Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Masalah Kependudukan


2.1.1 Pengertian Kependudukan
2.1.2 Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk dapat dicerminkan dari tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, dan tingkat kesehatan.
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi
masih tergolong rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, Rendahnya
pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh:
a) Pendapatan nasional yang masih rendah karena sumber daya alam yang
dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
rakyat.
b) Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap
tahunnya.
c) Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita,
pemerintah melakukan usaha, antara lain:
a) Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
b) Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri
sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
c) Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan
program KB dan peningkatan pendidikan.
d) Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan,
perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
e) Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu
berkurang.

2. Tingkat Pendidikan
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan
penduduk Indonesia sebagai berikut :
a) Rendahnya kualitas sarana fisik
b) Rendahnya kualitas guru
c) Rendahnya kesejahteraan guru
d) Rendahnya prestasi siswa
e) Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
f) Mahalnya biaya pendidikan.
g) Rendahnya pendapatan per kapita penduduk,
h) Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada
i) Masih kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan,
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
a) Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
b) b. Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang
pendidikan.
c) Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah
dimulai tahun ajaran 1994/1995.
d) Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi
berprestasi di sekolahnya.
e) Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
f) Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
g) Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan
pelatihan.
h) Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan.
i) Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan dan keterampilan.

3. Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian
bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Faktor-faktor yang dapat
menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
a) Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
b) Penyakit menular sering berjangkit.
c) Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
d) Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 10,8% bayi dan tahun 1990 sebesar
7,1% kelahiran bayi.
Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:
a) Kekurangan vitamin A
b) Kekurangan kalori protein
c) Kekurangan zat besi
d) Gondok

Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk


Indonesia yaitu:
a) Melaksanakan program perbaikan gizi.
b) Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk,
serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
c) Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
d) Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
e) Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
f) Penyediaan air bersih bagi yang membutuhkan.
g) Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
2.1.3 Kuantitas Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa .Diantara negara-negara dengan
jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia menempati posisi keempat setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Ketidakmerataan persebaran penduduk di
Indonesia menyebabkan ketidak merataan juga pembangunan fasilitas fisik
maupun non fisik. Jumlah penduduk Indonesia yang besar mengakibatkan
permasalahan kependudukan, antara lain:
a) Jumlah penduduk Indonesia, besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat
dilihat dari jumlah penduduk yang ada.
b) Kepadatan penduduk Indonesia, Permasalahan dalam kepadatan penduduk
adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan
banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas,
pemukiman kumuh dsb.
c) Susunan penduduk Indonesia, sejak sensus penduduk tahun 1961, piramida
penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode
tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua.

Untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk, program pemerintah yang


terkenal dalam upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi.
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke
daerah yang belum padat penduduk. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
a) Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b) Peningkatan taraf hidup transmigran.
c) Pengolahan sumber daya alam.
d) Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
e) Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
f) Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
g) Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.

Selain Transmigrasi, beberapa solusi lain yang dapat dilakukan untuk


menyelesaikan permasalahan dari kuantitas kependudukan adalah:
a) Pengadaan rumah vertikal atau rusun
b) Mengatur jarak kelahiran
c) Menambah pengetahuan tentang kependudukan\

D. Rendahnya Usia Kawin Pertama

F. Masih Lemahnya Institusi Daerah Dalam Pelaksanaan Program KB

2. Masalah Lingkungan Hidup


A. Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

B. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup


a. Unsur Fisik (Abiotik).
Fungsi unsur fisik dalam lingkungan hidup, yaitu sebagai media untuk
berlangsungnya kehidupan. Apabila unsur fisik tersebut tidak ada, semua
kehidupan yang terdapat di muka bumi ini dapat terhenti.
b. Unsur Hayati (Biotik).
Unsur hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup yang
terdapat di bumi. Unsur hayati ini yakni manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad
renik. Tumbuhan memperoleh unsur hara dari jasad renik, tumbuhan dimakan
hewan dan manusia, hewan dan manusia mati lalu diuraikan oleh jasad renik
menjadi unsur hara.

c. Unsur Budaya
Unsur budaya adalah system nilai, gagasan, dan keyakinan yang dimiliki
manusia dalam menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial.

C. Arti Penting Lingkungan bagi Kehidupan


Lingkungan hidup memiliki arti penting bagi kehidupan, yakni sebagai wahana
bagi keberlanjutan kehidupan, tempat tinggal, dan tempat mencari makan.
a. Lingkungan sebagai Wahana bagi Keberlanjutan Kehidupan
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang
membentuk suatu sistem jaringan kehidupan. Di dalamnya terdapat berbagai
siklus yang menunjang kehidupan, seperti siklus energi, siklus air, dan siklus
udara. Dalam sebuah piramida makanan, tumbuhan berperan sebagai produsen
dan berada pada tingkat yang paling rendah.
b. Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan (Niche)
Makhluk hidup saling berinteraksi membentuk piramida makanan. Jika salah
satu dalam makanan terputus, maka akan terjadi kelaparan dan kematian hewan
lainnya.

D. Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup


a. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
1. Letusan Gunung Berapi
Beberapa gunung berapi sering meletus, seperti gunung Merapi, Krakatau,
Kerinci, Tangkuban Perahu, dan Semeru. Letusan gunung berapi terjadi karena
aktivitas vulkanisme yang ditandai ledakan, getaran, dan muntahan material
gunung.
Letusan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang terdapat di
dalamnya seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan,
daerah pertanian, dan hutan.
2. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan :
 terganggunya pernapasan,
 pemandangan yang gelap, dan lingkungan yang kotor.
 Lava panas yang meleleh dapat merusak bahkan mematikan apa saja yang
dilaluinya.
 Awan panas yang berembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata
dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya.
 Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk hidup di
sekitar gunung berapi.

3. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran yang dirasakan permukaan bumi akibat
adanya kekuatan dari dalam bumi berupa aktivitas tektonisme, vulkanisme, dan
runtuhan bagian lapisan bumi.
 Tanah di permukaan bumi merekah sehingga menyebabkan jalan raya terputus.
 Akibat guncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala
sesuatu dibawahnya.
 Gempa dapat merobohkan berbagai bangunan.
 Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan.
 Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang
pasang di laut yang melanda daerah pantai.
 Gempa dapat merenggut korban jiwa, luka berat, luka ringan, dan hilangnya
orang.

4. Angin Topan
Angin topan adalah angin yang berembus dengan kecepatan tinggi (lebih dari 100
km/jam). Jika angin tersebut disertai hujan disebut badai.

 Rumah-rumah yang kurang kuat dapat rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
 Areal pertanian, perkebunan, dan hutan rusak.
 Membahayakan bagi kegiatan penerbangan.
 Menimbulkan ombak yang besar sehingga dapat menenggelamkan kapal.

5. Banjir
Banjir merupakan genangan air yang meliputi daerah yang cukup luas karena
sungai tidak mampu lagi menampung. Banjir dapat merusak saluran irigasi,
jembatan, jalan raya, jalan kereta api, rumah penduduk, dan areal pertanian.

6. Tanah Longsor
Lereng atau lahan yang kemiringannya melampaui 20 derajat umumnya memiliki
kecenderungan untuk bergerak atau longsor.
Tanah menjadi longsor karena faktor alam, seperti adanya gempa dan hujan deras,
atau juga faktor manusia berupa tindakan penggundulan hutan.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Manusia
1. Kerusakan Hutan
Hutan merupakan bagian sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Akan
tetapi, karena hutan dibutuhkan manusia dan mudah didayagunakan, hutan justru
telah banyak mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Adapun bentuk
kerusakan hutan akibat ulah manusia, yaitu sebagai berikut :
 Hutan dimanfaatkan secara berlebihan. Contohnya, penebangan pepohonan di
hutan untuk keperluan industri, rumah tangga, dan bahan bangunan.
 Hutan dialihfungsikan menjadi lahan pertanian, permukiman, dan kegiatan
penambangan. Pengalihan fungsi ini dilakukan dengan cara menebang dan
membakar pepohonan sehingga lahan menjadi kritis.

Kerusakan hutan dapat menimbulkan hal-hal berikut :


a. Berbagai jenis hewan dan tumbuhan mengalami kepunahan.
b. Timbul perubahan iklim karena hutan tidak lagi berfungsi sebagai pengatur iklim.
c. Terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir di musim hujan.
d. Meluasnya lahan kritis, yakni lahan tidak subur dan tanaman tidak dapat tumbuh
dengan baik.

2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan manusia ke
dalam suatu wilayah tertentu, sehingga kualitas lingkungan wilayah tersebut
menjadi berubah dan tidak sesuai lagi dengan peruntukannya.

a. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun
fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah
organic seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen
yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang
berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.

b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari
pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah
sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan
deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka


ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepadamanusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Prinsip dan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1. Prinsip Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Prinsip hukum pelestarian fungsi lingkungan hidup, secara teoritis-idealistis
adalah sebuah prinsip yang menghendaki upaya-upaya konkret dilapangan untuk
mewujudkan eksistensi kelestarian fungsi lingkungan hidup secara terus-menerus
dari ancaman pencemaran atau kerusakan dari ancaman pencemaran atau
kerusakan akibat kelalaian yang dilakukan oleh pelaku usaha atau kegiatan.
Idealisme yang melandasi prinsip ini pada intinya adalah proses atau cara yang
tepat untuk melakuan beragam upaya untuk mempertahankan kelestarian fungsi
lingkungan hidup.

Prinsip pelestarian sumberdaya alam hayati:


a. Prinsip toleransi;sumberdaya alam mempinyai batas toleransi tertentu,apabila
batas ini di lampaui akan rusak.
b. Prinsip inoptimum;tidak ada sumber daya hanyati yang bisa berkembang secara
optimal.
c. Prinsip adanya faktor pengontrol;yaitu faktor yang dapat menentukan dinamika
populasi sumberdaya alam hayati.
d. Prinsip ketanpa balikan;beberapa sumberdaya hayati tidak dapat di perbaharui
lagi karena mata rantai dari suatu ekosistemnya terputus.
e. Prinsip pembudidayaan
Sumberdaya alam hayati telah di budidayakan manusia harus terus menerus di
perlihatikan dan dilindungi. Jika tidak perkembangannya menjadi terbatas.
Landasan penerapan prinsip hukum pelestarian fungsi lingkungan hidup tersebut
merujuk pada ketentuan:
a) pasal 6 ayat (1) Undang Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) yang
menyebutkan bahwa : “setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan
fungsi lingkungan hidup”.
b) Pasal 14 ayat (1) UUPLH menegaskan pula bahwa : “Untuk menjamin pelestarian
fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku
mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”.
c) Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,
bahwa: “Perusahaan industri wajib melaksanakan upaya keseimbangan dan
kelestarian sumber daya alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup akibat kegiatan industri yang dilakukan.

2. Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup


a. Dilakukan konservasi SDA, seperti :
 Suaka Margasatwa/SM adalah salah satu dari daerah hutan suaka alam yang
tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak
punah. Contohnya : SM. Gunung Rinjani di Lombok - NTB : 40.000 hektar
 Cagar Alam/CA adalah adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan
keadaan alam yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu
dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan . contohnya :
CA. Nusakambangan Barat di Cilacap - Jawa Tengah : 928 hektar.
 Taman Nasional/TN adalah daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai
tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai
tempat rekreasi. contohnya: TN. Kepulauan Seribu di Jakarta.
 Memperbanyak tumbuhan langka dengan cara campur tangan manusia
(reproduksi vegetative : cangkok, merunduk, stek dll).
 Memperbanyak hewan dan tumbuhan langka dengan cara bioteknologi, seperti
cloning, mutasi gen, rekayasa genetika, dll.
 Menggalakkan reboisasi
 Menggalakkan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan
PROKASIH (Program Kali Bersih) pada kota-kota besar dan padat industry.
 Melakukan gerakan tebang pilih. Program sistem tebang pilih yaitu dengan
menebang kayu di hutan dengan cara memilih kayu yang sudah tua dan
menanamnya kembali.
 Membuat sengkedan untuk mengurangi laju erosi. Sengkedan disebut juga
terasering, yaitu tanah bertingkat. Sengkedan dibuat di tanah-tanah yang miring,
seperti di daerah pegunungan. Sengkedan bertujuan menahan pengikisan tanah.
Sengkedan membuat gerak air yang deras menjadi berkurang. Jadi, erosi atau
pengikisan tanah tidak terjadi.
 Menangkap ikan secara normal dan umum. Artinya tanpa menggunakan bahan
peledak atau racun untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak. Sehingga dengan
demikian bila ada yang masih kecil tertangkap dapat dikembalikan lagi.
 Menggali hasil tambang dengan memperhatikan buangan limbahnya.
 Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus
selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
 Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
 Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat
pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi. penggunaan pupuk buatan
sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
DAFTAR PUSTAKA

http://kmplnmakalah.blogspot.com/2013/03/masalah-lingkungan-hidup-dan-
upaya.html
http://ayu3-potter.blogspot.com/2012/03/perinsip-dan-usaha-pelestarian-
sumber.html
http://learnmine.blogspot.com/2014/10/makalah-tentang-lingkungan-
hidup.html#ixzz3VakS8Tqf

Anda mungkin juga menyukai