Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

2.1 Gudeg
Gudeg adalah salah satu makanan tradisional khas Yogyakarta yang secara turun temurun telah
menjadi menu harian sebagian besar masyarakatnya. Bahkan gudeg telah menjadi identitas yang
nyaris tak terpisahkan dengan kota Yogyakarta, namun demikian hingga saat ini belum banyak
penelitian ilmiah yang mengkaji permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan gudeg
tersebut. Adanya penelitian tentang gudeg diharapkan akan berguna bagi perkembangan industri
gudeg tersebut sebagai salah satu jenis makanan tradisional khas Yogyakarta.
Menurut Triwitono (1993), ada 2 (dua) macam gudeg yang dikenal yaitu gudeg basah dan gudeg
kering. Gudeg basah mempunyai kadar air yang cukup tinggi (basah), sedangkan gudeg kering
kadar airnya relatif rendah, sebab dalam proses pengolahamya dilakukan penggorengan
(gorengtumis) lebih lanjut sampai cukup kering. Adanya tambahan waktu proses penggorengan
dalam pembuatan gudeg kering ini mengakibatkan adanya perubahan sifat-sifat gudeg seperti
cita rasa, kenampakan, dan daya tahan. Akibat adanya perubahan sifat tersebut menyebabkan
penanganan terhadap produk gudeg tersebut juga mengalami perubahan misalnya adalah cara
mengemasnya. Selain itu, penambahan waktu penggorengan juga mempengaruhi jumlah sumber
daya yang digunakan sehingga menyebabkan perbedaan harga jual gudeg. Hal-hal tersebut
menimbulkan perbedaan atribut produk pada gudeg kering dan gudeg basah.
2.2 Permasalahan
1. Varian rasa Gudeg
Varian rasa yang diberikan gudeg biasanya dominan dengan rasa manis. Gudeg merupakan salah
satu makanan yang memiliki banyak peminat di Indonesia. Banyaknya peminat ini membuat
bisnis gudeg bisa dijadikan salah satu ide untuk berwirausaha. Gudeg terkenal dengan rasanya
yang manis. Akan tetapi, masih kurang variasi dalam hal rasa pada gudeg. Hal ini menyebabkan
banyak konsumen yang memiliki selera pedas menjadi kurang suka dengan varian gudeg yang
identic dengan rasa manis. Selain itu, pada awalnya gudeg hanya dibuat dari nangka sehingga
peminat gudeg yang kurang menyukai nangka memilih tidak meminati gudeg lagi.
2.3 Solusi
1. Varian rasa Gudeg
Mulanya gudeg hadir dengan rasa manis dan gurih saja. Namun seiring dengan perkembangan
permintaan dari konsumen, dibuatlah gudeg dengan cita rasa pedas sehingga bisa dinikmati oleh
semua masyarakat Indonesia. Selain itu, gudeg juga sudah memiliki varian berbagai macam,
seperti : gudeg jamur, gudeg koyor, gudeg nyemek, gudeg basah, gudeg kering, gudeg mercon,
dan gudeg manggar. Oleh karena itu, untuk saat ini gudeg dapat menyesuaikan dirinya di
kalangan masyarakat sehinggga hal ini dapat meminimalisir matinya salah satu kuliner khas dari
Indonesia.
Daftar Pustaka
Triwitono, P. 1993. Akibal Perebusan Mam Proses Pengolahan Gudeg Kering pada Sifal*ifat
Serut Diet Nangka Muda. Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakaru.

Anda mungkin juga menyukai