MAKALAH Mikrobiologi Analitik
MAKALAH Mikrobiologi Analitik
Mikrobiologi Analitik
Fermentasi
Dosen Pembimbing : Rahmat Ramadansur M.Pd
1.Ayuni ( 1784205034 )
2.Novita Sari Samosir ( 1784205035 )
3.Wahyu Prasetyo ( 17842050 )
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Mikrobiologi Analitik dengan
judul FERMENTASI . makalah FERMENTASI ini sengaja dibuat untuk memenuhi tugas kuliah
mikrobiologi dasar yang di bimbing oleh bapak Ramat Ramadansur M.Pd
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ramat Ramadansur M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Mikrobiologi Analitik fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
universitas lancang kuning yang telah membimbing penulis dalam menyesesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca tentang Fermentasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat mendukung.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Ahli Kimia Prancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika pada tahun 1857
mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi
(pernapasan) tanpa udara".
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa
fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel
secara simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi
dari gula tersebut... Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil
menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut
sebagai zymase.
Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg
tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Tahap pertama industri fermentasi dimulai sebelum tahun 1900, yaitu mulai pembuatan
alkohol dan vinegar. Di Arab produksi dalam skala besar dimulai tahun 1700. Pengembangan
proses dengan menggunakan termometer dimulai tahun 1757 dan pemindahan panas pada tahun
1801. Pada pertengahan abad 19, fungsi khamir dalam fermentasi alkohol mulai dikembangkan.
Pada akhir abad 19 mulai digunakan kultur murni khamir pada pembuatan starter. Vinegar pada
mulanya dihasilkan dari oksidasi wine karena perkembangan mikrobia liar. Perkembangan
kemudian dengan menggunakan generator yang diikuti dengan medium penyangga. Pada akhir
abad 19 dan awal abad 20 mulai digunakan medium yang dipasteurisasi dan ditambah 10%
vinegar yang baik untuk menjadikan asam dan mencegah kontaminasi. Jadi konsep proses mulai
dikembangkan pada awal abad 20.
Tahap ke dua yaitu dari tahun 1900 - 1940 dengan mulai dikembangkan produk baru seperti
massa sel khamir, gliserol, asam sitrat, asam laktat dan aseton-butanol. Pembuatan ragi roti
merupakan proses aerob sehingga sel tumbuh cepat. Jika oksigen tidak ada maka yang dihasilkan
alkohol dan bukan sel khamir. Masalah pembatas adalah konsentrasi wort awal, karena
pertumbuhan sel dibatasi oleh kemampuan penggunaan sumber karbon daripada oksigen.
Pertumbuhan sel juga dipengaruhi oleh penambahan wort dalam jumlah kecil selama proses.
Teknik ini sekarang disebut kultur Fedbatch dan secara luas digunakan dalam fermentasi industri
dengan oksigen sebagai pembatas. Perkembangan fermentasi aseton butanol secara aseptis
selama perang dunia II dipelopori oleh Weizmann.
Pada tahap ke tiga mulai dihasilkan penisilin pada kultur submerged secara aseptis. Produksi
penisilin secara aerob sangat mudah mengalami kontaminasi, terutama pemasukkan udara dalam
skala besar. Program pengembangan strain dilakukan dalam pilot-plant. Pada tahap ini (1940
sampai sekarang) banyak ditemukan proses-proses baru diantaranya antibiotik yang lain,
vitamin, gibrelin, asam amino, enzim dan transformasi steroid.
Tahap ke empat (1960 sampai sekarang), sejumlah perusahaan besar meneliti tentang produksi
protein sel tunggal untuk ternak. Tahap ini merupakan pengembangan tahap ke tiga dengan skala
lebih besar, dengankemungkinan harga jual yang lebih rendah. Mulai tahap ini semakin
diperhatikan kontrol peralatan dan proses menggunakan kontrol komputer
dan mulai dilakukan penelitian strain yang digunakan melalui rekayasa genetik.
Tahap ke lima (1979 sampai sekarang) mulai diteliti dan diproduksi senyawaan yang tidak
umum dihasilkan mikrobia seperti interferon, insulin dengan manipulasi genetik. Produksi
konvensional juga dapat ditingkatkan melalui rekayasa genetik. Perkembangan tahap ini semakin
canggih sesuai perkembangan bioteknologi
BAB II
ISI
1. Bakteri Rhizobium. Bakteri ini berperan dalam mengikat nitrogen pada akar tanaman
polong-polongan.
2. Bakteri Escherichia coli. Bakteri ini berperan dalam proses pembusukkan sisa makanan
dan membentuk vitamin K dan vitamin B12 yang berada dalam usus besar.
3. Bakteri Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan nata de' coco.
4. Bakteri Pseudomonas sp berperan dalam pembuatan vitamin B.
5. Bakteri Candida krussei berperan dalam pembuatan cokelat.
6. Bakteri Pseudomonas, Xantomonas, Flavobacterium dan Streptomyces berperan dalam
pembusukan sampah organik.
7. Bakteri Streptococcus termophylus berperan dalam pembuatan mentega.
8. Bakteri Streptomyces griceus. Bakteri ini mampu membentuk antibiotik streptomisin.
9. Bakteri Streptococcus termophylus dan Lactobacillus bulgaricus berperan dalam
pembuatan yoghurt.
10. Bakteri Streptococcus sp. Dan Propionibacterium skermanisi berperan dalam pembuatan
keju.
Sifat Fermentasi
Fermentasi mempunyai sifat, sifat fermentasi terbagi dua tipe yaitu aerobik ( oksigen ) dan
anaerobik ( tanpa oksigen ).
Tipe Fermentasi Aerobik
Fermentasi aerobik adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan oksigen. Semua
organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil metabolisme
bahan pangan, dimana organism itu berada. Mikroorganisme adalah organisme yang memerlukan
energi tersebut. Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh
adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna glukosa
menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi. Fermentasi yang terdapat pada
tipe fermentasai aerobik, yaitu :
Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini
dilakukan oleh bakteri asam cuka ( acetobacter aceti ) dengan substrat etanol. Energi yang
dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi Kimia :
CH12O6 à 2C2H5OH à 2CH3COOH +H2O+116 kkal
Tipe Fermentasi Anaerobik
Fermentasi anaerobik adalah fermentasi yang pada prosesnya tidak memerlukan oksigen.
Beberapa mikro organisme dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen jadi hanya
sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi, karbondioksida
dan air , termasuk sejumlah asam laktat , asetat, etanol, asam volatile ,alkohol, dan ester.
Pada fermentasi anaerob, zat-zat organik dikatabolisme tanpa kehadiran oksigen yang berarti
tidak adanya akseptor elektron eksternal melainkan melalui keseimbangan reaksi oksidasi-
reduksi internal. Produk dihasilkan selama proses penerimaan elektron yang dilepaskan saat
pemecahan zar-zat organik. Oleh karenanya zat-zat organik tersebut berperan sebagai akseptor
dan donor elektron. Pada fermentasi, substrat hanya dioksidasi sebagian dan oleh karena itu
hanya sedikit energi yang bisa dihasilkan
Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika
kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat. Peristiwa ini dapat terjadi diotot
dalam kondisi anaerob. Reaksi Kimia :
C6H12O6 –> 2CH3CH(OH)COOH + 2ATP
Secara umum, fermentasi asam laktat perlu melalui dua tahapan, antara lain:
1. Proses fermentasi Homolactic
Pada proses ini terjadi perubahan glukosa mnjadi piruvat. Lalu terbentuklah 2 molekul asam
laktat. Proses ini menggunakan enzim laktat Dehidrogenase.
2. Proses Fermentasi Heterofermentatif
Proses inin menggunakan piruvat sebagai penghasil asam laktat, etanol dan karbon dioksida
sebagai hasil bawa bentuan enzim dehidrogenanse laktat dan piruvat dekarboksilase
Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol ( etil alkohol )
dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk
pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi Kimia: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Aplikasi Enzim
Ribuan tahun yang lalu proses seperti membuat bir, membuat roti, dan produksi keju
melibatkan enzim yang belum diketahui jenisnya. Dalam cara konvensional ini, teknologinya
dipercayakan pada konversi enzim sebelum bangun pengetahuan yang koheren dikembangkan.
Di negara barat, industri menggunakan enzim pada produksi yeast dan ragi dimana
pembuatan bir dan roti secara tradisional sudah jarang dikembangkan. Beberapa perkembangan
awal biokimia dipusatkan pada fermentasi yeast dan konversi energi pada glukosa. Di negara
timur, industri yang sama memproduksi sake dan banyak makanan fermentasi, semuanya dibuat
dari filamentous fungi sebagai sumber aktivitas enzim.
Pada tahun 1896, memperlihatkan permulaan yang sebenarnya dari teknologi mikrobia
enzim dengan pemasaran pertama takadiastase, campuran kasar dari enzim hidrolitik yang
disiapkan pada pertumbuhan jamur Aspergillus oryzae pada tepung gandum. Perkembangan
lebih lanjut dari penggunaan enzim meningkatkan proses secara konvensional ke era baru.
Meskipun sebagian besar produksinya masih menghasilkan enzim kasar.
Sampai saat ini lebih dari 200 enzim telah diisolasi dari mikroorganisme, tumbuhan dan
hewan, tetapi kurang dari 20 macam enzim yang digunakan pada skala komersial atau industri.
Kini, produsen enzim komersial memasarkan enzim dalam bentuk kasar karena proses isolasinya
lebih sederhana, terutama digunakan dalam makanan dan dalam industri detergen (menggunakan
enzim amilase), industri roti (menggunakan enzim proteinase), industri pembuatan bir
(menggunakan enzim betaglukanase, amiloglukosidase), industri tekstil (menggunakan enzim
amilase), industri kulit (menggunakan enzim tripsin), industri farmasi dan obat-obatan
(menggunakan enzim tripsin, enzim pankreatic tripsin)
3. REDUKSI ASETALDEHID
Pereduksian asetaldehid merupakan proses akhir dalam fermentasi ini. Nantinya dua molekul
asetaldehid akan direduksi menjadi dua molekul etanol yang akan dikatalisis oleh alkohol
dehidroginase. Fungsi enzim akan membantu dalam memecah kandungan NADH agar menjadi
ion Hidrogen dan ion NAD. Ion Hidrogen sebagai pembentuk dari etanol, NADH untuk donor
pada elektron.
Fermentasi asam laktatt juga bisa terjadi pada sel manusia, tepatnya di daerah otot. Misalnya
pada saat kita menggerakan tangan untuk meraih benda.
Maka pada pergerakan tersebut akan menghasilkan energi sehingga kita bisa mengambil benda
tersebut. Tanpa kita sadari, proses tersebut juga akan menghasilkan asam laktat yang terkumpul
di otot tersebut.
Peristiwa fermentasi asam laktat pada otot manusia dapat terjadi apabila otot kita kekuranagna
oksigen, sementara energi yang perlu dihasilkan cukup banyak. Energi yang terbentuk dari
proses fermentasi asamm laktat tersebut yakni sebanyak 2 ATP.
Asam laktatt pada otot akan menyebabkan kita merasa pegal, kaku, atau bahkan kram. Jika kita
terlalu banyak melakukan aktivitas yang menggunakan banyak energi, otomatis kita badan kita
akan terasa pegal.
Assam laktat dapat hilang sendiri secara berangsur-angsur setelah proses ferrmentasinya
berakhir. Itulah sebabnya kita merasa pegal kita berkurang setelah kita berisitirahat.
Skema Fermentasi Asam Laktat
Lain halnya dengan fermentasi alkohol, pada fermentasii ini, piruvat tidak dikarboksilasi terlebih
dahulu menjadi asetaldehid melainkan langsung direduksi oleh NADH menjadi asam laktat.
Fermentasi asam cuka
adalah proses oksidasi lanjutan dari alcohol oleh bakteri tertentu yang menghasilkan asam cuka.
Proses ini merupakan salah satu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob,
artinya prosesnya menggunakan oksigen. Bakteri yang berperan dalam fermentasi ini adalah
acetobactera aceti dengan substrat etanol (alcohol). Dengan oksigen yang cukup, bakteri tersebut
dapat menghasilkan cuka dari berbagai makanan yang mengandung alcohol, misalnya buah
buahan seperti apel dan anggur, biji2an seperti malt dan beras, umbi - umbian seperti kentang
dan singkong; dan juga bahan - bahan yang mngandung cukup banyak gula seperti cairan buah,
madu, atau sirup.
Untuk difermentasikan menjadi asam cuka, bahan - bahan tersebut harus mengalami proses
fermentasi alcohol terlebih dahulu yang memerlukan mikroba pemecaha gula sperti
saccharomyces sp. Setelah alcohol terbentuk, kemudian bahan tersebut dioksidasi oleh
acetobacter menjadi asam cuka. Proses perubahan alcohol menjadi asam cuka disebut proses
acetisikasi. Asam cuka sendiri kadang disebut juga dengan nama asam asetat.
Reaksi kimia dari fermentasi asam cuka secara umum sperti dibawah ini:
Energy yang dihasilkan pada fermentasi asam cuka 5x lebih besar dibanding energy yang
dihasilkan dari fermentasi alcohol secara anaerob. Jika fermentasi alcohol umumnya hanya
sebesar 2 ATP, fermentasi asam cuka bisa mencapai 10 ATP. Fermentasi asam cuka ini
berlangsung aerob karena memproduksi H2O (air). Namun meskipun aerob (menggunakan
oksigen), proses ini tetap disebut fermentasi karena bahanya adalah alkohol yang merupakan
senyawa produk dari proses fermentasi.
Asam acetat yang digunakan dalam produksi poliner maupun berbagai macam serat dan
kain
Bahan pengatur keasaman pada industri maknan
Bahan minuman seperti cuka apel
Pelunak air dalam rumah tangga
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara
umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi
yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah
yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
B.SARAN
Dalam Mata Kuliah Mikrobiologi Analitik sebaiknya dilakukan praktek agar mahasiswa dapat
melihat secara nyata , bagaimana fermentasi tersebut dilakukan , dan bagaimana bentuk aslinya
setelah fermentasi selesai
DAFTAR PUSTAKA
http://mei-science.blogspot.com/2010/02/sejarah-perkembangan-fermentasi.html
http://komponen-dasar-blog.blogspot.com/2012/11/mikroorganisme-yang-menguntungkan-
dan.html
https://www.gurupendidikan.co.id/fermentasi/
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/makalah-aplikasi-enzim-dalam.html
https://thegorbalsla.com/fermentasi-alkohol/
https://contohsoal.co.id/fermentasi-asam-laktat/