Anda di halaman 1dari 19

BAB VII

RAD IASI

A. CAHAYA SEBAGAI SUMBER RADIASI


Radiasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai transfer energi (penyinaran).
Berdasarkan sumber radiasinya maka dapat dibedakan menjadi radiasi dengan
gelombang elektromagnetik dan radiasi dengan menggunakan zat-zat radioaktif.
Gelombang elektromagnetik yang dipakai pada radiasi diantaranya adalah cahaya,
memiliki besaran-besaran yang menentukan kualitas energi yang diserap atau diabsorpsi
oleh jaringan tubuh tertentu baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Cahaya sendiri pada hakekatnya tidak dapat dilihat kesan adanya cahaya apabila
cahaya tersebut mengenai benda. Melalui pendekatan cahaya sebagai gelombang dan
partikel maka peristiwa refraksi, difraksi, dispersi dan refleksi dapat dijelaskan denagn
teori gelombang sedangkan peristiwa panas yang ditimbulkan oleh cahaya hanya dapat
dijelaskan melalui teori foton kwantum atau partikel.
1. Sumber Cahaya
Secara garis besar sumber cahaya dapat dibagi dalam dua macam :
a. Cahaya alam (natural lighting)
Yang termasuk dalam cahaya alam adalah cahaya matahari yang
merupakan simber cahaya dan dominan. Adapun cahaya matahari tergantung
kepada waktu siang hari, musim, cuaca berawan atau tidak.
b. Cahaya yang artifasi (cahaya buatan)
Cahaya buatan ini meliputi cahaya listrik (cahaya flouresen), cahaya gas,
lampu minyak dan lilin. Cahaya buatan ini sebagai sarana pelengkap untuk
penerangan ruangan dan sebagainya.
2. Fotometri dan Satuan
Fotometri ialah ilmu yang membicarakan tentang pengukuran kwantitas cahaya.
Ada beberapa sumber cahaya tiap satuan yaitu : kuat cahaya (I), arus cahaya (F), kuat
penerangan (E) dan terang cahaya (e).
a. Kuat cahaya (I)
Kuat cahaya atau Intensitas cahaya (I) ialah jumlah pengukuran yang
dipancarkan dari sumber cahaya tiap satuan sudut ruang. Satuan kuat cahaya
adalah lilin Internasional yang didefinisikan sebagai berikut :

Fisika Medis / Radiasi 79


Satu lilin Internasional (Cd = Kandela) ialah kuat cahaya yang
memberikan cahaya sebanyak 1/20 kali banyaknya cahaya yang dipancarkan
oleh 1 cm2 platina pada titik lebur.
b. Arus cahaya (= Fluks cahaya = F)
Banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya tiap satu satuan
waktu. Satuan arus cahaya adalah lumen (= Lm) yang didefinisikan sebagai
berikut : Satu Lumen adalah arus cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya
sekuat kandela dalam I steradial. Atau arus cahaya yang dipancarkan dari
sumber cahaya yang menembus bidang seluas 1 m2 dari kulit bola yang berjari-
jari 1 m di mana di pusat bola terdapat 1 lilin Internasional.
c. Kuat penerangan (E)
Jumlah arus cahaya tiap satuan luas. Satuan penerangan adalah luks Satu
luks didefinisikan sebagai kuat penerangan bidang yang tiap m2 bidang tersebut
menerima arus cahaya 1 lumen. Jika arus cahaya (F) menerangi merata suatu
bidang seluas A m2 maka kuat penerangan bidang tersebut sebesar :
F
E
A
F = arus cahaya dalam lumen
A = luas bidang dalam m2
E = kuat penerangan dalam luks
d. Terang cahaya
Besar kuat cahaya tiap cm2 dari luas permukaan sumber cahaya yang
dilihat (kalau sumber cahaya berupa bola maka luas permukaan yang dilihat
berupa luas lingkaran).
Rumus : lilin
e = terang cahaya dalam satuan ( stilb )
cm 2
I
e
A I = kuat cahaya dalam lilin (candela)
A = luas permukaan sumber cahaya

Apabila ada dua bola lampu yang berpijar mempunyai kuat cahaya yang sama tetapi
lampu yang kecil kelihatan lebih terang daripada lampu yang besar. Dalam hal ini
dikatakan terang cahaya (e) lampu yang kecil lebih terang daripada lampu yang
besar.

Fisika Medis / Radiasi 80


B. PENGGUNAAN SINAR DALAM BIDANG KEDOKTERAN
Sinar sangat berguna dalam bidang kedokteran baik sebagai pembantu dalam
memperoleh informasi maupun sebagai terapi. Demikian pula sinar berkaitan dengan
ketajaman penglihatan. Sebagai contoh, lampu operasi. Lampu ini dipakai pada waktu
operasi, dengan bantuan cermin cekung untuk memperoleh sinar yang benderang. Di
bawah ini akan dibahas penggunaan sinar menurut panjang gelombang.
1. Sinar Tampak
Sinar tampak digunakan untuk mengatahui secara langsung apakah bagian –
bagian tuuh baik luar maupun dalam mengalami suatu kelainan; untuk itu dapat
diperinci sebagai berikut :
a. Transilluminasi
Transilluminasi yaitu transmisi cahaya melalaui jaringan tubuh untuk
mengetahui apakah ada gejala hidrosefalus (kepala mengandung cairan oleh
karena belum sempurna pembentukan tulang tengkorak) atau ada kelainan di
dalam tubuh. Cahaya yang masuk itu akan dihamburkan sedemikian rupa
sehingga membentuk cahaya yang spesifik. Selain transiluminasi dipergunakan
untuk menentukan pneumetoraks, kelainan testes dan payudara.
b. Endoskop
Alat yang dipergunakan untuk melihat ruang di dalam tubuh. Alat ini
terdiri dari fiberglass, lampu, sinar-sinar yang melalaui fiberglassakan
dipantulkan secara sempurna sehingga gambaran, di dalam tubuh dapat terlihat
dengan mudah. Di samping itu siofat fiberglass mudah dibengkokkan.
c. Sitoskop dan Protoskop
Prinsipnya sama dengan endokop. Alat ini diperguanakan untuk melihat
struktur di dalam kandung kencing. Dan untuk melihat struktur rektum (dubur).
d. Bronkhoskop
Alat ini untuk melihat bronkhus paru-paru.

2. Ungu Ultra
Sinar ungu ultra mempunyai efek fisik, kimia dan biologis, di samping itu sinar
ungu ultra dipakai untuk sterilisasi oleh karena memepunyai sifat bakterisid. Sinar ungu
ultra mempunyai efek terhadap kulit yaitu dalam hal pembentukan vitamin D. demikian
pula ungu ultra dapat menyebabkan kulit kemerah-merahan (erithema) dengan
mempergunakan sifat ini maka telah ada usaha untuk mengobati penderita vitiligo (kulit

Fisika Medis / Radiasi 81


putih) selain itu menyebabkan edema kulit, pigmentasi (melanin kulit) dan
pembentukan vitamin D. terhadap mata menyebabkan foto kreatitis dan katarak pada
lensa mata dan cairan mata bisa mengalami flouresen yang bersifat semnetara tanpa
perubahan patologis. Untuk mengatasi penderita artritis yaitu dengan memakai lampu
kromayer.
Ungu ultra dapat diperoleh dari sinar matahari, tekanan rendah lampu merkuri,
lampu matahari/sun lamp, dan lampu cahaya hitam yang kesemuanya itu merupakan
emisi rendah. Ada sumber ungu ultra yang emisi tinggi yaitu lampu gas merkuri dengan
tekanan tinggi, arkus xenon dengan tekanan tinggi. Spektrum ungu ultra dari masing-
masing lampu sebagai berikut :
a) Lampu merkuri tekanan rendah (253 mm)
b) Lampu merkuri tekanan tinggi (200 – 230 mm)
c) Lampu fluoresen (lebih besar dari 230 mm)
d) Lampu cahaya hitam (366 mm)

3. Merah Infra
Merah ultra dihasilkan leh lampu berfilter merah dengan daya 250 watt, 750 sinar
matahari, emisi lampu pijar, lampu flouresen dan temperatur tinggi darikomponen
listrik. Kegunaan sinar merah infra adalah :
a. sebagai diatermi pada penderita artritis.
b. emisi infra merah fotografi di mana radiasi yang dipancarkan oleh tubuh
dain ditangkap/dideteksi sebagai thermogram.
c. reflective infra red photografy yaitu menggunakan panjang gelombang
700 nm, untuk menunjukkan aliran vena pada kulit.
d. Juga dipergunakan untuk fotografi terhadap pupil mata tanpa suatu
rangsangan.

Merah infra menyebabkan heat stress dan mempunyai efek terhadap mata dan kulit.
a. panjang gelombang lebih 1,5 nm tubuh akan opaque.
b. Pada 1,3 – 1,5 nm sukar melewati hjaringan mata dan hanya diserap saja.
c. Pada 1,1 um energi akan ditransmisi melalui kornea dan masuk ke retina
d. Pada 0,75 – 1,3 um kulit yang diradiasi sehingga menjadi transparan
e. Penyinaran merah infra selama 10 =- 15 tahun terhaqdap pekerja gelas dengan
infra 0,1 – 0,1 Wcm-2 menyebabkan katarak lensa mata.

Fisika Medis / Radiasi 82


4. Sinar Biru
Energi sinar diserap oleh molekul tertentu secara selektif. Berdasarkan sifaka
pada tahun 1958 telah diusahaklan fototerapi dengan sinar biru (-450 nm) penderita
penyakit kuning (pada infant jaundice/kern ikterus/erithroblastosis .
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sinar-sinar dapat dibagai
diagnostik dan dapat pula sebagai penyembuhan dan akhir-akhir ini terciptanya alat
yang dikenal sebagai “color therapy (pengobatan warna). Alat ini membangkitklan
panjang gelombang yang dikehendaki (biru, hijau, kuning dan merah) kemudian
mempergunakan electrode diletakkan pada penderita untuk penyembuhan berbagai
penyakit.

5. Laser
Singkatan dari kata Light amplification by stimulated enission of radiation
berarti menghasilkan sumber cahaya dengan intensitas yang besar dan fase. Dasar teori
laser mula-mula dicetuskan oleh Albert Einstein (1917) hingga Tal T.H. Maiman
memproduksi sinar laser dari suatu kristal ruby. Pada tahun 1960 para ahli banyak
membuat laser dengan mempergunakan gas dan solid sebagai material laser. Sinar laser
merupakan sumber cahaya yang diemisi sebagai berkas cahaya nokhromatis yang
maisng-masing gelombang dalam satu fase bersama-sama berkas cahaya lainnya yang
berdekatan (cahaya koheren) dan parallel. Sinar laser dapat difokuskan pada suatu titik
yang berdiameter beberapa meter. Apabila semua energi laser dikonsentrasikan pada
suatu daerah kecil saja, dayanya akan menajdi besar.
a. Penggunaan Laser
1). Pada beberapa penyakit mata, sinar laser digunakan secara routin untuk
koagulasi darah dan memblokir pembuluh vena. Dalam penggunaan sinar laser
sebagai foto koagul;asi diketahui minimum reaktif dose (MRD) misalnya MRD
untuk penembakan pada retina sebesar 50 um yaitu kira-kira 24 mJ selama 0,25
detik. Untuk foto koagulase penyinaran dapat 10 sampai 50 kali MRD
(misalnya 24 sampai 120 mJ untuk 50 um) dengan penembakan dalam waktu
0,25 detik.
2). Selain penggunaan laser sebagai foto koagulase, laser juga dipakai untuk
memperoleh bayangan tiga dimensi yang dikenal sebagai “holography”
3). Kadangkala laser digunakan pula untuk pengobatan pada beberapa tipe kanker.

Fisika Medis / Radiasi 83


b. Akibat Penggunaan Laser :
Kerusakan jaringan dapat terjadi oleh karena menggunakan sinar laser pada jaringan
mencapai temperatur 1000C.

C. ZAT RADIOAKTIF
Zat radioaktif adalah zat (unsur) yang dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif.
Sinar-sinar radioaktif dapat berupa sinar gamma, sinar beta dan sinar alfa. Suatu zat
(unsur) dapat bersifat radioaktif akibat zat (unsur) tersebut atomnya memiliki inti yang
tidak stabil. Inti suatu atom tidak stabil (stabilitas inti) ditentukan oleh jumlah partikel-
partikel penyusun inti. Ada dua jenis partikel penyusun inti yaitu proton dan neutron.
Proton merupakan partikel bermuatan positif sedangkan neutron adalah partikel yang
tidak bermuatan.

z XA
Z = nomor atom (menunjukkan jumlah proton)
A = nomor massa (menunjukkan jumlah proton dan neutron)
X = adalah lambang unsur (menyatakan nama nuklida)
Jumlah neutron dalam inti = A - Z

Unsur radioaktif ada yang secara alami terdapat di alam dan ada pula yang
sengaja dibuat oleh manusia. Unsur radioaktif buatan diproduksi di suatu tempat yang
namanya reaktor atom (reaktor nuklir), pemanfaatan unsur radioaktif buatan bisa
dikategorikan ke dalam dua hal; yaitu pemanfaatan damai dan pemanfaatan perang
(senjata). Pemanfaatan damai diantaranya adalah dipakai pada bidang kesehatan
(kedokteran) baik untuk diagnosis maupun untuk pengobatan.

1. Sinar dan Partikel Radioaktif.


a. Sinar alfa
Merupakan partikel yang dipancarkan oleh sebuah inti, terdiri dari 4 buah
nukleon yaitu 2 proton dan 2 neutron (inti helium). Sinar alfa memiliki daya tembus
sangat kecil, dalam udara daya tembusnya hanya sebesar 4 cm, terhadap materi yang
lebih padat daya tembusnya semakin pendek, bahkan partikel alfa tidak dapat
menembus selembar kertas.
Energi sinar alfa sebesar 5,3 Mev (mega elektron volt). Jika partikel alfa
bertumbukan dengan elektron maka akan kehilangan energinya, namun partikel alfa

Fisika Medis / Radiasi 84


tidak akan dibelokkan karena massa partikel alfa jauh lebih besar daripada massa
elektron justru elektron-elektron akan terpental.

b. Sinar Beta
Sinar beta atau partikel beta dapat berupa elektron bermuatan negatif (negatron),
elektron bermuatan positif (positron) atau elektron capture (penangkapan elektron).
Energi partikel beta berkisar antara 0,01 MeV sampai 3 MeV. Daya tembusnya sekitar
100 kali lebih jauh dari partikel alfa. Partikel beta dapat menyebabkan atom-ataom yang
dilaluinya mengalami kenaikan tingkat energi (pengion).

c. Sinar Gamma
Terbentuknya sinar gamma adalah hasil disintegrasi inti atom. Inti atom yang
mengalami disintegrasi sambil memancarkan sinar alfa akan terbentuk inti-inti baru
dengan tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian terjadi proses transisi ke tingkat
yang lebih rendah atau tingkat dasar sambil memancarkan sinar gamma.

d. Neutron
Merupakan partikel tidak bermuatan listrik yang dihasilkan dalam reaktor nuklir.
Neutron tidak menimbulkan ionisasi, namun mempunyai energi. Energi neutron
berkurang akibat terjadi hamburan. Neutron dipakai untuk pengobatan tumor otak,
dengan cara cairan boron disuntikkan ke pasien yang menderita tumor otak sehingga
terjadi konsentrasi boron yang tinggi dalam jaringan otak. Kemudain tumor di
bombardir dengan neutron maka boron akan mengalami disintegrasi inti sambil
memancarkan sinar alfa yang dapat menghancurkan jaringan tumor.

e. Proton
Proton ialah inti zat cair yang bermuatan positif . Dalam radioterapi proton
dipakai untuk menghancurkan kelenjar hipofisis.

D. RADIASI PENGION TERHADAP SISTEM BIOLOGIK


Yang dimakasud dengan radiasi pengion adalah radiasi sinar X atau sinar
gamma. Untuk mengetahui efek radiasi pengion ini perlu mengetahui beberapa
pengertian satuan yang digunakan dalam radiasi.

Fisika Medis / Radiasi 85


1. Satuan Dosis Dalam Radiasi Pengion.
Mula-mula dosis yang digunakan dalam radiasi pengion adalah dosis erithema
yaitu banyaknya radiasi sinar X yang menyebabkan kulit kemerahan. Starting (1930)
melakukan radiasi terhadap penderita kemudian diukur dalam satuan Roentgen di
singkat r; kurang lebih tahun 1960 r diganti dengan Roentgen (R). Roentgen (R)
adalah satuan dari pada banyaknya radiasi (unit of exposure). Definisi atau arti satu
Roentgen ialah : Banyaknya radiasi sinar X atau sinar gamma yang menimbulkan
ionisasi di udara pada 0,001293 gram udara sebanyak satu satuan muatan elektrostatis.
Satuan Roentgen ini hanya berdasarkan ionisasi yang terjadi di udara dan hanya
berlaku bagi sinar X dan sinar gamma saja serta tidak menunjukkan jumlah banyaknya
absorpsi bagi sembarang radiasi.
Radiasi sinar X atau sinar gama yang mengenai suatu areal tertentu dikenal
dengan nama satuan rap (Roentgen area product) di mana 1 rap sama dengan radiasi
100 R pada setiap 1 cm2 maka :
1 rap = 100 R cm2
Satu rad didefinisikan sebagai dosis penyerapan energi radiasi sebanyak 100
erg bagi setiap gram benda/jaringan :
1 rad = 100 erg/g = 0,01 Juole/Kg jaringan.
Untuk sinar X dan sinar gamma dosis sebesar 1 rad hampir sama dengan dosis 1
R per gram air. Tetapi untuk jaringan absorpsi radiasi akan lebih banyak dari pada air,
dan akan memberikan dosis rad yang lebih besar misalnya 1 R sinar X pada tulang = 4
rad. Untuk energi radiasi yang tinggi pada penggunaan radioterapi perbandingan antara
rad dan Roentgen mendekati 1 baik untuk tulang maupun untuk jaringan.
Pada tahun 1975 International Commission on Radiological Unit (ICRU)
memakai Gray (Gy) sebagai dosis satuan Internasional (SI), pemakaian sataun Gy ini
untuk menghormati tuan Harold Gray, seorang ahli fisika kedokteran berkebangsaan
Inggris yang menemui efek oksigen pada sel-sel yang diradiasikan. Satu Gy adalah
dosis radiasi apa saja yang menyebabkan penyerapan energi 1 Joule pada 1 Kg zat
penyerap :
1 Gy = 1 J/Kg
= 107 erg/Kg
= 100 rad .

2. Hubungan Antara Rad dan Roentgen

Fisika Medis / Radiasi 86


Bertolak dari pengertian Roentgen, jika energi untuk membentuk sepasang ion
diketahui dapat dicari hubungan antara rad dan Roentgen. Misalnya energi untuk
membentuk sepasang ion adalah 34 eV; sedangkan satu ion = 4,8x10 -10 sme, maka :
1
1sme  10
ion  2,08 x109 ion.
4,8 x10

Energi untuk membentuk sepasang ion : 34 eV.


= 34 x 1,6 x 10 –12 erg
= 5,4 x 10 –11 erg
Catatan :
1 s m a = 1,6 x 10 –12 erg.
Energi untuk membentuk 2,08 x 109 ion.
= 2,08 x 10 9 x 5,4 x 10 –11 erg
= 0,112 erg
Jadi 1 R = 0,112 erg/0,001293 gram udara.
Dari uraian di atas diperoleh hubungan antara rad dan Roentgen yaitu :
Rad = R x 0,87 x F
F = faktor yang nilainya tergantung pada energi radiasi.
Pada tabel di bawah ini menunjukkan beberapa nilai rad/R untuk jaringan lunak dan
tulang energi yang berlainan.
Catatan : 1 R = 2,58 x 10 –4 Coulomb / Kg udara
Voltage KV Saringan Rad/R Jaringan Tulang
(filter) lunak
50 2 mm Al 0,92 4,2
70 2 mm Al 0,92 4,1
100 2 mm Al 0,93 4,0
150 0,5 mm Al 0,94 2,3
200 0,5 mm Cu 0,95 1,5
200 1,0 mm Cu 0,95 1,5
250 Thoracus I 0,96 1,1
300 Thoracus II 0,96 1,05
Cs 137 (0,66 MeV) Thoracus III 0,96 0,93
Cs 60 (1,25 MeV)
Rata-rata 0,96 0,92

Pada tabel di atas ini terlihat bahwa dengan energi radiasi yang berlainan variasi
rad?R untuk jaringan lunak sangat kecil, sedangkan untuk tulang sangat besar, nilai
Fisika Medis / Radiasi 87
rad/R sampai 4 kali lebih tinggi untuk energi rendah dari pada energi tinggi. Pada
penyinaran dengan 100 KV sinar X, jaringan lunak dan tulanmg diberi 500 R maka
dosis yang diserap tidak sama.
Untuk jaringan lunak, dosis 500 x 0,93 = 463 rad
Untuk tulang, dosis 500 x 4,0 = 2.000 rad.
Dari contoh menunjukkan bahwa banyaknya radiasi yang diberikan sama kana
tetapi dosis yang diserap berlainan. Efek penyinaran tergantung kepada dosis yang
diserap maka dipakai rad sebagai kesatuan dosis dalam radioterapi.
Berbagai radiasi memberikan efek biologis yang tidak sama. Dengan perkataan
lain perbagai radiasi mempunyai RBE yang berlainan. Definisi RBE ialah perbandingan
dosis sinar X 250 KV dengan dosis radiasi lain yang meberikan efek biologis yang
sama.
dosis sinar X, 250 KV yang memberikan efek biologik tertentu
RBE =
dosis suatu radiasi lain yang memberikan efek biologik yang sama.

Misalnya efek biologik dari 100 rad suatu radiasi sama dengan 300 rad 250 KV
sinar X, maka RBE suatu radiasi ialah 3.
REM Merupakan suatu unit untuk menyatakan banyaknya ekivalen dosis.
Ekivalen dosis didefinisikan sebagai rad x faktor kwalitas dari radiasi. Sedangkan faktor
kwalitas berkaitan dengan RBE maka :
Dosis dalam rem = dosis dalam rad x RBE
Sataun rem dipakai pada proteksi radiasi sedangkan RBE dipakai dalam radioterapi.

3. Efek Biologis yang Timbul oleh Radiasi Pengion.


Radioterapi dengan sinar X, sinar gamma atau partikel isotop radioaktif pada
hakekatnya tergantung dari pada energi yang diabsorpsi baik secara efek fotoe;eltris
maupun efek kompton yang menimbulkan ionisasi pada jaringan. Dan sebagaiakibat
ionisasi ini terjadi kelainan atau kerusakan pada jaringan, akibat dari radiasi pengion ini
dinamakan efek biologis. Efek biologis dibagi atas 2 bagian yaitu ; efek somatis dan
efek genetis. Pembagian efek somatis meupuan efek genetis berdasarkan atas kerusakan
sela jaringan yang ditimbulkan radiasi pengion tersebut. Di dalam sel akan terjadi 2 efek
yang merusak yaitu efek ionisasi dan efek biokimia.
Pada efek ionisasi :
Pada sel-sel yang terionisasi, akan memancarkan elektron pada struktur ikatan kimia
dengan akibat terpecahnya molekul-molekul dari sel sehingga terjadi kerusakan sel.
Fisika Medis / Radiasi 88
Pada efek biokimia :
Jaringan sebagian besar terdiri dari air. Radiasi pengion akan menyebabkan molekul
air terpecah menjadi ion H+ dan OH- serta atom-atom netral H dan OH (faceredial),
yang sangat bereaksi kimia. Tentu saja dalam somatis ini berkaitan sekali akan
besarnya radiasi yang diabsropsi dan respon jaringan terhadap radiasi. Respon yang
berlainan ini dinamakan senitivitas jaringan terhadap radiasi.
Sensitivitas berbagai jaringan tumor terhadap radiasi juga tidak sama tergantung
pada jaringan apa tumor itu berasal. Dalam hal ini harus berpegang pada hukum
Bergonie dan Tribondeau. Bergonie dan Tribondeau (1906) melakukan penyinaran pada
testis binatang percobaan, diperoleh kesimpulan bahwa embrional atau makin tidak
berdisferensiasi suatu sel, makin sensitif sel-sel tersebut terhadap radiasi. Kesimpulan
ini dikenal sebagai hukum Bergonie – Tribondeau yang sangat penting dalam
radioterapi. Hukum itu mempunyai arti bahwa makin aktif suatu sel berproliferasi
(memperbanyak diri dengan cara pemecahan) makin sensitif pula sek tersebut terhadap
radiasi. Sel-sel tumor ganas pada umumnya dalam keadaan proliferasi aktif, maka lebih
sensitif terhadap radiasi dari pada sel-sel sehat sekitarnya.
Berdasarkan hukum Bergonie dan Tribondeau maka tumor dibagi dalam 3
golongan yaitu :
a. Tumor ganas yang radiosensitif
b. Tumor ganas yang radioresponsif
c. Tumor ganas yang radioresisten.
Tumor ganas yang radiosensitif mudah dihancurkan dengan dosis penyinaran
antara 3.000 – 4.000 rad dalam tempo 3 – 4 minggu. Tumor ganas yang radioresponsif
mudah dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 4.000 – 5.000 rad dalam tempo 4 –
5 minggu. Tumor ganas yang radioresistensukar untuk dihancurkan walaupun dengan
dosis lebih dari pada 6.000 rad; sedangkan dosis setinggi itu telah melebihi batas
toleransi jaringan sehat sekitarnya sehingga dapat merusak jaringan sekitarnya.
Efek somatis yang ditimbulkan oleh radiasi pengion terutama terlihat kelainan
pada tubuh yaitu :
Terhadap kulit :
a. Timbul dermetitis akut (keradangan kulit akut) yang mempunyai 3 (tiga) tingkat,
yaitu : (1) Dermetitis erithematosa, (2) Radioermatitis bulosa dan (3)
Radioermatitis eskharotika.
b. Dermatitis khronika

Fisika Medis / Radiasi 89


c. Late effect dari pada dermatitis akuta
Terhadap mata :
Menimbulkan konjungtivitas dan kreatitis. Lensa mata sangat radiosensitif sehingga
pada penyinaran 400 – 500 rad menimbulkan katarak.
Terhadap alat kelamin :
b. Dosisi 600 rad menimbulkan sterilitas (testis lebih sensitif dari pada ovum).
Pada dosis rendah dapat menimbulkan mutasi gen (genetic mutation) dan
kelainan pada turunan.
c. Pada wanita hamil akan terjadi kematian foetus atau menimbulkan
anomali/kelainan.
Terhadap paru-paru:
Menimbulkan batuk, sesak nafas dan nyeri dada serta fibrosis paru-paru

Terhadap Tulang :
Menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta osteoporosis
Terhadap saraf :
Timbul myelitis dan degenrasi jaringan otak.
Penyakit radiasi :
Demam, rasa lemah, kurang nafsu makan, nuasea 9mual), nyeri kepala, dan mudah
mencret.
Efek genetik :
Terjadi mutasi gen diperkirakan pada dosis 25 – 150 rem.
Di bawah ini disusun radiasi sensitif relatif dari pelbagai jaringan terhadap
radiasi menurut urutan menurun :
a. Sumsum tulang dan sistem hemopoetik
b. Jaringan alat kelamin
c. Jaringan alat pencernaan
d. Kulit
e. Jaringan ikat
f. Jaringan kelenjar
g. Tulang
h. Otot
i. Urat saraf

Fisika Medis / Radiasi 90


4. Prinsip Terapi Radiasi
Prinsip dasar terapi radiasi yaitu menimbulkan kerusakan pada jaringan tumor
sebesar mungkin seraya kerusakan seminimal mungkin pada jaringan normal di sekitar
tumor hal ini dapat dicapai dengan penyinaran langsung pada tumor dari berbagai arah
sehingga diperoleh dosis maksimum pada tumor tersebut.

5. Faktor yang perlu diperhatikan dalam terapi radiasi


Dalam melakukan radiasi terapi perlu memperhatikan faktor-faktor seperti :
60
b. Jenis radiasi ; misalnya sinar X voltage tinggi, uranium, radium, Co dan
sebagainya.
c. Jenis sel ; sel – sel embrional atau bukan (ingat hukum Bergonie dan
Tribondeau).
d. Lingkungan sel ; apakah terjamin adanya penyaluran darah di sekitar sel atau
tidak.
e. Dosis dalam RBE ; RBE sangat tinggi (lebih dari satu) mempunyai kemampuan
mematikan sel lebih besar.
Daftar : Faktor RBE untuk pelbagai radiasi

RADIASI RBE
Sinar X 0,1 – 100 MeV atau sinar gamma 1
Elektron 0,1 – 100 MeV atau sinar beta 1
Neutron berkecapatan tinggi 5
Neutron 10 MeV 10
Proton sampai 10 MeV 10
Sinar alfa 10
Heavy recoll nuclei 20

6. Perencanaan terapi radiasi


Sebelum melakukan terapi radiasi perlu adanya suatu perencanaan yang mantap
sehingga dalam melakukan terapi radiasi dapat memberikan faktor-faktor sebelum
melakukan penyinaran terhadap jaringan yaitu :
a. Menetapkan letak luas tumor
b. Tehnik penyinaran dan distribusi dosis
c. Toleransi jaringan.

7. Metode terapi radiasi


Fisika Medis / Radiasi 91
Ada tiga metode terapi radiasi, yaitu :
b. Radioterapi jarak jauh (Megavoltage Therapy)
c. Radioa terpia jarak dekat (BrachyTherapy)
d. Penggunaan radioisotop untuk terapi secara sistematik dalam tubuh

8. Terapi Jarak jauh


Sebelum tahun 1940 ahli radioterapi hanya sedikit pilihan dalam menggunakan
sumber radiasi untuki pengobatan kanker. Banyak memilih unit orthovoltage sinar X
yang berpotensi 250 KV atau kurang dalam melakukan terapi luar (jarak jauh). Kerst
mengembangkan betatron yang dipergunakan untuk menghasilkan energi tinggi sinar X
untuk terapi radiasi dan terbukalah lapangan radiasi supervoltage serta terapi
megavoltage. Megavoltage terapi merupakan penggunaan betatron untuk terapi jarak
jauh yang berarti sumber radiasi berada di luar tubuh dan diberikan pada waktu-waktu
tertentu.
6.0
Pada Tahun 1951 Harold Johns untuk pertama kalinya membuat unit terapi Co
di kanada. Unit terapi 6.0 Co disebut pula Cobalt teleterapi dan Cobalt bomb unit. Cobalt
bomb unit ini dideasin agar dapat berrotasi mengelilingi penderita dan dilengkapi
dengan alat penyerap radiasi (metal beamstop). Tujuan dari alat penyerap radiasi ini
agar radiasi yang melewati penderita akan diserap dan mengurangi ketebalan lapisan
pelindung yang bisa digunakan pada dinding tembok. Pada Tahun 1970 diciptanya
pesawat lincas (linear accelerators) yang dapat memancarkan intensitas radiasi setiap
saat, 4 juta Volt dan berukuran sama dengan unit 6.0 Co.
Ada 3 faedah pada terapi megavoltage :
b. Dosis maksimum terkjadi di bawah kulit dan skin sparing effect rendah
(hubungan dosis rendah pada kulit dari energi tinggi sinar X atau sinar gamma)
yaitu rasa nyeri yang terjadi selama pengobatan.
c. Energi tinggi terjadi secara komplit di daerah efek Kompton dan tidak memberi
dosis tinggi pada tulang, tidak sama halnya dengan sinar X, 250 KV.
d. Penetrasi sangat dalam sehingga mampu mengobati tumor-tumor yang letaknya
jauh di dalak tubuh.

9. Terapi jarak dekat


Radio terapi “jarak dekat” diartikan bahwa sumber radiasi terletak di permukaan
atau di dalam tumor. Ini dimulai sejak tahun 1904 di mana Madame Curie dalam thesis

Fisika Medis / Radiasi 92


dokternya menuliskan bahwa beliau menempatkan kapsul radium pada lengan suaminya
selama beberpa jam dan terjadi luka yang berbulan-bulan baru sembuh. Ternyata ulkus
ini tidak superfisial / permukaan kulit saja melainkan mengenai jarngan tubuh bagian
dalam.

10. Penggunaan radioisotop untuk terapi secara sistematik dalam tubuh


Yang dimaksud dengan terapi secara sistemik yaitu terapi radiasi dengan
menggunakan zat radioaktif yang mengikuti dalam peedaran darah dan akan mencapai
1 3 1 3 2
sasaran yang dituju. Dalam hal ini pernah menggunakan isotop dan P untuk
pengobatan.
131
b. Dengan menggunakan I dosis 150 – 400 MBq (setara dengan 4 – 10 m Ci)
untuk pengobatan hiperthiroid. Dan dengan dosis 1 – 3 G Bq (setara dengan 30 –
100 m Ci) digunkan untuk pengobatan kanker thiroid.
32
c. Suatu emmisi beta murni dari P pernah dicoba untuk pengobatan polistemia
vera. Efeknya yaitu mengurangi produksi sel darah merah.

11. Proteksi Radiasi


Salah satu usaha yang dilakukan oleh International Commission on Radiological
Protection (ICRP) untuk menghindari bahaya radiasi maka ditentukannya suatu dosis
maksimum yang dapat diperkenankan sebagaio pedoman dalam proteksi radiasi yaitu
“Maximum Permissible Dose (MPD)” nilai MPD ini telah beberapa kali mengalami
perubahan. Oleh karena proteksi radiasi tidak saja ditinjau dari sudut somatik, akan
tetapi dari sudut efek genetik pula. Penilaian terakhir mengani dosis maksimum yang
diperkenankan dilakukan pada tahun 1965 dan hasilnya telah dimuat dalam ICRP
publication 9, 1966.
Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi berbeda dengan
masyarakat umum. Bagi masyarakat umum tidak lagi memakai MPD akan tetapi diganti
dengan dosis limit (batas dosisi). Maksud dari pada pemakaian dosis limit ini untuk
memperoleh standarisasi dalam pelaksanaan proteksi pada pemakaian sumber-sumber
radiasi, sehingga masyarakat tidak mungkin mendapatkan radiasi yang membahayakan.
Nilai batas dosis untuk masyarakat ialah 1/10 dari pada nilai MPD bagi pekerja radiasi
(lihat tabel ).
Pekerja radiasi MPD
- Seluruh tubuh, sumsum tulang, - 5 rem dalam 1 tahun atau 3 rem,
kelenjer kelamin dalam 3 bulan, dosis seluruhnya tidak

Fisika Medis / Radiasi 93


melebihi 5 rem (N – 18) rem N = umur
- Kulit, tulang, kelenjar thiroid - 30 rem dalam 1 tahun
- Tangan lengan bagian bawah, - 75 rem dalam 1 tahun
pangkal kaki
- Bagian lain dari tubuh - 15 rem dalam tahun
Masyarakat umum Batas dosis
- Seluruh tubuh, sumsum tulang, - 0,5 rem dalam 1 tahun
kelenjer kelamin
- Kulit, tulang, kelenjar thiroid - 3 rem dalam 1 tahun, anak-anak di
bawah umur – 16 Tahun, 1,5 rem/tubuh
untuk kelenjer thyroid.
- Tangan lengan bagian bawah, - 7,5 rem dalam 1 tahun
pangkal kaki
- 1,5 rem dalam 1 tahun
- Bagian lain dari tubuh

SOAL LATIHAN RADIASI

1. Menurut teori kuantum, energi radiasi cahaya semakin besar jika


A. amplitudonya besar
B. frekuensinya besar
C. panjang gelombangnya besar
D. amplitudonya kecil
E. frekuensinya kecil
2. Berikut adalah pernyataan yang benar berkenaan dengan cahaya yang
digunakan sebagai radiasi, kecuali ….
A. sumber cahaya yang berbeda menghasilkan frekuensi gelombang yang
berbeda.
B. Panjang gelombang menghasilkan warna khas dari cahaya.
C. Pada medium yang berbeda cahaya merambat dengan kecepatan yang sama.
D. Cahaya/gelombang elektromagnetik memiliki spectrum yang khas
E. Cahaya yang digunakan ada yang tidak menimbulkan ionisasi jaringan.
3. Radiasi cahaya ultra ungu digunakan untuk ….
A. sterilisasi karena bersifat bakterisit
B. transilluminasi
C. colour therapy
D. menunjukkan aliran vena pada kulit
E. foto grafi pupil mata
4. Radiasi cahaya infra merah digunakan untuk ….
A. sterilisasi karena bersifat bakterisit
B. transilluminasi
C. colour therapy
D. menunjukkan aliran vena pada kulit
E. foto grafi pupil mata
5. Sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik yang sering digunakan pada
radiasi, karateristik sinar gamma adalah, kecuali ….

Fisika Medis / Radiasi 94


A. terbentuk akibat disintegrasi inti atom
B. dapat dideteksi dengan alat Geiger Mueller
C. intensitas berkurang ketika melewati peghalang
D. Memiliki daya tembus yang lemah
E. sebagai alah satu dari sinar radioaktif alami
6. Sifat-sifat yang dimiliki sinar X adalah ….
1. menghitamkan plat film
2. mengionisasi gas
3. menembus berbagai zat
4. merusak jaringan
Pernyataan yang benar adalah ….
A. 1,2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. 1,2,3 dan 4
7. Sumber cahaya yang diemisi sebagai berkas cahaya yang berintensitas besar,
koheren berfase sama dan monokhromatis adalah ….
A. infra merah
B. ultra ungu
C. sinar X
D. sinar laser
E. sinar gamma
8. Urutan panjang gelombang cahaya yang dipakai pada radiasi dari yang terkecil
adalah ….
A. ultra ungu-cahaya tampak-infra merah-sinar gamma.
B. ultra ungu-cahaya tampak-sinar gamma-infra merah.
C. sinar gamma- ultra ungu - cahaya tampak - infra merah
D. cahaya tampak- infra merah-ultra ungu- -sinar gamma
E. infra merah-ultra ungu-sinar gamma-cahaya tampak
9. Partikel penyusun atom yang senantiasa berputar dan memiliki nilai energi
tertentu adalah ....
A. netron
B. elektron
C. proton
D. inti
E. kulit
10. Atom netral yang melepaskan 1 muatan negatif akan berubah menjadi ....
A. ion positif
B. ion negatif
C. proton
D. netron
E. positron
11. Inti atom 15 P32 memiliki netron sebanyak ....
A. 15
B. 17
C. 32
D. 47
E. 57
12. Inti-inti atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda
dinamakan ....

Fisika Medis / Radiasi 95


A. Isotrop
B. Isolton
C. Isobar
D. Isotop
E. isomer
13. Urutan sinar radioaktif yang memiliki daya ionisasi terbesar adalah ....
A. gama, beta, alfa
B. beta, alfa, gama
C. alfa, beta, gama
D. alfa, gama, beta
E. beta, gama, alfa
14. Partikel yang dihasilkan dari reaktor dapat digunakan untuk mengobati tumor
otak adalah .....
A. Proton
B. Netron
C. Elektron
D. Positron
E. Detron
15. Karakteristik yang diperlukan dalam memilih radioaktif untuk kepentingan
diagnosis atau pengobatan adalah ....
A. waktu paruh dan energinya
B. waktu paruh dan tipe radiasi
C. energi dan tipe radiasinya
D. waktu paruh dan HVL
E. tipe radiasi dan HVL

16. Satuan dosis radiasi apa saja yang menyebabkan penguapan energi sebesar 1
joule pada 1 Kg zat penyerap adalah ....
A. rontgen
B. rap
C. rad
D. gray
E. erg
17. Dosis radiasi sebesar 600 rad menimbulkan efek biologis yang sama dengan
sinar- x 200 rad 250 K volt sinar x, nilai RBE-nya adalah ....
A. 30
B. 5/12
C. 12/5
D. 3
E. 1/3
18. Semakin aktif suatu sel memperbanyak diri dengan cara pembelahan makin
sensitif pula sel tersebut terhadap radiasi. Pernyataan ini sesuai dengan
hukum ....
A. Marie – Piere Curie
B. Joule – Rontgen
C. Planck – Becqurel
D. Bergonie – tribondeu
E. Gray - Rontgen
19. Urutan menurun jaringan yang sensitif terhadap radiasi adalah ....
A. sumsum tulang, jaraingan alat kelamin, urat saraf

Fisika Medis / Radiasi 96


B. kulit, otot, tulang
C. otot, tulang, kulit
D. urat saraf, kulit, jaringan kelenjar
E. jaringan kelenjar, jaringan ikat, jaringan alat kelamin
20. Untuk menghindari gaya radiasi, ditentukan suatu radiasi maksimum yang
diperkenankan sebagai pedoman dalam proteksi radiasi. Istilah dari maksimum
bagi pekerja dibidang industri adalah ....
A. batas dosis
B. ambang dosis
C. Ambang radiasi
D. Batas radiasi
E. MPD
21. Tehnik penyinaran pada terapi radiasi dengan menggunakan tiga lapangan yang
berhadap-hadapan adalah ....
A. tehnik tangensial
B. tehnik oppising field
C. cross fire tehnik
D. tehnik rotasi
E. tehnik satu lapangan
22. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan radiasi adalah ....
1. jenis radiasi
2. jenis sel
3. lingkungan sekitar sel
4. RBE
Pernyataan yang benar adalah...
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 1, 2 dan 3
E. 1, 2, 3 dan 4

TUGAS MANDIRI
MATERI : RADIASI

1. Apa yang dimaksud dengan zat radioaktif ?


2. tuliskan 3 partikel radioaktif yang digunakan dalam praktek kedokteran berikut
fungsinya ?
3. Apa perbedaan antara rap, rad, gray dan erg ?
4. Apa yang dimaksud denan RBE, berikan contoh cara menentukan nilaianya ?
5. Jelaskan prinsip terapi radiasi ?
6. Jelaskan perbedaan teknik jarak jauh dan sistemik pada terapi radiasi !
7. Jelaskan tentang proteksi radiasi !

Fisika Medis / Radiasi 97

Anda mungkin juga menyukai