Anda di halaman 1dari 31

MANAJEMEN

OPERASIONAL
LANJUTAN
2008
NANI SUTARNI
2010

1
BAB 7
MANAJEMEN PERSEDIAAN

A. Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan ditangan kedalam tiga kelompok
berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisa ABC merupakan
penerapan persediaan dari prinsip Pareto. Pemikiran dari prinsip ini adalah
bagaimana memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting yang
sedikit itu dan bukan pada bagian persediaan yang banyak namun sepele.
Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisi ABC,
kita mengukur permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan
biaya perunit.
 Kelas A adalah persediaan-persediaan yang jumlah nilai uang per
tahunnya tinggi, butir-butir persediaan ini mungkin hanya mewakili sekitar
15% dari butir-butir total, tetapi mewakili 70%-80% dari total biaya
persediaan
 Kelas B adalah butir-butir persediaan yang volume tahunannya ( dalam
nilai mata uang ) sedang. Butir-butir persediaan ini mungkin hanya
mewakili 30% dari seluruh pesediaan dan 15%-25% dari nilainya,
 Kelas c merupakan butir-butir kecil persediaan yang mewakili 5% dari
keseluruhan volume tahunan tetapi sekitar 55% dari keseluruhan
persediaan.

Contoh kasus 1
Silicon Chips,Inc. Produsen chip 1 mega super cepat, telah mengatur
pengolahan persediaannya yang terdiri atas 10 butir persediaan dengan
menggunakan dasar volume tahunan dengan nilai mata uang. Yang ditampilkan di
bawah ini adalah butir-butir persediaan perusahaan itu, permintaan tahunan atas
butir-butir tersebut, biaya perunit,volume tahunan dalam nilai uang, dan
persentase setiap butir persediaan terhadap keseluruhan persediaan. Pada tabel di
bawah ini, ditunjukan butir-butir ubtuk dikelompokan menjadi klasifikasi ABC

2
Nomor % jumlah Volume Biaya Volume %volume Kelas
stok butir- butir tahunan per unit tahunan tahunan
butir persediaan (dalam dalam dalam
persediaan yang unit) nilai nilai
dimasukan uang uang
kedalam
stok
A#10286 20% 1000 $ 90,00 $ 90.000 38,8% A
72%
A#11526 500 154.00 $ 77.000 33,2% A

A#12760 30% 1550 17,00 $ 26.350 11,4% B


B#10867 350 42,86 $ 15.001 6,5% 23% B
B#10500 1000 12,50 $ 12.500 5,4% B

B#12572 50% 600 14,17 $ 8.502 3,7% C


C#14075 2000 0,60 $ 1.200 0,5% C
C#01036 100 8,50 $ 850 0,4% 5% C
C#01307 1200 0,42 $ 504 0,2% C
C#10572 250 0,60 $ 150 0,1% C

8550 $232.057 100%

Kriteria selain volume tahunan dalam nilai mata uang dapat menentukan
klasifikasi butir persediaan. Misalnya, perubahan tekhnis yang diantisipasi,
masalah-masalah pengiriman atau biaya perunit tinggi dapat membawa butir
persediaan naik kedalam klasifikasi yang tinggi.
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencangkup hal-hal dibawah
ini :

3
1. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada pemasok
harus lebih tinggi untuk butir persediaan A dibandingkan butir persediaan C.
2. Butir persediaan A, berlainan dengan butir persediaan B dan C, harus
dikendalikan secara lebih ketat; mungkin karena persediaan A ini ditempatkan
diwilayah yang lebih tertutup dan mungkin karena keakuratan catatan
persediaan harus sering diverifikasi
3. Meramalkan butir persediaan A mungkin harus lebih berhati-hati dari pad
butir ( kelas ) lainnya.
Peramalan yang lebih baik, pengendalian fisik, keandalan pemasok, dan
pengurangan besar stok pengaman dapat duhasilakn oleh semua tekhnik
manajemen persediaan semacam analisis ABC.
 Keakuratan Catatan Persediaan
Kebijakan persediaan yang baik tidak berarti manajemen tidak mengetahui
persediaan apa yang ada ditangan, keakuratan catatan ini sangat penting bagi
sebuah organisasi, dengan catatan yang akurat mengenai ketersediaan barang
maka organisasi tersebut dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
pemesanan, penjadwalan, dan pengankutan.
 Penghitungan siklus
Selain keakuratan catatan untuk membuat keputusan yang tepat organisasi
harus melakukan verifikasi melalui pemeriksaan/audit yang berkelanjutan. Audit
ini disebut penghitungan siklus. Penghitungan siklus ini dilakukan menggunakan
klasifikasi persediaan yang dikembangkan lewat Analisis ABC. Sehingga jika ada
ketidak akuratan dalam penghitungan persediaan dapat dilacak dan diperbaiki.
 Pengendalian Persediaan dalam Industri jasa.
Persediaan yang berada digudang yang singgah atau tidak terpakai merupakan
nilai yang hilang. Demikian pula jika hilang merupakan sebuah kerugiaan. Dalam
bisnis eceran persediaan yang tidak dicatat diantara penerimaan dan waktu
penjualan disebut penyusutan. Dalam bisnis eceran pencurian disebut
penyerobotan.

4
Pengaruh kerugian pada profitabilitas sangat subtansial, konsekuensinya,
keakuratannya, dan pengendaliaan persediaan sangat penting. Tekhnik-tekhnik
yang dapat diterapakan mencangkup :
1. Pemilihan karyawan, pelatihan, dan disiplin yang baik.
2. Pengendalian yang ketat atas kiriman barang yang datang.
3. Pengendaliaan yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas.

B. MODEL PERSEDIAAN
1. Permintaan Dependen vs Permintaan Independen
Model persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk suatu barang
bersifat independen atau dependen terhadap permintaan barang lainnya. Misalnya,
permintaan untuk kulkas bersifat independen terhadap permintaan untuk oven
pemanggang roti. Meskipun demikian, permintaan untuk oven pemanggang roti
bersifat dependen terhadap kebutuhan produksi dari oven pemanggang roti.
2. Biaya Penyimpanan, Pemesanan Dan Pemasangan
a. Biaya penyimpanan ( holding cost ) adalah biaya-biaya yang berkaitan
dengan penyimpanan atau penahanan persediaan sepanjang waktu tertentu.
Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencangkup biaya yag berkaitan
dengan gudang, sperti biaya asuransi, staffing tambahan, dan pembayaran
bunga. Banyak perusahaan yang tidak berhasil memasukan semua biaya
penyimpanan mereka. Konsekuensinya, biaya penyimpanan persediaan
ditetapkan dibawah tingkat yang sebenarnya.
b. Biaya pemesanan (ordering Cost ) mencangkup biaya pasokan, fornulir,
pemprosesan pesanan, tenaga para pekerja dan sebagainya. Pada saat produk
pesanan dibuat, timbul biaya pemesanan, tetapi biaya ini dikenal dengan nama
biaya pemasangan.
c. Biaya pemasangan Adalah biaya-biaya untuk mempersiapkan mesin atau
proses untuk memproduksi pesanan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya
pesanan dengan mengurangi biaya pemasangan dan dengan menggunakan
prosedur yang efisien semacam pembayaran dan pemesanan elektronik.

5
Dibanyak organisasi, biaya pemasangan erat kaitannya dengan
waktupemasangan. Pemasangan biasanya menuntut adanya sejumlah kerja
tertentu sebelum suatu operasi operasi betul-betul dijalankan.
Tabel dibawah ini merupakan contoh biaya penahanan yang menunjukan
jenis biaya yang perlu di evaluasi untuk menetapkan biaya penyimpanan ini.
KATEGORI BIAYA SEBAGAI
PERSENTASE DARI NILAI
PERSEDIAAN
Biaya penyimpanan Seperti sewa 6 %
bangunan, penyusutan, biaya operasi, ( 3-10 %)
pajak, asuransi.
Biaya penangan bahan baku termasuk 3%
peralatan, sewa atau penyusutan,listrik, ( 1-3,5% )
biaya operasi
Biaya tenaga kerja karena penambahan 3 %
nilai ( 3-5% )
Biaya investasi, seperti biaya pinjaman, 11 %
pajak, dan asuransi persediaan ( 6- 24 % )
Pencurian, tergores, dan kelalaian 3%
( 2-5% )
Biaya keseluruhan penanganan 26 %
persediaan

Catatan : semua angkanya bersifat kurang-lebih, karena angka-angka ini


bervariasi secara subtansial, tergantung sifat bisnis, lokasi, dan tingkat bunga
berjalan. Setiap biaya penyimpanan persediaan yang kurang dari 15 % sifatnya
kurang lebih tepat, tetapi biaya penahanan persediaan tahunan sering mencapai
40% dari nilai persediaan.
3. Model Persediaan Independen
Model-model permintaan independenini adalah:
a. Model dasar Economic Order Quantity

6
b. Model Production Order Quantity
c. Model Quantity Discount
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Model Dasar Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ merupakan satu teknik pengendalian tertua dan paling terkenal. Teknik
ini relatif mudah digunakan, tetapi didasarkan pada beberapa asumsi:
1) Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan
2) Lead Time, yaitu waktu antara pemasangan antara penerimaan pesanan,
diketahui dan bersifat konstan.
3) Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang
dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu.
4) Tidak mungkin diberikan diskon.
5) Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan
biaya penahanan atau penyimpanan persediaan sepanjang waktu.
6) Keadaan kehabisan stok ( kekurangan ) dapat dihindari sama sekali bila
pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Dengan menggunakan variabel-variabel di bawah ini, kita dapat menentukan
biaya pemasangan dan penyimpangan, sehingga didapatkan nilai Q*:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q* = Jumlah optimal barang per pesanan ( EOQ )
D = Permintaan tahunan barang persediaan, dalam unit.
S = Biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penahanan atau penyimpanan per unit per tahun
Rumus-Rumus
1. Biaya pemasangan tahunan = ( jumlah pesanan yang dilakukan per tahun ) (
biaya pemasangan atau pemesanan setiap kali pesan )
 per min taantahunan 
=  
 jumlahbarangsetiappemesanan 
D
=  (S )
Q

7
2. Biaya penyimpanan tahunan = ( tingkat persediaan rata-rata ) ( biaya
penyimpanan per unit per tahun )
 jumlahpesanan 
= 
 2 
Q
=  ( H )
2

3. Jumlah pemesanan optimal ditemukan pada saat biaya pemasangan tahunan


sama dengan biaya penyimpanan tahunan, yakni:
D Q
=  (S ) =  ( H )
Q 2
4. Untuk mendapatkan nilai Q*, lakukan perkalian silang dan pisahkan Q si
sebelah kiri tanda sama dengan.
2DS = Q2 H

2 DS
Q2 
H

2DS
Q* 
H

C. Contoh Kasus
Contoh Soal 1
Sharp Inc. sebuah perusahaan yang memasarkan jarum hypodermis kepada rumah
sakit, ingin menurunkan biaya persediaan mereka dengan menetapkan jumlah
jarum hypodermis optimal untuk memenuhi pesanan. Permintaan tahunan untuk
jarum tersebut adalah 1.000 unit; biaya pemasangan atau pemesanan $ 10 per
pesanan; dan biaya penahanan atau penyimpanan adalah $0,50. Dengan
menggunakan angka ini kita dapat menghitung jumlah unit optimal per pesanan:

8
2DS
Q* 
H

2(1000)(10)
Q*   40.000  200unit
0,50
Kita dapat pula menentukan jumlah pemesanan yang ingin dibuat sepanjang tahun
yang bersangkutan ( N ) dan waktu yang diinginkan antar- pemesanan ( T ),
sebagai berikut:

 per min taan  D


Jumlah pemesanan yang diinginkan = N =   
 jumlahunit yangdipesa n  Q*
Jumlah waktu antar-pemesanan yang diinginkan = T =
 JumlahHari KerjaperHari 
 
 N 

Contoh Soal 2
Dengan menggunakan data dari Sharp Inc. dalam contoh 1 , dan tahun dengan hari
kerja 250 hari, kita tentukan jumlah pemesanan ( N ) dan waktu antar pemesanan (
T ), yaitu:
 per min taan  D 1000
N =      5 pesanan / tahun
 jumlahunityangdipesan  Q * 200
 JumlahHari KerjaperHari  250hari ker japertahun
T = = = 50 hari, artinya
 N  5kalipemesanan
pemesanan dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.

Biaya tahunan total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

Dalam konteks variable-variable EOQ , kita dapat menuangkan biaya total sebagai
berikut:
D Q
TC  S H
Q 2

9
Contoh Soal 3
Dengan menggunakan data Sharp Inc. ( contoh 1 dan 2 ) kita dapat menentukan
biaya persediaan tahunan total
D Q
TC  S H
Q 2
1000 200
 ($10)  ($0,50)
200 2
= (5) ($10)+(100)($0,50)
= $50 + $ 50 = $100

Contoh Soal 4
Setelah kita menentukan berapa yang akan dipesan, kita akan melihat apda
pertanyaan persediaan yang kedua, kapan pesanan akan dilakukan. Model
persesdiaan sederhana mengasumsikan bahwa penerimaan suatu pesanan bersifat
seketika. Dengan kata lain, model-model persediaan mengasumsikan bahwa suatu
perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediannya mencapai 0 sebelum
perusahaan memesan lagi, dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan
diterima. Akan tetapi, waktu antara dilakukannya pemesanan, disebut lead time
atau waktu pengiriman, bisa cepat, beberapa jam atau lambat, beberapa bulan.
Maka keputusan kapan-akan-memesan biasanya diungkapkan dalam konteks titik
pemesanan ulang. Tingkat persediaan di mana harus dilakukan pemesanan.

Titik pemesanan ulang ( reorder point ) dicari dengan cara:


ROP = ( permintaan per hari ) ( lead time untuk pemesanan baru dalam hari )
=dxL

Persamaan diatas menagsumsikan bahwa permintaannya sama dan bersifat


konstan. Bila tidak demikian halnya, harus ditambahkan stok tambahan, seringkali
disebut stok pengaman ( safety stock )

10
D
d
Jumlahhari ker japertahun
Electronic Assembler dihadapkan pada permintaan sebanyak 8.000 video setiap
tahunnya. Perusahaan ini beroperasi dalam 200 hari kerja per tahun. Secara rata-
rata , pengiriman pesanan memakan waktu tiga hari kerja. Perhitungan titik
pemesanan ulang adalah sebagai berikut:

D
d
Jumlahhari ker japertahun
8.000
= = 40
200

ROP = Titik Pemesanan Ulang = dxL = 40 unit per hari x 3 hari = 120 unit
Maka, pada saat tingkat persediaan turun ke tingkat 120 unit, perusahaan harus
melakukan pemesanan. Pesanan itu, akan tiba dalam waktu tiga hari, tepat pada
saat persediaan perusahaan telah habis.

D. Model Production Order Quantity


Model ini cocok untuk lingkungan produksi. Model ini berguna ketika
persediaan secara terus menerus terbentuk sepanjang waktu dan asumsi EOQ
tradisionalnya valid. Model ini dibuat dengan menetapkan biaya pemesanan atau
pemasangan sama dengan biaya penyimpanan atau penahanan, sehingga didapat
Q*.
Dengan menggunakan simbol-simbol berikut, kita dapat menentukan persamaan
untuk biaya penyimpanan persediaan tahunan untuk model pengoperasian
produksi ini.

Q = jumlah unit per pemesanan


H =biaya penyimpanan per unit per tahun
p =tingkat produksi tahunan
d = tingkat permintaan harian atau tingkat penggunaan

11
t =lama jalannya produksi, dalam satuan hari.

 biayapenyimpanan   biayapenyimpanan 
   tingkatpersediaantahunan    
1.  perseediaa ntahunan   perunitpertahun 

= ( tingkat persediaan rata-rata ) x H

 tingkatpersediaan   tingkatpersediaanmaksimum 
    
2.  rata  rata   2 

3.
 tingkatpersediaan   totalyangdiproduksi   totalyangdipakaisekama 
       
 maksimum   selamaberj alannyaoperasi   berjalannyaoperasi 
 pt  dt

Tetapi Q = total yang diproduksi = pt, dan oleh karena itu, t = Q/p. Dengan
demikian,

Q Q
Tingkat persediaan maksimum = p   d  
 p  p
d
= Q Q
p

d
= Q 1   
 p
4. Biaya penyimpanan persediaan tahunan =

tingkatpersediaanmaksimum Q   d 
 H  1    H
2 2   p 

Dengan menggunakan persamaan untuk biaya penyimpanan diatas dan


persamaan untuk biaya pemesanan yang dikemabangkan pada model EOQ dasar,
kita akan menghitung jumlah optimal per pesanan dengan cara menyamakan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan:

12
Biaya pemesanan = (D/Q) S

HQ 1  (d / p )
1
Biaya penyimpanan =
2

Tetapkan biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan untuk mendapatkan


Q*p.

S  HQ1  d / p 
D 1
Q 2
2 DS
Q2 
H 1  (d / p)
2 DS
Q* p 
H 1  (d / p)
Persamaan diatas, Q*p, dapat kita gunakan untuk menghitung jumlah pesanan
atau produksi optimal bila persediaannya selagi dikonsumsi juga diproduksi.

Contoh kasus 2
Nathan Manufactuiring, inc., membuat dan menjual pelek khusus untuk pasar
sekunder mobil eceran. Ramalan Nathan untk permintaan pelek roda berkawat
tahun depan adala 1.000 unit dengan permintaan harian rata-rata 6 unit. Meskipun
demikian; proses produksinya paling efisien pada tingkat 8 unit per hari, tetapi
pemakai hanya 6 unit per hari. Dengan nilai di atas, tentukanlah jumlah unit
maksimum per pemesanan. ( Pabrik ini beroperasi untuk memproduksi pelek
hanya 167 per hari per tahun)

Permintaan tahunan = D= 1.000 unit


Biaya penyimpanan = H = $0,50 per unit per tahun
Tingkat produksi harian = p = 8 unit per hari
Tingkat permintaan harian = d = 6 unit per hari

13
2 DS
Q*p=
H [1  (d / p )]

2(1.000)(10)
Q*p=
0,50[1  (6 / 8)

20.000
= = 160.000 = 400 unit
0,50(1 / 4)

Anda mungkin ingin membandingkan pemecahan ini dengan jawaban pada


contoh 2. dengan menghilangkan aasumsi penerimaan seketika, di mana p = 8 dan
d =6, timbul kenaikan Q* dari 200 di contoh 2, menjadi 400 ,

d= D

Jumlah hari pabrik beroperasi

Kita juga dapat menghitung Q apabila tersedia data tahunan. Bila yang digunakan
adalah data tahunan, kita dapat menghitung Q*p debgan cara :

2 DS
Q*p =
H [1  (d / p )]

Di mana:
D = tingkat permintaan tahunan
P = Tingkat produksi tahunan

14
E. Model Quantity Discounts
Untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan yang menawarkan
potongan harga untuk para pelanggan mereka. Quantity discount ini secara
sederhana merupakan pengurangan harga (P) untuk barang yang dibeli dengan
jumlah yang lebih besar. Tidak terlalu luar biasa bila terdapat daftar potongan
harga dengan berbagai potongan untuk pesanan dalam jumlah besar.
Sebagaimana terlihat dalam tabel itu, harga normal untuk produk tersebut
adalah $5. bila dipesan sebanyak 1.000 sampai dengan 1.999 pada waktu yang
sama, harga per unit turun menjadi $4,80; dan bila jumlah yang dipesan adalah
sebanyak 2.000 unit atau lebih, harga per unit menjadi $4,75. seperti biasa
manajemen harus memutuskan kapan, bagaimana manajer operasi membuat
keputusan ini?
Bagi model persediaan lain yang sejauh ini dibahas, tujuan keseluruhannya
adalah minimisasi biaya total. Karena biaya per unit untuk potongan harga ketiga
pada tabel 9.2 adalah yang paling rendah, kita mungkin akan tergoda untu
memesan 2.000 unit atau lebih agar bisa memanfaatkan biaya produksi yang lebih
rendah. Memesan sejumlah itu mungkin tidak akan meminimisasi biaya
persediaan total. Dengan meningkatnya potongan harga terletak antara biaya
produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah. Bila kita
memasukkan biaya produk persamaan untuk biaya persediaan totalnya menjadi :

Biaya total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan + Biaya produk

Atau
D QH
Tc = S  PD
Q 2

Di mana,
Q = Jumlah unit yang dipesan
D = Permintaan tahunan dalam satuan unit

15
S = Biaya pemesanan per pemesanan
P = Harga per unit
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Nomor Diskon Jumlah Diskon Diskon (%) Harga Diskon (P)


1 0 s.d 999 0 $5,00
2 1.000 s.d 1.999 4 $4,80
3 2.000 lebih 5 $4,75

Kini kita harus menentukan jumlah yang akan meminimisasi biaya persediaan
tahunan total. Karena ada beberapa potongan harga, proses ini meliputi empat
tahap :

Tahap 1. untuk setiap potongan harga, hitunglah nilai Q*, dengan menggunakan
persamaan di bawah ini:

2 DS
Q* =
IP

Harus dicatat bahwa biaya penyimpanan adalah IP, dan bukan H. Karena
harga produk merupakan faktor dalam biaya penyimpanan tahunan, kita tidak
dapat mengasumsikan bahwa biaya penyimpanan bersifat konstan ketika harga per
unit berubah untuk setiap potongan harga yang diberikan. Maka, biasanya biata
penyimpanan (I) diungkapkan sebagai persentase dari harga per unit (P) bukan
biaya per unit per tahun konstan,H.

Tahap 2. Untuk setiap tingkat potongan harga, bila jumlah pesanannya terlalu
rendah untuk mendapatkan potongan harga, sesuaikan jumlah pesanan ke atas ke
jumlah terendah yang memungkinkan diperolehnya potongan harga. Misalnya,
bila Q* untuk potongan harga 2 pada tabel 9.2 adalah 500 unit, kita akan

16
menyesuaikan nilai ini sampai ke tingkat 1.000 unit bila Q*nya kurang dari1.000
unit. Lihat ke potongan harga kedua pada tabel 9.2. jumlah pesanan antara 1.000
dan 1.999 unit akan mendapatkan potongan 4%. Dengan demikian kita akan
menyesuaikan jumlah pesanan sampai ke tingkat 1.000 unit bila Q*nya kurang
dari 1.000 unit.

Tahap 3. Dengan menggunakan persamaan biaya total di atas, hitung biaya


total untuk setiap Q* yang ditetapkan pada tahap 1 dan 2. bila kita harus
menyesuaikan Q* ke atas karena Q* tsdintys berada di bawah kisaran jumlah,
pastikan bahwa kita menggunakan nilai Q* yang telah disesuaikan.

Tahap 4. Pilih Q* yang biaya totalnya paling rendah seperti telah dihitung di
tahap 3. Q* dengan biaya total terendah ini merupakan pesanan yang akan
meminimkan biaya persediaan total.

Contoh kasus 3
Tabel Penghitungan Biaya total untuk Wohl’s Discount Store
Nomor Biaya Biaya Biaya Pemesanan Penyimpanan Total 1
Potongan Harga Jumlah Produk Tahunan Tahunan
Harga Per Pesanan Tahunan
unit
1 $5.00 700 $25.000 $350 $350 $25.700
2 $4.80 1.000 $24.000 $245 $480 $24.725
3 $4.75 2.000 $23.750 $122,50 $950 $24.882,50

Wohl’s Discount Store membuat stok untuk mobil balapan mainan. Baru-baru
ini, mereka diberikan daftar potongan harga untuk mobil mainan itu. Daftar ini
ditunjukkan pada tabel 9.3. dengan demikian, biaya normal untuk mobil balap
mainan itu adalah $5. untuk pesanan antara 1.000 s.d 1.999 unit, biaya per unitnya
adalah $4,80; dan untuk pesanan di atas 2.000 unit, biaya per unitnya menjadi

17
$4,75. lebih jauh lagi, biaya pemesanannya $49 per pesanan. Permintaan
tahunannya 5.000 mobil balap, dan biaya penyimpanan persediaannya dalam
persentase terhadap biaya, 1 adalah 20% atau 0,2. berapa banyak jumlah pesanan
yang dapat meminimkan biaya persediaan total?
Jawab
Tahap pertama adalah menghitung Q* untuk setiap potongan harga pada tabel

2(5.000)( 49)
Q*1 =  700 pesanan mobil
(0,2)(5,00)

2(5.000)( 49)
Q*2 =  714 pesanan mobil
(0,2)( 4,80)

2(5.000)( 49)
Q*3 =  718 pesanan mobil
(0,2)( 4,75)

Tahap ke dua adalah menyesuaikan ke atas nilai-nilai Q* yang berada dibawah


kisaran jumlah yang memungkinkan perolehan potongan harga. Karena Q* berada
diantara 0 dan 999, Q* tidak perlu disesuaikan . Q*2 berada di bawah kisaran
yang memungkinkan perolehan potongan harga untuk 1.000 sampai 1.999 unit,
oleh karena itu, harus disesuaikan menjadi 1.000 unit. Hal ini berlaku untuk Q*3
ini harus disesuaikan menjadi 2.000 unit. Setelah tahap ini, jumlah pesanan di
bawah ini harus diujikan ke persamaan total:
Q*1 = 700
Q*2 = 1.000 penyesuaian
Q*3 = 2.000 penyesuaian

18
Tahap ke tiga yang harus dilakukan adalah menggunakan persamaan biaya total
dan menghitung biaya total untuk setiap jumlah yang dipesan. Hal ini dilakukan
dengan bantuan tabel 9.3.
Tahap ke empat adalah memilih jumlah pesanan yang biaya totalnya paling
rendah. Dengan melihat tabel 9.3, kita dapat mengamati bahwa jumlah pesanan
sebesar 1.000, mobil balap mainan akan meminimisasi biaya total. Harus kita
sadari bahwa biaya total untuk pemesanan 2.000 mobil balap mainan hanya
sedikit lebih besar dari biaya total untuk memesan 1.000 mobil. Dengan demikian,
bila biaya potongan harga ketiga diturunkan menjadi $4,56, misalnya maka
jumlah pesanan ini mungkin merupakan salah satu yang meminimisasikan biaya
persediaan totalnya.

Contoh Kasus 4
Setiap tahunnya D. Saelens Computer corp. Membeli transistor sebanyak
8.000, untuk digunakan dalam mini komputer yang mereka produksi. Biaya per
unit untuk setiap transistor adalah $10 dan biaya penyimpanan 1 transistor dalam
waktu 1 tahun adalah $3. Biaya pemesanan adalah $30 untuk setiap kali pesan.
Tentukan jumlah EOQ, jumlah pemesanan yang dilakukan setiap tahun, dan
waktu antar pemesanan satu denngan pemesanan berikutnya. Asumsikan bahwa
Saelens beroperasi dengan 200 hari kerja.

Solusi:

2DS 2(8000)(30)
Q*    400 unit
H 3
 per min taan  D 8000
N =      2 kali pemesanan
 jumlahunityangdipesa n  Q * 400

Waktu antar pemesanan = T


jumlahhari ker ja 200
=   10 hari kerja
N 20

19
Ontoh Kasus 5
Permintaan tahunan untuk map buku di toko Melee stationary adalah 10.000
unit. Adit menjalankan bisnisnya 300 hari per tahun dan merasa bahwa
pengiriman dari para pemasok tokonya umumnya memakan waktu 5 hari kerja.
Hitunglah titik pemesanan ulang untuk mapbuku yang dimasukkan dalam
persediaan.

Solusi:

L = 5 hari
10.000
d  33.3 unit per hari
300
ROP = d x L = 33,3 unit per hari x 5 hari
= 166, 7 unit

Dengan demikian, Heather harus melakukan pemesanan ulang pada saat


persediaannya mencapai tingkat 167 unit map buku.

Contoh Kasus 6

Permintaan tahunan untuk Argan adalah 1.000 unit, tetapi perusahaan itu
dapat berproduksi dengan tingkat rata-rata per tahun 2.000 unit. Biaya
pemasangan $10 dan biaya penyimpanan $1. Hitunglah jumlah unit optimal setiap
kali produksi.
Solusi:

2 DS
Q* 
H 1  ( D / P)

2(1.000)(10) 20.000
Q*    40.000  200unit
11  (1.000 / 2.000) 1/ 2

20
F. Sistem Just In Time
Just In Time merupakan satu falfasah pemecahan masalah yang
berkelanjutan dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu
terbuang percuma. Karena keuntungan-keuntungan yang di berikan JIT sangat
berguna, pemanfaatan JIT dapat memberikan keuntungan kompetitif.
Just In Time Mengatasi Kesia-sian dan Variabilitas
Sebagai suatu system perbaikan yang berkelanjutan, JIT menyerang kesia-
siaan dan variabilitas yang menyebabkan kesi-siaan itu.
Pengurangan Kesia-sian
JIT mempercepat proses produksi, sehingga memungkinkan produk dapat
lebih cepat diantarkan ke knsumen dan persediaan barang dalam proses pun
menurun jumlahnya. Penurunan barang dalam proses ini memungkinkan aset yang
sebelumnya disimpan menjadi persediaan dapat dimanfaatkan secara lebih
produktif
Pengurangan Variabilitas
Variabilitas adalah setiap penyimpanan dari proses optimal yang
mengantarkan produk sempurna tepat waktu setiap waktu. Persediaan
menyembuyikan variabilitas-kata yang tepat untuk menggambarkan masalah.
Semakin kecil variabilitas dalam system, semakin kecil pula kesi-siaan yang
terjadi. Kebanyakan variabilitas terjadi karena perusahaan mentolerir kesi-siaan
yang terjadi. Kebanyakan variabilitas karena perusahaan mentolerir kesia-sian
atau karena manajemen perusahaan jelek.

Variabilitas timbul karena:


1) Karyawan, mesin, dan pemasok memproduksi unit-unit produk yang tidak
sesuai dengan 2) Standar, terlambat di produksi, atau jumlahnya tidak sesuai.
3) Engineering drawing atau spesifikasinya tidak akurat.

21
4) Karyawan bagian produksi mencoba untuk memproduksi sebelum
spesifikasinya lengkap selesai.
5) Permintaan konsumen tidak di ketahui
G. JIT Menunjang Keunggulan Kompetitif
JIT merupakan sebuah system tarik yang memproduksi satu unit lalu
ditarik ke tempat yang memerlukan pada saat didiperlukan. Sistem tarik
menggunakan sinyal untuk meminta pengiriman dat\ri stasiun-stasiun hilir ke
stasiun-stasiun yang memiliki fasilitas produksi. Dengan menarik bahan baku
melalui system tersebut dalam ukuran lot yang sangat kecil sejumlah yang di
perlukan, terhapuslah gundukan persediaan,investasi dalam persediaan dan waktu
siklus manufaktur berkurang. Waktu siklus manufaktur adalah waktu antara saat
bahan baku diterima dan saat barang jdi keluar dari fasilitas produksi.
Banyak perusaan masih menggerakan bahan baku melalui fasilitas mereka
dengan cara “dorong”. Pada system dorong, pesanan di tumpuk di departemen
pemprosesan agar dapat dikerjakan pada saat ada kesempatan. Dalam system
dorong,bahan baku disorong ke stasiun-stsiun kerja hulu tanpa memandang
ketersediaan sumber daya. Sistem dorong merupakan antitesis dari JIT.
1. Pemasok
Di banyak proses produksi, bahan baku yang masuk ditunda pada titik
pengangkutan,pada pengalihan dan pada department penerimaan. Demikian pula,
barang jadi disimpan atau di tahan di gudang-gudang sebelum dilakukannya
pengangkutan ke distributor atau konsumen. Persediaan yang di tahan dengan cara
ini sangat sia-sia, dan JIT di arahkan untuk mengurangi kesia-siaan ini. Hal ini
mencakup kesia-sian yang ada di system pasokan, penerimaan, dan inspeksi atas
bahan baku yang di terima. Kesia-siaan ini sering kali berbentuk kelebihan
persediaan, mutu yang buruk,dan keterlambatan.
Kemitraan JIT hadir tatkala pemasok dan pembeli bekerja dengan tujuan
bersama untuk menghilangkan kesia-siaan dan menurunkan biaya. Hubungan
semacam ini penting demi kesuksesan JIT. Setiap kali bahan baku di taha, nilai
harus bertambah, dan setiap kali bahan baku bergerak, harus pula ada penambahan
nilai

22
a. Tabel Karakteristik kemitraan JIT

PEMASOK
- Sedikit Pemasok
- Jarak pemasok dekat
- Transaksi yang berulang kali dengan pemasok yang sama
- Tender kompetitif, kebanyakan terbatas hanya untuk pembelian baru
- Pembeli menolak integrasi vertical dan penghapusan bisnis pemasok

JUMLAH
- Tingkat outputnya stabil
- Pengiriman berkala dalam jumlahlot yang kecil
- Perjanjian kontrak jangka panjang
- Administrasi pemesanan lebih sedikit
- Pemasok mengemas pesanan dalam jumlah yang tepat

MUTU
- Spesifikasi produk yang diminta kepada pemasok sangat sedikit
- Pemasok di Bantu untuk memenuhi kebutuhan mutu
- Hubungan karyawan divisi pemastian mutu pihak ‘pembeli’ dan ‘pemasok’
dekat
- Pemasok menggunakan diagram pengendalian proses dan bukan inpeksi
pengujian sample lot
PENGANGKUTAN
- Penjadwalan muatan yang masuk
- Mendapatkan kuasa pengendalian dengan pemasok milik perusahaan sendiri atau
pengangkutan dan pergudangan sesuai kontrak

23
b. Tujuan kemitraan JIT
Tujuan kemitraan JIT adalah
1. Menghapus kegiatan-kegiatan yang tidak perlu. Misalnya, kegiatan menerima
dan memeriksa kiriman pesanan.
2. Menghapus persediaan dalam pabrik. JIT mengirimkan bahan baku di mana
dan kapan di butuhkan.
3. Menghapus persediaan dalam pengalihan. Dengan cara mengusahakan
penurunan persediaan dalam pengalihan dengan mendorong pemasok dan
calon pemasok untuk beroperasi serta memberikan pengiriman dalam jumlah
kecil secara rutin.
Persediaan konsinyasi, pemasok bertanggung jawab atas persediaan sampai
persediaan tersebut di gunakan. Contoh, Sebuah pabrik perakitan mungkin
menemukan pemasok perangkat keras yang mau menempatkan pabriknya
sekat dengan ruangan persediaan pembeli. Dengan cara ini, pada saat
perangkat keras diperlukan, kebutuhan itu tidak jauh dari ruang persediaan
perusahaan, dan pemasok dapat mengirim ke pembeli lain, yang mungkin
lebih kecil, dari “ruang persediaan” itu.
4. Menyingkirkan pemasok yang buruk. Ketika perusahaan mengurangi jumlah
pemasoknya, perusahaan menambah perjanjian jangka panjangnya.
c. Kekhawatiran Pemasok
Untuk membuat suatu kemitraan JIT, harus di kemukakan mengenai
beberapa kekhawatiran pemasok,yang mencakup :
1. Keinginan dilakukannya diversifikasi. Banyak pemasok yang tidak ingin
mengikat dirinya melalui perjanjian jangka panjang dengan satu konsumen.
Persepsi pemasok adalah bahwa resiko berkurang konsumennya beragam.
2. Penjadwalan konsumen yang buruk. Banyak pemasok tidak terlalu percaya
pada kemampuan pembeli dalam mengurangi pesanan jadwal-jadwal yang
mulus dan terkoordinasi.

24
3. Perubahan Engineering. Perubahan engineering yang sering terjadi, dengan
waktu yang kurang bagi pemasok untuk membuat perubahan.
4. Pemastian mutu
5. Ukuran lot yang kecil
6. Kedekatan
2. Tata Letak JIT
Tata Letak JIT memungkinkan kita untuk mengurangi kesia-siaan yang
lain, yaitu Pergerakan. Pergerakan bahan baku tidak menyebabkan penambahan
nilai. Konsekuensinya, kita menginginkan tata letak yang fleksibel yang dapat
mengurangi pergerakan manusia dan bahan baku. Tata letak JIT menggerakan
bahan baku langsung ke lokasi yang memerlukan.
Ketika tata letak mengurangi jarak, kita juga menghemat ruang dan
menghapus kemungkinan adanya tempat untuk persediaan yang tidak kita
inginkan.
a. Pengurangan Jarak
Berkurangmya jarak merupakan hasil dari sel kerja, Pusat kerja, dan
pabrik terpusat. Kini tidak ada lagilini produksi yang panjang, dan lot ekonomi
yang besa, dengan barang-barang bergerak melalui mesin-mesin yang
monumental dan hanya beroperasi untuk satu fungsi. Sel-sel kerja sering kali
didasarkan pada kode teknologi kelompok. Kode teknologi kelompok membantu
kita dalam mengindetifikasikan komponen-komponen yang memiliki karakteristik
yang serupa sehingga dapat di kelompokan ke dalam satu famili. Sekali famili
telah diindetinfikasika, Kita akan membuat sel-sel kerja untuk famili-famili itu.
Hasilnya dapat dianggap fasilitas kecil yang berorientasi pada produk dimana
produknya di kelompokan menjadi grup-grup produk yang serupa. Sel-sel kerja
ini menghasilkan satu unit yang baik pada satu waktu, dan idealnya, memproduksi
unit-unit itu hanya setelah konsumen memesanya.
b. Peningkatan Fleksibilitas
Konsep serupa mengenai fleksibilitas tata letak ini diterapkan untuk
lingkungan kantor dan peralatan saja yang dapat dipindah-pindahkan, hanya
kebanyakan perabot kantor dan peralatan saja yang dapat dipindah-pindahkan,

25
dinding kantor, penghubung computer, dan telekomunikasi juga dapat dipindah-
pindahkan. Fleksibitas tata letak membantu perubahan yang disebabkan oleh
peningkatan produk dan proses yang tidak dapat dihindarkan dengan adanya
falsafah penigkatan berkelanjutan.
c. Pengaruh terhadap para karyawan
Para karyawan yang bekerja sama dilatih secara silang agar fleksibitas dan
efiensi sel kerja dapat bertambah. Tata letak harus memungkinkan para karyawan
yang bekerja sama untuk saling berbicara mengenai masalah mereka dan
kesempatan untuk dilakukannya perbaikan.
Sebelum ada JIT, produk yang defect diganti dari persediaan. Hal itu tidak
dapat ada dilakukan pada fasilitas produksi yang menggunakan JIT karena dalam
system JIT tidak ada persediaan yang disimpan karena surplus produksi. Sangat
penting untuk melakukan semuannya dengan benar pada saat pertama kali.
d. Pengurangan ruangan gerak dan persediaan
Karena tata letak JIT mengurangi jarak jalan karyawan, tata letak ini juga
menimbulkan pengurangan persediaan dengan cara menghilangkan kebutuhan
ruangan untuk persediaan. Karena hanya sedikit ruangan yang ada, persediaan
harus dipindah dalam lot yang sangat kecil atau bahkan per unit saja. Unit-unit
produk berpindah karena tidak ada penyipanan.
e. Persediaan
Persediaan dalam system produksi dan distribusi sering kali diadakan
untuk “berjaga-jaga” (just in case) jika sesuatu terjadi. Persediaan “tambahan” ini
kemudian digunakan untuk menutup variasi atau masalah. Taktik persediaan yang
efektif memerlukan “just in time” bukan “just in case”. Persediaan just-in-time
Persediaan minimal yang di perlukan untuk memperhankan operasi system yang
sempurna. Dengan persediaan JIT, barang-barang dengan jumlah yang tepat tiba
pada saat dibutuhkan.
f. Variabilas tersembunyi
Pemikiran di belakang JIT adalah tujuan menghapus persediian yang
menyembunyikan variabitas dalam system produksi. Karena persediaan selalu

26
menyembuyikan masalah, maka sangat sulit untuk menemukan masalah-masalah
tersebut.
g. Pengurangan persediaan
Dengan pengurangan persediaan, manajemen menyingkikan masalah –
masalah sampai danaunya jernih. Mungkin manajer yang berkata, “persediaan
merupakan akar kejahatan manajemen operasi” dengan biaya yang lebih besar.
h. Pentingnya ukuran lot yang kecil
Kunci JIT adalah memproduksi barang yang bagus dengan ukuran lot yang
kecil. Pengurangan ukuran batch dapat membantu sekali dalam mengurangi
persediaan dan biaya persediaan.
i. Penurunan biaya pemasangan
Persediaan dan biaya menyimpan persediaan itu menurun seiring dengan
penurunan jumlah pesana persediaan karena tingkat persediaan maksimumnya
juga menurun. Akan tetapi, karena persediaan mengharuskan timbulnya biaya
pemesanan atau pemasanganyang harus diaplikasikan kepada unit-unit yang
diproduksi, manajer cenderung membeli dalam pesanan yang benar
Manfaat pengurangan waktu pemesanan di pabrik (dari berjam-jam
menjadi beberapa menit saja) tidaka akan berguna sedikit bila di kantor, proses
pemesanannya memakan waktu 2 minggu. Hal inilah yang terjadi di banyak
organisasi ketika kita lupa bahwa JIT dapat di terapkan di kantor, pengangkutan,
dan hamper semua pelayanan jasa.
j. Penjadwalan
Bila jadwal yang sangat efektif, di komunikasikan di dalam organisasi dan
kepada pemasok maka akan sangat mendukung penerapan JIT. Penjadwalan yang
lebih baik juga meningkatkan kemampuan untuk memenuhi pesanan konsumen,
menurunkan persediaan dengan memproduksi dalam ukuran lot yang lebih kecil,
dan mengulangi barang dalam proses. Ada 2 teknik(selain pengkomunikasian
jadwal) yang lebih penting, Yaitu; Jadwal penggunaan bahan baku moderat dan
kanban.
k. Jadwal Pengunaan Bahan Baku Moderat

27
Jadwal Pengunaan Bahan Baku Moderat memproses batch-batch kecil
secara rutin, bukannya batch-batch besar. Tugas manajer operasi adalah membuat
dan menggerakan lot-lot kecil sehingga jadwal penggunaan bahan baku
moderatnya ekonomis, Pembuat jadwal mungkinmenemukan bahwa pembekuan
satu bagian dari jadwal yang paling dejkat dengan batas waktu memungkinkan
system produksi untuk berfungsi dan memungkinkan jadwal untuk di penuhi.
Pembekuan berarti tidak dibolehkannya perubahan terhadap bagian dari jadwal.
l. Kanban
Satu cara untuk mencapai ukuran lot yang kecil adalah dengan
menggerakan persediaan melalui pusat kerja hanya pada saat di perlukan dan
bukan mendorongnnya ke pusat kerja berikutnya, tanpa melihat apakah para
pekerja di pusat kerja itu telah siap atau belum.
Kanban adalah kata Jepang untuk “Kartu” dalam usaha mengurangi
persediaan, bangsa Jepang ,mengunakan system yang “menarik” persediaan
melalui pusat kerja.Ukuran batch biasanya kecil, proses produksinya biasanya
memakan waktu hanya beberapa jam saja. Sistem seperti ini mengharuskan jadwal
yang ketat. Jumlah kecil harus diproduksi beberapa kali per harinya.
Kanban memberikan penekanan tambahan pada pemenuhan jadwal,
pengurangan waktu dan biaya ayang di perlukan untuk pemasangan mesin, dan
penanganan bahan baku yang ekonomis. Berbagai aspek pesediaan itu buruk aini
adalah mutu yabg buruk, Item menjadi rusak, usang, ruangan menjadi terpakai,
asset-aset tertahan, asuransi bertambah, penanganan bahan baku bertambah, dan
kecelakaan –kecelakaan semakin banyak terjadi.
System kanban di pabrik menggunakan container yang standar, dan dapat
diperrgunakan berulang kali sehingga jumlah tertentu yang akan dipindahkan
menjadi terlindungi. Kontainer stabdar mengurangi biaya berat dan pembuangan,
ruangan yang terbuang di trailer menjadi berkurang dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk mengemas, membongkar, dan menyiapkan item.
m. Mutu
Hubungan antara JIT dengan mutu sangat kuat. Keduanya berhubungan
dalam tiga hal. Pertama, JIT mengurangi biaya pemerolehan mutu yang baik. JIT

28
menurunkan persediaan;sehingga, lebih sedikit unit cacat yang di produksi dan
lebih sedikit unit yang perlu dikerjakan ulang.
Kedua, JIT meningkatkan mutu. JIT menciptakan dampaknya, system peringatan
awal untuk masalah-masalah mutu sehingga lebih sedikit unit produk yang di
produksicacat dan umpan balik di dapat secara cepat.
Terakhir mutu yang lebih baik berarti di perlukan lebih sdikit cadangan, sehingga
dapat tersedia system JIT yang lebih mudah di terapkan.
n. Pemberdayaan Karyawan
Sejak kebangkitan revolusi industri, banyak manajemen merasa perlu
meningkatkan kinerja lewat penyederhanaan kerja. Pemberdayaan karyawan
mengikuti pepatah manajemen bahwa tidak ada orang yang lbih tahu mengenai
satupekerjaan selain pegawai pelaksana pekerjaan itu sendiri. Perusahaan tidak
hanya melatih dan melatih silang, tetapi juga perlu mengambil keuntungan atas
investasi yang di lakukan dalam memperkaya (job enrichment)
Falafasah JIT mengenai penigkatan mutu yang berkelanjutan memberikan para
pekerja kesempatan untuk memperkaya pekerjaan dan kehidupan mereka. Bila
pemberdayaan berhasil, akan ada saling ketertarikan dan saling menghargai di
pihak karyawan dan manajemen sehingga semuannya bekerja sama untuk
menciptakan perusahaan yang lebih produktif dan lebih dapat memenagkan order.

3. JIT dalam sektor jasa


Kesemua teknik JIT dalam menangani (1) pemasok, (2) tata letak, (3)
Persediaan dan (4) penjadwalan digunakan dalam industri jasa.
a. Pemasok. Pada restoran akan berurusan dengan para pemasok mereka
dengan dasar JIT. Restoran yang tidak demikian tidak akan sukses. Kesia-
sian terlalu jelas kerusakan makanan dan keluhan konsumen.
b. Tata letak. Tata letak membantu JIT berjalan di retoran di mana makanan
dingin harus disajikan dingin dan makanan panas di sajikan panas.
c. Persediaan. Setiap pialang saham mengarahkan persediaan menjadi
mendekati nol. Kebanyakan pesanan beli atau jual terjadi dengan dasar JIT

29
karena transaksi jual atau beli yang tidak dijalankan tidak dapat di terima
oleh para klien.
d. Jadwal. Fokus system JITnya adalah permintaan konsumen. Ramalan
yang sangat baik mengarahkan penjadwalan. Ramalan –ramalan ini
mungkin bias mendetail sampai komponen musiman, harian bahkan jam-
jaman. Untuk bias menghatarkan barang dan jasa kepada jonsumen,
pemasok perlu bermutu baik, mempunyai prersediaan yang ramping,
waktu siklus yang pendek, danj adwal yang cepat dengan kondisi
permintaan tang terus-menerus berubah. Kesempurnaan ini saat ini
dilakukan secara sukses di banyak perusahaan tanpa memandang produk
apa yang dijual. Teknik JIT diterapkan secara luas di perusahaan-
perusahaan produsen barang maupun perusahaan –perusahaan produsen
jasa; hanya saja teknik JIT ini terlihat berbeda.

30
31

Anda mungkin juga menyukai