Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cicak termasuk hewan melata yang dapat merayap di dinding tanpa terpeleset. Kedua hewan
ini memiliki ciri khusus berupa telapak kaki dengan sistem perekat. Sistem perekat ini
dibangun oleh telapak kaki yang beralur pararel. Dengan alur yang dimiliki, memungkinkan
cicak dan tokek dapat menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset. Dengan
demikian ciri khusus yang dimiliki oleh cicak dan tokek adalah memiliki bantalan perekat pada
kakinya agar dapat berjalan di dinding-dinding rumah atau langit-langit rumah.

Untuk mengelabui musuhnya cicak dan tokek memiliki kemampuan autotomi yaitu mampu
memutuskan ekornya yang bertujuan untuk meloloskan diri dari serangan musuh.
Cicak dan tokek akan memutuskan ekor, kemudian ekor tersebut akan bergerak-gerak untuk
mengalihkan perhatian musuh. Sementara itu, cicak dan tokek dengan ekor yang putus akan
leluasa untuk meloloskan diri.
Untuk memperoleh makanan, cicak mempunyai ciri khusus berupa lidah yang panjang dan
lengket. Bentuk lidah ini digunakan untuk menangkap mangsa berupa serangga yang terbang.
Cecak dan tokek berkembangbiak dengan bertelur dengan makanan pokoknya berupa
serangga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja maca-macam cecak ?
2. Bagaiamana anatomi cecak ?
3. Bagaimana morfologi cecak
4. Kenapa cecak memutuskan ekornya ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja maca-macam cecak
2. Untuk mengetahui bagaiamana anatomi cecak
3. Untuk mengetahui bagaimana morfologi cecak
4. Untuk mengetahui benapa cecak memutuskan ekornya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam Cecak
Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna
abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar
10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam
suku Gekkonidae.

1. Cecak kayu
Cecak kayu adalah sejenis reptil yang termasuk suku cecak (Gekkonidae). Tidak ada nama
khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali nama umum seperti cakcak (bahasa
Sunda), cicek (Betawi), cecek (Jawa) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut common house-
gecko atau ada pula yang menyebut Darwin house-gecko.

Identifikasi

Cecak rumah yang berukuran sedang, sampai sekitar 120 mm. Moncong relatif pendek. Dorsal
berwarna abu-abu keputihan berbintik-bintik atau kehitaman. Ventral putih atau agak
kekuningan. Tak ada jumbai kulit di sisi tubuh maupun di tungkai. Ekor membulat, dengan enam
deret duri-duri kulit yang lunak.

Sisik-sisik berbentuk serupa bintik bulat halus di sisi dorsal (punggung), tidak seragam besarnya.
Terdapat bintil-bintil yang tersusun dalam deretan agak jarang. Dua baris di tiap sisi tubuh, dari
pinggang hingga ke pinggul, dan satu deret di atas pinggul. Berlanjut dengan tiga deret bintil
serupa duri yang lunak di tiap sisi ekor. Sepasang pori anal terdapat di pangkal ekor di
belakang anus. Ekor berwarna agak jingga kemerahan di sisi bawah ke arah ujung;
perisai subkaudal(sisik-sisik lebar di sisi bawah ekor) ± ½ lebar ekor.

Fase hitam: dorsal kehitaman, dengan sejalur pita keputihan berjalan di masing-masing sisi
lateral, serupa bentuk kekang (frenatus berarti mengenakan kekang). Mulai dari ujung moncong
di sekitar hidung, ke belakang melewati mata, atas timpanum (telinga), dan bahu; kemudian
melebar di sisi tubuh, hingga berakhir di sekitar pinggul. Bercak-bercak keputihan berpasangan

3
di punggung; bercak vertebral (di atas jalur tulang punggung) berbentuk memanjang. Kaki dan
ekor berbelang-belang.

Kebiasaan dan Penyebaran

Sifat-sifat ekologis dan perilaku cecak ini mirip dengan cecak tembok Cosymbotus platyurus,
hanya agaknya lebih kerap ditemui pada bagian yang berkayu di rumah dan atau di pohon dan
semak di halaman.

Dengan mangsa utama berupa serangga kecil-kecil, cecak kayu terutama aktif berburu di malam
hari (nokturnal). Cecak ini sering didapati bercampur dengan jenis cecak lain (C.
platyurus dan G. mutilata) dalam kumpulan cecak di sekitar lampu. Di siang hari, cecak ini
bersembunyi di sela-sela kayu atau dinding rumah.

Jantan bersuara keras: cak..cak..cak..cak, yang diambil jadi namanya.

Cecak kayu menyebar luas mulai dari Afrika timur dan selatan, Madagaskar, dan kepulauan-
kepulauan Mauritius, Reunion, Rodrigues, Komoro dan Seychelles;

Pakistan, Bhutan, Nepal, India, Sri Lanka, Bangladesh, Andaman, Nikobar, Maladewa;

Tiongkok selatan, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Semenanjung


Malaya, Filipina, Taiwan, Jepang(Ryukyu, Bonin);

Di Indonesia : Sumatra, Borneo, Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, Ambon, hingga ke Papua.

Diintroduksi ke Polinesia, Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Serikat (Hawaii, Florida).

2. Cecak gula

Cecak gula adalah sejenis reptil yang termasuk suku cecak (Gekkonidae). Tidak ada nama
khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali nama umum seperti cakcak (bahasa
Sunda), cicek (Betawi), cecek (Jawa) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut dengan
berbagai nama seperti Pacific gecko, sugar lizard, tender-skinned house-gecko, four-clawed
gecko, atau stump-toed gecko.

4
Identifikasi

Cecak yang berukuran kecil sampai sedang, panjang total sampai sekitar 120 mm, namun
umumnya kurang dari 10 cm. Gemuk, pendek, berkulit transparan berbintik-bintik. Ciri khas
yang membedakan dari cecak rumah yang lain yalah: jari pertama tanpa cakar atau tak memiliki
ruas jari terakhir (ruas jari bebas). Namanya dalam bahasa Latin, mutilata, berarti terpotong.

Kepala dengan moncong yang pendek dan mata yang menonjol. Sederet bintik atau bercak kecil
keputihan terdapat di belakang bola mata, di atas lubang telinga hingga
tengkuk. Dorsal (punggung) berwarna abu-abu kemerahan atau kekuningan, agak transparan,
berbintik-bintik halus pucat kekuningan dan hitam kebiruan. Jalur tulang punggung dan
tulang tengkorak sering nampak samar-samar. Ventral (sisi bawah) berwarna keputihan dan agak
transparan. Ekor gemuk, bulat gepeng, tanpa duri atau jumbai kulit; atau paling-paling dengan
tonjolan-tonjolan serupa duri pendek. Pangkal ekor menyempit serupa ‘gagang’.

Kebiasaan dan penyebaran

Cecak yang kerap dijumpai di dapur, lemari makan, meja makan dan juga dekat meja kerja dan
rak buku. Dibandingkan jenis cecak rumah yang lain, cecak ini lebih sering bersembunyi atau
menyendiri. Cecak gula cenderung bersifat nokturnal (aktif di malam hari), meski tidak jarang
ditemukan berkeliaran pada siang hari di dapur. Di alam, cecak ini hidup di pepohonan atau
celah di bukit batu.

Cecak ini menyukai gula dan sumber karbohidrat lain seperti nasi dan remah-remah roti, selain
juga memangsa aneka serangga kecil. Karena itu cecak gula sering ditemukan tenggelam dalam
gelas kopi atau teh. Jantan mengeluarkan suara halus serupa desisan atau dengungan, yang
diperdengarkan ketika memikat betinanya.

Cecak gula menyebar luas mulai dari India utara dan baratdaya, Kep. Nikobar, Sri Lanka; sampai
ke Asia Tenggara. Di kepulauan Nusantara ditemukan
di Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Timor, Halmahera, juga Papua dan Filipina (De Rooij,
1915; Manthey and Grossmann, 1997: 230). Introduksi
ke Mauritius, Seychelles, Madagaskar, Meksiko, Kuba dan Hawaii.

5
3. Cecak tembok

Cecak tembok adalah sejenis reptil yang termasuk suku cecak (Gekkonidae). Tidak ada nama
khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali nama umum seperti cakcak (bahasa
Sunda), cicek (Betawi), cecek (Jawa) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut flat-tailed
house-gecko, seperti tercermin dari nama ilmiahnya, platyura (dari bahasa
Yunani platus pipih, ura ekor).

Identifikasi

Cecak rumah yang berukuran sedang. Panjang total hingga 135 mm, sekitar separuhnya adalah
ekor. Ciri yang khas adalah adanya jumbai kulit sempit di sepanjang sisi tubuh, di tepi belakang
tangan dan kaki, serta di sisi ekor; yang membedakannya dari jenis-jenis cecak yang lain.
Jumbai di ekor berupa tonjolan lunak serupa duri berderet-deret hingga ke ujung. Jari-jari dengan
pelebaran kulit serupa selaput yang nampak jelas.

Sisi dorsal (punggung) tanpa bintil-bintil sisik yang membesar, berwarna abu-abu keputihan
(apabila sedang berada di tembok), atau dengan pola-pola gelap serupa batik atau bunga
kehitaman simetris di atas punggungnya (apabila di atas kayu atau di pohon). Sebuah garis
kehitaman tipis berjalan mulai dari depan mata, melewati timpanum, bahu, sisi perut (berbentuk
serupa renda) hingga ke pinggul. Ventral (sisi perut) keputihan atau kuning. Ekor memipih lebar,
meruncing di ujung.

Kebiasaan dan Penyebaran

Cecak yang kerap ditemui di rumah dan bangunan lainnya. Di dinding, tembok, langit-langit,
terutama dekat lampu. Aktif di siang dan malam hari, cecak ini memangsa berbagai
jenis serangga kecil yang tersesat ke lampu.

Di tembok, cecak ini sering pula bercampur dengan cecak kayu Hemidactylus frenatus,
walaupun jarang akur. Nampaknya, jenis ini lebih mampu beradaptasi dengan dinding tembok.
Bunyinya: cek, cek, cek… lunak; atau crrt, crrt…

Cecak tembok menyebar luas, mulai dari Nepal dan Bhutan, India utara (Darjeeling, Sikkim),
India timur, termasuk Andaman dan Nikobar, Sri Lanka,

6
lewat Myanmar, Vietnam Thailand, Semenanjung Malaya sampai ke Sumatra, Borneo dan Jawa,
ke timur sampai Filipina, dan Tiongkok. Di introduksi ke Florida, Amerika Serikat.

Cecak batu adalah sejenis reptil yang termasuk suku cecak (Gekkonidae). Tidak ada nama
khusus yang dikenal dalam bahasa daerah. Dalam bahasa Inggris cecak ini disebut dengan
sebagai Javan bent-toed gecko.

4. Cecak terbang
Cecak terbang atau cekibar adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku
(familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah bunglon dan soa-
soa (Hydrosaurus spp.). Cecak terbang sesungguhnya tidak termasuk kerabat dekat cecak seperti
halnya tokek (suku Gekkonidae).

Cekibar Kampung
Cekibar kampung adalah jenis cecak terbang yang kerap dijumpai di Jawa. Kadal ini dikenal
dengan nama ilmiah Draco volans Linnaeus, 1758. Nama lokalnya di antaranya
adalah cekibar (Betawi), hap-hap (Sunda), dan celeret gombel atau klarap (Jawa). Dalam bahasa
Inggris disebut gliding lizards atau flying dragon.
Hewan ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung Malaya di barat;
Kepulauan Filipina di utara; Sumatra, Mentawai, Riau, Natuna, Borneo, Jawa, Nusa
Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur.

Ciri-cirinya
Kadal yang berukuran agak kecil, panjang total hingga 200 mm. Patagium (‘sayap’) berupa
perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas patagium dengan warna
kuning hingga jingga, berbercak hitam. Sisi bawah abu-abu kekuningan, dengan totol-totol
hitam.
Kepala berbingkul-bingkul, bersegi-segi dan berkerinyut seperti kakek-kakek; dengan kantung
dagu berwarna kuning (jantan) atau biru cerah (betina), dan sepasang sibir kulit di kiri kanan
leher. Rigi mahkota kecil, terletak di sisi belakang kepala. Mata khas kadal agamid, dengan
pelupuk tebal menonjol.
Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna coklat sampai kehitaman atau keabu-abuan, warna bisa berubah
menjadi lebih gelap atau lebih terang bila merasa terganggu. Sepanjang vertebra (tulang
belakang) terdapat pola bercak-bercak hitam yang teratur letaknya: mulai dari ubun-ubun,

7
belakang kepala, tengkuk, kemudian membesar dan berubah menjadi pola hitam kecoklatan
setengah lingkaran di tiga titik di punggung (dorsum) dan satu di pangkal ekor. Pola warna
semacam ini merupakan samaran yang baik di pepagan pohon.
Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, agak kehijauan di sisi medial (garis tengah tubuh);
dengan titik-titik kecoklatan di arah lateral (sebelah pinggir tubuh). Ekor sekitar 1½ kali panjang
tubuh; berbelang-belang di ujung, dengan sisik-sisik yang berlunas kuat menjadikannya nampak
bersegi-segi.

Kebiasaan
Cekibar kampung biasa didapati di pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini
teramati sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabang-cabang pohon. Terkadang
cekibar berpindah tempat dengan cara ‘terbang’, yakni meloncat dan melayang dari satu pohon
ke lain pohon.
Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan berkejaran dengan betinanya di satu
pohon yang sama. Menyimpan telur di dalam tanah gembur atau humus di dekat pangkal pohon;
betinanya menggali tanah dengan menggunakan moncong.

B. Anatomi Cicak

Anatomi Cicak – Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan untuk
bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor tersebut putus dalam
usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi.
Autotomi adalah proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan
musuh. Autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak jika akan dimangsa oleh

8
predatornya maka akan segera memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri. Ekor yang putus
tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula
Regenerasi cicak terjadi pada ekor. Regenerasi ini termasuk anatomi
cicak. Mekanisme anatomi diselesaikan dengan melukai bagian distal ekor atau memberikan
tekanan yang menyebabkan hewan tidak nyaman sehingga ekor terputus di bagian
distal. Regenerasi kemudian akan dilakukan cicak untuk membentuk ekor yang baru meskipun
terdapat perbedaan antara ekor yang baru dibentuk dengan ekor yang semula. Pembentukan
struktur kolumna vertebrae pada ekor hasil regenerasi disederhanakan sehingga berbeda dari ekor
yang normal.

Pangkal ekor cicak terdapat Nerve Growth Factor (NGF) atau faktor pertumbuhan sel-sel syaraf
yang berfungsi sebagai titik tumbuh ekor cicak. Ekor yang dipotong pada bagian yang dekat NGF
maka pertumbuhannya akan lebih cepat dibandingkan yang menjauhi NGF. Tidak setiap
pemotongan yang dilakukan pada daerah NGF akan menghasilkan pertumbuhan kembali. Faktor
lingkungan yang terlalu dingin dapat menjadi salah satu penyebab tidak tumbuhnya ekor

Regenerasi ekor tidak disokong oleh deretan ruas tulang ekor yang tersusun dari jaringan tulang
seperti halnya ekor asli, melainkan disokong oleh bangunan berbentuk tabung memanjang ke arah
ujung ekor dan tersusun dari tulang rawan. Ekor yang mengalami regenerasi juga mengalami
regenerasi medulla spinalis (sumsum tulang belakang), walaupun regenerasinya tidak sempurna
karena hanya tersusun dari sel ependima, serabut saraf, tanpa ada sel saraf. Sel ependima
merupakan sel khusus yang melapisi saluran dalam sumsum tulang belakang. Adanya serabut saraf
pada sumsum tulang belakang yang mengalami regenerasi, menimbulkan pertanyaan apakah
serabut saraf tersebut berasal dari sel saraf yang terletak pada otak ataukah sel saraf yang terletak
pada sumsum tulang belakang ekor.

C. Morfologi Cicak

9
Ciri-ciri Famili Gekkonidae menurut Rooij (1915) adalah sebagai berikut.Badan pipih ke arah
lateral, terdiri atas kepala, badan dan ekor. terdapat dua pasang tungkai, lidah pendek dan sedikit
berlekuk di bagian anterior. Ukuran mata besar dengan pupil vertikal, tanpa kelopak mata atau
kelopak mata tidak bisa digerakkan. Ekor rapuh, dorsal tubuh dengan sisik halus dengan tipe
granular atau tuberkel, sisik ventral sikloid atau heksagonal. Bersifat arboreal atau terestrial.

Makanan utama famili Gekkonidae adalah serangga dan hampir semua anggota Gekkonidae
bersifat nokturnal.

D. Kenapa Cecak Memutuskan Ekornya


Pernahkah anda melihat ekor cicak yang terlepas dari tubuhnya. anda pasti bertanya-tanya
mengapa ekor cicak bisa lepas ,bukan karena ekornya tidak kuat menempel pada tubuhnya
melainkan untuk melindungi dirinya dari kejaran musuh. berikut saya akan menjelaskannya
cara cicak memutuskan ekornya di sebut AUTOTOMI yang di gunakannya untuk melindungi
dirinya dari kejaran musuhnya/karena si cicak mmerasa terancam . AUTOTOMI adalah teknik
atau cara bertahan hidup yang dilakukan oleh hewan tertentu . caranya adalah dengan
mengorbankan salah satu bagian tubuhnya misalnya memutuskan ekornya. selain memutuskan
bagian ekor ada juga hewan yang meakukan autotomi pada bagian tubuh lainnya .contohnya bisa
kita jumpai kepiting yang memutuskan capitnya
autotomi berasal dari dua kata yaitu auto yang artinya diri sendiri dan tomi yang artinya potong
atau memotong jadi autotomi berarti kemampuan memotong bagian tubuh sendiri .autotomi pada
cicak termasuk adaptasi tingkah laku .
ekor cicak terdiri dari susunan ruas -ruas sendi tulang yang bersambungan . ruas-ruas itu di
rekatkan oleh sejenis zat lekat ,otot ,urat syaraf dan kulit. itulah sebabnya tulang belakang
cicak di persendian antara pinggul dan ekornya tidak terlalu kuat sehingga mudah putus cara cicak
memutuskan ekornya adalah saat berhadapan dengan musuhnya ,cicak akan menjadi tegang atau
stress . stress akan menyebabkan konteraksi antar otot di tulang belakang sehingga ekorpun
terputus . jika kontraksi semakin cepat ekor akan lebih muda putus ekor cicak yang sudah terputus
masih bisa bergerak karena jaringan yang putus pada ekor berada dalam kondisi sekarat ,akibat
kekurangan oksigen. gerakannya spontan dan tidak teratur karena tidak di kontrol oleh otak . ekor
cicak yang putus akan sedikit mengeluarkan darah karena ada otot di ekor yang berkontraksi di

10
sekitar pembuluh darah. luka di bagian yang terputus selanjutnya akan mengalami regenerasi
membentuk ekor yang baru ,berikut adalah tahapan regenerasi ekor cicak

1. darah mengalir menutupi permukaan luka dan membentuk sebuah tudung yang sifatnya
melindungi
2. jaringan kulit menyebar di permukaan luka . butuh dua waktu dua hari agar kulit lengkap
menutupi luka
3. perubahan sel-sel jaringan di sekitar luka menjadi cikal - bakal pembentukan berbagai jenis
jaringan baru
4. pembentukan blastema yakni kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka
5. blastema akan memperbaiki ekor yang terputus (blastema adalah proses memperbaiki bagian
tubuh yang sudah rusak)
Ekor yang baru biasanya akan lebih pendek dari ekor aslinya, cicak yang melakukan autotomi
biasanya akan lebih sulit untuk berkembang biak.

11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan untuk bisa memendek
dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor tersebut putus dalam usaha
perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi.
Autotomi adalah proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan
musuh. Autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak jika akan dimangsa oleh
predatornya maka akan segera memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri. Ekor yang putus
tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula
Regenerasi cicak terjadi pada ekor. Regenerasi ini termasuk anatomi
cicak. Mekanisme anatomi diselesaikan dengan melukai bagian distal ekor atau memberikan
tekanan yang menyebabkan hewan tidak nyaman sehingga ekor terputus di bagian
distal. Regenerasi kemudian akan dilakukan cicak untuk membentuk ekor yang baru meskipun
terdapat perbedaan antara ekor yang baru dibentuk dengan ekor yang semula. Pembentukan
struktur kolumna vertebrae pada ekor hasil regenerasi disederhanakan sehingga berbeda dari ekor
yang normal.

12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan kepada para
guru dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan kliping ini masih banyak kekurangan,oleh sebab itu
kami menghatapkam kritik dan saram yang membangun.Semoga kliping ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Cineam, 14 Mei 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
A. Macam-macam Cicak ............................................................................................... 2
B. Anatomi Cicak ......................................................................................................... 8
C. Morfologi Cicak ....................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................................. 12

ii
MAKALAH CICAK

Disusun Oleh
Silva Rizki Aulia
Kelas VII – B

SMP ISLAM ASYSYAAKIRIIN

Anda mungkin juga menyukai