Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1 (HUMANIORA DAN BIOETIK)


“SKENARIO 3”

Tutor : dr. Dewi Karita, M.Sc.

Ketua : Salma Maulida Zakiyani 1913010011


Sekretaris : Bulan Rucka Relli 1913010019
Anggota : Alya Meuthia Rahmah 1913010002
Reza Nur Ramdani 1913010003
Muflih Hanif Alnanda 1913010012
Anugerah Adam Gentur Wicaksono 1913010013
Febri Hilman Zihni 1913010022
Aqilla Shafa Shafira 1913010026
Shofarina Ihza Fadiah M 1913010028
Ira Lidya Ningrum 1913010041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan
skenario 3 blok 1 ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran Program
Studi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Dewi Karita, M.Sc.
selaku tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
tutorial ini. Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa mendatang.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

SKENARIO 1 ........................................................................................................ iv

STEP I ..................................................................................................................... 1

KLARIFIKASI ISTILAH ....................................................................................... 2

STEP II .................................................................................................................... 3

RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 3

STEP III .................................................................................................................. 4

PERNYATAAN PENDAPAT ................................................................................ 4

STEP IV .................................................................................................................. 6

ANALISIS MASALAH .......................................................................................... 6

SKEMA ..................................................................Error! Bookmark not defined.

STEP V ................................................................................................................. 15

TUJUAN PEMBELAJARAN............................................................................... 15

STEP VI ................................................................................................................ 16

BELAJAR MANDIRI........................................................................................... 16

STEP VII ............................................................................................................... 17

HASIL DISKUSI BELAJAR MANDIRI ............................................................. 17

PENUTUP ............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

iii
SKENARIO 3
Dokter X bertugas sebagai kepala puskesmas dituntut harus selalu
berinteraksi secara personal maupun berkomunikasi secara interpersonal dengan
semua orang baik tenaga kesehatan maupun pasiennya. Namun pada suatu ketika
dokter X melihat salah satu perawatnya memeriksa pasien dan kemudian
menuliskan resep obat untuk pasiennya. Hal seperti itu terjadi tidak hanya pada
perawatnya saja tetapi bidan pun melakukan demikian, dengan membujuk
pasiennya agar melakukan persalinan dirumahnya. Dokter X sebagai kepala
puskesmas yang baik beliau selalu berpegang teguh pada kode etik dan kewajiban
dokter terhadap rekan sejawatnya. Dengan melakukan teknik komunikasi yang baik
yaitu salah satunya mensosialisasikan undang-undang kesehatan dan praktek
kedokteran, maka semua hambatan di wilayah kerjanya akan dapat teratasi dengan
baik.

1
STEP I
KLARIFIKASI ISTILAH

1. Personal : Personal bersifat pribadi atau perseorangan ( KBBI)


2. Interaksi : Suatu pertalian sosial antara individu sedemikian rupa sehingga
individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama
lain (chaplin,2011)
3. Resep : Resep permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker
untuk menyiapkan atau membuat meracik, serta menyerahkan
obat kepada pasien (syamsuni ,2009)
4. Bidan : Wanita yang memiliki kepandaian mnolong dan merawat
orang melahirhkan dan bayinya ( KBBI )
5. Komunikasi : Proses komunikasi yang bralngsung antara 2 orang atau lebih
Interpersonal secara tatap muka (cangara,2010)
6. Obat : Zat yang dapat mengaruhi aktivitas fisik atau psikis (WHO)
7. Persalinan : suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandiungan melalui
jalur lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan (Sulistiyowati dan Nugraheni,2013)
8. Rekan : Teman seperkerjaan atau sejabatan (KBBI,2016)
Sejawat
9. Kepala : Yang memimpin di puskesmas yang beratnggung jawab atas
Puskesmas seluruh kegiatan puskesmas (Permenkes no 75 tahun 2014).
10. Perawat : Orang yang dipersiapkan secra khusus menurut dasar ilmiah
keperawatan, serta memenuhi standar dan kemampuan klinis
yang telah di tentukan (dorlan,2012)
11. Tenaga : setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
Kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keteramoilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan untuk jenis tertentu yang memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan ( UU RI tentang
kesehatan no 36 tahun 2014)

2
STEP II
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah tugas dan wewenang perawat?


2. Apakah yang dimaksud komunikasi interpersonal antara dokter–tenaga
kesehatan?
3. Dalam KODEKI pasal berapa saja yang mengatur tentang hubungan dokter–
teman sejawat?
4. Apakah bidan diperkenankan untuk melakukan persalinan secara mendiri
atau di rumahnya?
5. Apakah dibenarkan perawat menulis resep obat?
6. Apa tujuan komunikasi interpersonal antara dokter dengan tenaga
kesehatan?
7. Pandangan islam tentang saling mengingatkan dan menasehati?
8. Bagaimana cara berkomunikasi secara interpersonal dapat terwujud dengan
baik?
9. Mengapa persalinan di rumah bidan sangat tidak dianjurkan?
10. Sebutkan 5 stars doctor berdasarkan skenario?

3
STEP III
PERNYATAAN PENDAPAT

1. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan seorang perawat memiliki tugas


dan wewenang yang diatur dalam UU RI no 38 tahun 2014 antara lain:
1). Berdasarkan pasal 29 perawat memiliki tugas dalam menyelenggarakan
praktik keperawatan.
2). Berdasarkan pasal 30 perawat memiliki wewenang sebagai pemberi
asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan.
3). Berdasarkan pasal 30 perawat memiliki wewenang sebagai pemberi
asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat.
4). Berdasarkan pasal 31 perawat memiliki wewenang dalam menjalankan
tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi klien.
5). Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan
Keperawatan, Perawat berwenang melakukan pengkajian, menetapkan
permasalahan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pelayanan keperawatan serta mengelola kasus.
6). Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat
berwenang melakukan penelitian, menggunakan sumber daya pada
fasilitas pelayanan kesehatan, menggunakan pasien sebagai subjek
penelitian.

2. Komunikasi interpersonal dokter-tenaga kesehatan adalah komunikasi yang


dilakukan antara dokter dengan tenaga kesehatan lain yang dilakukan secara
tatap muka yang bertujuan untuk memperoleh reaksi atau umpan balik
dalam bentuk verbal ataupun non-verbal.

Pasal 7B “Seorang dokter harus bersifat jujur dalam hubungan


pasien dan sejawatnya, dan berupaya mengingatkan sejawatnya yang dia
ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien“

4
Pasal 7C “Seorang dokter harus menghormati hak pasien, hak-hak
sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan pasien“
Pasal 14 “Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan“
Pasal 15 “Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari
teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang
etis“.

3. Dalam kode etik kedokteran indonesia (KODEKI) hubungan antara dokter


dengan teman sejawat diatur dalam Pasal 7b , 7c, 14 dan 15
4. Berdasarkan permenkes no 97 tahun 2014 bab 7 pasal 47 ayat 1 bidan
diperkenankan melakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan
PP no 61 tahun 2014 pasal 16 angka 4 apabila tidak terjangkau fasilitas
pelayana kesehatan.
5. Tidak dibenarkan berdasarkan kemenkes No. 280/Menkes/ SK/V/1981.
6. Agar terciptanya kondisis yang kondusif didalam maupun diluar rumah
sakit.
7. Kewajiban bagi setiap muslim untuk menasehati saudaranya dalam berbuat
kebaikan dan mencegah kemungkaran.
8. Diperlukan adanya :Keterbukaan, Empati, Dukungan, Kesetaraan atau
kesamaan, Rasa positif, antara kominikan dengan komunikator.
9. Persalinan harus dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas kebijakan
pemerintah.
10. Care Provider, Communicator, Community leader, Decission Maker,
Manager.

5
STEP IV
ANALISIS MASALAH

1. Tugas dan wewenang perawat berdasarkan UU RI no 38 tahun 2014


Berdasarkan pasal 29 dalam menyelenggarakan praktik keperawatan,
Perawat bertugas sebagai:
1). Pemberi asuhan keperawatan
Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
secara bersama ataupun sendiri – sendiri. Pelaksanaan tugas Perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan secara
bertanggung jawab dan akuntabel.
2). Penyuluh dan konselor bagi klien
3). Pengelola pelayanan keperawatan
4). Peneliti keperawatan
5). Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
6). Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

Berdasarkan pasal 30 dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan


Keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
1). Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2). Menetapkan diagnosis keperawatan
3). Merencanakan tindakan keperawatan
4). Melaksanakan tindakan keperawatan
5). Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6). Melakukan rujukan
7). Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi

6
8). Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
9). Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
10). Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

Berdasarkan pasal 30 dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan


Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:
1). Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat
keluarga dan kelompok masyarakat
2). Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat;
3). Membantu penemuan kasus penyakit
4). Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
5). Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
6). Melakukan rujukan kasus
7). Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
8). Melakukan pemberdayaan masyarakat
9). Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
10). Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
11). Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
12). Mengelola kasus
13). Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif.

Berdasarkan pasal 31 dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan


konselor bagi klien, perawat berwenang:
1). Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik di tingkat individu
dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat
2). Melakukan pemberdayaan masyarakat
3). Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
4). Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
5). Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan,


Perawat berwenang:
1). Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
7
2). Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan
keperawatan
3). Mengelola kasus.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat


berwenang
1). Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika
2). Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin
pimpinan
3). Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika
profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Komunikasi Interpersonal Antara Dokter–Tenaga Kesehatan

Komunikasi interpersonal antara dokter–tenaga kesehtan adalah kerjasama


anatar dokter dan tenaga kesehatan lainnya agar memberikan pelayanan yang
bermutu berkualitas terbaik dan memberikan kepuasan terhadap pasien dan
keluarga pasien

Komunikasi interpersonal bersifat dialogis dilakukan secara bertatap muka


saling mempengaruhi presepsi lawan komunikasi serta efektif merubah sifat
pendapat atau prilaku seseorang. Hubungan interpersonal berlangsung dengan 3
tahap : pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.
Contoh: komunikasi yang terjadi antara ibu – anak , dokter – pasien , dua orang
dalam suatu wawancara, dan sebagainya

3. Pasal Dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Yang Mengatur


Tentang Hubungan Dokter–Teman Sejawat.

Pasal 7B “Seorang dokter harus bersifat jujur dalam hubungan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi atau yang melakukan penipuan atau
penggelapan, dalam menangani pasien“

Pasal 7C “Seorang dokter harus menghormati hak pasien, hak-hak

8
sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan
pasien“
Pasal 14 “Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan“
Pasal 15 “Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman
sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis“.

4. Peraturan perundang-undangan mengenai diperkenankan atau tidaknya


bidan untuk melakukan persalinan secara mendiri atau di rumahnya.
1). Berdasarkan Permenkes no 97 tahun 2014 bab 7 tentang pemberdayaan
masyarakat dalam hal ini bidan diperkenankan melakukan tindakan
persalinan hanya pada fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam rangka
membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan ibu yang optimal
diperlukan peran serta masyarakat baik secara perseorangan maupun
terorganisasi. Dalam hal ini bidan merupakan salah satu mitra dalam
pelayanan kesehatan yang membantu tenaga kesehatan khususnya dokter
dalam rangka melakukan persalinan maupun pelayanan kesehatan
lainnya.
2). Berdasarkan PP no 61 tahun 2014 pasal 16 angka 4 yang intinya dalam
hal ini persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di luar fasilitas
pelayanan kesehatan dalam hal ini bidan dapat melakikan persalinan
diluar fasilitas pelayanan kesehatan apabila dalam wilayah tersebut tidak
dapat terjangkau fasilitas pelayanan kesehatan atau adanya dokter
kandungan.

5. Pihak Yang Berhak Menulis Resep


Dalam penulisan resep obat, perawat dalam hal ini sebagai tenaga kesehatan
dilarang untuk menulis resep obat. Dalam hal ini yang diperbolehkan menuliskan
resep obat adalah dokter, dokter gigi, dokter hewan sedangkan yang berhak
menerima resep adalah apotek dan pengelola apotek yang bila berhalangan
tugasnya di gantikan oleh apoteker pengganti atau pendamping atau asisten
apoteker dibawah pengawasan dan tanggung jawab apoteker pengelola apotek.

9
Undang-Undang Kesehatan merupakan pedoman yang mengatur segala hal
di bidang kesehatan dan upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, dilaksanakan berdasarkan prinsip
non-diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dan rangka pembentukan sumber
daya manusia, serta peningkatan kesehatan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional seperti yang tercantum dalam UU RI No.36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.

6. Tujuan dilakukannya komunikasi interpersonal dokter dengan teman


sejawat
A. Mengkoordinasi tugas tugas
B. Saling memberikan informasi dan aktivitas aktivitas
C. Memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik
D. Mencapai pemahaman yang sama
E. Selalu mengembangkan sokongan interpersonal

7. Arti Surah Al-‘Asr


1. Demi masa

Allah bersumpah dengan al ‘ashr, yang dimaksud adalah waktu atau umur.
Karena umur inilah nikmat besar yang diberikan kepada manusia. Umur ini
yang digunakan untuk beribadah kepada Allah. Karena sebab umur,
manusia menjadi mulia dan jika Allah menetapkan, ia akan masuk surga.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

Manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kerugian di sini adalah


lawan dari keberuntungan. Kerugian sendiri ada dua macam kata Syaikh
‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah.

Yang pertama, kerugian mutlak yaitu orang yang merugi di dunia dan
akhirat. Ia luput dari nikmat dan mendapat siksa di neraka jahim.

Yang kedua, kerugian dari sebagian sisi, bukan yang lainnya. Allah
mengglobalkan kerugian pada setiap manusia kecuali yang punya empat

10
sifat: (1) iman, (2) beramal sholeh, (3) saling menasehati dalam kebenaran,
(4) saling menasehati dalam kesabaran.

3. Kecuali orang yang beriman dan orang-orang yang yang mengerjakan


amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat dan menasehati supaya menetapi kesabaran.

1- Mereka yang Memiliki Iman

Yang dimaksud dengan orang yang selamat dari kerugian yang


pertama adalah yang memiliki iman. Syaikh As Sa’di menjelaskan bahwa
yang dimaksud adalah perintah beriman kepada Allah dan beriman
kepada-Nya tidak diperoleh kecuali dengan ilmu. Iman itu diperoleh dari
ilmu.

Syaikh Sholeh Alu Syaikh berkata bahwa iman di dalamnya harus terdapat
perkataan, amalan dan keyakinan. Keyakinan (i’tiqod) inilah ilmu. Karena
ilmu berasal dari hati dan akal. Jadi orang yang berilmu jelas selamat dari
kerugian.

2- Mereka yang Beramal Sholeh

Yang dimaksud di sini adalah yang melakukan seluruh kebaikan


yang lahir maupun yang batin, yang berkaitan dengan hak Allah maupun
hak manusia, yang wajib maupun yang sunnah.

3- Mereka yang Saling Menasehati dalam Kebenaran

Yang dimaksud adalah saling menasehati dalam dua hal yang


disebutkan sebelumnya. Mereka saling menasehati, memotivasi, dan
mendorong untuk beriman dan melakukan amalan sholeh.

4- Mereka yang Saling Menasehati dalam Kesabaran

Yaitu saling menasehati untuk bersabar dalam ketaatan kepada


Allah dan menjauhi maksiat, juga sabar dalam menghadapi takdir Allah
yang dirasa menyakitkan. Karena sabar itu ada tiga macam: (1) sabar
dalam melakukan ketaatan, (2) sabar dalam menjauhi maksiat, (3) sabar
dalam menghadapi takdir Allah yang terasa menyenangkan atau
menyakitkan.

11
Di ayat yang lainnya, Allah SWT juga berfirman yang berarti :” dan hendaklah
ada diantaramu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dadn mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-
orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran : 104)

8. Perlu adanya beberapa aspek yang memenuhi


a. Keterbukaan,
kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima
di dalam menghadapi hubungan interpersonal
b. Empati,
merasakan apa yang dirasakan orang lain
c. Dukungan,
situasi yang terbuka dan dorongan positif
d. Kesetaraan atau kesamaan,
pengakuan bahwa kedua belah pihak saling menghargai
e. Rasa positif,
ikut mendorong orang lain lebih aktif berprtisipasi dan
menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang
efektif

9. PERMENKES No.97 Tahun 2014 Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi,


“Persalinan harus dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu dan mengurangi angka kematian
ibu.” Selain itu pada Pasal 14 ayat (2) dan (3) menjelaskan adanya 5 aspek
dasar dalam persalinan yang merupakan bagian dari Standar Asuhan
Persalinan Normal (APN), yaitu membuat keputusan klinis, asuhan sayang ibu
dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medis) asuhan
persalinan, dan rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi.

10. Five Star Doctor


Seorang dokter harus memiliki lima prinsip utama yang digagas WHO,yaitu :
1. Care Provider
Memberikan pelayanan medis yang bermutu, menyeluruh dan
berkelanjutan, dan manusiawi terhadap pasien.
2. Decision Maker
Memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan yang harus diambil,
memilih dan menerapkan teknologi kedokteran dan kesehatan secara
efektif.

12
3. Manager
Menjalin kerjasama yang baik dengan teman sejawat, mitra kerja,
maupun bidang lain diluar institusi demi kepentingan pasien dan
masyarakat luas.
4. Communicator
Memotivasi, mengarahkan, dan memberikan edukasi kepada orang lain
mengenai pentingnya gaya hidup sehat.
5. Community Leader
Menempatkan diri sebagai teladan dan pemimpin yang baik untuk
menumbuhkan kepercayaan masyarakat dalam pelaksanaan program
yang sesuai dan dibutuhkan masyarakat.

13
SKEMA
PERSONAL

PUSKESMAS INTERAKSI INTERPERSONAL

BERPEGANG TEGUH
KODEKI
DOKTER
TULISAN
KOMUNIKAT
OR VERBAL

NON
PERAWAT BIDAN
VERBAL

MENULISKAN
RESEP OBAT MEMBUJUK
PASIEN PASIEN AGAR
MELAKUKAN
PERSALIANAN
DIRUMAH

MELANGGAR  PERMENKES NO.97 TAHUN 2014


KEPMENKES PASAL 14 AYAT(1)
NO.280/MENKES/SK/  UU NO 4 TAHUN 2019 PASAL 43 ,
V/1981 PASAL 72 , PASAL 76

MENSOSIALISASIKAN UU KESEHATAN DAN KEWAJIBAN


DOKTER

14
STEP V
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengapa dibutuhkan komunikasi interpersonal?


2. Komponen-komponen komunikasi interpersonal (sumber, encoding, pesan,
saluran, penerima, decoding, respon, gangguan, konteks komunikasi?
3. Bentuk komunikasi interpersonal 1) percakapan, 2) dialog, 3) berbagai
pengalaman hidup, 4) wawancara, dan 5) konseling?
4. Sistem yang mempengaruhi interpersonal 1) persepsi, 2) konsep diri, 3)
atraksi interpersonal, dan 4) hubungan interpersonal?
5. Mengapa dibutuhkan Komunikasi personal?
6. Faktor yang mempengaruhi komunikasi personal?

15
STEP VI
BELAJAR MANDIRI

16
STEP VII
HASIL DISKUSI BELAJAR MANDIRI

1. Judul Belum Ditulis


Keunggulan komunikasi interpersonal salah satunya ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi
antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam
komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, yakni masing-masing menjadi pembicara
dan pendengar secara bergantian. Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan
komunikasi lainnya dinilai paling efektif dalam kegiatan mengubah sikap,
kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan ketika menyampaikan pesan maka
umpan balik akan terjadi seketika. Tanggapan komunikan terhadap pesan yang
disampaikan dapat diketahui melalui ekspresi wajah dan gaya bicara.

2. Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal (Sumber, Encoding,


Pesan, Saluran, Penerima, Decoding, Respon, Gangguan, Konteks
Komunikasi
1). Sumber adalah keinginan berkomunikasi seorang komunikator untuk
berbagi gagasan dengan orang lain
2). Encoding adalah tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke
dalam simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainya sehingga komunikator
merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaiannya
3). Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-
simbol baik verbal maupun non-verbal atau gabungan keduanya yang
mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak
lain
4). Saluran merupakan sarana fisik guna menyampaikan pesan dari sumber
ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain
5). Penerima/komunikan adalah seseorang yang menerima, memahami dan
menginterpretasi pesan
6). Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima

17
7). Respon merupakan segala yang telah diputuskan oleh penerima untuk
dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan
8). Gangguan merupakan segala yang membuat kacau dan bising saat
penyampaian pesan, termasuk bersifat fisik dan psikis
9). Konteks komunikasi terdapat dalam suatu komunikasi, paling tidak ada
tiga dimensi ruang waktu nilai. Konteks ruang menuju pada lingkungan
kongkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi seperti ruangan,
halaman dan jalanan.

3. Bentuk Komunikasi Interpersonal 1) Percakapan, 2) Dialog, 3)


Berbagai Pengalaman Hidup, 4) Wawancara, Dan 5) Konseling
Bentuk komunikasi antarpribadi menurut Hardjana 2007:
1). Dialog : Dialog yang dilakukan dengan baik akan membuahkan hasil yang
banyak,baik pada tingkat pribadi, yang dapat meningkatkan sikap saling
memahami , dan menerima , serta mengembangkan kebersamaan dan hidup yang
damai serta saling menghormati.
2). Sharing : Bertukar pendapat, berbagi pengalaman , merupakan pembicaraan
antara dua orang atau lebih , dimana pelaku komunikan saling menyampaikan
apa yang pernah dialaminya dan hal itu menjadi bahan pembicaraan dan
berakibat saling tukar pengalaman.Dengan bentuk sharing dalam komunikasi
antar pribadi dapat memenfaatkan untuk memperkaya pengalaman diri dengan
berbagai masukan yang bias diambil.
3). Wawancara : Bentuk komunikasi yang bertujuan mencapai sesuatu.Berperan aktif
dalam pertukaran informasi.Dalam wawancara berlangsung baik yang
mewawancarai atau yang diwawancarai keduanya terlibat dalam proses
komunikasi dengan saling berbicara,mendengar,dan menjawab.
4). Konseling : Banyak digunakan di dunia pendidikan , perusahaan untuk
masyarakat, biasanya digunakan untuk menjernihkan masalah orang-orang yang
meminta bantuan dengan mendampinginya dalam melihat masalah,memutuskan
masalah , menemukan cara-cara memecahkan masalah yang tepat untuk
pelaksanaan keputusan tersebut.

(Suranto AW,Komunikasi Interpersonal,Graha Ilmu,Yogyakarta,2011)

18
4. Sistem Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
1). Persepsi interpersonal yaitu memberikan makna pada stimulus indrawi
atau menafsirkan informasi indrawi yang berasal dari seseorang yang
berupa pesan verbal dan non verbal, kecermatan persepsi mempengaruhi
terhadap keberhasilan komunikasi.
2). Konsep diri adalah faktor yang menentukan dalam proses komunikasi
interpersonal yaitu, berbuat untuk kebutuhan dirinya sendiri, membuka
diri, percaya diri dan selektif
3). Atraksi interpersonal merupakan kesukaan pada orang lain, sikap positif
dan daya tarik seseorang. Komunikasi antar pribadi dipengaruhi atraksi
interpersonal dalam hal, penafsiran pesan dan penilaian, efektivitas
komunikasi.
4). Hubungan interpersonal merupakan hubungan interpersonal yang dapat
diartikam sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain.
Hubungan interpersonal yang baik menumbuhkan derajat keterbukaan
orang menungkapkan dirinya.

5. Alasan Dibutuhkan Komunikasi Personal


Komunikasi personal / komunikasi pribadi merupakan komunikasi seputar
diri sendiri. Biasanya, komunikasi jenis ini dilakukan ketika sedang melakukan
perenungan, perencanaan, dan penilaian pada diri sendiri. Hal tsb membentuk
landasan-landasan bagi tanggapan, motivasi, dan komunikasi kita dengan orang-
orang / beberapa faktor yang ada di dalam lingkungan.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Personal


1). Homophily
Sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang
berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya. Seperti kepercayaan, niat,
pendidikan, status social, dsb.

2). Heterophily
Derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada dalam sifat-

19
sifat tertentu.
3). Emphaty
keberhasilan dalam komunikasi change agents masyarakat / penduduk
seorang komunikator harus mempunyai emphaty pada pihak komunikan.

20
PENUTUP

Kesimpulan

Pada scenario 1, Dokter X merupakan dokter satu-satunya yang bertugas di


Puskesmas desa yang sangat terpencil di papua. Masyarakat di desa tersebut
memiliki jarak yang jauh dengan puskesmas sehingga enggan untuk dating. Dokter
X sebagai salah satu dokter lulusan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, yang
telah dibekali karakter dokter muhammadiyah, dan karakter dokter pofesional, tidak
jarang dokter X harus berangkat untuk mendatangi pasien karena permintaan
pasien. Dalam pelayanannya, dokter X juga sering menemukan pasien yang takut
minum obat, masyarakat tersebut masih percaya dengan obat-obatan warisan
leluhur, dukun ataupun paranormal. Meskipun demikian, dokter X senantiasa
dengan sabra memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat sesuai dengan
kode etik dan sumpah dokter.berdasarkan hal tersebut dokter x termasuk dokter
profesional

Saran
Pada tutorial pertemuan pertama lebih diaktifkan lagi dalam memberikan
pendapat. Usahakan semua mahasiswa dapat menjawab bukan hanya sebagai
pendengar saja. Pada tutorial pertemuan kali ini lebih ditingkatkan lagi dalam
membaca referensi berupa text book ataupun jurnal agar lebih banyak pendapat
yang disampaikan untuk dibahas bersama-sama

21
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Purwadianto, et al. 2012. Kode Etik kedokteran Indonesia, Jakarta : Ikatan Dokter
Indonesia
https://www.academia.edu>5_stars_doctor (diakses tanggal 1 September 2019.
Pukul 20.36)
Kode Etik kedokteran Indonesia dan Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Jurnal)
D. Novak Patricia, 2015. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Singapura : Elsevier
Amir Amri, Hanafiah Jusuf. 2012. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

22

Anda mungkin juga menyukai