Anda di halaman 1dari 1

B.

Kebijakan Pendidikan di Jepang

Sebelum Perang Dunia ke II diberlakukan kebijakan pendidikan yang terangkum dalam salinan
Naskah Kekaisaran mengenai pendidikan atau yang disebut dengan Imperial Rescript on Education.
Dimana pada zaman dahulu para kaisar telah dididik berbasis nilai yang luas dan kekal, serta menanam
nilai-nilai positif secara mendalam dan kokoh dalam pribadi setiap kaisar. Materi yang diajarkan pada
zaman dahulu lebih cendrung mengarah pada kesetiaan dan kepatuhan dari generasi kegenerasi dengan
tetap menerapkan estetika.
Nilai-nilai positif dari para kaisar di Jepang inilah yang diterapkan pada pendidikan yang ada di
negara tersebut. Dimana setiap individu harus mampu menjalin hubungan yang harmonis, mencurahkan
kasih sayang terhadap orang-orang di sekelilingnya, kesetiaan, dan kepatuhan kepada orang tua, suami,
istri, sahabat, menjadi diri sendiri yang moderat dan sederhana, serta menuntut ilmu sedalam mungkin
dan diimbangi dengan jiwa seni.
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II yaitu pada tanggal 3 November 1946, kebijakan
pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak Asasi Manusia, kebebasan hati nurani, jaminan setiap
individu untuk mengembangkan kebebasan berfikir, kebebasan akademik dimana setiap individu
memperoleh hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Maret 1947, Peraturan Pendidikan Nasional Jepang (School Education Law)menentapkan
susunan pendidikan dasar pendidikan yang keseluruhannya terdiri atas 6-3-3-4. Yang artinya tahap-tahap
pendidikan Jepang terdiri atas empat tahapan yang memiliki tujuan, visi, misi, yang khusus pada setiap
jenjang tahapannya
Sedangkan dalam Fundamental Law of Education disebutkan bahwa, Citizen have the right to
equal opportunity or receving education according to their ability; freedom from discrimination on
acaount of race, cree sex, social status, economic position, or family origin; financial assistance, to the
able needy, academin freedom, and the responsibility to build a peaceful State and society (Imam
Barnadib, 1986: 53), (Setiap warga memiliki kesempatan yang sama menerima pendidikan menurut
kemampuan mereka, bebas dari diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi,
asal usul keluarga, bantuan finansial, bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung jawab
untuk membangun negara dan masyarakat yang damai).
Perbedaan yang lain adalah mengenai tujuan pendidikan. Dalam Imperial Rescript on
Education disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketaatan bagi
Kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat di bawah ayah yang sama, yakni Kaisar. Adapun
tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education adalah untuk meningkatkan perkembangan
kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individu, dan menanamkan jiwa yang bebas.

Anda mungkin juga menyukai