Anda di halaman 1dari 7

Neuritis Vestibularis

Neuritis vestibularis adalah suatu bentuk penyakit organic yang terbatas pada apparatus
vestibular dan terlokalisir pada perjalanan saraf ke atas mencakup nuclei vestibular pada batang
otak. Pada pasien ini muncul vertigo dengan dengan spectrum luas disertai sakit kepala yang
bermula dari pandangan gelap sesaat sampai ketidakseimbangan yang khronis, disertai kelainan
tes kalori unilateral maupun bilateral.

Pakar lain membatasi istilah NV ini untuk caloric canal paresis yang unilateral , namun
mencakup kasus-kasus dengan gejala yang progresif lambat, nistagmus spontan dapat dijumpai
pada 80% kasus. dengan istilah acute peripheral vestibulophaty (vestibulopati perifer akut, VPA)
dimaksudkan untuk kasus-kasus hilangnya fungsi vestibular perifer dengan onset mendadak
(tidak progresif lambat) dan disertai nistagmus spontan.

Epidemiologi

 Merupakan penyakit ketiga terbanyak ketiga dari vertigo perifer.


 Insidensinya 3,5/100.000.
 Usia terbanyak pada 31-40 tahun, dan antara laki-laki dengan perempuan sama banyak.

Etiologi

1. Infeksi Herpes simplex Virus tipe 1, dengan kenyataan :


 Pola endemic
 studi post mortem : degenerasi inflamatif
 peningkatan protein pada liquor serebrospinalis
 ditemukan HSV-1 DNA dan RNA di ganglion vestibularis.
2. Iskemia pada pembuluh darah yang memperdarahi bagian telinga (suplai darah telinga
dalam diberikan oleh arteri auditorius interna dan arteri yang bercabang ke dalam arteri
koklearis komunis dan arteri vestibularis anterior yang mensuplai kanalis semisirkularis
dan untrikulus.
Patofisiologi

Faktor Pencetus Neuronitis Vestibular


a. Infeksi virus pada alat keseimbangan di telinga dalam.
b. Radang/infeksi saraf keseimbangan (vestibular neuritis),biasanya terjadi serangan vertigo
berulang beberapa jam atau beberapa hari setelah serangan pertamanya,seringkali disertai
perasaan cemas,seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya,tidak disertai
gangguan maupun penurunan pendengaran.
c. Temuan klinis NV menunjukan adanya disrupsi mendadak dari masukan neuron dari
salah satu labirin. Sensasi vertigo dan nistagmus spontan diterangkan dengan firing rate
spontan yang tinggi dari neuron vestibular primer. Letak lesi dapat dimana saja mulai dari
vestibuler end organ sampai ke serabut-serabut terminal dari neuron vestibular primer di
batang otak.
d. Adanya nistagmus spontan horizontal ( komponen major: horizontal, komponen minor :
vertikal dan torsial) dan adanya gangguan respons terhadap stimulasi kalorik,
menunjukan bahwa setidak-tidaknya aktivitas afferent dari kanalis semisirkularis
horizontal terganggu.

Gambaran klinis

Gambaran klinis pada stadium akut mencakup vertigo, nistagmus spontan dan gangguan
respons kalorik. Di samping itu juga dapat dijumpai kelainan-kelainan pada stimulasi galvanic,
test rotasional, test gerakan mata lain, reflex vestibule spinal dan test visual vertical subjektif.
Dan masih dapat juga dijumpai gejala-gejala auditorik.

Vertigo berlangsung dengan onset yang mendadak, sering terjadi di malam hari, namun
pada 65% kasus terjadi setelah bangun tidur di pagi hari. Vertigo bisa meningkat secara bertahap
dalam beberapa jam, dan mencapai puncaknya dalam hari pertama. Pada 8,6% kasus ada gejala
prodromal yang berupa sensasi dizzy yang terjadi 1 hari sampai 1 minggu sebelum onset vertigo
yang berat.
Vertigo biasanya digambarkan sebagai tipe rotasional. pasien sering membuat pernyataan
yang membingungkan dan kontradiktif tentang arah rotasi. Macam vertigonya antara lain,
sebagai berikut :

1. Sensasi gerak diri sendiri yang subjektif murni searah dengan fase cepat nistagmus
spontannya (ke sisi telinga yang sehat).
2. Tendensi untuk jatuh ke arah telinga yang sakit disebabkan oleh reaksi vestibulospinal
kompensatorik.
3. Ilusi liingkungan sekeliliingnnya berputar (bukan diriinya yang berputar).

Sebagian besar pasien juga merasakan nausea berat dan vomitus, tak dapat berjalan dan
bahkan tak dapat berdiri. Di tempat tidur pasien berbaring dengan mata tertutup dalam posisi
miring dengan telinga yang sehat di bawah. Hal ini adalah kebalikan dengan pasien penyakit
Meniere yang biasanya berbaring miringdengan telinga yang sakit di bawah.

Vertigonya jelas meningkat dengan gerakan kepala, dan biasanya menetap lebih dari 24
jam. Sebaliknya pada penyakit Meniere vertigonya berlangsung hanya beberapa jam saja. Pada
stadium akut NV wajib ditemukan nistagmus spontan, horizontal, dengan arah yang menetap
dengan fase cepatnya memukul ke arah telinga yang sehat dan berkurang jika melirik ke telinga
yang sakit.

Diagnosis

Kriteria diagnosis Neuritis Vestibularis sebagai berikut :

1. Vertigo berat dan nausea spontan, onset dalam beberapa jam, menetap lebih dari 24 jam.
2. Sikap (stance) dan gaya jalan : ataksik
3. Nistagmus spontan, arah menetap, horizontal, ke arah telinga yang sehat, menetap lebih
dari 24 jam.
4. Caloric canal paresis yang unilateral bermakna.
5. Otoscopy normal, pendengaran normal.
6. Defisit neurologik lain : tidak ada.

Pemeriksaan
a. Dilakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dan elektronistagmografi (rekaman
pergerakan mata dengan menggunakan metoda elektronik). Pemeriksaan nistagmus
lainnya adalah dengan memasukkan sejumlah kecil air es ke dalam setiap saluran telinga
lalu pergerakan mata penderita direkam.
b. Untuk membedakan neuronitis vestibularis dari penyebab vertigo lainnya bisa dilakukan
pemeriksaan MRI kepala.
c. Nistagmus
1. Tes Romberg yang dipertajam (sharpen Romberg Test)
Tes Romberg ditujukan untuk adanya disfungsi sistem vestibular. Orang yang normal
mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam selama minimal 30 detik. Pada tes
ini pasien berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki yang lain, tumit yang satu berada
di depan jari kaki lain. Lengan dilipat ke dada dan mata ditutup.
2. Stepping test
Pasien disuruh berjalan di tempat dengan mata ditutup sebanyak 50 langkah dengan
kecepatan seperti berjalan biasa dengan mengatakan sebelumnya bahwa pasien harus
berusaha agar tetap di tempat dan tidak beranjak selama tes. Tes ini dapat mendeteks
gangguan vestibular. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih
dari 1 meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat.
3. Salah tunjuk (past pointing)
Pasien diminta merentangkan tangan dan telunjuknya menyentuh telunjuk pemeriksa,
kemudian disuruh menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-tinggi dan kemudian
kembali ke posisi semula. Pada gangguan vestibular didapatkan salah tunjuk (deviasi)
dan demikian juga dengan gangguan serebellar.

Penatalaksanaan

Non farmakologis

1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam
dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif
vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis
vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada
suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke
depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup.
3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya
vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi
visual yang kuat.
4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut
yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.
Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi
penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa
6. neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah
jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk
beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
7. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini
untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan
vestibular akut.

Farmakologis

Karena neuronitis vestibularis adalah penvakit yang dapat sembuh sendiri dengan
penyebab yang tidak diketahui, pengobatan diarahkan untuk nrenyupresi gejala-gejalanya. Obat-
obat berikut ini bermanfaat meredakan vertigo akibat neuronitis vestibularis, mabuk kendaraan
atau gangguan vetibuler lainnya. Bila mual hebat maka obat antivertigo dapat diberikan
supositoria atau injeksi. Perawatan di rumah sakit diperlukan pada pasien yang
disekuilibriumnya berat atau muntah-muntah terus sehingga membutuhkan rehidrasi intravena.

 Antihistamin
Supresi vertigo bukan sifat umum dari semua antihistamin dan tidak berkaitan dengan
potensi perifernya sebagai antagonis histamin. Aktivitas antihistamin yang benar-benar
mengurangi vertigo (dimenhidrinat, difenhidramin, meklizin, siklizin) ternyata spesifik
dan tidak hanya mensupresi pusat muntah batang otak. Sesungguhnya banyak antiemetik
yang sering dipakai hanya sedikit bermanfaat untuk mengatasi vertigo. Antihistamin-
antivertigojuga menunjukkan aktivitas antikolinergik pada sistem saraf pusat. Sifat ini
mungkin merupakan mekanisme biokimiawi dari aktivitas antivertigo yang
mendasarinya.

Efek samping. Efek samping utama dari zat-zat ini adalah sedasi. Rasa mengantuk ini
terutama lebih menonjol dengan dimenhidrinat atau difenhidramin. Efek sedatif ini
bermanfaat pada pasien vertigo yang hebat. Bila pasien kurang menyukai efek ini maka
dapat diberikan meklizin atau siklizin atau betahistin mesilat (Merislon, Betaserc). Efek
samping antikolinergik berupa mulut kering atau penglihatan kabur kadang-kadang
terjadi.

 Obat Antikolinergik

Mensupresi aktif secara sentral dari aktivitas sistem vestibular dan dapat berguna untuk
mengurangi vertigo. Skopolamin metilbromida (Holopon) 3 kali 1-2 mg sehari. Tetapi
pada orang tua harus hati-hati sebab dapat menimbulkan konfusi mental dan obstruksi
saluran keluar kandung kemih.

Prometazin dari golongan fenotiazin merupakan yang paling efektif dari golongan ini
dalam mengobati vertigo dan mabuk kendaraan. Efek samping utama adalah mengantuk.

 Zat Simpatomimetik

Efedrin memiliki efek sinergis bila digabung dengan obat antivertigo lainnya. Efek
stimulan dari obat ini dapat mengatasi efek sedatif dari obat lainnya tetapi dapat
menyebabkan insomnia, gemetar dan palpitasi.

Penyekat saluran kalsium perifer seperti flunarizin (Sibelium) 1-2 kali 5 mg/hari dapat
diberikan pada kasus vertigo dengan penyakit vaskular yang mendasarinya.

Penenang minor seperti diazepam atau lorazepam bermanfaat dalam menghilangkan


ansietas akut yang sering menyertai vertigo. Hidroksizin (Iterax, Bestalin) merupakan
penenang yang juga memiliki sifat antihistamin serta antiemetik sehingga dapat dipakai
untuk antivertigo. Dosis dewasa yang lazim adalah 25-100 mg 3-4 kali sehari.

Lama Terapi Bervariasi

Pada kebanyakan pasien, obat dapat dihentikan bila nausea dan vertigo mereda. Obat
sedatif vestibular menghilangkan mekanisme kompensasi sentral sehingga penggunaan yang
lama dari obat ini dapat bersifat kontraproduktif. Walaupun demikian, ada sebagian kecil pasien
yang memerlukan dosis kecil secara kronis.
Pada umumnya, gabungan beberapa jenis obat dari golongan yang berbeda misalnya
antikolinergik dengan simpatomimetik atau fenotiazin memberikan efek sinergis untuk
mensupresi vertigo.

Anda mungkin juga menyukai