walapun perubahannya minimal
- Deformitass dapat berupa asimteri, tinggi yang tidak sesuai, lebar yang tidak sesuai,
maloklusi
- Deformitas wajah baik jaringan keras maupun jaringan lunak dapat terjadi karena error
diagnosis, teknik surgery yang tidak tepat, fiksasi yang tidak baik atau tidak diberikannya
perawatan sama sekali
- Traumatic optic nerve injuries dapat disebabkan oleh injury secara langsung maupun tidak
langsung ke saraf
- Penetrasi objek ke orbit akan menyebabkan kerusakan secara langsung ke optic nerve (yang
memiliki prognosis lebih buruk dibadingkan indirect injury
INFEKSI
- Potensi infeksi selalu menjadi pertimbangan ketika merawat fraktur mandibular, terutama
ketika fraktur berkaitan dengan rongga mulut.
- Perawatan antara 3-5 hari setelah trauma terbukti optimal dengan tingkat infeksi terendah.
- Faktor risiko lain seperti kontaminasi kotoran, penyakit dentoalveolar, ggiig dengan fraktur,
potensi penyembuhan host yang buruk, dan resopsi tulang yang parah berkaitan dengan
mandibula edentulous.
- Infeksi pada rongga mulut adalah polymicrobial, baik anaerob dan aerob.
- Mikroorganisme yang paling umum adalah Staphylococcus, a-hemolytic, Streptococcus, dan
Bacteriodes.
- Pada awal perjalanan infeksi, populasi bakteri sebagian besar bakteri aerob gram positif.
Ketika infeksi berkembang menjadi lebih kronis, orgaisme gram negatif yang mendominasi.
- Manajemen infeksi dimulai dengan pemeriksaan klinis diikuti dengan pemeriksaan yang
sesuai untuk mengetahui segmen yang fraktur.
- Pemeriksaan laboratorium juga diperlukan termasuk penrhitungan darah lengkap, harus
dilakukan ketika terdapat indikasi klinis.
- CT scan an MRI dilakukan ketika infeksi melibatkan jaringan lunak leher.
- Penicillin G, bakteri gram positif untuk infeksi dini
- Klindamisin, bakteri gram negatif untuk infeksi kronis
- Terapi antibiotic harus dimulai sebelum operasi, tetapi panjang spesifik terapi antibiotic
pasca operasi bervariasi dengan keadaan masing-masing.
Komplikasi yang terjadi: Growth restriction, rethrognathic appearance, dan TMJ ankylosis
Growth restriction terjadi setelah trauma pada anak – anak yang masih dalam tahap tumbuh
kembang
Jika ada kesalahan diagnosis atau kurangnya tatalaksana dalam unilateral / bilateral condylar
fracture dapat menyebabkan open bite dan keterbatasan dalam membuka mulut.
Nantinya menyebabkan retrognatik
Dapat terjadi ankylosis TMJ menyebabkan growth restriction juga
Diperlukan perawatan secepatnya untuk mencegah masalah tumbuh kembang
INJURI SARAF
Faktor yang berpengaruh terhadap recovery dari peripheral sensory nerve adalah umur, kondisi
kesehatan umum, lokasi injuri, dan tipe injuri.
KESIMPULAN