Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah suatu peristiwa alamiah. Pada masa ini tubuh akan banyak
mengalami perubahan. Otot-otot perut beserta jaringannya meregang untuk
memberi tempat kepada rahim yang akan mengembang 20 (dua puluh) kali lebih
besar dan ukuran semula.
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini
akan berlarian melintasi rongga rahim. Konsep kehamilan yakni ovulasi, fertilisasi
dan nidasi.
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel – sel desidua yaitu sel – sel besar yang
mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula
dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk
kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup
lagi.
Itulah sebabnya kadang – kadang pada saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada
depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi ,
dimulailah diferensiasi sel – sel blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat ruang
exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel – sel yang tumbuh
besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu
lempeng embrional (embrional plate) diantara amnion dan yolk sac.

NIDASI – Kelompok II Page 1


Sel – sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio)
akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik
(chorionik membrane) yang kelak menjadi korion. Sel- sel trofoblas tumbuh
menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas
(sebelah luar) Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh
bercabang – cabang dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan
dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya
menghilang disebut chorion leave.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan nidasi?
2. Bagaimanakah proses ovulasi menuju nidasi?
3. Bagaimanakah proses nidasi?
4. Bagaimanakah Implantasi (nidasi) perkembangan palsenta?
5. Apa-apa sajakah Nidasi yang tidak normal?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari nidasi
2. Untuk mengetahuio proses ovulasi menuju nidasi
3. Untuk mengetahui proses-proses nidasi
4. Untuk mengetahui implantasi (nidasi) perkembangan palsenta
5. Untuk mengetahui nidasi yang tidak normal

NIDASI – Kelompok II Page 2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Nidasi atau implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
dalam endometrium.
2.2 Proses Ovulasi Menuju Nidasi (Implantasi)

(Gambar 1. Proses Ovulasi Menuju Nidasi/Implantasi)


Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi
normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan
bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang
merupakan tempat terjadinya pembuahan.
Sel telur dikeluarkan dari permukaan ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus
haid. Sel telur ini ditangkap oleh ujung saluran telur (tuba Fallopii) yang
berbentuk corong, kemudian berjalan di dalam tuba karena adanya kontraksi
otot. Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga

NIDASI – Kelompok II Page 3


dari panjang saluran telur. Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24
jam. Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.
Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran. Di dalam bola sel
terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit. Blastosit sampai di
rongga rahim.
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum
uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah
pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan
endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara
kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan
tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast
zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel
endometrium uterus (terjadi nidasi).
Setelah nidasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah
maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi
dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan
menimbulkan berbagai reasi seluler sehingga sel trofoblas tersebut dapat
menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus.
Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam
hari setelah konsepsi. Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru
dikatakan terjadi kehamilan (Gravid). Pada hari ke empat, inti blastokista telah
sampai pada permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista mulai
masuk kedalam stoma endometrium dan pada hari ke sepuluh, blastokista telah
terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium, sehingga tahap implantasi /
nidasi berakhir. Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantung kuning telur,
alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan menjadi plasenta.
Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga terdiri dari komponen maternal
yang disebut desidua (desidua basalis).

NIDASI – Kelompok II Page 4


A. Desidua dibagi menjadi 3 daerah, yaitu:

(Gambar 2: Daerah Desidua)


1) Desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dengan dinding uterus
2) Desidua capsularis, terletak diantara hasil konsepsi dengan cavum uteri
3) Desidua parietalis/Vera, terletak meliputi/mengelilingi dinding uterus yang
lain.
B. Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan
baik yakni :
1) Leukemia inhibiting factor , suatu sitokin
2) Integrin , interaksi antar sel
3) Transforming growth factor beta , stimulasi pembentukan sinsitium dan
menghambat invasi trofoblas.
C. Dua stuktur penting didalam blastula adalah:
1) Lapisan luar yang disebut trofoblas, yang akan menjadi plasenta.
2) Embrioblas (inner cell mass) yang kelak akan menjadi janin.

NIDASI – Kelompok II Page 5


2.3 Proses Nidasi
1) Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma vitellus
membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam
keadaan metafase
2) Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase & telofase
sehingga pronukleusnya menjadi haploid
3) Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan
inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda
dari pihak wanita dan pria
4) Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang
dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya
5) Seiring dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju
uterus
6) Hasil pembelahan sel memenuhi Seluruh ruangan dalam ovum yang
besarnya 0,1 mm dan disebut Stadium Morula
7) Selama pembelahan sel dibagian dalam, terjadi pembentukan sel dibagian
luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi
sel trofoblas
8) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormon
korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum
9) Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terjadi ruangan yang
mengandung cairan yang disebut blastula
10) Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan villi
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi
11) Sementara itu fase sekresi endometrium telah makin banyak yang
mengandung glikogen yang disebut desidua
12) Sel trofoblas yang meliputi primer villi korealis melakukan destruksi
enzimatik-proteoilitik sehingga dapat menanamkan diri dalam
endometrium

NIDASI – Kelompok II Page 6


13) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari
ke 6 sampai ke 7 setelah konsepsi
14) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda Hartman.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih
kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac,
sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang
amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) di antara
amnion dan yolk sac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh di sekitar mudgah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (corionic
membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2
lapisan :
1. Sitrofoblas, di sebelah dalam.
2. Sinsitiotrofoblas, di sebelah luar.
Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-
cabang, dan di sebut corion frondosom. Sedangkan yang berhubungan dengan
desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang,
disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan
hormone human chorionic gonadotropin (HCG).
Sintotropoblas dalam merupakan lapisan tunggal sel yang menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) memberikan informasi pada
korpus luteum bahwa kehamilan sudah dimulai. Produksi Human Chorionic
Gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke-60 kehamilan untuk
kemudian turun lagi. HCG mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan
menghasilkan terus hormon progesteron, sampai plasenta mampu untuk membuat
progesteron sendiri. HCG dapat ditemukan didalam air kencing wanita yang
sedang hamil.

NIDASI – Kelompok II Page 7


2.4 Implantasi (nidasi) perkembangan palsenta
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada
tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada
bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1
lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam
pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan
sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-
ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan
memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari
ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus
embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan
membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion)
dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang
mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam
dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini
menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga
zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak
dibuang dari janin ke ibu.
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20,
tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan
beratnya mencapai 500 gram.
2.5 Nidasi Abnormal
Menurut Hill (2013), ada beberapa nidasi yang tidak normal diantaranya :
1) Kehamilan Tuba
Abnormal situs implantasi atau ektopik Kehamilan terjadi jika implantasi
dalam tabung rahim atau di luar rahim. Situs - permukaan luar uterus,
ovarium, usus, saluran pencernaan, mesentry, dinding peritoneal. Jika tidak

NIDASI – Kelompok II Page 8


maka spontan, embrio harus diangkat melalui pembedahan. Hal ini terjadi
jika jika epitelium uterin rusak (jaringan parut, penyakit radang panggul), jika
zona pelusida hilang terlalu dini, memungkinkan implantasi tuba dini. Embrio
dapat berkembang melalui tahap-tahap awal, dapat mengikis melalui tanduk
uterus dan pasang kembali dalam rongga peritoneal.
2) Hidatidosa Mole
Tipe lain dari kelainan adalah ketika hanya lapisan konsepsi trofoblas
berproliferasi dan tidak embryoblast, tidak ada embrio berkembang, ini
disebut " mola hidatidosa ", yang disebabkan oleh kehadiran terus-menerus
dari lapisan trofoblas, konsepsi yang abnormal ini dapat juga menanamkan
dalam uterus. Sel-sel trofoblas akan mengeluarkan human chorionic
gonadotropin (hCG), seperti pada kehamilan normal, dan dapat muncul
maternal dan dengan tes kehamilan untuk menjadi " normal". Diagnosis
prenatal dengan analisis USG menunjukkan tidak adanya embrio sebuah.
Ada beberapa bentuk mola hidatidosa : mola parsial, mola sempurna dan
gigih tumor trofoblas gestasional. Banyak tumor ini muncul dari sperma
haploid pemupukan telur tanpa pronukleus betina ( bentuk alternatif, embrio
tanpa kontribusi sperma , disebut partenogenesis ). Tumor memiliki
penampilan plasenta " anggur - seperti" tanpa pembentukan embrio tertutup .
Setelah kehamilan molar pertama, ada sekitar risiko 1 % dari kehamilan
molar kedua.
3) Abnormal plasentasi
Kelainan dapat berkisar dari anatomi terkait dengan gelar atau situs
inplantation, struktur (seperti kembar), fungsi plasenta, placento-ibu efek
(pre-eklampsia, eritroblastosis janin) dan akhirnya kelainan mekanik terkait
dengan tali plasenta (ari-ari).

NIDASI – Kelompok II Page 9


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan pembahasan sebelumnya :
1. Nidasi atau implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
dalam endometrium.
2. Proses ovulasi menuju nidasi (implantasi) di mulai dari pelepasan sel telur
yang kemudian sel telur ini ditangkap oleh ujung saluran telur (tuba
Fallopii) yang berbentuk corong, kemudian berjalan di dalam tuba karena
adanya kontraksi otot. Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam
24 jam. Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang
disebut zigot. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding
rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler,
sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi
nidasi).
3. Proses nidasi terdiri dari 13 proses yang dimulai dari masuknya inti
spermatozoa ke dalam sitoplasma vitellus hinga sampai penanaman
blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7
setelah konsepsi.
4. Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada
tempatnya tertanam. Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu
memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta
limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8
setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
5. Nidasi abnormal terbagi atas 3 yakni Kehamilan Tuba, Hidatidosa Mole
dan Abnormal plasentasi
3.2 Saran

NIDASI – Kelompok II Page 10


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Anatomi Alat Kandungan. [online] [pdf]
http://ocw.usu.ac.id/course/download/128-KEPERAWATAN-MATERN
ITAS-OBGIN/kmo_slide_anatomi_alat_kandungan.pdf. (diakses 24
September 2014 Pukul 16.00 WITA)

Bidanku. 2014. Proses Terjadi Kehamilan. [Online] Proses Terjadinya


Kehamilan http://bidanku.com/terjadinya-kehamilan#ixzz3ETddFpgP
(diakses 24 September 2014 Pukul 16.00 WITA)

Lusa. 2011. Nidasi atau Implantasi. [online] http://www.lusa.web.id/nidasi-


atau-implantasi/ (diakses 24 September 2014 Pukul 16.00 WITA)

Sariyati. 2014. Pembuahan Nidasi Dan Plasentasi. [Online]


http://ml.scribd.com/doc/46182371/Pembuahan-Nidasi-Dan-Plasentasi.
diakses 24 September 2014 Pukul 16.00 WITA)

NIDASI – Kelompok II Page 11

Anda mungkin juga menyukai