Anda di halaman 1dari 52

Ejaan

Bahasa Indonesia

Yolferi, M.Hum.

Balai Bahasa Sumatera Utara


Jalan Kolam No. 7
Medan
tata cara menuliskan
ejaan bunyi, kata, atau kalimat
dalam bentuk tulisan
(huruf) dan tanda baca
Huruf dan pemakainya
Pemenggalan kata
Penulisan kata
Penulisan unsur serapan
Pemakaian tanda baca
26 November 2015
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.50 Tahun 2015
Aa a J j je S s es
B b be K k ka T t te
C c ce L l el Uu u
D d de M m em V v ve
Ee e N n en W w we
F f ef Oo o X x eks
G g ge P p pe Y y ye
H h ha Q q ki Z z zet
Iii R r er
3
• RCTI  eRSeTeI
eRCeTeI
• SCTV  eSSeTeVe
eSCeTeVe
• TVRI  TiViErI

Pelafalan • MTQ 
TeVeErI
Tivi/Tipi
eMTeKyu

Singkatan • IGGI 
eMTeKi
aIJiJiaI
IGeGeI
• WHO  ……….
WeHaO
• UNHCR  ……….
UeNHaCeeR
Click On Screen To Watching
The Movie & Next To Next
• AC  Ase, ACe

4
Huruf gabung
ai au oi
santai pulau amboi
ei survei
ng ny sy
bangun kenyang isyarat
kh
mutakhir

5
Melambangkan
tiga bunyi:
huruf
1. e enak, tembak
e 2. e seruling, esa

3. e tempe-mereka
Click On Screen To Watching
The Movie & Next To Next
kata dasar

Kata dasar ditulis terpisah dari kata yang lain


Contoh: Sejak kemarin ia sakit gigi.
Meskipun miskin, semangat hidup Tony tinggi.

kata berimbuhan

Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya


Contoh: Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tersangka menolak bertanda tangan di BAP.
kata (ber)ulang
Kata (ber)ulang ditulis lengkap, tidak dengan angka 2.
setinggi-tingginya
Katakan keras-keras.

kata (ber)gabung

Jika salah satu kata, apalagi kedua-duanya, yang bergabung itu tidak
dapat berdiri sendiri, ditulis serangkai.

narapidana dasawarsa
pascapanen purnajual
kata sandang
Si dan sang ditulis terpisah dari kata
berikutnya
Contoh: Kemarin sang raja tidak duduk di singgasana.
Sang kodok mendekati kolam.

partikel
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
diikutinya, sedangkan per dan pun ditulis terpisah*
Contoh: Sadarlah kau.
Jangankan pelajar, mahasiswa pun gemar berkelahi.
Masuklah satu per satu.
*kecuali pada kata-kata seperti meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun,
ataupun, dan bagaimanapun.
kata depan

Kata depan ditulis terpisah dari kata yang


mengikutinya

Contoh: Kepada anaknya ia memberikan bingkisan itu.


Jembatan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan.
Dalam rapat itu dibahas kenaikan harga BBM.
Bungkusan yang mencurigakan itu diletakkan di depan pintu hotel.
Sejak dulu ia menunggu kesempatan tampil ke panggung politik.
di dan ke
sebagai kata depan atau awalan?
Jika
1. Menyatakan arah atau merupakan jawaban atas pertanyaan di/ke mana,
di /ke sebagai kata depan (ditulis terpisah)
di/ke sini, di/ke serambi, di/ke samping
2. Dapat diganti dengan me-, di sebagai awalan (ditulis serangkai)
ditendang-menendang, dikepung-mengepung, dipeluk-memeluk
3. Ke yang tidak menyatakan arah, ditulis serangkai
kehendak, ketua, ketiga, kekasih
singkatan dan akronim

Singkatan dan akronim tidak menggunakan tanda titik (.),


kecuali
(1) singkatan nama orang, sapaan, dan gelar
Contoh:
A. Burhan (Abdul; Ahmad; Alexander) Burhan
Drs. Indra Barnas Bpk. bapak
Hj. Siti Nuraini Sdr. saudara

(2) singkatan umum, seperti

a.n. atas nama dll. dan lain-lain


d.a. dengan alamat dsb. dan sebagainya
u.b. untuk beliau hlm. halaman
s.d. sampai dengan Yth. Yang terhormat
Lambang, ukuran, dan timbangan

Tidak memerlukan tanda titik


Rp3.500.000,00
$5.000
cm
l
kg
NGANTUK ADALAH HAK DAN DAPAT TERJADI
PADA SIAPA SAJA DAN DI MANA SAJA.
OLEH KARENA ITU, SELAMAT MENGANTUK ……. !!!
Singkatan
1. selalu mengambil huruf pertama setiap kata yang disingkat
Contoh: SD sekolah dasar
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
2. ditulis dengan huruf kapital, sekalipun bentuk yang disingkat kata-kata biasa
Contoh: SIM surat izin mengemudi
KTP kartu tanda penduduk
PNS pegawai negeri sipil

Akronim
1. tidak beraturan
Contoh: agus agak gundul sedikit
pemilu pemilihan umum
2. ditulis dengan huruf biasa atau dengan huruf awal kapital jika yang disingkat
merupakan nama (diri, lembaga/instansi, program/kegiatan)
Contoh: pemilukada pemilihan umum kepala daerah
unpri Universitas Prima Indonesia
Unri Universitas Riau
PEMAKAIAN HURUF
HURUF KAPITAL ATAU HURUF BESAR

tidak digunakan
untuk menuliskan segala sesuatu yang dianggap penting

• Kita harus membantu pelaksanaan pembangunan Nasional.


• Karena ayahnya seorang Jenderal, ia bertindak sewenang-wenang.
• Paman saya adalah seorang Sarjana yang menduduki Jabatan penting di
kantor itu.
• Kita harus mematuhi Undang-Undang yang dikeluarkan itu.
awal kalimat

awal kata
kekerabatan
awal nama diri
yang digunakan
untuk menyapa

huruf
awal
pangkat/jabatan
yang diikuti
nama
kapital awal nama
geografi

awal nama suku,


awal nama hari,
bangsa, dan
bulan, dan tahun
bahasa
bahasa
Indonesia/
daerah

nama generik
nama maksimal tiga
untuk generik
lain digabung
geografi/ kata dan
ditulis dengan
huruf
rupabumi

nama yang
menngunakan
arah mata
angin dipisah
generik spesifik
D M

Sungai Apit Sungaiapit

Kecamatan
Kecamatan Sungaiapit
Sungaiapit

Desa Sungaiapit Utara


tigaras 3 Ras
tigabinaga 3 Binaga
Limapuluhkoto 50 Koto
Jembatanlima 2 X 11 Anamlingkung
Kambingtujuh Jembatan 5
Kotonanampek Kambing 7
Tanahseratus bukan Koto nan 4
Bagansiapi-api Tanah 100
Sigura-gura Bagan Siapi-api
Muko-Muko Siguragura
Toli-Toli Mukomuko
Dalu-Dalu Tolitoli
Daludalu

Gang Zaitun 1; Gang Zaitun 2; Gang Zaitun 3; Gang Zaitun 4; dst.


Huruf miring digunakan untuk

1. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang


dikutip dalam karangan,
Di dalam [majalah] Tempo terdapat banyak artikel yang menarik.
Berita itu dimuat di dalam [harian] Kompas.

2. menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata, atau kelompok kata,


Kata teras pada kalimat itu berarti ‘tinggi’)

3. menuliskan ungkapan asing (termasuk nama-nama ilmiah) yang belum


disesuaikan ejaannya.
Politik divide et impera pernah dipraktikkan Belanda di Indonesia.
Nama Ilmiah buah manggis ialah carcinia mangostana.
Tanda baca
Tanda titik (.)

1. mengakhiri kalimat berita


2. memisahkan angka jam, menit, dan detik
3. memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah

Pukul 12.45.00
3.500.000
350.000
35.000
Tanda koma (,)
1. dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
rincian
2. memisahkan kalimat majemuk setara yang
didahului kata tetapi dan melainkan
3. memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimat
4. dipakai di belakang ungkapan penghubung
antar kalimat
5. dipakai di belakang nama orang yang diikuti
gelar akademik
6. mengapit keterangan tambahan
(1)

a. Dia memang tidak sombong, tetapi sedikit


pelit.
b. Mereka bukan pemain, melainkan pemandu
sorak.

(2)

a. Pencuri itu langsung dijebloskan ke terali besi


setelah diinterogasi.
b. Setelah diinterogasi, pencuri itu langsung
dijebloskan ke terali besi.
c. Pencuri itu, setelah diinterogasi, langsung
dijebloskan ke terali besi.
Bengkel Sastra: Musikalisasi Puisi bagi Siswa SLTA
Seprovinsi Sumatera Utara 2017 bertujuan untuk
a. meningkatkan apresiasi sastra peserta;
b. menumbuhkan rasa percaya dan jati diri peserta;
c. memasyarakatkan musikalisasi puisi;
d. menjalin tali silaturahmi peserta; serta
e. menggalang persatuan dan kesatuan generasi muda.

Hewan-hewan berikut ini yang tergolong bukan


binatang buas adalah
a. harimau,
b. buaya,
c. kucing, atau
d. ular.
Keterangan tambahan

di antara dua tanda koma Kepala SMPN 1 Gema, Halinus,


S.Pd., sedang mengikuti
, ..., Penyuluhan Bahasa dan Sastra
Indonesia.

di antara dua tanda pisah Kepala SMPN 1 Gema--Halinus,


S.Pd.--sedang mengikuti
--...-- Penyuluhan Bahasa dan Sastra
Indonesia.

di antara dua tanda kurung Kepala SMPN 1 Gema (Halinus,


S.Pd.) sedang mengikuti
( ...) Penyuluhan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Tanda titik dua (:)
Digunakan di akhir pernyataan lengkap
yang diikuti rincian.

Kita sekarang memerlukan perabot


rumah tangga: kursi, meja, dan
almari.

Kita sekarang memerlukan kursi,


meja, dan almari.
Tanda petik dua (“...”)
1. Mengapit petikan langsung
“Hati-hati di jalan ya, Nak,” pesan Ibu.
2. Mengapit judul karangan (termasuk karya
sastra) dalam buku, majalah, atau koran
Tulisannya, “Lokalitas dan Globalisasi”, dimuat Kompas.
3. Mengapit kata khusus, yang artinya
berbeda dengan yang diketahui umum
Memang benar-benar “kancil” dia itu.
Tanda hubung (-)
1. Digunakan dalam penulisan kata ulang
“Hati-hati di jalan ya, Nak,” pesan Ibu, tak henti-henti.
2. Menghubungkan bagian frasa yang dapat menimbulkan
salah tafsir
alat-potong tangan alat potong-tangan
anak-istri dokter anak istri-dokter
3. Mengantarai jenis tulisan yang berbeda (bukan
muhrimnya)
dekade 80-an
Kita harus bersyukur kepada-Nya.
meng-update
Tanda petik satu (‘...’)
Digunakan untuk menyatakan arti/makna kata
update ‘pembaruan’
gendheng ‘gila, tidak waras’
buku yang ditulis oleh prof arif se
mm mengupas beragam persoalan
pengangguran di provinsi sumatera
utara akhir-akhir ini pada bab 1 3
beliau menjelaskan jumlah
pengangguran yang kini mencapai
144345 orang atau naik sekitar 20%
dari tahun 2008 yang hanya 118400
peningkatan ini dipicu oleh
penurunan produksi pertambangan
dan perkayuan
Buku yang ditulis oleh Prof. Arif S.E.,
M.M. mengupas beragam persoalan
pengangguran di provinsi Sumatera
Utara akhir-akhir ini. Pada bab 1.3
beliau menjelaskan jumlah
pengangguran yang kini mencapai
144.345 orang atau naik sekitar 20%
dari tahun 2008 yang hanya 118.400.
Peningkatan ini dipicu oleh
penurunan produksi pertambangan
dan perkayuan. …
Latihan
1. Nurdiana membeli 3 potong daster di super
market.
2. Yanto membeli dua puluh satu ekor ayam kam-
pung.
3. Dalam sebuah operasi pekat polisi telah
menangkap dua puluh satu orang: lima orang
pencopet, empat orang penjudi, dan dua belas
pemabuk.
4. Lima ratus lima puluh orang diundang oleh Pak
Raden pada resepsi pernikahan anaknya.
5. Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang
pegawai.
Jawaban
1. Nurdiana membeli tiga potong daster di
supermarket.
2. Yanto membeli 21 ekor ayam kampung.
3. Dalam sebuah operasi pekat polisi telah
menangkap 21 orang: 5 orang pencopet, 4 orang
penjudi, dan 12 pemabuk.
4. Pak Raden mengundang 550 orang pada resepsi
pernikahan anaknya.
5. Kantor kami mempunyai dua puluh orang pe-
gawai.
Kasus

1. Angka-angka kejanggalan ongkos haji yang dikutip


TEMPO adalah angka asumsi atau potensi yang dapat
dijelaskan secara khusus dan detail.

2. Data dalam penelitian ini diambil dari harian Media


Indonesia, Republika, dan Kompas.

3. Arifin dalam bukunya Cermat Berbahasa Indonesia


menyatakan bahwa pemakaian bahasa yang baik dan
benar dalam setiap acara resmi atau formal di TVRI, RRI,
surat kabar, majalah, dan buku merupakan guru yang
positif dalam pemakaian bahasa masyarakat.

4. Kupu-kupu sayap renda atau yang lebih dikenal sebagai


kupu-kupu bidadari memiliki nama ilmiah “Chetosia
Myrina”.
5. Sistem Presidensial menempatkan presiden dalam dua
kedudukan dan fungsi, yaitu sebagai head of state
(kepala negara) dan chief executive (kepala
pemerintahan).

6. Pada bab ini tidak dibicarakan pengertian kudeta dan


pendapat-pendapat yang berkaitan dengan pengertian
tersebut.

7. Imbuhan ter- pada kata-kata seperti tersangka,


terdakwa, dan tertuduh membentuk kata benda.
Perbaikan

1. Angka-angka kejanggalan ongkos haji yang dikutip Tempo adalah


angka asumsi atau potensi yang dapat dijelaskan secara khusus
dan detail.

2. Data dalam penelitian ini diambil dari harian Media Indonesia,


Republika, dan Kompas.

3. Arifin dalam bukunya Cermat Berbahasa Indonesia menyatakan


bahwa pemakaian bahasa yang baik dan benar dalam setiap acara
resmi atau formal di TVRI, RRI, surat kabar, majalah, dan buku
merupakan guru yang positif dalam pemakaian bahasa
masyarakat.

4. Kupu-kupu sayap renda atau yang lebih dikenal sebagai kupu-


kupu bidadari memiliki nama ilmiah Chetosia Myrina.
5. Sistem Presidensial menempatkan presiden dalam dua
kedudukan dan fungsi, yaitu sebagai head of state
‘kepala negara’ dan chief executive ‘kepala
pemerintahan’.

6. Pada bab ini tidak dibicarakan pengertian kudeta dan


pendapat-pendapat yang berkaitan dengan pengertian
tersebut.

7. Imbuhan ter- pada kata-kata seperti tersangka,


terdakwa, dan tertuduh membentuk kata benda.
Latihan

1. Merebaknya fenomena pengusaha yang terjebak white collar crime


“kejahatan kerah putih” mendorong pelaku bisnis untuk memahami
hukum secara komprehensif yang berkaitan dengan kegiatan mereka.

2. Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari beberapa media


massa nasional, di antaranya majalah GATRA serta harian
KOMPAS dan MEDIA INDONESIA.

3. Dalam makalah ini, penulis menekankan pembahasan pada karakter


tokoh-tokoh dalam novel Laskar Pelangi.

4. Nepotisme berasal dari kata ‘nepos’ yang berarti keturunan dan


‘ismos’ yang berarti proses, tindakan, atau praktik.

5. Bentuk pramu- pada kata pramuwisma merupakan unsur terikat yang


berasal dari bahasa Sanskerta.
Perbaikan
1. Merebaknya fenomena pengusaha yang terjebak white collar
crime ‘kejahatan kerah putih’ mendorong pelaku bisnis untuk
memahami hukum secara komprehensif yang berkaitan dengan
kegiatan mereka.

2. Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari beberapa media


massa nasional, di antaranya majalah Gatra serta harian Kompas
dan Media Indonesia.

3. Dalam makalah ini, penulis menekankan pembahasan pada


karakter tokoh-tokoh novel Laskar Pelangi.

4. Nepotisme berasal dari kata nepos yang berarti keturunan dan


ismos yang berarti proses, tindakan, atau praktik.

5. Bentuk pramu- pada kata pramuwisma merupakan unsur terikat


yang berasal dari bahasa Sanskerta.
MASALAH
1. Kita dapat membeli: anggrek, mawar, dan melati di
pasar kembang.
2. Puji dan syukur kami panjatkan ke hadiratnya.
3. Lagu “Sajadah Panjang” populer sekitar tahun 1990an.
4. Universitas Prima Indonesia baru saja mewisuda
mahasiswa S1.
5. Riskawati berktp Binjai.
6. Pada bulan Januari/Maret sebagaian besar karyawan
sibuk dengan kegiatan pembuatan laporan akhir tahun
anggaran.
1. Kita dapat membeli bunga: anggrek, mawar, dan melati di
pasar kembang.
2. Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat-Nya.
3. Lagu “Sajadah Panjang” populer sekitar tahun 1990-an.
4. Universitas Prima Indonesia baru saja mewisuda
mahasiswa S-1.
5. Riskawati ber-KTP Binjai.
6. Pada bulan Januari s.d. Maret sebagaian besar karyawan
sibuk dengan kegiatan pembuatan laporan akhir tahun
anggaran.
Masalah
1. PT. atau P.T. atau PT
2. JB Apik Ibrahim atau J.B. Apik Ibrahim
3. PT Kalbe Parma Tbk atau PT Kalbe
Parma tbk.
4. Nabi Muhammad SAW. atau Nabi
Muhammad saw. atau Nabi Muhammad
S.A.W. atau Nabi Muhammad s.a.w.
5. Bambang D.H atau Bambang D.H.
6. Komjen Pol atau Komjen Pol.
7. Prof Dr Boedi Darmojo atau Prof. Dr.
Boedi Darmojo
8. Hj Dedeh Rosyidah atau Hj. Dedeh
Rosyidah
9. H Alamsyah Ratu Prawira atau H.
Alamsyah Ratu Perwira
9. Rd Soemartono atau Rd. Soemartono
10. Chandra M Hamzah atau Chandra M.
Hamzah
12. Mahfud MD atau Mahfud M.D.
13. Jenderal (Purn) atau Jenderal (Purn.)
14. Kabag Ops Polres Maros atau Kabag
Ops. Polres Maros
15. Jl Belitung atau Jln. Belitung
16. Assalamualaikum wr wb atau
Assalamualaikum wr. wb. atau w.r. w.b.
17. yth atau Yth atau y.t.h.
18. d.p.l atau dpl. atau dpl
19. Sirekss atau Sireks atau sireks
20. Wita atau WITA atau W.I.T.A.
21. daerah pemilihan (dapil) atau Dapil
22. Setgab atau setgab atau setgab.
23. Lansia atau lansia
24. “Kanker” atau “kanker”
25. LuSi (Lumpur Sidoardjo) atau Lusi
26. Pilkada atau PILKADA atau pilkada
27. Pemilu atau pemilu
28. Polri atau polri
29. Polda atau polda
30. Polres atau polres
mbah marto
mbah marto tidak tahu banyak
tentang desa kelahirannya ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu
dinamai desa kedung galar ia tidak
tahu mengapa sangkanhurip kini
mengering ia juga tidak tahu
mengapa nenek moyangnya dahulu
sampai di desa itu meski sudah uzur
mbah marto tetap gesit dan cekatan
begitu bangun pagi tanpa harus
minum kopi dahulu ia sudah
memanggul pangkur menuju ladang
seharian ia terus mengayuh
pangkurnya membongkar tanah liat
yang sudah mengeras oleh musim
kemarau yang panjang
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai