Anda di halaman 1dari 3

Pandangan Agama Kristen terhadap Kesetaraan Gender

Gender adalah suatu konsep kultural yang membedakan antara wanita dan pria baik secara
biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita secara sexual memang berbeda
begitu pula secara perilaku dan mentalitas. Namun, perannya di masyarakat dapat disejajarkan
dengan batasan-batasan tertentu. Pengertian gender didefinisikan sebagai aturan atau normal
perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem masyarakat. Karena itu
gender sering kali diidentikan dengan jenis kelamin atau sex. Meski sebenarnya kedua jenis kata
ini memiliki konsep yang berbeda. Secara umum, lelaki dan wanita secara sexualitas di bedakan
berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya. Namun, secara gender perbedaan tersebut tidak
menjamin perbedaan gender. Yang kita tahu seorang wanita secara penampilan dikenal memiliki
perasaan yang halus, penampilan yang lemah gemulai, dan berambut panjang. Dan seorang lelaki
dikenal sebagai seseorang yang kuat, jantan perkasa, dan berambut pendek. Lalu jika kedua
penampilan tersebut tertukar apakah berarti jenis kelamin mereka juga bertukar? Tentu saja
tidak.

Bagaimana arti kesetaraan gender? Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki
dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan,
pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan
ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Terwujudnya
kesetarangender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan
dengan demikian mereka memiliki kesempatan berpartisipasi untuk memperoleh manfaat yang
setara dan adil. Namun di Indonesia kesetaraan gender ini sering diabaikan. Banyak kasus-kasus
terhadap wanita yang menyebabkan hilangnya emansipasi wanita.

Pembahasan dan Analisis

Berikut merupakam contoh kasus kekerasan terhadap wanita


Liputan6.com, Tangerang – Pengungkapan terduga pembunuh EnoFariah, karyawati pabrik di
Tangerang, Banten, tergolong cepat. Setelah berkali-kali memeriksa mess buruh pabrik di
Kompleks Pergudangan, Kosambi, Tangerang, Banten, polisi menahan tiga orang.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (16/5/2016), seorang yang ditahan polisi
diduga kuat sebagai terduga pembunuh EF.Interogasi terhadap tiga orang yang ditahan dirasa
belum cukup, polisi kembali membawa tiga orang ini ke mess PT Polyta Global Mandiri
untuk prarekonstruksi.Dua orang yang ditahan masih diinterogasi terkait peranannya dalam
pembunuhan EF. Sementara satu orang sudah dinyatakan sebagai terduga pembunuhan EF. EF
ditemukan tewas di kamar mess perusahaan pada Jumat 13 Mei 2016. Korban yang baru 4 bulan
bekerja ini, tewas dengan kondisi mengenaskan. Dugaan sementara, terjadi kekerasan seksual
sebelum korban dibunuh.Keluarga telah memakamkan korban ke kampung halamannya di
Serang, Banten, setelah diautopsi di RSUD Tangerang.

Dari kasus diatas bahwa kekerasan pada wanita masih saja terjadi. Entah faktor apa yang
dilakukan oleh para pelaku sehingga melakukan pembunuhan tersebut. Banyak yang berpendapat
bahwa pelaku memiliki kelainan psikopat sehingga melakukan hal tersebut. Seperti yang dibahas
diatas bahwa pada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Seharusnya laki-
laki memperlakukan perempuan dengan adil karena bagaimanapun juga laki-laki dan perempuan
saling membutuhkan satu sama lain. Di dalam alkitab pada Kejadian 1:27 “Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-
laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” disini berarti bahwa Allah menciptakan manusia
baik perempuan dan laki-laki dengan derajat yang sama dan menurut gambar Allah, disamping
itu juga menekankan bahwa manusia itu sama hakekat dengan Sang Pencipta. Hal ini berarti
bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makluk yang mulia, kudus dan berakal budi,
sehingga manusia bisa berkomunikasi dengan Allah, dan layak untuk menerima mandat dari
Allah untuk menjadi pemimpin dari segala ciptaan Allah. Dari ungkapan “segambar” dengan
Allah ini yang berarti dimiliki tidak hanya laki-laki saja akan tetapi juga perempuan, dan
keduanya mempunyai status yang sama.

Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kesetaraan gender yang ada di Indonesia masih di
abaikan. Mungkin di sekitar kita masih terjadi diskriminasi antara laki-laki terhadap perempuan.
Kita sebagai anak Tuhan seharusnya memberikan teladan yang baik bagi sekitar kita dengan
menghindari ketidakadilan gender yang ada. Belajar berperilaku adil terhadap sesama bukan
hanya ke sesama jenis tetapi juga terhadap lawan jenis, karena kita tidak boleh membeda-
bedakan satu sama lain. Semua juga tergantung pada individu masing-masing. Dalam hal ini,
keluarga juga berperan penting dalam kehidupan sehari-sehari. Karena disanalah kita dapat
mendapat didikan yang baik yang berpengaruh pada mental kita. Untuk menghindari kasus-kasus
tersebut pemerintah juga harus ikut berperan untuk meningkatkan kesetaraan gender yang ada
agar kasus pembunuhan seperti di atas tidak terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai