Kelompok Byun PKN CJR PKN
Kelompok Byun PKN CJR PKN
Puji dan syukur penulis sampaikan atas ke hadiran Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat dan kemurahan-Nya, kami masih dapat membuat
tugas Critical Jurnal Review (CJR) ini. Laporan ini akan membahas tentang
Hak Asasi Manusia. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CJR mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui laporan ini, penulis berharap
pembaca dapat menjadikan laporan ini sebgai referensi jika hendak mengetahui
lebih lanjut tentang Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Kelompok 4
PENGANTAR
Laporan ini ditulis agar dapat dimengerti oleh setiap orang yang akan
mempelajari tentang Hak Asasi Manusia di Indonesia . Pembahasan penelitian
dalam jurnal ini meliputi semua komponen-komponen yang penting dalam suatu
penelitian terhadap Hak Asasi Manusia, negara demokrasi, serta perundang-
undangan yang mencangkup materi itu sendiri.
Materi pada jurnal ini berasal dari penelitian mengenai Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Jurnal yang dapat kita lihat telah memuat tentang hasil dari suatu
penelitian yang telah dilakukan oleh penulis artikel.
RINGKASAN ARTIKEL
A. Jurnal I
Keadilan adalah keadilan yang terdefinisi atas apa yang tertulis dan menutup
diri atas keadilan yang selama ini tidak termaktub dalam suatu teks
perundangundangan. Teori ini mengidentikkan hukum dengan undang-undang,
yaitu tidak ada hukum di luar undang-undang dan satu-satunya hukum adalah
Hukum Progresif adalah hukum pro keadilan dan pro rakyat , artinya dalam
berhukum para pelaku hukum dituntut mengedepankan kejujuran, empati,
kepedulian kepada rakyat dan ketulusan dalam penegakan hukum. Pembentukan
hukum dan konstruksi hukum sangat diperlukan untuk dapat memberikan rasa
nyaman terhadap masyarakat sebagai akses untuk keadilan. Pembentukan hukum
tidak lepas dari putusan-putusan hakim (judge made law) yang terkait dengan
penegakan hukum, sedangkan penegakan hukum pada hakikatnya adalah
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum ide-ide hukum
menjadi kenyataan.11 Penegakan hukum konvensional tidak selalu dapat
mewujudkan nilai keadilan masyarakat, maka perlu ada kontruksi penegakan
hukum progresif yang dapat mewujudkan nilai keadilan yang berorientasi pada
kesejahteraan dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Ide penegakan
hukum progresif lahir dari ketidakpuasan pada praktik ajaran ilmu hukum positif di
Indonesia. Hukum progresif digagas sebagai solusi dari kegagalan penerapan
hukum positif dan rasa keprihatinan terhadap kualitas penegakan hukum di
Indonesia terutama sejak terjadinya reformasi pada pertengahan tahun 1998.
Hukum tidak hadir untuk dirinya sendiri sebagaimana yang digagas oleh hukum
positif, melainkan untuk manusia dalam rangka mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia. Progresivisme tidak ingin menjadikan hukum sebagai
teknologi yang tidak bernurani, melakukan suatu institusi yang bermoral
kemanusiaan.
Didengar penjelasannya;
Didampingi oleh penasihat hukum;
Dibuktikan kesalahannya oleh penuntut umum;
Dan dihadapkan pada pengadilan yang adil dan tidak berpihak.
Di dalam KUHAP terdapat 7 (tujuh) asas umum dan 3 (tiga) asas khusus yaitu
sebagai berikut:
a) Asas umum
Perlakuan yang sama dimuka hukum tanpa diskriminasi apapun;
Praduga tidak bersalah;
Hak untuk memperoleh kompensasi (ganti rugi) dan rehabilitasi;
Hak untuk mendapatkan bantuan hukum;
Hak kehadiran Terdakwa dimuka pengadilan;
Peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat dan sederhana;
Peradilan yang terbuka untuk umum.
b) Asas khusus
Pelanggaran atas hak-hak individu (penangkapan, penggeledahan,
penahanan dan penyitaan) harus didasarkan pada undang-undang dan
dilakukan dengan surat perintah tertulis;
Hak seorang Tersangka untuk diberitahu tentang persangkaan dan
pendakwaan terhadapnya;
Kewajiban pengadilan untuk mengendalikan pelaksanaan putusan-
putusannya.
Dalam kaca mata aliran hukum positif, tiada hukum lain kecuali perintah
penguasa atau inti aliran hukum positif ini menyatakan bahwa norma hukum adalah
sah apabila ia ditetapkan oleh lembaga atau otoritas yang berwenang dan didasarkan
Hak Asasi Manusia berat yang terjadi telah mendorong munculnya suatu usulan
untuk membantu pengadilan Hak Asasi Manusia ad hoc untuk kasus-kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia berat di Aceh. Permintaan Dewan Perwakilan
Rakyat mengajukan usulan kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk
B. Jurnal II
Diantara sekian banyak aspek kehidupan yang paling menonjol dan harus
dihadapi setiap negara demokrasi adalah isu tentang Hak-hak Asasi Manusia. Isu
tentang Hak Asasi Manusia (HAM) terutama terarah pada tingkat komitmen
negara-negara dalam mengimplementasikan hak-hak dasar manusia dalam
kehidupan sosial politik negara dan bangsa bersangkutan. Komitmen itu paling
tidak terlihat dari aspek kebijakan- kebijakan pemerintah yang terwujud dalam
pranata-pranata kemasyarakatan, baik pranata hukum (Konstitusi beserta
penjabarannya dalam perundang-undangan nasional) maupun pranata-pranata
kelembagaan pendukungnya, termasuk dalam hal ini perlindungan HAM Peran
serta masyarakat dan mekanisme bekerjanya pranata- pranata tersebut dalam
mewujudkan tuntutan HAM di dalam kehidupan sosial-politik negara
bersangkutan, sesuai dengan kesepakatan dan standar baku masyarakat
internasional yang tertuang dalam instrumen-instrumen internasional.
Indonesia sebagai satu negara demokrasi mau tidak mau dihadapkan juga pada
isu-isu yang muncul akibat modernisasi dan globalisasi itu, seperti isu tentang
bagaimana perlindungan HAM dan peran serta masyarakat dalam penegakan HAM
di Indonesia. Dampak modernisasi dan globalisasi ini bagi Indonesia memunculkan
wajahnya yang khas Indonesia. Mengapa demikian? Keunikan tersebut muncul
karena karakteristik struktur masyarakat Indonesia, masyarakat yang sangat
majemuk dan sangat heterogen sudah barang tentu akan membuahkan
keanekaragaman pengakomodasian modernisasi, dan globalisasi. Satu sisi, masih
dapat ditemui kelompok-kelompok masyarakat yang agraris tradisional atau
mungkin agraris modern, ada pula kelompok masyarakat yang sudah berada dalam
taraf kehidupan industrial, namun ada pula masyarakat yang sudah berada dalam
kehidupan modern dan global, Masyarakat Prismatik. Kondisi masyarakat
demikian sudah barang tentu pada satu sisi akan dihadapkan pada situasi kehidupan
yang relatif "rentan" terhadap berbagai masalah yang muncul dan bersumber pada
arus modernisasi dan globalisasi, dan pada sisi lain, menampilkan wajah kehidupan
Demokrasi dan HAM dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan.
Didalam Negara yang menganut asas Demokrasi kedudukan rakyat sangat penting,
sebab didalam negara tersebut rakyatlah yang memegang kedaulatan kepentingan
dan hak asasi rakyat diakui dan dilindungi oleh negara, yaitu dengan kata lain
negara melindungi Hak asasi manusia yang diatur dalam konstitusinya, atau
kedaulatan adalah kekuasaan yang penuh dan langgeng ada pada masyarakat. Di
dalam negara Demokrasi suatu negara dianggap milik masyarakat karena secara
formal negara itu didirikan dengan perjanjian masyarakat.
Setelah amandemen kedua UUD 1945 dan keluarnya Ketetapan MPR RI No.
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, perkembangan HAM di Indonesia
semakin pesat. Dalam upaya pengembangan HAM di Indonesia, kita selalu
berpegang pada prinsip sebagai berikut:
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang
sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi
untuk menjamin kelangsungan hidup kemerdekaan perkembangan manusia dan
masyarakat, yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu gugat oleh
siapapun. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia bersifat historis
dan dinamis yang pelaksanaannya berkembang dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Perumusan Hak Asasi Manusia pada dasarnya dilandasi
oleh pemahaman suatu bangsa terhadap citra, harkat, dan martabat diri manusia itu
sendiri.
Partisipasi dan peran masyarakat sangat penting dalam penegakan Hak Asasi
Manusia. Tanpa partisipasi masyarakat dan dukungannya maka penegakan Ham
akan sia-sia. Partisipasi dan peran masyarakat itu juga diatur dalam UU No. 39
Tahun 1999. Peran itu dapat dilakukan oleh perseorangan, kelompok, organisasi
politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau lembaga
masyarakat lainnya, semua elemen tersebut mempunyai hak untuk berpartisipasi
dalam perlindungan, penegakan dan pemajuan hak asasi manusia (Pasal 100).
KEUNGGULAN PENELITIAN
A. Elemen penelitian
Pada jurnal elemen yang ditilti cukup lengkap. Pertama-tama jurnal membahas
apa itu Hak Asasi Manusia. Jurnal juga menjelaskan tentang hubungan Hak Asasi
Manusia dengan Negara demokrasi, pentingnya Hak Asasi Bagi Indonesia. Pada
jurnal juga dibahas tentang perundang-undangan yang mengatur tentang Hak Asasi
Manusia di Indonesia. Jurnal juga membererikan contoh kasus yang pernah ada di
Indonesia, sehingga hasil penelitian cukup memuaskan. Kesimpulan jurnal
dijelaskan bahwa pentingnya Hak Asasi Manusia di Indonesia, serta
ditingkatkannya pengawasan tentang pelanggaran-pelanggaran Has Asasi Manusia
itu sendiri.
B. Origanilasi temuan
Pada jurnal yang telah saya angkat. Penulis memang merumuskan sendiri apa
yang telah dia teliti. Hasil dari penelitian juga menunjukkan bahwa penulis
melakukan penelitian dan menuliskan laporannya berbentuk jurnal ini juga sangat
terlihat hasil pekerjaan sendiri.
C. Kemukthariran masalah
Masalah yang dibahas sangat berguna bagi mahasiswa khususnya bagi yang
ingin memperdalam ilmunya tentang HAM. Masalah yang dibahas juga sangat
penting bagi mahasiswa untuk menanamkan pentingnya menjaga HAM sesama
manusia setanah air. Maka dari itu masalah yang telah diangkat sangat berguna.
Hasil penelitian dengan judul yang telah diterbitkan pada artikel ini sagat sesuai.
Isi dan pembahasan juga sangat berhubungan dengan apa yang telah dibahas pada
awal pendahuluan. Isi dari hasil penelitian juga dilengkapi dengan data data yang
sangat menunjang keterkaitan hubungan isi penelitian dengan apa yang telah
dilampirkan pada awal pendahuluan.
KELEMAHAN PENELITIAN
A. Elemen penelitian
Karna jurnal yang saya sangat lumayan bagus dan sanagat terjamin karena
adanya pembahsan lebih sebelum masuk ke penellitian, maka untuk kelemahannya,
mungkin sedikit
B. Originalitas temuan
Penelitian pada jurnal ini memang dilakukan secara pribadi. Namun penelitian
ini terjadi karna adanya penelitian lain yang dilakukan terlebih dahulu oleh orang
lain. Bisa dikatakan penelitian pada jurnal ini terjadi karena adanya inspirasi dari
penelitian yang terdahulu.
C. Kemuktahiran masalah
Karena masalah yang dibahas sngatlah berguna pada penerapannya, maka untuk
kekurangannya mungkin sedikit.
Semua yang dimuat pada jurnal sangatlah berhubungan satu sama lain dengan
judul maupun masalah yang dijadikan inti penelitian. Maka dari itu unutuk
kelemahannya mungkin sangatlah kecil dan mungkin tidak ada sama sekali.
IMPLIKASI
A. Teori
Teori yang dimuat pada jurnal ini sangatlah berdampak positif bagi
pembacanya. Maupun masyarakat biasa atau mahasiswa jurnal ini sangat berguna
untuk referensi pemebelajaran.
B. Pembangunan di Indonesia
Jika semua pembaca yang sudah memahi isi dari materi jurnal ini. maka
diharapkan kesadaran masyarakat di Indonesia akan maju, bertambah dan
berkembang pesat.
Jurnal yang dibahas sangatlah berkaitan dengan mata kuliah yang saya ambil.
Penelitian yang dilakukan juga sangatlah menarik. Isi pada jurnal juga saling
berhubungan. Hasil dari penelitian jurnal juga lengkap dengan tabel data yang
mendukung kemuktahirannya. Bahkan menurut saya untuk kekurangan pada jurnal
ini sangatlah kecil dan tipis.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan yang telah saya sampaikan tadi, kita dapat menyimpulkan secara
keseluruhan bahwa jurnal yang dikritik dari segi sajian materi sangatlah baik,
karena setiap materinya ada memberikan penjelasan yang cukup, hasil penelitian
juga jelas, bahasa yang digunakan cukup mudah untuk dipahami oleh pembaca ,
dan yang pasti menambah wawasan baru bagi pembaca. Sedangkan dari segi
kekurangannya mungkin belum ada ataupun sedikit.
B. Saran
Disarankan untuk penulis agar membuat note kecil untuk kata yang sulit
dipahami dari jurnal yang ditulis. Dan diharapkan masyarakat maupun mahasiswa
membaca dan mendalami ini agar mampu dan mahir diterapkan di dunia nyata. Dan
besar harapan kami agar kritikal kami dapat diterima bagi pembaca dan masyarakat
luas.
Esmi, Warassih P., 2005, Lembaga Prana Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,
Semarang: Suryandaru Utama.
F.S., Anton, 2004, Wajah Peradilan Kita Kontriksi Sosial Tentang Penyimpangan
Mekanisme Kontrol dan Akuntanilitas Peradilan Pidana, Bandung: PT. Refika
Aditama.