Bab Ii
Bab Ii
240110170110
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tensiometer
Tensiometer adalah alat praktis untuk mengukur kandungan air tanah, tinggi
hidrolik, dan gradient hidrolik. Alat ini terdiri atas cawan sarang, secara umum
terbuat dari keramik yang dihubungkan melalui tabung ke manometer, dengan
seluruh bagian diisi air. Saat cawan diletakkan di dalam tanah pada waktu
pengukuran hisapan dilaksanakan, air total di dalam cawan melakukan kontak
hidrolik, dan cenderung untuk seimbang dengan air tanah melalui pori-pori pada
dinding keramik. Pada saat tensiometer diletakkan di permukaan tanah, air yang
terdapat dalam tensiometer umumnya berada pada tekanan atmosfer, sedangkan air
tanah secara umum mempunyai tekanan lebih kecil dari tekanan atmosfer, sehingga
terjadi hisapan dari alat tensiometer karena perbedaan tekanan, dan air dari alat itu
keluar, serta tekanan dalam alat turun yang ditunjukkan oleh manometer (Kurnia,
dkk, 2006).
2.4 pH Tanah
Pada umumnya tanah sangat berperan penting sebagai tempat tumbuhnya
vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia. Dalam bidang
pertanian, tanah juga tidak lepas hubungannya dengan kesuburan tanah agar
didapatkan hasil panen yang maksimal. Mutu tanah pada kesuburan tanah
ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang
menjadi habitat akar-akar aktif tanaman (Hardjowigeno, 1987)
pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan. Larutan
dengan nilai pH rendah dinamakan”asam” sedangkan yang nilai pH tinggi
dinamakan ”basa”. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan
tanah di daerah kering bersifat basa. Pada tanah asam larutan tanahnya mengandung
lebih banyak ion hidrogen (H+) dibandingkan dengan ion hidroksil (OH-),
sebaliknya pada tanah basa tanahnya mengandung lebih banyak ion hidroksil (OH-
) dibandingkan dengan ion hidrogen (H+). Skala pH terentang dari 0 (asam kuat)
sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral). Sedangkan pada pH tanah umumnya
berada pada skala dengan nilai 3 hingga 9 (Hermawati, 2013).
Gambar 3. Skala pH
(Sumber: Kusuma, 2014)
Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan dalam menyatakan
konsentrasi H+ yang sangat kecil di dalam air maupun di dalam berbagai system
hayati penting. pH tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1
𝑝𝐻 = log [𝐻 +] …….. (1)
DAFTAR PUSTAKA
240110170110
4.2 Pembahasan
Praktikum fisika mekanika tanah kali ini mengenai pengukuran kelembaban
tanah dan pH tanah. Alat ukur yang digunakan adalah soil moisture tester. Alat ini
bekerja dengan mengukur kadar hidrogen yang terkandung dalam tanah dari kadar
air dalam tanah. Pengukuran dilakukan di 3 titik, disetiap titik dilakukan 3 kali
pengukuran sehingga didapat 9 kali pengulangan. Jumlah data seperti titik yang
diukur dan banyaknya pengulangan disesuaikan dengan kondisi di lapangan seperti
luas lahan, hal ini untuk mendapatkan data yang mewakili kondisi tanah secara
keseluruhan. Soil moisture tester yang digunakan tidak memiliki efisiensi yang baik
dibandingkan soil moisture tester yang menggunakan metode Time Domain
Reflectometer (TDR) atau Neutron Probe.
Pengukuran lainnya adalah pengukuran tekanan negatif tanah, tekanan
negatif atau vakum terjadi ketika rongga atau pori dalam tanah tidak terisi oleh air,
hal ini membuat tekanan dalam pori lebih rendah dibandingkan dengan sekitarnya.
Rendahnya tekanan ini akan menghisap air dari titik-titik lain yang memiliki kadar
air lebih tinggi. Prinsip ini dipakai dalam tensiometer, dimana dalam tanah yang
kering, tanah akan menghisap air dari tabung tensiometer melalui celah-celah kecil
pada gabus bagian bawah tensiometer. Akibat dari proses penyerapan ini air dalam
tabung menjadi lebih sedikit dan menciptakan ruang hampa di dalam tensiometer,
tekanan ini selanjutnya akan diukur dengan gauge meter.
Hasil yang didapatkan adalah pengukuran pH tanah di tiga titik memiliki nilai
rata-rata 6,7, 7, dan 6,9. Nilai ini menunjukan bahwa pH tanah berada pada posisi
netral. Nilai pH tanah akan dipengaruhi oleh nilai kadar air dalam tanah, karena
dalam pengukuran pH yang dilihat merupakan nilai ion Hidrogen. Kadar air pada
pengukuran kali ini memiliki nilai 1,5, 1,6, dan 0,46. Tanah pada pengukuran ke 3
memiliki ukuran butir yang lebih besar sehingga cenderung lebih mudah
mengalirkan air, oleh karena itu nilai kadar air lebih rendah. Pengukuran pH penting
dilakukan karena setiap tanaman memiliki karakteristik tumbuh masing-masing
salah satunya nilai pH, selain itu nilai pH tanah dapat menunjukan tingkat
kesuburan tanah. Nilai pH yang terlalu rendah membuat tanah tidak cocok untuk
ditanami tanaman karena menandakan minimnya ketersediaan unsur hara. Nilai pH
yang terlalu rendah disebabkan oleh tercucinya kation-kation basa yang terjadi pada
lapisan atas ke lapisan lebih dalam. dikarenakan pengamatan dilakukan di musim
kemarau dimana proses pencucian oleh air tidak terjadi, nilai pH yang didapatkan
tidaklah bernilai rendah namun cenderung netral.
Berdasarkan pengamatan nilai pH akan berbanding terbalik dengan nilai
kelembaban tanah, Nilai kelembaban tanah yang tinggi akibat tingginya kadar air
dalam tanah justru akan membuat pH tanah menjadi berkurang (asam). Studi
literatur menunjukan bahwa menurut Hardjowigeno, pH tanah umumnya akan
bernilai antara 3,0 hingga 9,0. Hasil pengamatan di lapangan memenuhi syarat
tersebut. Perlakuan tanah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pH adalah
dengan pengkapuran, sedangkan metode yang dilakukan untuk mengasamkan tanah
adalah dengan penambahan unsur sulfur atau belerang.
Taufik Ardhiansyah
240110170110
BAB V
PENUTUP