Infiltrasi and Kurva Infiltrasi Model Ho
Infiltrasi and Kurva Infiltrasi Model Ho
HIDROLOGI
Oleh:
ROHMAD
A1H014005
A. Latar Belakang
Bumi terdiri atas daratan dan lautan. Air merupakan kebutuhan pokok bagi
hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan mutlak membutuhkan air sebagai
kebutuhan primernya. Tidak ada kehidupan makhluk yang tidak terkait langsung
atau tidak langsung dengan sumberdaya air. Tanpa air, mikroorganisme yang
mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada, demikian pula tidak akan
pernah ada siklus materi dan energi, dengan demikian tanpa air tidak akan pernah
ada kompleksitas ekosistem. Sehingga dapat dipastikan bahwa jika tidak ada air,
maka kehidupan diatas permukaan bumi ini akan terancam kepunahan (Asdak dan
salim, 2006)
Air yang terdapat dalam permukaan bumi berputar melalui siklus hidrologi.
Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run
off. Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air tanah (
Hardjowigeno,1993)
mempengaruhi laju infiltrasi adalah tekstur tanah, kerapatan massa (bulk density),
permeabilitas, kadar air tanah dan vegetasi. Semakin rendah nilai kerapatan massa
(bulk density) tanah, semakin besar volume pori tanah, dan semakin remah
tanahnya maka laju infiltrasi akan semakin besar. Bila ditinjau dari sudut vegetasi
maka semakin besar penetrasi akar, semakin besar daya serap akar, semakin tinggi
akumulasi bahan organik tanah maka laju infiltrasi akan semakin besar.
konstan. Hal ini terjadi karena semakin lama proses infiltrasi semakin meningkat.
Artinya air semakin lama semakin banyak yang tertampung kedalam tanah, dan
ketika tanahnya mulai jenuh pergerakan air ke bawah profil tanah hanya
sama dengan satuan kecepatan = meter/detik. Bila suatu saat air mulai
infiltrasi dan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan.
Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadinya hujan, tetapi
dengan tiga cara: (1) inflow-outflow (2) Analisis data hujan dan hidrograf, dan (3)
infiltrasi
5. Mahasiswa dapat menghitung volume infiltrasi total selama waktu (t) tertentu
II. TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan)
tanah yang lebih dalam. Dengan kata lain, infiltrasi adalah aliran air masuk ke
dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi
mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan
dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksimal gerakan air masuk ke dalam
Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan
dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu millimeter
Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah
dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton,
2004). Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan
kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka
kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water)
Proses tahapan infiltrasi ini melibatkan tiga proses yaitu (asdak, 2004):
3. Proses mengalirnya air tersebut ketempat lain (bawah, samping dan atas)
dengan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah terjadinya
hujan.Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadi nya hujan
,akan tetapi semakin lama kapasitas nya maka akan mencapai penurunan hingga
1. Kelembapan tanah
2. Kompaksi
4. Tekstur tanah
5. Struktur tanah
Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi. Horton
permukaan tanah dibanding dengan proses aliran di dalam tanah. Faktor yang
berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan retakan tanah oleh
koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran struktur permukaan
lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan air hujan.
beikut :
f =fc + (fo-fc)e-Kt
Keterangan;
k : konstanta geofisik
e : 2,718
Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan.
Kelemahan utama dari model ini terletak pada penentuan parameternya f0, fc, dan
sederhana.
maka,
t = (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
y=t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
atau
K = -1/0,434 m
dimana m = gradient
1. Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian
simulasi laboratorium).
separasi hidrograf).
a. Dengan infiltrometer
Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja
air dalam tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air
yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus
diukur. Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke
samping di bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari
banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per satuan
waktu.
b. Dengan testplot
luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap
Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi
air. Daya infiltrasinya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar
berskala besar.
c. Lysimeter
dalam tanah diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi
dengan fasilitas drainage dan pemberian air. Untuk mencapai tujuan ini lebih baik
dengan kondisi curah hujan yang sebenarnya dapat dipelajari. Curah hujan harus
diukur dengan alat pencatat hujan (recording rain gauge) yang harus ditemptkan
2. Ember/jerigen
4. Stopwatch
5. Alat Tulis
6. Laptop
7. Microsoft Excel
B. Cara Kerja
2. Catat tentang :
5. Isi bagian luar (bagian pelindung) dengan air sampai setinggi 5 cm dan
waktu f Persamaan
fc f-fc log(f-fc) K
(t) (cm/menit) Horton
0 18 5 13 1,113943352 25,79262673 18
2 14 5 9 0,954242509 25,79262673 5
4 11,7 5 6,7 0,826074803 25,79262673 5
6 10 5 5 0,698970004 25,79262673 5
8 8,3 5 3,3 0,51851394 25,79262673 5
10 7 5 2 0,301029996 25,79262673 5
12 5,9 5 0,9 -0,045757491 25,79262673 5
14 5 5 0 #NUM! 25,79262673 5
10. Buat tabel dan input data kedalam program Microsoft Excel
memplot hubungan t dan log (f-fc) pada kertas grafik atau menggunakan
Persamaan Horton
20
18
16 y = -1.0833x + 11.5
14 R² = 0.3333
12
Waktu
10 Persamaan Horton
8
6 Linear (Persamaan
4 Horton)
2
0
0 2 4 6 8 10
Horton
(fo – fc)
Penyelesaian :
(18 – 5 )
3,06
13
70 + 4,24 (1)
74, 24 mm
7,424 cm = 0,07424 m
A. Hasil
t (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14
waktu Persamaan
f (cm/menit) fc f-fc log(f-fc) K
(t) Horton
0 18 5 13 1,113943352 25,79262673 18
2 14 5 9 0,954242509 25,79262673 5
6 10 5 5 0,698970004 25,79262673 5
10 7 5 2 0,301029996 25,79262673 5
14 5 5 0 #NUM! 25,79262673 5
Data grafik 4.1 kurva gradien m atau kapasitas infiltrasi :
Persamaan Horton
20
18
16 y = -1.0833x + 11.5
14 R² = 0.3333
12
Waktu
10 Persamaan Horton
8
6 Linear (Persamaan
4 Horton)
2
0
0 2 4 6 8 10
Horton
B. Pembahasan
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan)
tanah yang lebih dalam. Dengan kata lain, infiltrasi adalah aliran air masuk ke
dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi
mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan
dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksimal gerakan air masuk ke dalam
Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan
dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu millimeter
Didalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow)
menuju mata air, danau dan sungai; atau secara vertikal atau yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori –
pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi
menyebabkan aliran air selalu menuju ketempat yang lebih rendah, sedangkan
gaya kapiler menyebabkan pergerakan air bergerak kesegala arah. Air kapiler
selalu selalu bergerak dari tempat daerah basah menuju daerah yang lebih kering.
Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah. Gaya
daripada tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui
permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada
permukaan tanah. Setelah tanah menjadi basah gerak kapiler berkurang karena
berkurangnya gaya kapiler. Hal ini menurunkan laju infiltrasi, sementara aliran
berlanjut mengisi pori pori permukaan tanah. Dengan terisinya pori – pori tanah,
konstan; dimana laju infiltrasi sama dengan laju perkolasi melalui tanah.
Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap kedalam tanah dalam waktu
tertentu. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah,
kadar materi trrsuspensi dalam air dan juga waktu. Laju infiltrasi tertinggi dicapai
saat air pertama kali masuk kedalam tanah dan menurun dalam bertambahnya
waktu. Data laju infiltrasi dapat dimanfaatkan untuk menduga kapan suatu
limpasan permukaan (run-off) akan terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima
sejumlah air tertentu, baik melalui curah hujan ataupun irigasi dari suatu tandon
air dipermukaan tanah. Menurut knaap (1978) untuk mengumpulkan data infiltrasi
1. Inflow-outflow
Dari ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan dalam pengukuran
infiltrasi dilapangan yaitu dengan metode Double ring infiltrometer. Double ring
infiltrometer merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran
yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari, inilah
tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut masuk ke dalam tanah melalui
pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan ke dalam tanah disebabkan
oleh potensial gravitasi dan potensial matriks tanah. Laju air infiltrasi yang
tanah. Di bawah pengaruh potensial gravitasi, air hujan mengalir tegak lurus ke
dalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, potensial matriks bersifat
mengalirkan air tersebut tegak lurus ke atas, ke bawah, dan ke arah horizontal.
Potensial matriks tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori relatif kecil,
pada tanah dengan pori-pori besar potensial ini dapat diabaikan pengaruhnya dan
air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gravitasi. Dalam
perjalanannya, air juga mengalami penyebaran ke arah lateral akibat tarikan gaya
kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan pori-pori yang lebih kecil. Asdak
tidak saling mempengaruhi: (a) proses masuknya air hujan melalui pori-pori
permukaan tanah, (b) tertampungnya air hujan tersebut ke dalam tanah, (c) proses
mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, atas). (Asdak, 1995).
Pengaplikasian infiltrasi dalam kehidupan sehari hari berguna untuk Vegetasi dan
lapisan serasah melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung tetesan air
akan meningkat. Peran lapisan serasah dalam melindungi permukaan tanah sangat
Vegetasi pada permukaan tanah itu pada umumnya dapat mencegah atau
tumbuh jarang serta tidak berdaun lebat (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).
luas yang lebih besar, sehingga populasi tanaman yang jarang akan menimbulkan
erosi yang lebih besar. Populasi yang jarang ini terutama disebabkan oleh
(Sarief, 1985).
Selain itu kegunaan dari infiltrasi ini adalah untuk mementukan jenis
tanaman apa yang cocok ditanam disuatu jenis tanah sesuai dengan kebutuhan
kadar air suatu tanaman tersebut, apabila salah dalam mengidentifikasi tanah
dengan kadar air maka sangat berisiko untuk menanam di areal tersebut.
besarkah suatu jenis tanah dapat menyerah air kedalam tanah jika tanah tersebut
dapat menyerap air kedalam tanah dengan maksimal maka tanah tersebut dapat
berikut :
1. Topografi
kekurangan waktu untuk infiltrasi. Akibatnya sebagian besar air hujan menjadi
aliran permukaan. Sebaliknya, pada lahan yang datar air menggenang sehingga
intensitas curah hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
aktual adalah sama dengan intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar
dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas
infiltrasi.
akan mengalami penggenangan atau banjir. Apakah banjir dikaitkan dengan laju
infiltrasinya. Artinya bila intensiatas hujan lebih besar dari laju infiltrasinya.
(Basak, 1999)
3. Tekstur Tanah
perbandingan butir-butir pasir (0,005-2 mm), debu (0,002-0,005 mm), dan liat <
0,002 mm) di dalam fraksi tanah halus. Tekstur menentukan tata air, tata udara,
kemudahan pengelolaan, dan struktur tanah. Penyusun tekstur tanah berkaitan erat
perbandingan fraksi-fraksi tanah, maka tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu halus, sedang, dan kasar. Makin halus tekstur tanah mengakibatkan
menghisap air.
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir
(sand) (berdiameter 2,00 -0,20 mm atau 2000-200 𝜇𝑚, debu (silt) (berdiameter
0,20-0,002 mm atau 200-2 𝜇𝑚) dan liat (clay) (<2 𝜇𝑚) (Hanafiah, 2005).
primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu tanah. Partikel-partikel tanah
itu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda dan dapat digolongkan ke
dalam tiga fraksi seperti tersebut di atas. Ada yang berdiameter besar sehingga
dengan mudah dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada juga yang
sedemikian halusnya, seperti koloidal, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
yang kecil dibandingkan dengan partikel debu dan liat. Oleh karena itu, maka
peranan partikel pasir dalam ikut mengatur sifat-sifat kimia tanah adalah kecil
sekali, tetapi fungsi utamanya adalah sebagai penyokong tanah dalam mana
disekelilingnya terdapat partikel-partikel liat dan debu yang lebih aktif. Tanah-
tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah fraksi liat.
Sedangkan tanah-tanah yang mengandung debu yang tinggi dapat memegang air
sedangkan tanah yang bertekstur tanah halus mempunyai kapasitas infiltrasi kecil,
sehingga dengan curah hujan yang cukup rendah pun akan menimbulkan limpasan
tinggi serta daya menahan air rendah, sehingga pergerakan air jenuh lebih mudah
dan cepat. Sebaliknya, tanah yang bertekstur halus mempunyai kapasitas total
menahan air tertinggi, tetapi jumlah air tersedia tertinggi dipunyai oleh tanah
pembentukan struktur dan porositas tanah. Selain itu tanah yang bertekstur halus
pembengkakan koloid tanah, serta adanya udara yang terjepit (Hakim, dkk., 1986).
Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, yaitu berupa
kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Terjadi
tidaknya aliran permukaan, tergantung kepada dua sifat yang dipunyai oleh tanah
tersebut, yaitu;
untuk meluluskan air atau udara ke lapisan bawah profil tanah (Suripin, 2004).
mempunyai kapasitas infiltrasi yang tinggi dan jika tanah tersebut dalam, maka
erosi dapat diabaikan. Tanah bertekstur halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi
yang cukup tinggi, akan tetapi jika terjadi aliran permukaan maka butir-butir halus
akan mudah terangkut. Tanah-tanah yang mengandung liat dalam jumlah yang
tinggi dapat tersuspensi oleh butir-butir hujan yang jatuh menimpanya dan pori-
pori lapisan permukaan akan tersumbat oleh butir-butir liat. Hal ini menyebabkan
Besar dari pori tanah tergantung dari ukuran partikel tanah. Tanah yang
liatnya tinggi memiliki pori-pori tanah yang sempit. Sedangkan tanah yang
mengandung banyak pasir memiliki pori-pori yang kecil, tetapi luas atau banyak.
Air akan mengalir deras pada tanah yang memiliki pasir yang tinggi dan ini
disebut dengan macropori. Pori-pori yang kecil atau yang sering disebut sebagai
micropori mampu untuk menahan air. Kedua ukuran pori tanah tersebut sangat
penting, dimana untuk menahan air dibutuhkan tanah yang mikropori dan untuk
Tipe-tipe partikel tanah (pasir, liat, dan debu) dapat mengontrol laju
infiltrasi. Sebagai contoh, permukaan tanah yang berpasir secara umum memiliki
laju infiltrasi yang tinggi dari pada tanah yang permukaannya liat. Dan
fraksi pasir adalah lebih besar dibandingkan dengan fraksi liat, hal ini memang
dipengaruhi oleh karena liat kaya akan pori yang halus tetapi miskin akan pori
yang besar. Sebaliknya pasir miskin akan pori halus, namun kaya akan pori yang
Air bergerak lebih cepat melalui pori-pori dan ruang pori yang besar pada
tanah berpasir dari pada melalui pori-pori yang kecil pada tanah liat. Ketika
kandungan bahan organik tanah rendah, akan berpengaruh signifikan dalam hal
kerentanan terhadap pengerasan fisik tanah (Soil Quality Institute et.al, 2001).
volume total tanah (termasuk volume tanah dan pori) (Hillel, 1971). Setiap
pori dan juga berat per unit volume. Bila dinyatakan dalam 𝑔𝑐𝑚3 kerapatan
massa tanah-tanah liat yang ada di permukaan dengan struktur granular besarnya
mempunyai kisaran 1,3 sampai 1,8. Perkembangan struktur yang lebih besar pada
tanah-tanah dipermukaan dengan tekstur halus menyebabkan kerapatan massanya
............................................................................... (7)
Dimana :
kecil dari sub-soil, karena berat bahan organik pada tanah permukaan lebih kecil
daripada berat benda padat tanah mineral dari sub soil dengan volume yang sama,
dan top soil banyak mengandung bahan organik sehingga particle densitynya
rendah. Oleh karena itu partikel density setiap tanah merupakan suatu tetapan dan
Berat jenis butir adalah berat bagian padat dibagi dengan volume bagian
padat dari tanah tersebut. Berat jenis butir tanah pada umumnya berkisar antara
2,6-2,7 𝑔/𝑐𝑚3. Dengan adanya kandungan bahan organik pada tanah maka nilai
menjadi lebih rendah. Istilah kerapatan ini sering dinyatakan dalam istilah berat
jenis atau specific gravity, yang berarti perbandingan kerapatan suatu benda
tertentu terhadap kerapatan air pada keadaan 4ºC dengan tekanan udara biasa,
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat
ditempati oleh udara dan air, serta merupakan indikator kondisi drainase dan
aerasi tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro) dan
pori-pori halus (mikro). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang
mudah hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler
atau udara. Tanah- tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada
tanah liat. Tanah yang banyak mengandung pori-pori kasar sulit menahan air
sehingga tanahnya mudah kekeringan. Tanah liat mempunyai pori total (jumlah
pori-pori makro ditambah pori-pori mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir
(Hardjowigeno 2007).
Tanah tersusun oleh bahan padatan, air dan udara.Bahan padatan ini
meliputi bahan mineral berukuran pasir, debu, dan liat, serta bahan organik.Bahan
organik tanah biasanya menyusun 5% bobot total tanah, meskipun hanya sedikit
tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan tanah, baik secara
sebagai media tumbuh, maka bahan organik juga berpengaruh secara langsung
tanah (Brady, 1984), memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah sehingga
laju infiltrasi lebih tinggi, dan meningktakan daya tanah menahan air sehingga
peresapan air maksimum dengan waktu untuk jenis tanah tertentu (termasuk jenis
kapasitas infiltrasi dan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan.
Kapasitas infiltrasi seacara umum akan tinggi pada awal terjadinya hujan tetapi
dan lain-lain.
lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju
curah hujan. Data laju infiltrasi dapat dimanfaatkan untuk menduga kapan suatu
limpasan permukaan (run-off) akan terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima
sejumlah air tertentu baik melalui aliran hujan ataupun irigasi dari suatu tondon
1. Kelembapan tanah
2. Kompaksi
4. Tekstur tanah
5. Struktur tanah
digunakan pendekatan model Horton. Konsep ini diperkenalkan pertama kali oleh
Horton pada tahun 1993. Menurut konsep ini, aliran air permukaan terjadi saat
sebagai lapisan tipis yang menutupi secara merata seluruh permukaan. Khusus
untuk model Horton, proses fitting mengacu pada rumus ft = fc + (f0 – fc) e –Kt.
infiltrasi dan waktu (sebagai absis). Setelah fc ditetapkan, maka dapat dihitung
nilai K dan F0. Nilai Ksecara khusus dapat dihitung dengan menggunakan rumus.
adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi. Horton mengakui
kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah
dibanding dengan proses aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk
pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan retakan tanah oleh koloid tanah dan
pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan air hujan. Model
f =fc + (fo-fc)e-Kt
Keterangan;
k : konstanta geofisik
e : 2,718
Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan. Kelemahan
utama dari model ini terletak pada penentuan parameternya f0, fc, dan k dan
maka,
t = (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
Menggunakan persamaan umum liner, y = m X + C, sehingga :
y=t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
atau
K = -1/0,434 m
dimana m = gradient
oleh hujan secara drastis dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air
intensitas curah hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
aktual adalah sama dengan intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar
dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas
infiltrasi. Kapasitas infiltrasi curah hujan dari permukaan tanah ke dalam tanah
atau sebagiannya akan diabsorbsi ke dalam tanah. Bagian yang tidak diabsorbsi
akan menjadi limpasan permukaan (surface runoff). Curah hujan yang mencapai
permukaan tanah akan bergerak sebagai limpasan permukaan atau infitrasi. Air
yang menginfiltrasi ke dalam tanah meningkatkan klembaban tanah atau terus ke
air tanah.
lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju
curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan yaitu infiltrasi dan kurva
infiltrasi jenis Horton kami memperoleh data yang akurat berdasarkan breberapa
indikator yaitu jenis tanah , waktu dan indikator lainya. Langkah pertama saat
praktikum kami mengamati jenis lokasi serta jenis tanah yang akan dibuat
praktikum infiltrasi setelah itu pasang alat double ring infiltrometer tancapkan
dengan kedalaman sekitar 10 cm dibawah permukaan tanah. Lalu isi air dibagian
lubang paling luar sampai penuh, setelah penuh tunggu air tersebut terinfiltrasi
kedalam sampai tanah tersebut benar – benar jenuh. Setelah sekiranya tanah
tersebuk sudah jenuh maka tinggal memasukan air ke lubang bagian dalam lalu
ukur ketinggian air tersebut dengan mistar besi. Setelah itu selang interval waktu
2 menit ukur perubahan ketinggian air lalu catat perubahan ketinggian dengan
interval waktu 2 menit kedalam tabel. Biarkan air di ring bagian dalam benar
benar tidak bisa terinfiltrasi kedalam tandanya itu infiltrasi saat konstan, setelah
itu input data dalam tabel tersebut kedalam aplikasi pemrograman ms. Excel lalu
ubah kedalam format grafik persamaan horton dan kurva kapasitas infiltrasi.
Kendala kendala yang kami alami saat praktiku adalah mencari jenis tanah
yang baik untuk praktikum karena kami sering menemui tanah yang tidak cocok
saat praktikum terlebih lagi sebelum praktikum terjadi hujan jadi menambah
magrib.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
hujan melalui pori – pori permukaan tanah, tertampungnya air hujan itu
tanah.
Kalo praktikum itu jangan sampai larut malam dan seharusnya waktunya
Asdak dan Salim. 2006. Daya Dukung Sumberdaya Air Sebagai Pertimbangan
Pressindo, Jakarta.
Jury, WA, dan Horton, R. 2004. Soil Physics. John Willey & Sons. New Jersey.
Hillel, D., 1987. Soil and Water Physical Principles and Processes. Academic
Knapp, B.J, (1978). Infiltration and stotage of soil water. Dalam Hillslope