Disusun guna memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Pedagogik
dengan materi Pedagogik Matter Subject
LOGO
DISUSUN OLEH...
NIM
TAHUN
JUDUL PENELITIAN :
Journal of Education and Practicewww.iiste.org. ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online)
Vol.5, No.36, 2014
Penulis : Elya Nusantari, Jurusan Biologi Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jendral Sudirman No 6, Kota
Gorontalo, Indonesia.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap miskonsepsi dari buku SMA kelas XII,
terutama pada materi genetik. 15 buku teks dianalisis yang diterbitkan tahun 2007sd. tahun
2010. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi miskonsepsi tentang genetik halaman
demi halaman, bab demi bab dan divalidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi
ditemukan dalam konsep ruang lingkup genetika, materi genetik dari kromosom, gen, DNA;
replikasi; sintesis polipeptida; Mendel dan pewarisan, pembelahan sel dan mutasi. Penyebab
miskonsepsi masih menyajikan materi genetik klasik atau dominasi pola pikir Mendel,
penggunaan analogi yang tidak tepat, menggunakan terminologi bias dan pemilihan bahasa
(kata dan kalimat tidak sesuai), dan ide-ide dari penulis. Miskonsepsi mempengaruhi konsep
kelainan genetik. Miskonsepsi dapat diatasi dengan melakukan pemilihan buku, dan menata
ulang konsep genetik yang memperhitungkan urutan penyajian konsep.
Pengantar
Peneliti menjelaskan tentang miskonsepsi pada materi genetik dapat disebabkan oleh guru,
prasangka siswa tentang materi genetik yang diperoleh dari kelas sebelumnya atau karena
banyak buku memberikan informasi yang salah dari pemahaman ilmuwan atau miskonsepsi.
Pengalaman penulis selama mengajar genetik di Pascasarjana, menurut seorang
mahasiswa yang juga bekerja sebagai guru menyatakan bahwa genetika adalah konsep yang
sulit bagi siswa untuk dipelajari. Banyak guru yang sulit untuk mengajar konsep genetika
sehingga siswa selalu mendapatkan skor rendah pada bahan ini. Salah satu alasannya adalah
miskonsepsi dari buku teks dan menghasilkan miskonsepsi guru dan siswa.
Hal ini menunjukkan pentingnya menulis buku baru dengan menggunakan sumber
terpercaya, sehingga miskonsepsi buku dapat dihindari. Berdasarkan pentingnya buku pelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar yang benar untuk siswa, penulis perlu
mengevaluasi buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah, untuk menghindari kesalahan yang
mengakibatkan miskonsepsi.
PERMASALAHAN
Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Menilai setiap miskonsepsi yang ditemukan dalam buku-buku pelajaran SMA khususnya
materi genetik
2. Memeriksa konsep penyebab kesalahan genetik yang ditemukan dalam buku pelajaran
sekolah menengah atas khususnya pada materi genetik.
3. Mengungkapkan dampak genetika pada miskonsepsi guru
4. Cara memperbaiki miskonsepsi dalam buku teks melalui menata ulang konsep genetik
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. memberikan informasi mengenai miskonsepsi genetika dalam buku teks biologi SMA dan
dampaknya terhadap konsep guru
2. Memberikan rekomendasi tentang bagaimana peran guru dalam menghindari atau
mengatasi masalah miskonsepsi
MANFAAT
Manfaat dari penelitian adalah sebagai sumber informasi tentang miskonsepsi dan kebutuhan
yang harus diikuti oleh para pembuat kebijakan (pemerintah) untuk segera memperbaiki
masalah miskonsepsi dalam buku teks
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan miskonsepsi yang terkandung dalam buku teks biologi SMA kelas XII
khususnya pada konsep genetika dan menganalisis penyebab miskonsepsi.
Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis konsep-konsep yang termasuk dalam
buku teks biologi SMA dengan 15 buku yang diterbitkan tahun 2007-2010. Hal ini mengacu
pada ketentuan Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011 Tanggal 4 Januari 2011 tentang buku teks
yang digunakan di sekolah-sekolah yang diterbitkan minimal 5 tahun, buku yang disediakan
oleh sekolah bagi siswa digunakan dalam belajar sebanyak 12 buku.
Kesalahan konsep yang dianalisis adalah konsep :makna dan ruang lingkup genetika;
gen, DNA dan termasuk kromosom; hubungan gen, RNA, polipeptida, dan proses sintesis
protein; hubungan antara proses mitosis dan meiosis dengan pembagian warisan; prinsip
hereditas dan mekanisme pewarisan danPenentuan jenis kelamin, danmutasi dan implikasinya.
Menata ulang materi genetik dalam konsep gen, DNA, dan kromosom.
1. Penyajian konsep molekul yang tepat yang terkait dengan gen adalah segmen DNA
dengan hasil bahwa gen adalah bagian terkecil dari DNA. Ini dari perspektif DNA
sebagai polinukleotida panjang terdiri dari fosfat, gula deoksiribosa, dan nukleotida,
dengan jarak tertentu atau segmen tertentu mengungkapkan sifat tertentu. Yang
dimaksud dengan kromosom secara singkat dapat diperpanjang dalam kategori
eukariotik dan prokariotik yang berbeda dari protein histon dan protein non histon-.
Jenis bahan genetik lain murni DNA yang terkandung dalam acellular, sebuah eukariotik
organel, dan plasmid, juga ada kromosom dari sel.
2. Penataan ulang materi genetik dalam konsep hubungan antara (DNA) – RNApolypeptide
dan mensintesis protein dalam format sifat organisme. Urutan konsep penyajian dimulai
dari fungsi gen dalam mengekspresikan sifat melalui proses sintesis protein. Proses
sintesis protein dimulai dengan transkripsi yang mengatur kode genetik meliputi
penentuan kode genetik dan Wobble di terjemahan adalah proses menerjemahkan
ARNduta menjadi polipeptida.
3. Penataan ulang isi materi genetik dalam konsep hubungan antara proses pembelahan
mitosis dan meiosis melalui warisan alam. Sebelum membahas warisan materi genetik,
mulai dari bagaimana materi genetik melakukan reproduksi materi genetik dengan
replikasi. Replikasi dapat dibedakan dalam kategori organisme prokariotik dan
eukariotik, dengan virus yang bergulir replikasi lingkaran. Itu organisme eukariotik yang
berkembang biak secara seksual, alam, warisan dilakukan melalui pembelahan meiosis.
Untuk organisme prokariotik seperti bakteri, penemuan alam dilakukan melalui
pembelahan biner dan warisan alam virus dilakukan melalui infeksi kepala.
4. Menata ulang isi materi genetik pada konsep heredities virusdalam prinsip mekanisme
warisan alam. Konsep ini dimulai dengan prinsip hereditas menurut Mendel. Heredities
Mendel hanya terjadi untuk organisme eukariotik yang berproliferasi secara seksual.
Prinsip hereditas Mendel tidak terjadi pada organisme eukariotik yang berproliferasi
secara aseksual, prokariotik, dan acellular (virus dan retrovirus). Hal ini juga
menjelaskan bagaimana cara ekspresi atau karya gen dalam menentukan alam,
misalnya; semu dominan, polimer, criptomery, epitasis hypostasis, dll. Selanjutnya,
adalah menyajikan contoh kesalahan dalam persimpangan yang disebabkan oleh konsep
genetika yang salah dan cara untuk melakukannya dengan benar.
5. Menata ulang isi materi genetik dalam konsep mutasi. Konsep mutasi dimulai dengan
memperbaiki konsep yang salah bahwa mutasi selalu merusak. Penyebab mutasi berasal
dari faktor internal dan eksternal. Mengoreksi mutasi, apakah itu selama replikasi atau
tidak, mengoreksi mutasi adalah selama pembuatan protein. Jenis-jenis mutasi adalah
mutasi gen dan mutasi kromosom.
6. Pengaruh mutasi untuk organisme. Peran mutasi pada evolusi. Berdasarkan penelitian,
molekuler terbukti mengalami perubahan DNA pada tahap struktural itu disebabkan
perubahan fenotip. Perubahan DNA bisa terjadi, baik cepat dan lambat, sehingga pada
saat itu adalah waktu untuk menjelaskan gen dalam tahap molekuler menjadi dasar
untuk mendukung Konsep evolusi molekuler (Nusantari, 2013)
Rekomendasi untuk guru mengatasi miskonsep buku-Peran guru sebagai penyeleksi
miskonsepsibuku teks.
Pertama, guru harus selalu membuat proses belajar yang berkaitan dengan
perencanaan bagaimana menyajikan materi dengan baik dan tidak miskonsepsi. Guru harus
melakukan analisis isi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan bahan pembelajaran atau
bahan ajar yang tepat serta memikirkan cara menyampaikan materi / konsep sistematis dan
benar sehingga siswa dapat memahami. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi forum.
Lesson Study dapat digunakan sebagai sarana guru mendiskusikan semua isu rencana pelajaran
belajar, buku pelajaran dan pelaksanaan yang benar dari pembelajaran terkait.
Kedua, guru memilih buku teks yang akan digunakan dalam pembelajaran. Penulis
menyarankan guru menggunakan buku pelajaran yang telah dievaluasi oleh lembaga atau ahli
pengetahuan di lapangan untuk membatasi jumlah buku teks yang bermasalah.
Ketiga, konsep materi genetik harus segera ditata ulang sebagai konsep genetik. Guru
harus mampu melakukan pemilihan buku-buku yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Keempat, guru dapat menjelaskan miskonsepsi yang ditemukan dari buku teks. Guru
dapat berkonsultasi dengan para ahli, kolega, dan menggunakan genetika tingkat buku
perguruan tinggi / universitas untuk memperjelas beberapa kasus miskonsepsi.
Kelima, jika implementasi saat pembelajaran, guru menemukan miskonsepsi dalam buku
pelajaran, guru membahas miskonsepsi dengan siswa dari metode ceramah tidak akan
menjamin bahwa guru telah menyampaikan miskonsepsi dan memperbaikinya dengan tepat.
Siswa perlu keyakinan mengapa bahan mengandung miskonsepsi. Selanjutnya, guru dapat
membantu siswa memahami miskonsepsi ini.
Keenam, rekan-rekan bersama-sama guru dapat mendiskusikan miskonsepsi yang
ditemukan dalam buku maupun yang ditemukan saat belajar. Selanjutnya, guru dapat
menginformasikan dengan menulis artikel dalam jurnal tentang miskonsepsi yang ditemukan.
Guru perlu terampil menghindari miskonsepsi sehingga siswa menyadari konsep dengan
benar. Hal ini dapat ditingkatkan melalui materi genetik yang aktual denganmengikuti seminar
dan pelatihan genetikasecara rutin.
Kesimpulan
Miskonsepsi yang ditemukan di buku pelajaran SMA pada konsep (1) Arti dan ruang lingkup
genetika, (2) Gen, DNA dan termasuk kromosom, (3) Hubungan gen, RNA, polipeptida, dan
proses sintesis protein, (4) Keterkaitan antara proses mitosis dan meiosis dalam pembagian
warisan, (5) Prinsip hereditas dan mekanisme pewarisan dan, (6) Penentuan Jenis Kelamin, dan
(7) Mutasi dan implikasinya.
Miskonsepsi tentang buku pelajaran SMA di kelas XII yang disebabkan oleh penyajian
materi genetik masih klasik atau Mendel genetika, konsep pendekatan non-representatif
(tingkat biokimia dan molekuler), penyalahgunaan analogi, penggunaan istilah, pilihan bahasa
(memilih kata atau frase yang salah), atau hasil analisis ide-ide dari penulis sendiri.
Dampak genetika miskonsepsi adalah sebagai berikut : guru tidak mampu menjelaskan
bagaimana sifat hubungan ekspresi gen dalam organisme hidup. Guru sulit untuk
membayangkan proses meiosis secara paralel Hukum Mendel I dan II. Guru menganggap
bahwa kode genetik dibentuk material, atau konstituen asam amino. Guru sulit untuk
membayangkan fase utama tahap meiosis I, metafase I dan Anafase I terkait dengan faktor
keturunan dalam organisme hidup. Guru beranggapan bahwa di alam dunia ini hanya terjadi
mutasi dominan dan resesif, yang resesif selalu mengalami perubahan dan menimbulkan
konsekuensi dari proses mutasi pada makhluk hidup. Miskonsepsi dapat diatasi dengan
melakukan pemilihan buku, dan menata ulang konsep genetik yang memperhitungkan urutan
penyajian konsep.
KOMENTAR/ANALISIS JURNAL
1. Judul : Judul jurnal ini memberikan kontribusi pemikiran dalam pendidikan khususnya
pendidikan Biologi dalam kategori Pedagogik Matter Subjectdengan konten genetika, yaitu
miskonsepsi Buku Teks Genetika di Sekolah Menengah Atas, dampak dan pentingnya
menata ulang konsep genetika
2. Introduction : Pendahuluan dalam jurnal ini menguraikan tentang miskonsepsi pada materi
genetik yang diakibatkan oleh guru atau prasangka siswa yang diperoleh dari kelas
sebelumnya atau karena banyak buku memberikan informasi yang salah dari pemahaman
ilmuwan atau miskonsepsi. Pada pendahuluan ini dijelaskan pula masalah, tujuan dan
manfaat penelitian yang mengarah pada judul penelitian.
3. Teori : Kajian teoritis pada jurnal ini tidak dicantumkan, khususnya teori tentang pedagogik
matter subject dan teori konsep genetika yang tepat, yang didasari dari pendapat para ahli
Biologi merujuk pada buku teks International.
4. Metodologi : Penggunaan metodologi pada jurnal ini diuraikan dengan jelas, yaitu
menggunakan analisis dengan statistik deskriptif. Penelitian ini cukup baik karena
melibatkan sampel agak besar dengan jumlah responden 42guru di Kota / Kabupaten
Gorontalo. Instrumen yang digunakan sudah cukup untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini, yaitu dengan lembar observasi, tes obyektif dan lembar
wawancara. kemudian dianalisis.Tes yang dibuat juga representatif untuk
mengungkapmiskonsepsi yang terjadi dibuku teks dan guru. Tapi tes yang dibuat tidak
dijelaskkan dengan rinci sehingga sulit dipahami.
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa
miskonsepsi pada buku teks biologi diantaranya : (1) Miskonsepsi tidak dibedakannya
struktur kromosom, gen dan DNA. (2) Miskonsepsi tentang semua bagian gen fungsional.
(3) Miskonsepsi letak gen dilokus membentuk deretan linier dari kromosom (seperti bola
berbaris seri). (4) Miskonsepsi hubungan kromosom, DNA dan gen dengan analogi KOTA
sebagai struktur kromosom. (5) Miskonsepsi pengertian transkripsi. (6) Miskonsepsi mitosis
dan meiosis pada tahap S replikasi dan duplikasi DNA serta tahap interfase terjadi.
Penyajian data hasil penelitian dalam jurnal ini dalam bentuk narasi, sudah menjelaskan
dengan cukup baik hasil dari penelitian, yaitu analisis jenis miskonsepsi untuk tiap item
yang ditemukan dalam 15 buku teks yang diterbitkan pada tahun 2007 s.d. 2010. Namun
tidak dijelaskan dengan jelas miskonsepsi karena penyalahgunaan analogi, penggunaan
istilah, pemilihan bahasa (kata dan kalimat tidak sesuai), atau hasil analisis ide-ide dari
penulis sendiri. Disamping itu tidak diberikan contoh bagaimana analogi, penggunaan
istilah maupun bahasa yang tepat dalam menyampaikan konten genetika.
6. Summary : Kesimpulan pada jurnal ini menjelaskan apa saja yang dihasilkan selama
penelitian ini, yaitu Miskonsepsi tentang buku pelajaran SMA di kelas XII yang disebabkan
oleh penyajian materi genetik masih klasik atau Mendel genetika, konsep pendekatan non-
representatif (tingkat biokimia dan molekuler), penyalahgunaan analogi, penggunaan
istilah, pilihan bahasa (memilih kata atau frase yang salah), atau hasil analisis ide-ide dari
penulis sendiri.Miskonsepsi dapat diatasi dengan melakukan pemilihan buku, dan menata
ulang konsep genetik yang memperhitungkan urutan penyajian konsep.
PERTANYAAN
1. Bagaimana gambaran miskonsepsi genetika pada buku teks SMA yang diteliti?
2. Bagaimana gambaran pemahaman guru terhadap materi genetika yang diteliti?
3. Metode apa yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada guru sesuai dengan laporan
dalam jurnal ini?
4. Apakah penelitan ini dapat dilakukan pada guru di daerah lain?
REFERENSI
Abimbola, I.O. & Baba, S .. 1996. Miskonsepsi & Alternatif Buku Teks Konsepsi Ilmu: Peran Guru sebagai
Filter. Jurnal The American Biology Teacher, 58 (1) 14-19.
Adisendjaja, Y.H. & Romlah, O. 2007. Identifikasi Kesalahan Dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU.
Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi, Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.25 -26 Mei 2007.
Campbell, R. & Mitchell, L.G. 2002. Biologi, Fith Edition. California: Adison Wesley tukang tebang kayu
Inc.
Corebima, D. 1997. Penentuan Jenis Kelamin pãda Makhluk Hidup. Surabaya: Airlangga University Press.
Corebima, D. 2010. Pendekatan Baru Genetika Dari Pendekatan Sejarah menuju Pendekatan KONSEP.
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA Universitas Negeri Malang 13 Oktober 2010.
Nusantari, E. 2012. Perbedaan Pemahaman Awal Tentang Konsep Genetika pãda Siswa, Siswa, Guru-
dosen Dan Implikasinya Terhadap Pemahaman Genetika, Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang Edisi Desember 2012 ISSN 0215-9643 Jilid 18 No 2 Halaman 125-252 (Terakreditasi Nasional).
Nusantari, E. 2013. Kesalahan Memahami Mutasi Terhadap Penolakan Teori Evolusi Dan Mempersiapkan
Pembelajaran Evolusi Masa Depan. Jurnal Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Malang Edisi April
2013 Jilid 23 Nomor 1.
Gardner, E.J., Simmons, M.J., Dan Snustad, D.P. 1991. Prinsip Genetika. Delapan edisi. New York: Jhon
Wiley & Sons, Inc.Alen.
Gusril. 2008. Efektifitas Penggunaan Analogi Pembelajaran Konsep Abstrak. Jurnal Pendidikan FKIP
Unsyiah Banda Aceh, (Online), Jilid 5, No 2, (http:. Ac.id //ww.Banda Aceh, diakses 10 Maret 2010).
Kaharu, S. 2007. Menjelajahi Konsep Siswa Miskonsepsi Listrik Circuit oleh Kepastian Response Indeks
dan Wawancara. Disajikan pada Seminar International Pendidikan Sains, Pendidikan Sains Program
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Jakarta, 27 Oktober 2007.
Shaw, K.R.M., et al. 2008. Lomba Karya Tulis Mengungkapkan Miskonsepsi dari Siswa SMA di Genetika
Konten. Genetika. Maret 2008; 178 (3): 1157-1168.
Tundungi, W. 2009. Miskonsepsi Siswa SMA pãda Mata Pelajaran Biologi Dan Faktor-faktor Penyebabnya.
Disertasi (Pasca Sarjana). Universitas Negeri Malang. Program Studi Psikologi Pendidikan.
Venville & Treagust. 2002. Pengajaran tentang Gen di Era Informasi Genetik Journal. Ilmu Guru,
Australia. Juni 2002.
DAFTAR ISI
3. Analisis Jurnal
4. Rangkuman Jurnal
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL
Disusun guna memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Pedagogik
dengan materi Pedagogik Matter Subject
Oleh :
Linawati Kuswanda
NIM. 2014131056
3. Analisis Jurnal
4. Rangkuman Jurnal X
Journal International (English)
Jurnal terjemahan English – Indonesia
Analisis Jurnal
Rangkuman Jurnal