Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH pH MUKUS SERVIKS SAPI ACEH TERHADAP

DAYA PENETRASI SPERMA

PROPOSAL Commented [i-[1]: Proposal atau skripsi?

ROMY AMANSYAH
NPM. 1402101010128

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017 Commented [i-[2]: Perhatikan kesesuaian spacenya
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Commented [i-[3]: Lihat panduan skripsi

Produktivitas sapi dapat ditingkatkan apabila siklus birahi dan jadwal

estrus teramati dan tercatat dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan cara mendeteksi tanda-tanda birahi, baik secara makroskopis

maupun mikroskopis. Mukus serviks dapat digunakan untuk mendeteksi birahi,

khususnya pada saat mendekati puncak birahi (Silaban, 2012). Mukus serviks

mengandung sekitar 1-3% protein dalam dua bentuk dasar yaitu protein yang larut

dan musin. Komponen utama dari protein yang larut terdiri dari albumin dan

imunoglobulin. Kandungan protein dipengaruhi oleh variasi siklik, menurun pada

pre-ovulasi dan meningkat pada post-ovulasi. Musin mukus serviks merupakan

suatu glikoprotein yang mengandung banyak karbohidrat. Glikoprotein tersebut

berpengaruh terhadap viskositas mukus serviks dan berperan penting dalam dalam Commented [i-[4]: delete

transportasi sperma (Odeblad, 1994).

Manfaat utama dari mukus serviks adalah untuk lubrikasi saluran genitalia

bagian bawah dan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam uterus

(Odeblad, 1994). Selama usia reproduksi terjadi perubahan mukus serviks pada Commented [i-[5]: bubuhkan tanda koma

fase preovulasi sehingga spermatozoa dapat penetrasi ke dalam serviks untuk

migrasi dan membuahi sel ovum. Sekresi mukus serviks yang abnormal dapat

menyebabkan infertilitas dan gangguan yang lain seperti mukorea atau

dispareunia (Speroff dkk., 1994).


Sekresi mukus serviks dipengaruhi oleh hormon ovarium. Hormon

estrogen menstimulasi produksi mukus serviks yang cair dalam jumlah yang

banyak, sedangkan progesteron menghambat aktivitas sekresi sel epitel serviks.

Kandungan fisik dan kimia tertentu dari mukus serviks menunjukkan variasi pada

fase siklus dan perbedaan tersebut dipakai untuk mengamati secara tak langsung

kadar hormon steroid darah dan dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya

ovulasi. Selain itu, perubahan siklik dalam kandungan mukus serviks juga

memengaruhi kemampuan penetrasi dan kemampuan hidup spermatozoa. Mukus

serviks pre-ovulasi merupakan mukus serviks terbaik untuk penetrasi

spermatozoa. Proporsi kandungan air dalam sekresi serviks secara langsung

menentukan konsistensi dari mukus serta angka penetrasi spermatozoa (Moghissi,

1995).

Sifat mukus serviks dipengaruhi oleh kapasitas pemupukan spermatozoa

di dalam saluran reproduksi betina dan sifat fisik mukus serviks berhubungan

langsung dengan status kesuburan hewan (Rangnekar dkk., 2002). Sifat mukus

serviks memiliki pengaruh yang besar pada aktivasi spermatozoa dalam saluran

reproduksi betina. Mukus serviks menunjukkan perubahan sifat fisik dan kimia

di bawah kendali hormon gonad dan fertilitas berhubungan dengan sifat fisik

mukus serviks tersebut seperti warna, konsistensi, pola pakis, pH dan spinnbarkeit

mukus serviks estrual (Modi dkk., 2011).

Derajat pH mukus serviks menunjukkan kondisi lingkungan uterus pada

saat pembuahan. Hafez dan Hafez (2000) menyatakan bahwa keasaman atau

alkalinitas mukus serviks yang berlebihan dapat mengurangi motilitas sperma,


sehingga menyebabkan terjadinya kegagalan pembuahan. Peningkatan pH akan

menyebabkan penurunan angka konsepsi pada sapi FH (Furqon, 2017).

Sebaliknya, Rizvi dkk. (2009) menyatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah

spermatozoa immotil jika pH menurun dari 6,5 menjadi 6,0. Noakes dkk., (2003) Commented [i-[6]: tanda koma delete

menyatakan bahwa kondisi pH asam atau basa disebabkan oleh kondisi biofisik

dan biokimia dari mukus serviks yang dikendalikan oleh perubahan hormon

selama siklus estrus. Mekanisme inilah yang menyebabkan masing-masing tahap

siklus estrus menghasilkan nilai pH yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas

maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh nilai pH mukus

serviks sapi aceh terhadap penetrasi sperma.

Rumusan Masalah Commented [i-[7]: lihat panduan skripsi tentang jarak


spasinya!

Apakah terdapat pengaruh pH mukus serviks sapi terhadap daya penetrasi

sperma ?

Tujuan Penelitian Commented [i-[8]: SDA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH mukus

serviks sapi terhadap daya penetrasi sperma.

Hipotesis Commented [i-[9]: SDA

pH mukus serviks mempengaruhi daya penetrasi sperma. Keasamaan atau

alkalinitas yang berlebih dari pH mukus serviks dapat mengurangi motilitas

sperma, sehingga daya penetrasi sperma juga akan berkurang.

Manfaat Penelitian Commented [i-[10]: SDA

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi sebagai

salah satu acuan untuk meningkatkan kesuksesan perkawinan sapi.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Mukus Serviks Commented [i-[11]: Lihat panduan

Serviks adalah bagian dari saluran reproduksi betina yang terdiri dari

sphincer otot polos yang kuat dan tertutup rapat, kecuali pada saat terjadi birahi Commented [i-[12]: Cek kata ini, sudah benar atau belum? lalu
miringkan

atau pada saat kelahiran. Pada saat birahi serviks agak relaks sehingga Commented [i-[13]: Bubuhkan tanda koma

memungkinkan spermatozoa untuk memasuki uterus. Pada saat tersebut bukan

tidak mungkin serviks akan mengeluarkan mukus yang kemudian mengalir

ke vulva. Peningkatan jumlah mukus juga dipengaruhi oleh sel-sel goblet pada Commented [i-[14]: Goblet

serviks selama kebuntingan, guna mencegah masuknya zat-zat dari vagina

ke dalam uterus (Frandson, 1986). Mukus serviks ini dapat digunakan untuk

mendeteksi birahi, khususnya pada saat mendekati puncak birahi (Silaban, 2012).

Mukus serviks adalah mukus yang disekresikan oleh serviks selama birahi

dan serviks merupakan salah satu bagian dari uterus (Abidin dkk., 2012). Hormon

estrogen yang bekerja pada organ kelamin betina akan menyebabkan peningkatan

sekresi mukus serviks sehingga dijumpai adanya mukus yang menempel pada

bagian vulva. Hormon estrogen tersebut diproduksi oleh folikel yang tumbuh pada

saat ternak sedang birahi. Estrogen merupakan hormon yang berperan penting

dalam intensitas birahi (Ismail, 2009).

Mukus serviks di samping sebagai media bagi spermatozoa untuk Commented [i-[15]: disamping

mencapai tempat pembuahan, juga sebagai selektor terhadap spermatozoa (Cox

dkk., 1997; Hafez dan Hafez, 2000). Sifat mukus serviks dipengaruhi oleh

kapasitas pemupukan spermatozoa di dalam saluran reproduksi betina dan sifat


fisik mukus serviks berhubungan langsung dengan status kesuburan hewan

(Rangnekar dkk., 2002). Sifat mukus serviks memiliki pengaruh yang besar pada

aktivasi spermatozoa dalam saluran reproduksi betina. Mukus serviks

menunjukkan perubahan siklik dalam sifat fisik dan kimia di bawah kendali

hormon gonad dan kesuburan berhubungan dengan melihat sifat fisik mukus

serviks tersebut seperti warna, konsistensi, pola pakis, pH dan spinnbarkeit mukus Commented [i-[16]: bubuhkan tanda koma

serviks estrual (Modi dkk., 2011).

Sinkronisasi Birahi Commented [i-[17]: lihat panduan, spasinya?

Sinkronisasi estrus merupakan salah satu cara atau metode yang digunakan

untuk melakukan penyerentakan estrus pada ternak dengan menggunakan preparat

hormon. Preparat yang umum digunakan adalah hormon prostaglandin dan

progesteron. Prinsip yang digunakan dalam penyerentakan estrus ini adalah

dengan memperpanjang atau memperpendek masa hidup corpus luteum (CL) atau Commented [i-[18]: miringkan

fase luteal (Hafez dkk., 2000). Metode yang umum digunakan dalam sinkronisasi

estrus yaitu dengan melisiskan corpus luteum menggunakan prostaglandin. Commented [i-[19]: cukup ditulis CL

Pemberian prostaglandin pada kambing dapat dilakukan dengan aplikasi

intrauterine atau intravulva, pelaksanaan dengan metode ini memungkinkan

prostaglandin akan cepat diimetabolisme karena secara fisiologi protaglandin juga Commented [i-[20]: prostaglandin

disintesis oleh endometrium uterus dan akan didistribusikan langsung ke ovarium

(Siregar dkk., 2010). Pemberian prostaglandin dilakukan dengan dua kali

penyuntikan dalam selang waktu 11 hari, hal ini bertujuan untuk mendapatkan

corpus luteum yang telah berfungsi, sehingga prostaglandin akan dapat meregresi Commented [i-[21]: CL

corpus luteum dan memicu timbulnya birahi (Wurlina 2005). Commented [i-[22]: CL
Pengaruh pH Mukus Serviks Terhadap Motilitas Sperma

Motilitas spermatozoa membantu perjalanan spermatozoa dari tempat

penyimpanannya menuju ke tempat terjadinya konsepsi (Overstreet dkk.., 1980). Commented [i-[23]: ketempat

Interaksi spermatozoa dengan cairan serviks berhubungan erat dengan

motilitasnya dan ini mempunyai peranan penting dalam kemampuan untuk

membuahi sel telur. Clare dkk. (1986), mengatakan bahwa penetrasi spermatozoa Commented [i-[24]: delete tanda koma
Commented [i-[25]: menyatakan
ke dalam cairan serviks tergantung dari motilitasnya.

Hafez dan Hafez (2000) menyatakan bahwa keasaman atau alkalinitas

berlebihan mukus serviks mengurangi motilitas sperma, sehingga menyebabkan

terjadinya kegagalan pembuahan. pH asam atau basa sering disebabkan oleh Commented [i-[26]: Keadaan pH

kondisi biofisik dan biokimia dari mukus serviks dikendalikan oleh perubahan

hormon selama siklus estrus. Mekanisme ini yang menyebabkan masing – masing Commented [i-[27]: -

tahap siklus estrus menghasilkan nilai pH yang berbeda (Noakes dkk., 2003).

Menurut Suharto (2003) Kondisi lingkungan pengukuran pH juga akan Commented [i-[28]: Bubuhkan tanda koma
Commented [i-[29]: kondisi
mempengaruhi pH. Pengukuran lender serviks yang dilakukan di luar (invitro) Commented [i-[30]: memengaruhi
Commented [i-[31]: in vitro
akan mempunyai kelembaban tinggi, sehingga pH mukus cenderung lebih basa.

pH mukus serviks menunjukkan status lingkungan uterus pada saat pembuahan.

Menurut Muflichatun (2003) mukus yang letaknya lebih dalam Commented [i-[32]: bubuhkan tanda koma

mempunyai pH yang lebih rendah. Sifat tersebut merupakan salah satu factor yang Commented [i-[33]: faktor

membantu spermatozoa agar dapat hidup lebih lama dalam mukus. Toelihere

(1977) selama masa birahi (atau perkembangan folikel yang maksimal) serviks Commented [i-[34]: menyatakan bahwa

mensekresi mukus dalam jumlah terbesar dan tercair mukus serviks memiliki pH

6,6 sampai 7,5 (pada sapi rata-rata 6,9), dan pH ini kira-kira tetap stabil sepanjang
siklus. Sperma tetap hidup dalam serviks (sampai 72 jam pada betian), jauh lebih Commented [i-[35]: betina

baik dibanding didalam vagina, yang hanya dalam beberapa jam saja sudah tidak Commented [i-[36]: di dalam

dapat bergerak.
BAB III

MATERIAL DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian Commented [i-[37]: lihat panduan, spasinya.

Penelitian ini dilakukan di UPT. Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Syiah Kuala sebagai tempat pemeliharaan sampel penelitian.

Pemeriksaan mukus serviks dilakukan di Laboratorium Reproduksi Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini direncanakan akan Commented [i-[38]: delete

dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai Januari 2018.

Alat dan Bahan Penelitian Commented [i-[39]: lihat panduan, spasinya

Alat yang digunakan meliputi mikroskop, spuit 5 ml, kapas, kateter steril,

spuit disposible syringe 20 ml, tabung penyimpanan mukus servik, object glass,

pipet tetes, kertas label, pH indikator (Nesco) dan alat tulis. Bahan penelitian yang

digunakan adalah prostaglandin F2α (PGF2α, LutalyseTM, Pfizer, Belgia), straw Commented [i-[40]: miringkan

beku dan air hangat.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan delapan ekor sapi aceh betina dewasa, Commented [i-[41]: lihat panduan, jarak spasinya

umur 3-7 tahun, bobot badan 150-250 kg, sudah pernah beranak, dan telah

mengalami minimal dua kali siklus reguler. Seluruh sapi yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan sapi aceh milik UPT. Hewan Coba Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Sapi yang akan diteliti merupakan

sapi aceh yang memiliki kriteria sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 2907/Kpts/OT.140/6/2011 Tentang Penetapan Rumpun Sapi Aceh.


Sinkronisasi Birahi

Seluruh sapi disinkronisasi berahi dengan menggunakan PGF2 sebanyak

25 mg secara intramuskulus dengan pola penyuntikan secara acak. Apabila

hewannya menunjukkan gejala berahi maka hewan akan langsung dilakukan

koleksi mukus serviks, sedangkan hewan yang tidak menunjukkan gejala berahi

pada saat penyuntikan pertama, maka akan dilakukan penyuntikan kedua dengan

selang waktu sebelas hari. Deteksi berahi dilakukan sebanyak tiga kali per hari

yaitu pada pagi (08.00 WIB), siang (12.00 WIB), dan sore (16.00 WIB) hari

selama 30 menit (Siregar dkk., 2017). Sapi dianggap berahi dengan tanda-tanda

berahi primer dan sekunder seperti menaiki sapi lain, gelisah, vulva merah, dan

bengkak, keluarnya mukus serviks, dan penurunan nafsu makan (Ramli dkk.,

2016).

Koleksi Mukus Serviks Commented [i-[42]: lihat panduan, jarak spasinya

Koleksi mukus serviks dilakukan saat keluarnya mukus serviks yakni sekitar 8- Commented [i-[43]: sesuaikan dengan yang lain (Tab)

16 jam setelah gejala-gejala berahi awal muncul (vulva bengkak, gelisah, dan

menurunnya nafsu makan). Organ genetalia eksterna hewan betina dibersih Commented [i-[44]: dibersihkan

dengan menggunakan kapas yang telah diberi alkohol 70%. Sampel mukus

serviks dikoleksi dengan metode aspirasi menggunakan kateter steril dan

disposible syringe 20 ml (Siregar dkk., 2017). Kateter dimasukkan melalui vagina

dan diiringi dengan palpasi rektal untuk mengarahkan kateter masuk ke serviks

uterus (Siregar dkk., 2017). Sampel mukus serviks dikumpulkan dan langsung

dilakukan pengukuran pH.


Pemeriksaan pH Mukus Serviks

Pengukuran pH mukus serviks dilakukan dengan menggunakan alat

indikator universal atau pH meter. pH dapat dikategorikan ke dalam empat

kelompok yakni <7,0; 7,0-7,5; 7,5-8,0; dan >8,0.

Pemeriksaan Daya Penetrasi Sperma Commented [i-[45]: lihat panduan, jarak spasinya

Mukus serviks diletakkan di atas object glass yang telah diberi tanda

berupa kotak dengan ukuran 2 mm x 2 mm. Satu tetets sperma yang telah Commented [i-[46]: tetes

mengalami thawing diteteskan di salah ujung mukus serviks. Daya penetrasi Commented [i-[47]: disalah satu

diukur dengan menghitung jarak perjalanan sperma dari awal tempat sperma

diteteskan sampai mencapai jarak terjauh. Daya penetrasi sperma diamati dengan

mikroskop selama 30 menit. Metode ini sesuai dengan petunjuk Setiadi dan

Julizar (2001) yang telah dimodifikasi.

Analisis Data

Anilisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Commented [i-[48]: lihat panduan, jarak spasinya
Commented [i-[49]: Analisis
deskriptif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan koleksi mukus serviks pada sapi yang menunjukkan

gejala birahi selanjutnya langsung dilakukan pengukuran pH mukus serviks

menggunakan pH indikator universal, setelah dilakukan pengukuran pH langsung

dilakukan pengamatan daya penetrasi sperma secara in vitro menggunakan

mikroskop. Hasil pH mukus serviks dan daya penetrasi sperma disajikan pada

tabel 1. Commented [i-[50]: Tabel

Tabel 1 data hasil pemeriksaan daya penetrasi sperma Commented [i-[51]: Bubuhkan tanda titik
NO. Nilai pH Jarak Tempuh Commented [i-[52]: Data
Eartag < 7 7 – 7,5 7,5 – 8 >8
0156 √(8) 34 mm
0782 √(9) 12 mm
0784 √(8) 2 mm
0785 √(8) 4 mm
0786 √(7) 48 mm
1026 √(7) 2 mm
1029 √(6) 10 mm
1049 √(8) 2 mm Commented [i-[53]: Perbaiki tabelnya, bukan seperti ini

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perbedaan pH mukus serviks sapi

aceh menyebabkan daya penetrasi sperma yang berbeda-beda. Perbedaan pH pada

penelitian ini dapat disebabkan karena penggunaan metode pengukuran nilai pH

dan juga pengaruh perbedaan level estrogen. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suharto (2003), Kondisi lingkungan saat melakukan pengukuran akan Commented [i-[54]: kondisi

mempengaruhi nilai pH. Pengukuran lender serviks yang dilakukan di luar Commented [i-[55]: memengaruhi

(invitro) akan mempunyai kelembaban tinggi, sehingga pH mukus cenderung Commented [i-[56]: in vitro

lebih basa. Salisbury dan Vandenmark (1985) menambahkan bahwa nilai pH


mukus serviks yang diukur secara ex situ cenderung bersifat basa, berkisar antara

9,0-9,2. Pada penelitian ini, pengukuran pH mukus serviks dilakukan secara

ex situ sehingga lima dari delapan ekor sapi mememiliki pH bersifat basa. Selain

disebabkan perbedaan metode pengukuran, perbedaan pH mukus serviks juga

dipengaruhi oleh level estradiol pada saat berahi. Prasdini dkk. (2015)

menyatakan bahwa derajat pH mukus serviks dipengaruhi hormon selama siklus

estrus. Menurut Suharto (2003) Perbedaan pH mukus serviks disebabkan oleh Commented [i-[57]: bubuhkan tanda koma
Commented [i-[58]: perbedaan
level estradiol saat berahi.

Hafez dan Hafez (2000), menyatakan bahwa keasaman atau alkalinitas Commented [i-[59]: delete tanda koma

berlebihan lendir serviks dapat mengurangi motilitas sperma, sehingga

menyebabkan terjadinya kegagalan pembuahan. pH asam atau basa sering Commented [i-[60]: Keadaan

disebabkan oleh kondisi biofisik dan biokimia dari mukus serviks yang

dikendalikan oleh perubahan hormon selama siklus estrus. Clare dkk. (1986), Commented [i-[61]: Delete tanda koma

mengatakan bahwa motilitas spermatozoa berpengaruh terhadap daya penetrasi Commented [i-[62]: Menyatakan bahwa

sperma ke dalam mukus serviks. Moeloek ( 1990 ), menambahkan bahwa secara Commented [i-[63]: Delete tanda koma

in vitro penetrasi sperma ke dalam mukus serviks dikatakan cukup bila mencapai

3 cm atau lebih.

Pada penelitian ini, pH mukus serviks yang paling sering muncul adalah

pH 8. Dari semua sampel yang diperiksa hanya ada dua sampel yang memiliki

daya penetrasi yang baik yaitu pada sampel 0156 yang memiliki pH 8 dengan

daya penetrasi sperma sejauh 34mm (3,4cm) dan sampel 0786 yang memiliki pH

7 dengan daya penetrasi sperma sejauh 48mm (4,8cm). Hasil tersebut sesuai

dengan pernyataan Zaman dkk., (2013) bahwa selama estrus nilai normal pH Commented [i-[64]: Bubuhkan tanda koma
mukus serviks sapi berkisar antara 7,0 sampai 8,5 dengan rata-rata 7,95. Branigan

dan Larry (2008) menambahkan nilai pH 7,0 - 8,5 merupakan rentang yang

optimal dalam mendukung viabilitas dan motilitas sperma.

Pada mukus serviks dengan nilai pH 6, terdapat satu sampel dengan daya

penetrasi sperma hanya sejauh 10 mm. Hasil tersebut menunjukkan adanya

penurunan daya penetrasi dibandingkan dengan pH 7 dan pH 8. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Rizvi dkk. (2009) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan

jumlah spermatozoa immotil jika pH menurun dari 6,5 menjadi 6,0. Pernyataan ini

sesuai dengan Agarwal dkk., (2008) yang menyaatakan bahwa nilai pH di <6 Commented [i-[65]: delete tanda koma

menunjukkan adanya penurunan motilitas sperma. Menurut Peek dan Matthews

Colin (1986), pada pH di bawah 6,0 spermatozoa akan tidak berdaya dan

motilitas spermatozoa kurang dari 1%.

Pada mukus serviks dengan nilai pH 9, terdapat satu sampel dengan daya

penetrasi sperma hanya sejauh 12mm. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya

penurunan daya penetrasi sperma. Hal ini sesuai dengan pernyatan Zavos dan

Melvin (1980) yang menyatakan bahwa pH >8,5 akan mempengaruhi viabilitas Commented [i-[66]: memengaruhi

dan motalitas sperma. Peningkatan pH akan menyebabkan penurunan angka Commented [i-[67]: motilitas

konsepsi pada sapi FH (Furqon, 2017), sedangkan empat sampel yang lain

memiliki daya penetrasi yang jelek yaitu sampel 0784, 1026 dan 1049 dimana

daya penetrasi spema hanya 2mm serta sampel 0785 dimana daya penetrasi

sperma sejauh 4mm. Hal ini dapat terjadi karena daya penetrasi sperma tidak

hanya dipengaruhi oleh pH mukus serviks saja tetepi dipengaruhi juga oleh Commented [i-[68]: tetapi

viskositas dari mukus serviks (Odeblad, 1994).


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pH mukus serviks dapat mempengaruhi daya penetrasi sperma. Daya penetrasi Commented [i-[69]: memengaruhi

sperma tidak hanya dipengaruhi oleh pH mukus serviks , teteapi juga dipengaruhi Commented [i-[70]: tetapi

oleh sifat mukus serviks lainnya seperti viskositas (konsistensi), warna, pola pakis Commented [i-[71]: pakis?

dan spinnbarkeit mukus serviks estrual.

5.2. Saran
Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengamati pengaruh sifat-sifat
mukus serviks lainnya terhadap daya penetrasi sperma agar data yang diperoleh
lebih akurat.
Daftar Pustaka

Abidin, Z., Y.S. Ondho, dan B. Sutiyono. 2012. Penampilan birahi sapi jawa
berdasarkan Poel 1, Poel 2, dan Poel 3. Anim. Agricult. J. 1(2): 86-
90.
Agarwal, A., F.M. Bragais, and E. Sabanegh. (2008). Assesing sperm
function. Urol. Clin. North. Am. 35(2):157-171.
Branigan, R.E, and I.L. Larry. 2008. Sperm transport and capacitation.
London. Global Library of Women’s Medicine. United of
Kingdom.
Clare, R., R.J. Aitken, dan E.W. Pamela. 1986. Factors influnensing the Commented [i-[72]: and
succes of sperm cerviccal mucus in patients exhibising
Unexplained Infertility. Journal. Andrology. 7: 1018–25.
Cox, J.F., C. Martinez, S. Lagos, F. Saravia, dan R. Sasmay. 1997. Sperm Commented [i-[73]: and
migration in cervical mucus in goats. II Relationship with
colonization of the oviduct and fertilization efficiency.
Theriogenology. 47(1): 254.
Frandson, R.D. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. (Diterjemahkan oleh
B. Srigandono dan K. Praseno). Cetakan Ke-4. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Furqon, A. 2017. Hubungan body condition score (BCS), pH dan Commented [i-[74]: miringkan
kekentalan sekresi estrus terhadap non return rate (NR) dan Commented [i-[75]: miringkan
conception rate (CR) pada inseminasi buatan (IB) sapi peranakan Commented [i-[76]: miringkan
Fries Holland. Program Studi Peternakan Universitas Islam. Commented [i-[77]: skripsi, tesis atau apa?
Malang.
Hafez, B. dan E.S.E. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7th Ed.
Lippincott William and Wilkins. Philadelphia.
Hafez, E.S.E., M.R. Jainudeen, Y. Rosnina. 2000. Hormones, growth Commented [i-[78]: and
factors, and reproduction. Di dalam: Hafez B dan Hafez ESE,
editor. Reproduction in Farm Animals. Ed ke-7. USA: Lippincott
Williams and Wilkins. 33-54.
Ismail, M. 2009. Onset dan intensitas estrus kambing pada umur yang
berbeda. J.Agroland. 16(2): 180-186.
Kementan, RI. 2011. Tentang Penetapan Rumpun Sapi Aceh. Nomor
2907/kpts/ot.140/6/2011. Jakarta.
Modi, L.C., B.N. Suthar, H.C. Nakhashi, V.K. Sharma dan H.H. Commented [i-[79]: and
Panchasara. 2011. Physical Characteristic of Estrual Cervical
Mucus and Conception rate in Repeat Breeder Kankrej Cattle.
IJAVMS. 5(4): 416-423.
Moghissi, K.S. 1995. Cervical factor in infertility. In: Wallach EE , Zacur
HA, editors. Reproductive medicine and surgery. 1st ed. St Louis
Missouri: Mosby. 376-396.
Muflichatun, S. 2003. Kadar Garam Na Lender Cerviks serta Kadar Garam
Na dan Kadar Lendir Mulut Pada Berbagai Struktur Daun Pakis
(Tes Ferning). Progam Pasca Sarjana UNDIP. Semarang. Commented [i-[80]: Program
Commented [i-[81]: Tesis, atau apa?
Noakes, D., T.J. Parkinson, dan G.C.W. England. 2009. Arthur’s-veterinary Commented [i-[82]: and
Reproduction and Obstretrics (9 ed.). England. Saunders Elsevier:
22-23.
Odeblad, E. 1994. Discovery of different types of cervical mucus and the
billings ovulation method. Bulletin of ovulation method research
and reference centre of Australia. 21:3-35.
Overstreet, J.W., C. Coats, D.F. Katz, dan F.W. Hanson, 1980. The Commented [i-[83]: and
Importance of Seminal Plasma for Sperm Penetration of Human
Cervical Mucus. Journal Fertility and Sterility. 34: 271-84.
Peek, J.C, and Matthews Colin. 1986. The pH of cervical mucus, quality of Commented [i-[84]: M. Colin
semen, and outcome of the postcoital test. Clin. Reprod. Fertil.
4(3):217-225.
Prasdini, W.A., S. Rahayu, and M.S. Djati. 2015. Level of estrogen and
cervical mucus pH as indicator of estrus after calving towards the
provision of selenium vitamin ETM on dairy cow Frisien holstein
(FH). Int J. ChemTech. Res. 1(7):190-195.
Rangnekar, M.N., R.L. Dhoble, M.G. Gacche, M.V. Ingawale, A.G. Sawale,
dan J.M. Jadhav. 2002. Physical properties of oestrual mucus in Commented [i-[85]: and
repeat breeding crossbred (Holstein-Friesian) Cows with reference
to fertility. Indian. J of Anim. Scis. 72(12): 1122-1124.
Rizvi, A.A., M.I. Quraishi, V. Sarkar, C. Dubois, S. Biro, dan Mulhall, J. Commented [i-[86]: and J. Mulhall.
2009. The effect of pH and viscosity on bovine spermatozoa
motility under controlled conditions. Int Urol Nephrol. 41(3):523-
530.
Salisbury, G.W, dan N.L. Vandenmark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan
Inseminasi Buatan Pada Sapi. Yogyakarta. Gajah Mada University
Press.
Setiadi, M.A. dan D. Julizar. 2001. Prediksi Kesuburan Spermatozoa
Domba Melalui Uji Penembusan Lendir Estrus. Seminar Nasional
Teknologi dan Veteriner: 169-172.
Silaban, N.L., E. T. Setiatin, Sutopo. 2012. Tipologi ferning sapi jawa Commented [i-[87]: dan
Brebes betina berdasarkan periode berahi. Anim. Agricult. J. 1(1):
777-788.
Siregar, T.N., I. Agustina., D. Masyitah., Al-Azhar., Dasrul., C.N. Thasmi.,
R. Sulaiman, and R. Daud. 2017. Physical Properties of Cervical
Mucus of Repeat Breeder Aceh Cattle. Jurnal Veteriner. 3(18):378-
382.
Siregar, T.N., T. Armansyah, A. Sayuti, dan Syafruddin. 2010. Tampilan
reproduksi kambing betina lokal yang induksi berahinya dilakukan
dengan sistem sinkronisasi singkat. J. Veteriner. 11 (1): 30-35.
Speroff, L., R.H. Glass, N.G. Kase. 1994. Sperm and egg transport, Commented [i-[88]: and
fertilization, and implantation. In: Mitchell C, Reter R, Stewart J,
Magee RD, editors. Clinical gynecologic endocrinology and
fertility. 6th ed. Baltimore:William & Wilkins; 247-274.
Suharto, K. 2003. Penampilan potensi reproduksi sapi perah Friesian
Holstain akibat pemberian kualitas ransum berbeda dan infusi
larutan iodium povidon 1% intra uterin. Fakultas peternakan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Toelihere, M. 1977. Fisiologi reproduksi pada ternak. Penerbit Angkasa.
Bandung.
Wurlina. 2005. Pengaruh berbagai dosis prostaglandin F2 α terhadap
kualitas birahi pada kambing lokal. Media Kedokteran Hewan. 21
(2): 84-87.
Zaman, M.I., U. Sharma., S. Kumar, and S. Kumar. 2013. Studies on
physical properties of cervical mucus of repeat breeding crossbred
cows. IJAR. 2(34):6-12.
Zavos, P.M, and Melvin R.C. 1980. The pH of cervical mucus and the
postcoital test. Fertil. Steril. 34(03):234-238.

Anda mungkin juga menyukai