Anda di halaman 1dari 11

KOASISTENSI REPRODUKSI

BAHAN PENGENCER SEMEN KAMBING DAN DOMBA

OLEH
Galih Shinta Kurniawati
NIM. 2209022027

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan
sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi
tersebut yang terbentuk pada ejakulat disebut plasma semen. Menurut Toelihere
(1993), semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara normal diejakulasikan ke
dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi, tetapi dapat juga ditampung dengan
berbagai cara untuk keperluan inseminasi buatan. Semen mengandung banyak
spermatozoa yang berada dalam medium cair, yaitu plasma spermatozoa. Menurut
Feradis (2010) tiap spermatozoa terdiri dari bagian kepala terkumpul bahan-bahan
genetik dan bagian ekor yang menyebabkan spermatozoa dapat bergerak maju sendiri.
Sel spermatozoa mempunyai fungsi dalam pembuahan ovum hewan betina.
Bahan pengencer merupakan sarana hidup bagi spermatozoa yang berfungsi
sebagai pengganti plasma semen. Pengencer semen yang dibuat harus memilki fungsi
yang menyerupai plasma semen. Salah satu fungsi yang penting dari bahan pengencer
harus dapat menyediakan bahan makanan sel spermatozoa untuk proses metabolisme
baik secara aerob maupun anerob.

1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui bahan pengencer yang dapat digunakan untuk
semen kambing dan domba.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Semen
Semen merupakan cairan yang disekresikan oleh pejantan yang berisi plasma
semen dan spermatozoa pada saat ejakulasi. Semen terdiri dari bagian padat dan
bagian cair, bagian padat ialah spermatozoa dan bagian cair disebut plasma semen.
Spermatozoa memiliki bagian yang masing-masing memiliki fungsi yang mendukung
proses fertilisasi dapat berlangsung. Semen adalah mani yang berasal dari pejantan
unggul, digunakan untuk IB. Semen kambing berwarna abu-abu hingga kekuningan
dan diantara pejantan bervariasi juga pada pejantan yang sama. Volume ejakulasi rata-
rata satu ml dengan range antara 0,5-1,2 ml. Produksi dan kualitas semen yang
dihasilkan dari seekor pejantan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bobot
badan, umur, sifat genetik, frekuensi ejakulasi, pakan, suhu dan musim (Khairi, 2016).
Perubahan suhu yang tidak menentu dapat mempengaruhi reproduksi ternak jantan,
musim juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas semen, peningkatan suhu testes
karena cryptorchidismus dan stress yang tersembunyi, hernia inguinalis, penyakit-
penyakit kulit atau luka lokal, demam yang tak kunjung mereda, penyakit menular
dan peninggian suhu udara karena kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan
kegagalan pembentukan dan penurunan produksi spermatozoa (Nuryadi, 2014).

Derajat keasamaan (pH) semen merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi kualitas semen, pH akan menyebabkan kematian pada spermatozoa
jika terlalu rendah maupun tinggi. pH Semen kambing berkisar antara 6-7
(Pamungkas et al., 2003). Variasi pH ini terdapat kaitannya dengan kadar asam laktat
yang dihasilkan dalam proses akhir metabolisme anaerobik pada sperma.
Volume semen setiap penampungan untuk masing-masing ternak berbeda-beda
hal tersebut dipengaruhi oleh bangsa, umur, ukuran ternak, dan makanan
(Partodihardjo, 1992). Volume semen kambing bervariasi setiap penampungan yaitu
0,5-1,0 ml dan atau 0,5-1,5 ml (Wildeus, 1995).
Penilaian konsentrasi spermatozoa tiap milliliter semen sangat penting, karena
faktor ini dipakai sebagai kriteria penentu kualitas semen dan menentukan tingkat
pengencerannya. Konsentrasi yaitu jumlah spermatozoa per unit volume (per mililiter).
Konsentrasi spermatozoa tiap ejakulasi berkisar antara 1,5-5,0 x 109 spermatozoa/ml
(Wildeus, 1995). pH rata-rata semen kambing berkisar sekitar 7,0 (Partodihardjo,
1992).

2.2 Bahan Pengencer Semen


Toelihere (1993) menyatakan bahwa pengenceran semen bertujuan untuk
menambah volume dari setiap ejakulasi dan memberi zat-zat makanan yang
diperlukan untuk mempertahankan daya tahan hidup dan fertilitas spermatozoa,
disamping itu pengencer harus mempunyai sifat-sifat seperti plasma semen yaitu
harus dapat menciptkan keadaan yang memungkinkan spermatozoa tahan terhadap
kondisi buatan yang berhubungan dengan penyimpanan.
Ketersediaan sumber energi yang berasal dari karbohidrat merupakan salah satu
syarat untuk pengencer yang baik. Karbohidrat memiliki beberapa fungsi yaitu
sumber energi bagi sperma selama inkubasi, memelihara tekanan osmotic cairan dan
dapat bertindak sebagai krioprotektan. Karbohidrat merupakan jenis sumber energi
terbaik bagi sperma. Terdapat tiga jenis karbohidrat yang mudah didapat dan sering
digunakan sebagai sumber energi bagi sperma dalam berbagai jenis penelitian yaitu
glukosa, fruktosa, dan sukrosa (Salisbury dan VanDemark, 1985).
Menurut Stefanus et al. (2021), ada bermacam-macam bahan pengencer semen
yang dapat digunakan pada kambing produk komersil seperti andromed, biomed, susu
skim, dan kuning telur.
1. Susu Skim
Susu skim adalah bagian dari yang tersisa dari yang diambil krimnya, memiliki
zat makan kecuali lemak dan vitamin. Susu skim merupakan suplemen protein yang
bermanfaat karena mengandung 35,6 g kalsium dan riboflavin dalam kadar tinggi
(Chamberlain, 1989). Komposisi skim terdiri darilemak 1,0 persen, laktosa 5 persen,
abu 0,8 persen dan air 90,4 persen (Buckle et al., 1987).
Susu skim merupakan pengencer spermatozoa yang mengandung zat nutrisi
yang dapat dimanfaatkan oleh spermatozoa sebagai sumber energi. Selain itu, susu
skim juga mengandung zat lipoprotein dan lesitin sehingga bisa digunakan dalam
pengencer semen untuk melindungi spermatozoa dari pengaruh kejut dingin (cold
shock) dan air susu juga mengandung enzim yang hancur pada waktu pemanasan
(Stefanus, et al. 2021).
Susu skim mengandung zat nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh spermatozoa
sebagai sumber energi. Susu skim juga mengandung zat lipoprotein dan lesitin
sehingga bisa digunakan dalam pengencer semen untuk melindungi spermatozoa
dari pengaruh kejut dingin (cold shock) dan air susu juga mengandung enzim yang
hancur pada pemanasan di atas 80°C yang dapat melepaskan gugus sulfhyhidril (-
SH) yang berfungsi sebagai zat reduktif yang mengatur metabolisme oksidatif
sperma (Widjaya, 2011).

2. Biomed
Biomed merupakan salah satu pengencer komersil dengan bahan penyusun
yang terdiri dari kuning telur, larutan biomed 100 ml, serta aquabides 100 ml yang
diharapkan mampu mempertahankan kualitas spermatozoa. Kuning telur umumnya
ditambahkan ke dalam pengencer semen sebagai sumber energi, agen protektif dan
dapat memberikan efek sebagai penyangga terhadap sperma. Bagian yang berperan
sebagai protektif adalah lipoprotein berkepekatan rendah (low density lipoprotein),
yang mengandung lipid sebesar 89% dan sisanya adalah protein yang secara
bersama-sama aktif dalam pembekuan semen (Stefanus, et al. 2021).
Kuning telur mengandung lipoprotein dan lesitin yang berperan dalam
mempertahankan selubung lipoprotein spermatozoa serta mengandung glukosa
yang digunakan sebagai bahan energi dalam proses metabolisme. Kuning telur
mengandung phospatidyl choline yang dapat melindungi membran spermatozoa
dengan cara memulihkan kehilangan fosfolipid selama cold shock dan mencegah
aliran kalsium ke dalam spermatozoa (Hammerstedt, 1993).

3. Andromed
Andromed adalah pengencer komersial dengan bahan dasar bebas protein
hewani. Andromed merupakan bahan pengencer instan berupa cairan yang dapat
digunakan dalam proses pembekuan semen. Pengencer Andromed mengandung
gliserol yang berfungsi untuk menghasilkan energi dan membentuk fruktosa,
sehingga menunjukkan spermatozoa yang optimum. Pengencer semen komersial ini
juga mudah digunakan karena telah tersedia dalam paket siap pakai (Stefanus, et al.
2021).
Andromed adalah pengencer yang dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap
persentase motilitas dan persentase hidup spermatozoa dibandingkan dengan susu
skim (Kuswanto et al., 2007). Andromed terdiri dari fosfolipid, tris- (hidroksimetil)-
aminometan, asam sitrat, fruktosa, gliserol, tilosintartrat, gentamisin sulfat,
spektinomisin dan linkomisin (Minitub,2001). Menurut Hammerstedt (1993), gula
seperti fruktosa akan menghasilkan ATP yang sangat penting untuk kontraksi fibril-
fibril pada ekor sperma yang berfungsi untuk menimbulkan pergerakan (motilitas)
pada spermatozoa. Berdasarkan hasil peneltitian (Nisfimawardah, et al. 2023)
Pengencer Andromed memberikan persentase viabilitas yang tinggi. Viabilitas atau
kelangsungan hidup spermatozoa dapat diketahui dengan menilai kemampuannya
dalam menyerap warna zat eosin-nigrosin pada spermatozoa. AndroMed® terdiri
dari bahan-bahan yang diperlukan selama proses kriopreservasi yang terdiri dari
natrium dan kalium, yang penting untuk menjaga integritas membran plasma.

4. Tris Kuning Telur (Yolk Egg Tris)


Kuning telur ayam secara tradisional telah digunakan sebagai bahan tambahan
untuk kriopreservasi semen pada beberapa spesies mamalia. Keuntungan
penggunaan kuning telur dalam semen beku melindungi meningkatkan ketahanan
sperma terhadap kejutan dingin dan meningkatkan kelangsungan hidup sperma.
Oleh karena itu, kuning telur telah digunakan secara rutin dalam sebagian besar
protokol kriopreservasi semen pada hewan peliharaan (Sen, et al. 2015).
Kuning telur merupakan krioprotektan ekstraseluler mengandung lipoprotein
dan lesitin yang melindungi integritas sel spermatozoa selama penyimpanan 5°C
dengan mempertahankan integritas selubung lipoprotein, selain itu glukosa dalam
kuning telur menguntungkan spermatozoa karena adanya daya viskositas.
Kuning telur tris mengandung kuning telur memiliki komposisi lipid dan
kandungan asam lemak yang berbeda. Kuning telur tris mempunyai titik didih yang
lebih rendah (<100°C) dibandingkan titik didih larutan tris (100°C), mengakibatkan
terbentuknya butiran-butiran kecil fruktosa selama pengamatan dan akibatnya
motilitasnya rendah (Nisfimawardah, et al. 2023).

5. Penambahan Bahan atau Zat pada Pengencer Semen


Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa penambahan zat antioksidan pada
pengencer memiliki manfaat yang cukup baik diantaranya mencegah aktivitas
radikal bebas terhadap kerusakan membran sel spermatozoa yang berpengaruh
terhadap viabilitas dan fertilitas spermatozoa, berperan sebagai sumber energi untuk
mempertahankan motilitas spermatozoa, disamping itu juga untuk memperbaiki
komposisi dari pengencer tersebut (Lubis dkk., 2013).
 Ekstrak Buah Delima pada Tris Kuning Telur (Lukman, et al. 2022)
Hasil penelitian Lukman, et al. (2022) menunjukkan bahwa
penambahan sari buah delima pada pengencer tris kuning telur mampu
menjaga kualitas spermatozoa pada suhu ruangan. Jus buah delima dalam
pengencer tris kuning telur mampu mempertahankan spermatozoa dari radikal
bebas. Buah delima memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yaitu
sebesar 62,7% (Haloho, 2015). Menurut Effendi et al (2015) reaksi
prooksidatif lipid ketika bereaksi dengan radikal bebas dapat mengubah
struktur sel sperma dan merusak selubung lipoprotein sehingga sperma tidak
dapat mempertahankan kehidupan bila disimpan pada suhu kamar.
Kandungan falvanoin pada buah delima terbukti mengandung antioksidan
dengan mekanisme melindungi membran sel dari efek radikal bebas.
Senyawa yang mengandung falvanoid yaitu lutheolin, querqetin, dan
kaempferola terdapat dalam jumlah banyak pada kulit buah delima,
sedangkan pada bijinya terdapat senyawa antosianin.
 Ekstrak Teh Hijau pada Tris Kuning Telur (Swari, et al. 2019)
Teh hijau (Camellia sinensis) memiliki kandungan antioksidan alami
yaitu flavonoid. Katekin adalah golongan senyawa flavonoid yang paling
penting dalam daun teh. Sulistyo dkk. (2003) meyebutkan bahwa teh hijau
merupakan sumber antioksidan potensial karena di dalamnya ada unsur
antioksidan EGCG (epigallocatechin-gallate) dan senyawa katekin lainnya.
Semakin tinggi penambahan ekstrak teh hijau, persentase viabilitas
spermatozoa domba Sapudi yang dipertahankan juga semakin tinggi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Aslam dkk. (2014) Penelitian terdahulu
menyebutkan bahwa penambahan zat antioksidan pada pengencer memiliki
manfaat yang cukup baik diantaranya mencegah aktivitas radikal bebas
terhadap kerusakan membran sel spermatozoa yang berpengaruh terhadap
viabilitas dan fertilitas spermatozoa. Potensi antioksidan dari polifenol teh
hijau khususnya senyawa katekin, secara langsung berhu-bungan dengan
kombinasi cincin aromatis dan kelompok hidroksil. Polifenol teh hijau
mendorong aktivitas detoksifikasi komponen xeno-biotika dan juga dapat
meningkatkan ion logam seperti besi yang mengakibatkan radikal bebas
oksigen (Imanulkhan, 2006).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan bahan pengencer yang tepat dapat memberikan perlindungan
terhadap sel spermatozoa dan menjaga kualitas semen setelah proses pembekuan
ataupun semen hasil sexing. Bahan pengencer merupakan sarana hidup bagi
spermatozoa yang berfungsi sebagai pengganti plasma semen. Pengencer semen yang
dibuat harus memilki fungsi yang menyerupai plasma semen. Salah satu fungsi yang
penting dari bahan pengencer harus dapat menyediakan bahan makanan sel
spermatozoa untuk proses metabolisme baik secara aerob maupun anerob.
DAFTAR PUSTAKA

Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta. Bandung.

Khairi, F., Muktiani, A dan Ondho. 2014. Pengaruh Suplementasi Vitamin E, Mineral
Selenium dan Zink Terhadap Konsumsi Nutrien, Produksi dan Kualitas
Semen Sapi Simental. Agripet. 14(1) : 6-16.

Leyn, M.F.T., Belli, H.L.L., Nalley, W.M., Kune, P., Hine, T.M. 2021. Kualitas
Spermatozoa Kambing Bligon dalam Pengencer Tris Kuning Telur dengan
Penambahan Berbagai Lever Ekstrak Kulit Buah Naga. Kupang: Jurnal
Nukleus Peternakan Volume 8(1):23-32.

Lubis, T. M., Dasrul., C. L. Thasmi dan T. Akbar. 2013. Efektivitas Penambahan


Vitamin C dalam Pengencer Susu Skim Kuning Telur terhadap Kualitas
Spermatozoa Kambing Boer Setelah Penyimpanan Dingin. Jurnal S.
Pertanian. 3(1): 347-361.

Lukman, H.Y., Yuliani, E., Zaenuri, L.A., Rodiah, Drajat, A.S. 2022. Concentration
of Pomegranate Juice (Punica Granatum L.) in Egg Yolk Tris Diluent on the
Quality of Peanut Goat Spermatozoa at Room Temperature. Indonesia:
International Journal of Scientific & Engineering Research Volume
13(12):434-444.

Nifimawardah, L., Firmawati, A., Ihsan, M.N., Susilawati, T., Wahjuningsih, S. 2023.
Semen Cryopservation Quality and Sperm Kinematics of Saanen Goats Using
Different Diluents. Indonesia: World’s Veterinary Journal, 13(2):300-309.

Nuryadi. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak, hal. 49 – 55. Universitas Brawijaya (UB
Press) : Malang.

Pamugkas, D., L. Affandhy, A. Rasyid, D. B. Wijono,dan T. Susilawati. 2003.


Teknologi Pemisahan Spermatozoa X dan Y Sapi Potong Skala Laboratorium.
Laporan Penelitian. Loka Penelitian Sapi Potong
Salisbury, G.W., N.L.VanDenmark.1985.Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan
pada Sapi. Penerjemah R. Januar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sen, C.C., Tekin, K., Akcay, E. 2015. Effect of Egg Yolk Removal of Seminal
Cryopreservation in Norduz Goat. Turkey: Harran Univ Vet Fak Derg
4(2):64-67.

Stefanus, A.C., Suharyati, S., Siswanto, Hartono, M. 2021. Penggunaan Berbagai


Macam Bahan Pengencer Terhadap Kualitas Semen Hasil Sexing pada
Kambing Boer. Bandar Lampung: Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol
5(3) : 187-194.

Swari, W.R., Sabdoningrum, E.K., Wurlina, Susilowati, S., Kurnijasanti, R., Safitri, E.
2019. Pengaruh Penambahan Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis) dalam
Bahan Pengencer Susu Skim Kuning Telur terhadap Kualitas Spermatozoa
Domba Sapudi yang Disimpan pada Suhu Dingin. Surabaya: Ovozoa Vol
8(2):122-126.

Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa. Bandung.

Widjaya, N. 2011. Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning
Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spematozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan
5°C. Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya.

Wildeus, S. 1995. Reproductive Management of The Meat Goat. Http: //Goat.


Clemson. Edu / NC % 20 Handbook / reproduction. Htm.

Anda mungkin juga menyukai