DATE SIGNATURE
DEFENCE WOUND
Oleh
Rambu K. B. F Kapita : 0908012865
Adelbertice Date Kotan : 0908012825
Resti Apriani Muzakkir : C11109377
Pembimbing :
dr. Ulfa C. Indiasari
Konsulen:
dr. Ulfa C. Indiasari
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Supervisor Pembimbing
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………….……………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………...… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………….……………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN...........……………………..……………………………………. 3
2.1 Defenisi Defense Wound……………………………………………………………… 3
2.2 Mekanisme Defensi Wound (Luka Tangkis)…………….…………………………….. 3
2.3 Karakteristik Luka.…………………………………….……………………………..... 6
2.4 Identifikasi Luka...........................……………………………………………..……… 7
2.5 Ketentuan Hukum ...............................................……………………………..…......... 12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………....... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
anggota gerak atas lebih cepat selain itu daerah yang biasanya diserang seperti kepala,
wajah, maupun badan lebih mudah dilindungi menggunakan tangan (anggota gerak
atas). Sedangkan berdasarkan jenis luka yang sering terjadi pada defense wound yang
terbanyak yaitu luka terbuka menggunakan senjata tajam 65,6% (terbagi atas luka
sayat 52,2% dan luka potong 13,4%), luka lecet (abrasi) 13,4%, memar 12,2% dan
luka robek 8,8%. Pada luka tangkis yang diakibatkan luka senjata tajam tidak jarang
dapat sampai menyebabkan fraktur tulang bagian yang terkena. 1,2,3,4,5,6,
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Defense menurut Kamus Kedokteran Dorland adalah suatu perbuatan yang
ditujukan untuk melindungi seseorang terhadap cedera dan Wound adalah luka badan
yang disebabkan oleh cara fisik dengan terganggunya kontuinitas struktur yang
normal, jadi defense wound atau luka tangkis adalah luka yang didapatkan akibat
seseorang mempertahankan atau melindungi dirinya.7
Defense wound atau luka tangkis adalah luka atau cedera yang diakibatkan
oleh usaha perlindungan diri dari korban yang terjadi secara naluriah atau spontan
dalam usaha untuk menjauhi, menangkis, atau melindungi diri (bagian vital tubuhnya
seperti kepala atau wajah).1,3,4,5,6
Respon alami jika seseorang mendapat serangan adalah mencoba untuk
membela diri terhadap serangan yang ditimbulkan oleh penyerang. Dengan asumsi
bahwa korban dalam keadaan sadar. Beberapa korban, terutama yang sangat muda
atau yang sangat tua jarang memberikan reaksi pertahanan terhadap para pelaku
penyerangan. Hal ini dikarenakan kemampuan mereka yang terbatas. Beberapa
kondisi tidak ditemukan adanya luka pertahanan, hal ini dapat diamati pada korban
yang ditahan atau diikat,korban yang diserang pada saat tidur ataupun korban dibuat
tidak sadar sebelum penyerangan.Pada kasus dimana seseorang berada di bawah
pengaruh obat-obatan dan alkohol, hal ini juga dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan untuk melindungi diri.2,3
6
biasanya dalam keadaan berdiri atau duduk. Arah serangan bisa dari arah mana saja
terutama dari arah depan korban atau dalam jangkauan penglihatan korban, jenis
serangan berupa serangan yang bergerak (mekanis). Pada regio tungkai atau kaki
terjadinya luka tangkis tidak jauh berbeda mekanismenya bila ditinjau dari jenis
maupun arah serangan, yang membedakan adalah bagian vital yang ingin dilindungi
oleh korban biasanya adalah bagian perut korban, dan posisi korban biasanya dalam
posisi jatuh terduduk, atau tertidur, sehingga bagian kaki yang lebih muda untuk
dipakai melindungi dirinya dari datangnya serangan.1,3,4,5
Gambar 2.1. Adegan ini menggambarkan mekanisme untuk "luka tangkis". Luka tersebut
diakibatkan dari upaya untuk menangkis si penyerang. Korban mengangkat lengan bawah dan
tangan di depan tubuh.8
7
Proses terjadinya luka tangkis merupakan akibat dari gerak refleks dalam
melindungi diri dari ancaman, dimana pada gerak refleks, impuls melalui jalan
pendek atau jalan pintas, yaitu mulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian
diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Pada kasus luka tangkis, impuls
ancaman serangan dari luar misalnya pisau yang diarahkan kepada korban, diterima
oleh reseptor berupa mata yang kemudian langsung diteruskan oleh saraf sensori
misalnya nervus optik, ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf asosiasi tanpa diolah
oleh otak, langsung dikirim ke saraf motor misalnya saraf-saraf pada otot fleksor
maupun ekstensor otot tangan, sehingga tangan langsung bergerak sebagai afektor
memberi gerakan menangkis, menangkap, dan melindungi bagian vital dari serangan,
akibat gerakan inilah yang menyebabkan terjadinya defence wound atau luka tangkis
karena serangan memang tidak mengenai organ vital yang dilindungi oleh gerak
refleks tapi terjadi cedera pada bagian tubuh yang melindungi.1,4,5
Berdasarkan mekanismenya terjadinya luka tangkis dibedakan atas dua, yaitu
aktif dan pasif, dimana aktif akibat gerakan menangkis atau menangkap serangan, dan
pasif akibat melindungi bagian vital. Tempat terjadinya luka pada luka tangkis yang
aktif biasanya pada daerah ventral tangan, sedang yang pasif biasanya pada bagian
dorsum dari tangan.1,4,5
Gambar 2.3. Gerakan aktif dalam usaha menangkis atau menagkap serangan 4-
8
Gambar 2.4. Gerakan pasif dalam usaha melindungi bagian vital4
9
Gambar 2.6. Karakteristik luka tangkis9
10
Gambar 2.7. Luka memar pada daerah punggung tangan yang terjadi saat menangkis serangan 10
11
perdarahan terjadi terus menerus.Laserasi yang multipel yang mengenai
jaringan kutis dan sub kutis dapat menyebabkan perdarahan yang hebat
sehingga menyebabkan sampai dengan kematian. Adanya
diskontinuitaskulit atau membran mukosa dapat menyebabkan kuman yang
berasal dari permukaan lukamaupun dari sekitar kulit yang luka masuk ke
dalam jaringan. Port de entree tersebut tetap ada sampai dengan terjadinya
penyembuhan luka yang sempurna.1,3,6
Gambar 2.8. Luka tangkis dengan gambaran luka robek pada daerah punggung tangan1
12
Gambar 2.9 Luka tangkis pada daerah lengan bawah dengan gambaran luka iris10
Gambar 2.10. Salah satu contoh luka tusuk dengan pisau bermata tunggal10
13
3) Luka Bacok (Chop Wound)
Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul
yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar
misalnya kapak. Diamana yalat tersebut dapat memotong, merobek dan
menghancurkan tulang.3,4,5
Gambar 2.11.Luka tangkis di lengan korban akibat serangan dengan senjata tajam8
Jenis luka pada regio tangan selain luka yang muncul akibat luka tangkis (defense
wound), ada juga yang disebut hesitasion mark atau tanda luka iris percobaan pada
bunuh diri, dimana untuk membedakan diantara keduanya yaitu pada hesitasion mark
biasanya terdapat lebih dari satu karena akibat percobaan bunuh diri, penampakan
luka seperti luka iris, namun disamping hesitasion mark tersebut terdapat luka utama
di sekitar luka percobaan bunuh diri tersebut, luka ini biasanya timbul akibat keragu-
raguan korban untuk mengakhiri hidup. Luka tangkis biasanya terdapat satu atau
beberapa luka, namun jenis lukanya dapat bervariasi, tidak hanya luka iris, dan
terdapat luka lain di area atau regio tubuh lainnya.4,5,6
14
Gambar 2.12 Hesitation mark
15
2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencaharian.
3) Kehilangan salah satu panca indera.
4) Mendapat cacat berat.
5) Menderita sakit lumpuh.
6) Terganggunya daya pikir selama empat minggu atau lebih.
7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.11
KUHP pasal 352
1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan dengan
pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda empat ribu lima ratus
rupiah.11
KUHP pasal 353
1) Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu dihukum
penjara selama-lamanya 4 tahun.11
KUHP pasal 354
1) Barang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam karena
penganiayaan beratdengan pidana penjara paling lama delapan tahun.11
KUHP pasal 355
1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu
diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.11
16
diartikan sebagai kurang hati-hati, lalai, lupa dan amat kurang perhatian. Pasal 361
menambah hukumannya sepetiga lagi jika kejahatan ini dilakukan suatu jabatan atau
pekerjaan. Pasal ini dapat dikenakan pada dokter, bidan, apoteker, supir, dan
sebagainya. Dalam pasal- pasal tersebut tercantum istilah penganiayaan dan dengan
sengaja merampas jiwa orang lain, suatu istilah hukum semata-mata dan tidak dikenal
dalam istilah medis. Disinilah dokter berperan besar sekali sebagai saksi di depan
pengadilan. Hakim akan mendengarkan keterangan spesialis dokter forensik maupun
ahli lainnya (setiap dokter) dalam tiap kejadian secara kasus demi kasus.
Seseorang tidak dapat dihukum karena melakukan perbuatan pembelaan
darurat untuk membela diri atau orang lain atau hartanya dari serangan atau ancaman
yang melawan hukum. Hal ini diatur dalam Pasal 49 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (“KUHP”) yang berbunyi sebagai berikut:11
1) Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk
diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta Benda
sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang
sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.
2) Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh
keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu,
tidak dipidana.
Pasal 49 KUHP tersebut mengatur mengenai perbuatan “pembelaan darurat”
atau “pembelaan terpaksa” (noodweer) untuk diri sendiri maupun untuk orang lain,
kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada
serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat. Menurut pasal ini, orang yang
melakukan pembelaan darurat tidak dapat dihukum. Pasal ini mengatur alasan
penghapus pidana yaitu alasan pembenar karena perbuatan pembelaan darurat bukan
perbuatan melawan hukum.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defense wound atau luka tangkis merupakan jejas atau luka yang ditimbulkan
akibat suatu upaya secara naluriah oleh korban untuk melindungi daerah vital pada
tubuhnya. Dalam mengidentifikasi suatu luka tangkis atau defense wound yang utama
luka tersebut harus memiliki karakteristik luka tangkis yang paling utama ialah
berdasarkan lokasi luka dimana pada luka tangkis biasanya terjadi pada anggota gerak
pada tangan bisa terjadi pada dorsum atau ventral tangan tergantung dari mekanisme
terjadinya luka apakah secara aktif yaitu menangkis atau menangkap ke arah
datangnya serangan senjata atau secara pasif dengan menggerakan tangan untuk
melindungi atau menutup area vital dari serangan benda atau senjata. Adanya atau
teridentifikasinya luka tangkis menandakan atau dapat memperkuat suatu kasus
masuk ke dalam kasus penganiyayaan yang telah diatur dalam perundang–undangan
dalam pasal 351-358 KUHAP dimana merupakan kasus yang disengaja, sedang yang
diakibatkan oleh kelalaian atau ketidaksengajaan diatur dalam pasal 359, 360, dan 361
KUHAP, terutama dalam 361 KUHAP apabila kelalaian terjadi saat melaksanakan
jabatan atau pekerjaan seperti dokter, perawat, tentara, polisi, supir hukuman dapat
ditambahkan sepertiga kali lipat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19