Anda di halaman 1dari 13

B.

Jenis - Jenis Surat Utang (Obligasi)

Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak


perjanjian antara pembeli dan penjual obligasi. Kontrak perjanjian ini
disebut kontrak perjanjian obligasi (bond indenture). Di dalam kontrak ini
ada berbagai perjanjian, yang akan membuat obligasi bervariasi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa macam obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian
(bond indenture). Macam-macam obligasi dapat dikelompokkan menjadi
delapan klasifikasi yaitu:

1. Obligasi berdasar penerbit obligasi (issuer)

Berdasarkan Penerbit Obligasi (Issuer) Berdasarkan penerbit


obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:

a. Obligasi pemerintah, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah

b. Obligasi perusahaan milik negara (state owned company), contoh


penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga,
Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dll.

c. Obligasi perusahaan swasta, contoh penerbit obligasinya adalah


Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra Marga
Nusaphala Persada, Bank Modern, Multialand, Dharmala Sakti
Sejahtera, Ciputra Development, Tjiwi Kimia, dll.

2. Obligasi berdasar sistem pembayarannya

Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi


atas dua jenis yaitu:

a. Obligasi Kupon (Coupon Bond), yaitu obligasi yang bunganya


dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran,
atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat
dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah
yang disebut kupon obligasi.
b. Oblgasi tanpa kupon (Zero Coupon Bond), tidak mempunyai kuson,
sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik,
tetapi bunga langsung sekaligus dibayarkan pada saat pembelian.

3. Obligasi berdasarkan tingkat bunganya

Berdasarkan tingkat bunganya maka obligasi dapat dibagi menjadi


beberapa macam, yaitu:

a. Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond) Bunga pada obligasi
ditetapkan pada awal penjualan obligasi tidak berubah sampai
dengan jatuh tempo.

b. Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond). Bunga


pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon
pertama, sedangkan waktu jatuh tempo kupon pertama akan
ditentukan tingkat bunga untuk kupon berukutnya.

c. Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond). Obligasi jenis


ini merupakan obligasi dari obligasi bunga tetap dan bunga
mengambang.

Berikut merupakan pengelompokan obligasi berdasarkan jenis


bunganya:

Pembayaran Bunga
Jenis Obligasi
Penentuan Waktu Suku Bunga

Bunga Tetap Berkala (setiap 6 bulan) Tidak berubah (5,5%)

Bunga Mengambang Berkala Bervariasi dinyatakan


sebagai tolak ukur
+/-spread (LIBOR + 30
titik dasar)

Bunga Nol Pada saat jatuh tempo Umumnya tetap


Menunjukkan pengelompokkan obligasi berdasarkan jenis kupon /
bunganya:

Dalam obligasi, istilah kupon sebenarnya mengacu pada suku


bunga kupon, yang jika dikalikan dengan nilai par mengindikasikan
jumlah bunga dalam satuan mata uang (dolar). Umumnya tidak
seluruhnya bagi obligasi yang diterbitkan di AS, setengah dari
pembayaran kupon dilakukan dalam bentuk angsuran setiap enam
bulan.

Terdapat obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga


secara berkala. Sebagai gantinya, pokok dan bunga pinjaman
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Obligasi ini disebut obligasi
kupon nol. Sekuritas bunga mengambang merupakan sekuritas dengan
suku bunga ditetapkan kembali secara berkala. Sekuritas mengambang
merupakan sekuritas dengan suku bunga ditetapkan kembali secara
berkala. Suku bunga kupon yang baru ditentukan dalam kontrak
sebagai suku bunga referensi disesuaikan dengan spread (selisih hasil).
Spread dapat ditambahkan atau dikurangi dari nilai suku bunga
referensi, dan dinyatakan dalam titik dasar (basis point=seperseratus
persen). Dua contoh formula penetapan kembali suku bunga pada
sekuritas suku bunga mengambang adalah:

Suku bunga referensi + 100 titik dasar

Suku bunga referensi - 50 titik dasar

4. Obligasi berdasarkan jaminannya

Berdasarkan jaminannya, terdapat beberapa macam dari obligasi


yaitu:

a. Collateral, yaitu dimana perusahaan penerbit membuat suatu janji,


apabila jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak akan
membayar nilai nimonal.
b. Debenture, dimana perusahaan obligasi tidak menjamin dengan
aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat likuditas perusahaan.

c. Subordinate debenture, yaitu dimana dalam perjanjian kontrak


obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan berdasarkan siapa
yang akan dibayar terlebih dahulu.

d. Obligasi pendapatan (income bonds) adalah obligasi ini tidak


dijamin dengan aset tertentu.

e. Obligasi hipotek (mortgage) adalah obligasi ini dijamin dengan aset


tertentu dan aset yang dijadikan agunan secara jelas.

5. Obligasi berdasarkan tempat penerbitannya (perdagangannya)

Berdasarkan tempat penerbitannya (perdagangannya) maka


obligasi dapat dibagi menjadi:

a. Obligasi Domestik (Domestic Bond), Obligasi yang diterbitkan oleh


perusahaan atau lembaga dalam negeri dan dipasarkan di dalam
negeri. Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di dalam negeri
(Indonesia).

b. Obligasi Asing (Foreign Bond), Obligasi yang diterbitkan oleh


perusahaan atau lembaga asing pada suatu negara tertentu di mana
obligasi tersebut di pasarkan.

c. Obligasi Global (Global Bond), Obligasi yang diterbitkan untuk


dapat diperdagangkan di manapun tanpa adanya keterbatasan
tempat penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.

6. Obligasi berdasar rating

Obligasi dari segi rating (pemeringkat) maka dapat dibagi menjadi


2 jenis, yaitu:

a. Grade Bond, yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk


dalam peringkat yang layak untuk investasi (investment grade).
Yang termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA, dan
A menurut standard & Poor's atau peringkat Aaaa, Aa dan A
menurut moody's.

b. Non-grade Bond, adalah obligasi yang telah diperingkat tetapi tidak


termasuk peringkat yang layak untuk investasi (non-investment
grade). Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB, dan B
menurut Standars & Poor's atau Bbb,bb, dan B menurut moody's.

Manager uang profesional menggunakan berbagai teknik untuk


menganalisa informasi atas perusahaan dan sekuritas yang
diterbitkannya agar dapat memperkirakan kemampuan perusahaan
penerbit dalam memenuhi kewajiban kontraknya di masa depan.
Kegiatan ini disebut analisis kredit.

Beberapa investor institusional besar dan kebanyakan perusahaan


investment banking memiliki departemen analisis kredit sendiri. Tidak
dengan halnya bagi investor individual maupun investor institusional
yang tidak terlalu besar yang umumnya menggunakan jasa perusahaan
pemberi peringkat kredit dalam melekukan analisis kredit. Empat
perusahaan pemberi peringkat kredit komersial adalah :

Moody’s S&P Fitch D&P Penjelasan Umum

Peringkat Investasi : Kredibilitas Tinggi

Aaa AAA AAA AAA Bermutu tinggi, prima,


keamanan maksimum

Aa1 AA+ AA+ AA+

Aa2 AA AA AA Peringkat sangat tinggi,

Aa3 AA- AA- AA- kualitas tinggi

A1 A+ A+ A+

A2 A A A Peringkat Menengah atas


A3 A- A- A-

Baa1 BBB+ BBB+ BBB+

Baa2 BBB BBB BBB Peringkat menengah


bawah

Baa3 BBB- BBB- BBB-

Peringkat Non-Investasi : Sangat Spekulatif - Kredibilitas Rendah

Ba1 BB+ BB+ BB+

Ba2 BB BB BB
Peringkat rendah,
Ba3 BB- BB- BB-
spekulatif
B1 B+ B+

B2 B B B
Sangat Spekulatif
B3 B- B-

Peringkat Non-Investasi : Amat Sangat Spekulatif - Risiko Tinggu atau


Risiko

CCC+

Caa CCC CCC CCC Risiko Tinggi

CCC-

Ca CC CC Mungkin tidak dilunasi,


amat sangat spekulatif

CI CI = Obligasi penghasilan
- tidak ada pembayaran
bunga

DDD Tidak dilunasi

DD
D D

7. Obligasi berdasar callable future

Obligasi berdasarkan Call Feature adalah obligasi yang diterbitkan


dengan fasilitas/hak untuk kembali. Hak untuk membeli kembali
obligasi yang telah dijual sebelum obligasi tersebut jatuh tempo disebut
call feature. Dari segi call feature, obligasi dapat dibagi atas tiga jenis
yaitu :

a. Freely Callable Bond, dalam kontrak perjanjian obligasi, pada saat


tertentu perusahaan penerbit dapat memanggil (menarik) obligasi
kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk
memanggil obligasi apabila tingkat bunga turun dan menerbitkan
obligasi baru dengan tingkat bunga yang lenih rendah. Konsep ini
disebut dengan refunding.

b. Non Callable Bond, adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali
oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali
penerbit membeli melalui mekanisme pasar.

c. Deferred Callable Bond, merupakan kombinasi antara freely


callable bond dengan non callable bond. Biasanya ditentukan
suatu batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak dapat
dibeli kembali (non callable), misalnya pada tahun pertama,
kemudian sesudahnya penerbit dapat membeli kembali (freely
callable).

8. Obligasi berdasarkan convertibles / exchangable

Berdasarkan konversi, obligasi dapat dibagi menjadi dua jenis,


yaitu:
a. Obligasi konversi/tukar (convertaible bond/exchangeable bond),
adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham, baik saham
penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupu saham
perseroan lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi (exchangeable
bond).

b. Obligasi non conversi (non convertible bond), merupakan obligasi


yang tidak dapat dikonversikan menjadi saham tetapi hanya
mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo
sebagaimana pada obligasi lainnya.

Terdapat beberapa jenis obligasi yang dikenal dalam perdagangan di


Bursa Efek antara lain:

1. Government bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah


pusat.

2. Corporate bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.

3. Convertible bonds adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham


perusahaan penerbit obligasi.

4. Municipal bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh Kotapraja atau


Kotamadya.

5. Serie bonds adalah obligasi yang diterbitkan melalui beberapa


tahapannya dilakukan secara berangsur.

6. Serial bonds adalah obligasi yang pelunasannya dilakukan secara


diangsur.

7. Term bonds adalah obligasi yang diterbitkan dan dilunasi sekaligus.

8. Balloon bonds adalah obligasi yang pelunasannya dimulai dari yang


sedikit dan semakin lama semakin besar.

9. Euro bonds adalah obligasi dalam mata uang US$ dan beredar di luar
Amerika.
10. Pulltable bonds adalah obligasi yang pelunasannya dapat diminta
dengan segera oleh pemegang obligasi sebelum jatuh tempo, tetapi
sesudah protection period.

11. Callable bonds adalah obligasi yang dapat dilunasi oleh emiten
sebelum jatuh tempo, tetapi sesudah protection period.

12. Secured bonds adalah obligasi yang dijamin dengan aktiva.

13. Ansecured bonds (debentures) adalah obligasi tanpa jaminan aktiva


atau tanpa guarantor.

14. Bearer bonds adalah obligasi yang atas pembawa dapat


diperjualbelikan antar investor tanpa melalui perantara.

15. Registered bonds adalah obligasi atas nama yang dapat


diperjualbelikan melalui Bursa Efek.

16. Zero coupon bonds adalah obligasi tanpa kupon. Obligasi ini dijual
dengan harga diskon (at discount) dan dilunasi pada harga nominalnya.

Jika dilihat dari jangka waktunya, maka obligasi dapat pula


diklasifikasikan ke dalam tiga jenis. Pengklasifikasian obligasi ini
dilakukan berdasarkan lamanya masa jatuh tempo obligasi. Jenis-jenis
obligasi tersebut adalah:

1. Obligasi jangka pendek adalah obligasi yang mempunyai masa jatuh


tempo yang kurang dari satu tahun. Obligasi semacam ini biasanya
diperdagangkan pada pasar uang.

2. Obligasi jangka menengah adalah obligasi yang mempunyai masa jatuh


tempo yang lebih dari satu tahun, namun masih di bawah sepuluh tahun.
Biasanya obligasi semacam ini lebih dikenal dengan istilah notes.

3. Obligasi jangka panjang adalah obligasi yang mempunyai masa jatuh


tempo lebih dari sepuluh tahun. Obligasi semacam ini biasanya dikenal
dengan istilah bond.
C. Karakteristik Obligasi

Sebagai instrumen utang, adapun karakteristik yang dimiliki obligasi


antara lain:

1. Memiliki masa jatuh tempo

Masa berlaku suatu obligasi sudah ditentukan secara pasti pada saat
obligasi tersebut diterbitkan, misalnya lima tahun, tujuh tahun, dan
seterusnya. Artinya, jika telah melampaui masa jatuh tempo, maka obligasi
tersebut tidak berlaku lagi.

2. Nilai pokok utang

Besarnya nilai obligasi yang dikeluarkan sebuah perusahaan telah


ditetapkan sejak awal obligasi tersebut diterbitkan, misalnya PT XYZ
menerbitkan obligasi sebesar Rp 100 miliar. Umumnya, obligasi memiliki
pecahan sebesar Rp50 juta, berarti jumlah obligasi yang diterbitkan
sebanyak 2000 obligasi. Pecahan obligasi disebut denominasi. Jika
seseorang membeli sebanyak 10 obligasi, maka uang yang dia keluarkan
adalah sebesar 10 obligasi x 50 juta atau setara dengan Rp500 juta. Nilai
pokok utang yang sebesar Rp100 miliar tersebut wajib dikembalikan
perusahaan ketika obligasi tersebut jatuh tempo, misalnya lima tahun.

3. Kupon obligasi

Pendapatan utama pemegang obligasi adalah berupa bunga yang


dibayar perusahaan kepada pemegang obligasi pada waktu-waktu yang
telah ditentukan, misalnya dibayar setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan
sekali. Pada obligasi, istilah bunga lazim disebut kupon. Kupon merupakan
daya tarik utama bagi para investor untuk membeli obligasi karena kupon
merupakan pendapatan pasti yang diterima pemegang obligasi selama
masanya masih berlaku. Di Indonesia, umumnya kupon obligasi dibagikan
setiap tiga bulan atau secara kuartalan. Kupon yang dibayar perusahaan
penerbit obligasi, dapat berupa berikut ini. 1) Kupon dengan tingkat tetap,
misalnya 17% setiap tahun. 2) Kupon dengan tingkat bunga mengambang,
tingkat bunga yang diberikan tidak tetap tergantung pada tingkat suku
bunga yang sedang berlaku. Biasanya yang dijadikan patokan adalah
tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Misalnya, PT A
menerbitkan obligasi dengan tingkat bunga mengambang sebesar 3% di
atas SBI. Jika sekarang tingkat SBI sebesar 10% maka tingkat bunga atas
kupon adalah menjadi 13%. Jadi, besarnya kupon yang diterima pemegang
saham obligasi tergantung kepada tingkat bunga SBI yang berlaku saat itu.3)
Kupon dengan tingkat bunga kombinasi atau gabungan antara tetap dan
mengambang. Misal PT XYZ menerbitkan obligasi dengan masa 5 tahun
dengan ketentuan kupon 2 tahun di awal dengan tingkat bunga tetap, dan 3
tahun selanjutnya dengan tingkat bunga mengambang. Dengan demikian,
pada 2 tahun pertama investor akan menerima penghasilan secara tetap,
sementara 3 tahun terakhir pendapatan bunga ditentukan besarnya tingkat
bunga suku bunga SBI.

4. Peringkat obligasi

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dunia investasi selalu terdapat


kemungkinan untung dan rugi sama atau tidak semua investasi itu
menguntungkan. Pada kenyataannya, investasi selalu mempunyai risiko.
Risiko dalam berinvestasi pada obligasi adalah bila perusahaan penerbit
obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan. Misalnya
perusahaan tidak mampu membayar kupon atau tidak mampu
mengembalikan pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran risiko
ketidakmampuan bayar perusahaan penerbit obligasi. Tingkat kemampuan
membayar kewajiban dikenal dengan peringkat obligasi. Peringkat obligasi
dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan
peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Semua obligasi
yang diterbitkan wajib diberi peringkat agar investor dapat mengukur atau
memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli
obligasi perusahaan tersebut.

5. Dapat diperjual belikan


Sebagai surat berharga, obligasi dapat diperjualbelikan seperti halnya
saham dan instrumen pasar modal lainnya. Jika suatu obligasi meningkat,
maka pemegang saham dapat menjual obligasi tersebut melalui dealer atau
pialang obligasi. Pialang obligasi akan menerima fee atas transaksi obligasi
tersebut.

Secara umum, sebuah obligasi mempunyai beberapa karakteristik yang


membedakan antara satu obligasi dengan obligasi lainnya.
Karakteristikkarakteristik yang dimiliki suatu obligasi adalah: (1) ciri-ciri
intrinsik; (2) tipe obligasi; (3) surat perjanjian; dan (4) fitur lain yang
mempengaruhi jatuh tempo obligasi tersebut.

1. Ciri-Ciri Intrinsik

Ciri-ciri intrinsik sebuah obligasi adalah meliputi nilai pokok atau nilai
PAR, lamanya umur obligasi, tingkat bunga yang dibayarkan dan sifat
kepemilikan obligasi. Jangka waktu pembayaran bunga kupon biasa
bervariasi. Ada yang membayarkan bunga kupon setahun sekali, semianuali,
atau triwulanan. Nilai pokok dan lama jatuh tempo suatu obligasi
ditentukan oleh penerbit. Khusus untuk ciri keempat, yakni sifat
kepemilikan, ada 2 (dua) jenis sifat kepemilikan obligasi, yakni: (1)
Obligasi yang teregister, yaitu obligasi yang nama pemegangnya tertera
pada sertifikat obligasi sehingga obligasi tersebut tidak dapat
diperjualbelikan; dan (2) Obligasi tak teregister, yaitu obligasi yang nama
pemegangnya tidak tercatat sehingga obligasi ini bisa diperjualbelikan di
pasar keuangan.

2. Jenis Penerbitan

Secara umum, obligasi dapat diterbitkan dengan 3 (tiga) keadaan, yaitu:


(a) Obligasi dengan jaminan, yakni obligasi yang diterbitkan dengan asset
tertentu sebagai jaminan atas obligasi tersebut. Pemegang obligasi dapat
melakukan klaim atas asset yang dijaminkan pada keadaan tertentu; (b)
Obligasi tanpa jaminan, yakni obligasi yang diterbitkan tanpa jaminan
asset namun hanya memegang janji penerbit untuk membayar pokok
obligasi pada waktu tertentu di masa yang akan datang; dan (c) Obligasi
subordinat, yakni obligasi yang diterbitkan dengan menjaminkan
pendapatan perusahaan. Obligasi ini hanya akan membayarkan bunga jika
pendapatan diperoleh. Obligasi semacam ini memang tidak populer di
kalangan korporasi.

3. Surat Perjanjian

Surat perjanjian dalam sebuah penerbitan obligasi biasanya berisikan


kewajiban-kewajiban hukum penerbit obligasi. Biasanya penjamin
(biasanya adalah bank) akan menjamin bahwa pihak penerbit akan
memenuhi semua kewajibannya seperti membayar bunga tepat waktu dan
melunasi pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

4. Fitur Lain yang Mempengaruhi Jatuh Tempo Obligasi

Setiap investor seharusnya memperhatikan fitur-fitur yang terdapat


pada sebuah obligasi yang dapat mempengaruhi masa jatuh tempo suatu
obligasi. Misalnya ada fitur callable yang memperbolehkan penerbit untuk
menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan cara melunasi pokoknya
sebelum masa jatuh tempo. Penerbit biasa akan memberikan pemberitahuan
30 atau 60 hari sebelumnya. Ada pula fitur yang memperbolehkan penerbit
untuk membayar bunga obligasi dengan sumber dana lain seperti saham.
Ada pula konsep sinking-fund yang mengatakan pembayaran pokok
pinjaman semestinya dilakukan dengan cara diangsur dari pada dibayarkan
sekaligus saat jatuh tempo. Hal ini juga akan merubah umur obligasi.

Anda mungkin juga menyukai