Contoh Kasus Siklus akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan
PT. Narayan Batik, Surabaya per 1 Januari 2017 mempunyai saldo-saldo perkiraan buku
besar berikut ini:
Persediaan Bahan Baku dan Pembantu Rp 1.375.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses *) Rp. 3.635.000,-
Persediaan Barang Jadi (Pesanan NN-88) Rp. 1.895.000,-
*) Untuk barang dalam proses terinci pada kartu harga pokok
pesanan sebagai berikut:
AX-01 AX-04 AX-05
Biaya Bahan Baku .................Rp 525.000,- Rp 325.000,- Rp 475.000,-
B. Tenaga Kerja Langsung Rp 420.000,- Rp 400.000,- Rp 500.000,-
Biaya Overhead Pabrik ..... Rp 315.000,- Rp 300.000,- Rp 375.000,-
Dari bagian produksi diketahui bahwa upah langsung dialokasikan sebagai berikut:
Pesanan AX-01= 20%, pes, AX-04= 25%, AX-05=15% dan AX-06= 40%.
e) Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarip yang ditentukan
dimuka, yaitu sebesar 75 % dari Upah Langsung dengan alokasi yang sama.
f) BOP yang sesungguhnya lainnya yang telah terjadi, diantaranya meliputi:
Biaya Pemeliharaan Mesin .................................... Rp 250.000,-
Biaya Asuransi Pabrik ......................................... Rp 200.000,-
Biaya Listrik & Air ............................................... Rp 500.000,-
Penyusutan Mesin.................................................. Rp 1.000.000,-
BOP Rupa-rupa ..................................................... Rp 300.000,-
g) Pesanan AX-01, AX-04 dan AX-05 dinyatakan selesai, sedangkan AX-06 masih dalam
proses.
h) Pesanan NN-88, AX-01 dan AX-05 diserahkan kepada pemesan dengan mengakui laba
sebesar 40% dari harga pokok produksi, pembayaran secara tunai.