Anda di halaman 1dari 2

3.

Densitas Kamba
Densitas kamba (bulk density) merupakan sifat fisik bahan pangan yang
dipengaruhi oleh ukuran bahan dan kadar air. Densitas kamba dinyatakan dalam
satuan g/ml. Nilai densitas kamba yaitu jumlah rongga yang terdapat diantara
partikel-partikel bahan. Bahan dengan densitas kamba yang kecil akan
membutuhkan tempat yang lebih luas dibandingkan dengan bahan yang
mempunyai densitas kamba besar untuk berat yang sama sehingga tidak efisien
dari segi tempat penyimpanan dan kemasan.(Ade et al,2009).

4
Susu skim 6,5 gram
3 Susu skim 12,5 gram

0
Telur Utuh Kuning Telur Putih Telur

Gambar 3. Densitas kamba cake


Dari data diatas, rata-rata hasil analisis densitas kamba tertinggi adalah
sampel yang memiliki formulasi penambahan kuning telur dan susu skim 12,5
gram sebesar 5,874g/cm³ . sedangkan sampel dengan formulasi penambahan telur
utuh dan susu skim 6,5 gram memiliki nilai densitas kamba terendah yaitu sebesar
0,229g/cm³. Semakin besar nilai densitas kamba maka semakin efektif dan efisien
dalam penyimpanannya karena dengan jumlah volume (ruang) penyimpanan yang
sama maka jumlah (bobot) bahan yang dapat ditampung akan lebih banyak. Hasil
analisis densitas kamba yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur.Menurut
Faridah (2008) susu skim membantu dalam pembentukan gluten. Pada saat
pembentukan buih terjadi ketika pengocokan yang mana protein telur akan diisi
oleh udara dan dengan adanya penambahan tepung terigu menyebabkan matriks
gluten diisi oleh gas CO2 yang menyebabkan struktur berpori pada cake. Hal ini
yang menyebabkan cake dengan penambahan susu skim tinggi menyebabkan
memiliki densitas Kamba yang rendah.

Menurut Winata (2001) densitas kamba dipengaruhi oleh ukuran partikel,


sifat bahan, komposisi bahan, dan mungkin pula dipengaruhi oleh degradasi
molekul-molekul dalam bahan, akibat adanya proses pengolahan. Jadi kenaikan
densitas kamba disebabkan adanya degradasi molekul-molekul pati, protein,
lemak, dan lain-lain saat diberi perlakuan pemasakan awal, sehingga molekul-
molekul tersebut menempati ruang yang lebih sempit.

Ade, B. I. O., Akinwande, B. A., Bolarinwa,I.F., dan Adebiyi, A.O. 2009.


Evaluation of tigernut (Ciperus esculentus)- wheat composite flour and
bread. Afr. J. Food Sci. (2):087-091

Winata AY. 2001. Karakterisasi tepung sukun (Artocarpus altilis) pramasak hasil
pengeringan drum serta aplikasinya untuk substitusi tepung terigu pada
pembuatan roti manis. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian,
IPB.

Faridah, A. 2008. Pati Seri Jilid I Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Derektorat Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai