Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT

KEMANDIRIAN PENDERITA DIABETES MELITUS LANSIA DALAM


MEMPERTAHANKAN KESTABILAN KADAR GULA DARAH
DI KELURAHAN PURWOYOSO

Istikharoh *),Asti Nuraeni **), Mamat Supriyono ***)


* Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang**Dosen Program Studi
S1 IlmuKeperawatan STIKES Telogorejo Semarang ***Staff Dinas Kesehatan Kota Semarang

ABSTRAK

Keperawatan komunitas merupakan praktek kesehatan keluarga sasarannya terdiri dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Masalah kesehatan di masyarakat adalah meningkatnya angka
penderita diabetes melitus (DM) di masyarakat yaitu 0.7% (1.7 juta jiwa). Program perawatan
kesehatan untuk DM adalah pendampingan keluarga dengan lima pilar (diet, latihan jasmani,
pemantauan, terapi (jika diperlukan) dan pendidikan kesehatan). Keluarga diharapakan dapat mejadi
mitra kerja yang tepat guna untuk penderita diabetes melitus lansia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa efektifitas pendampingan keluarga terhadap tingkat kemandirian penderita diabetes
melitus lansia dalam mempertahankan kestabilan kadar gula darah di Kelurahan Purwoyoso. Desain
penelitian ini adalah pre eksperimental design dengan pendekatan the static groub comparism, jumlah
sampel 44 responden (22 kelompok perlakuan dan 22 kelompok kontrol) dengan tehnik proportionate
stratified random sampling. Evaluasi penelitian dilakukan pada kunjungan ke-4 setelah latihan. Hasil
penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol (p value 0.0001). Artinya pendampingan keluarga efektif terhadap tingkat kemandirian
keluarga dan kadar gula darah menjadi lebih stabil. Dari hasil penelitian tersebut peniliti menyarankan
agar peneliti selanjutnya menggunakan kriteria sampel responden yang lebih bervariasi sehingga dapat
mempresentasikan jumlah populasi pasien diabetes melitus yang sebenarnya.

Kata kunci : Pendampingan keluarga, KM, Kestabilan kadar gula darah

ABSTRACT

The community nursing is a family health practice that is intended for individuals, families, groups,
and societies. The increase number of patients 0.7% (1.7 millions people) of Diabetes Mellitus (DM)
becomes a health problem in the society. The program of health treatment for DM is conducted to
assist the family with five pillars (diet, physical exercise, observation, therapy (if needed) and health
education). The family is expected to be a perfect working partner for the elderly patient of Diabetes
Mellitus. This study is aimed to analyze the effectiveness of the family guidance towards the
independence level of elderly patients of Diabetes Mellitus in maintaining the blood sugar level in
Purwoyoso Village. The design of this study is pre experimental design by using the approach of the
static group comparism. There are 44 respondents (22 treatment groups and 22 control group). It uses
proportionate stratified random sampling technique. The evaluation of this study is conducted in the
fourth visit after the training. The result of the study shows that there is a significant difference
between the treatment and control groups (p value = 0.0001). It means that the family guidance is
effective in maintaining the family’s independence level and stabilizing the blood sugar level. The
study suggests that the next study will use varied criteria of respondent sample so that the study is able
to represent the valid number of population of diabetes mellitus patients.

Keywords : The Family Guidance, KM, The Stability of Blood Sugar Level
PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan Senja Paramita
Keluarga lebih mampu mengatur perawatan (2013) terhadap 33 keluarga dengan anggota
lansia dengan sakit kronis dibandingkan jika keluarga berpenderita DM, hasil penelitiannya
harus merawat lansia dengan penyakit akut terdapat pengaruh yang signifikan terapi
(Fatimah,2010,hlm.22). Diabetes melitus (DM) keluarga terhadap tingkat kemandirian
merupakan penyakit kronis yang terjadi di keluarga pada penderita diabetes melitus. Hasil
lingkup masyarakat, khususnya pada lansia. uji Wilcoxom, nilai p< α, dengan nilai p=0.000
(α=0,05). Penelitian yang dilakukan Nurnita
Hasil data yang didapat dari profil kesehatan Widyakusuma (2013) Pendampingan
Indonesia tahun 2012 menurut riset yang sama, mempunyai peranan yang sangat penting
prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2007 dalam meningkatkan keberfungsian sosial.
sebesar 0.7% (1.7 juta jiwa) berdasarkan Hasil penelitiannya mendeskripsikan
diagnosis dan sebesar 1.1 % ( 2,7 juta jiwa) pendampingan telah menjalankan peranannya
berdasarkan diagnosis atau gejala dari jumlah dengan cukup baik, meskipun tidak semua
total penduduk Indonesia 244.775.797 jiwa. peran dapat mereka lakukan.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Berdasarkan uraian latar belakang dan
Kelurahan Purwoyoso Semarang Barat jumlah fenomena banyaknya penderita Diabetes
lansia dengan DM tercatat 120 orang. Namun Mellitus (DM) dimasyarakat dan selalu terjadi
yang aktif dalam kegiatan Posyandu lansia peningkatan jumlah penderita disetiap
hanya 45 orang. Hal ini membuktikan bahwa tahunnya, peneliti tertarik untuk meneliti
tingkat kemandirian lansia di bidang kesehatan Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap
masih rendah. Tingkat Kemandirian Penderita Diabetes
Melitus Lansia Dalam Mempertahankan
Program perawatan kesehatan untuk me- Kestabilan Kadar Gula Darah di Kelurahan
nyelesaikan masalah DM adalah Purwoyoso.
pendampingan keluarga yang dapat dilakukan
secara mandiri maupun berkelompok. Ada Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui
lima komponen dalam penatalaksanaan efektifitas pendampingan keluarga terhadap
diabetes melitus diantaranya diet, latihan, tingkat kemandirian penderita diabetes melitus
pemantauan, terapi (jika diperlukan) dan lansia dalam mempertahankan kestabilan kadar
pendidikan kesehatan, untuk memberikan gula darah di Kelurahan Purwoyoso.
pelayanan bermanfaat bagi pen-yembuhan dan
penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat. METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini pre eksperimental dengan


Keluarga diharapakan dapat mejadi mitra kerja menggunakan jenis penelitian the static groub
yang tepat guna untuk penderita diabetes comparism. Ciri penelitian ini adalah
melitus lansia. Sehingga diharapakan lansia kelompok eksperimen maupun kelompok
menjadi lebih mandiri dalam meningkatkan kontrol tidak dipilih secara random yaitu
status kesehatannya. Petugas kesehatan perlu semua lansia penderita diabetes melitus yang
mengkaji sejauh mana keluarga mampu aktif dalam kegiatan posyandu di RW 01 – RW
melaksanakan tugas tersebut dengan baik agar 14 di kelurahan Purwoyoso. Selanjutnya
dapat memberikan bantuan atau pembinaan kelompok tersebut dibagi menjadi dua
terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kelompok, kelompok satu diberi perlakuan
kesehatan keluarga tersebut. Sehingga tercipta pendampingan keluarga secara berkelanjutan
tingkat kemandirian keluarga dalam program kemudian dilakukan pengukuran atau
perawatan kesehatan komunitas. Tingkat observasi di akhir pertemuan dan kelompok
kemandirian keluarga dalam program dua tidak diberi perlakuan pendampingan
perawatan kesehatan komunitas dibagi menjadi keluarga hanya penkes diawal pertemuan
empat tingkatan dari keluarga mandiri tingkat kemudian langsung di lakukan pengukuran
satu (paling rendah) sampai keluarga mandiri atau observasi di akhir pertemuan
tingkat empat (paling tinggi) (Ferry Efendi & (Setiadi,2013,hlm.92).
Makhfudli,2009,hlm.187).

2 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143
Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia HASIL DAN PEMBAHASAN
yang menderita diabetes melitus yang aktif PENELITIAN
dalam kegiatan posyandu di RW 01 - RW 14 Analisis Univariat
di kelurahan Purwoyoso sebanyak 44 1. Jenis Kelamin
penderita. Tehnik sampling dalam penelitian Tabel 1
ini adalah proportionate stratified random Distribusi frekuensi responden
sampling, tekniksampling ini digunakan berdasarkanjeniskelamin kelompok
karena populasi mempunyai anggota atau perlakuan dan kelompok kontrol di
unsur yang tidak homogen dan berstrata secara Kelurahan Purwoyoso bulan Januari
proporsional (Sugiyono,2012,hlm.93).Random 2015(n=44).
dilakukan pada tiap kelompok lansia dari RW
1 – 14. Tempat penelitian dilakukan di daerah Kelompok Kelompok
binaan Puskesmas Purwoyoso di Kelurahan Perlakuan Kontrol
Purwoyoso pada tanggal 11 Januari - 9 Jenis
Freku Prese Freku Prese
Februari 2015. kelamin
ensi ntase ensi ntase
(n) (%) (n) (%)
Alat pengumpul data yang digunakan adalah, Laki- laki 7 31.8 5 22.7
Glucometer, lembar prosedur perlakuan: Perempuan 15 68.2 17 77.3
Pendampingan Keluarga, lembar observasi Total 22 100 22 100
tingkat kemandirian lansia dan penilaian kadar
gula darah (GDS).
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan jenis kelamin
Analisis yang dipergunakan dalam penelitian terbanyak pada kelompok perlakuan adalah
ini adalah analisis Univariat di mana hasil perempuan sebanyak 15 orang (68.2%) dan
analisis seperti jenis kelamin, pekerjaan, jenis kelamin terbanyak pada kelompok
pendidikan, berat badan aktual, tingkat kontrol adalah perempuan sebanyak 17 orang
kemandirian keluarga dan gula darah seaktu (77.3%).
(GDS) disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Arianto Setiadi (2014) yang berjudul
Analisis Bivariat digunakan untuk “Hubungan keyakinan diri dengan kepatuhan
membuktikan hipotesa penelitian yaitu minum obat pada lansia penderita DM tipe II
pendampingan keluarga efektif terhadap di wilayah kerja Puskesmas” menunjukkan
tingkat kemandirian penderita diabetes melitus penderita diabetes melitus terbanyak adalah
lansia dalam mempertahankan kestabilan kadar perempuan sebanyak 28 orang (62.2%).
gula darah di Keluarahan Purwoyoso. teknik
analisis menggunakan Uji statistic non Hasil penelitian di atas sejalan dengan teori
parametric yaitu uji Chi-Square yang yang dikemukakan Caroline Bunker Rosdahi
disebabkan data yang didapat didalam & Mary T. Kowalski (2014, hlm.266) bahwa
penelitian ini berbentuk nominal (kategorik) pengaruh penuaan pada sistem endokrin,
tidak berpasangan (Sopiyudin,2011,hlm.129). khususnya pada wanita lanjut usia terjadi
Hasil uji chi-Square didapatkan p value 0.0001 perubahan hormonal utama yang terjadi seiring
artinya ada perbedaan yang bermakna antara penuaan terkait dengan penurunan sensitifitas
kelompok perlakuan yang dilakukan insulin pada tingkat sel, yaitu penurunan
pendampingan keluarga dengan kelompok produksi hormon tiroid dan laju pembersihan
kontrol yang tidak dilakuakan pendampingan metaboliknya dan penurunan produksi estrogen
keluarga, sehingga pendampingan keluarga oleh ovarium sehingga terjadi resiko gangguan
berpengaruh atau efektif terhadap tingkat diabetes melitus yang menyebabkan penurunan
kemandirian keluarga sehingga kadar gula kemampuan untuk metabolisme glukosa
darah stabil pada penderita diabetes melitus. (Caroline Bunker Rosdahi & Mary T.
Kowalski, 2014,hlm.266).

Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Penderita ......... (Istikharoh) 3


2. Pekerjaan Responden Tabel 3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Tabel 2 pendidikan kelompok perlakuan dan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok kontrol di Kelurahan
pekerjaan lansia kelompok perlakuan dan Purwoyoso bulan Januari
kelompok kontrol di Kelurahan 2015 (n=44)
Purwoyoso bulan Januari
2015(n=44) Kelompok Kelompok
Perlakuan Kontrol
Kelompok Kelompok Pendidi
Frekue Present Frekue Present
Perlakuan Kontrol kan
nsi (n) ase nsi (n) ase
Pekerjaan Freku Prese Freku Prese (%) (%)
ensi ntase ensi ntase SD 17 77.3 20 90.9
(n) (%) (n) (%) SLTP 5 22.7 2 9.1
Bekerja 6 27.3 3 13.6 Total 22 100 22 100
Tidak 16 72.7 19 86.4 Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan pendidikan
bekerja terakhir lansia sebagian besar pada kelompok
Total 22 100 22 100 perlakuan adalah SD sebanyak 17 orang
(77.3%) dan pendidikan terakhir lansia
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan pekerjaan sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
lansia sebagian besar pada kelompok SD sebanyak 20 orang (90.9%).
perlakuan adalah tidak bekerja sebanyak 16
orang (72.7%) dan pekerjaan lansia sebagian Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
besar pada kelompok kontrol adalah tidak penelitian Sri Anani (2012) yang berjudul
bekerja sebanyak 19 orang (86.4%). “hubungan antar perilaku pengendalian
diabetes dan kadar glukosa darah pasien rawat
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan jalan diabetes melitus” menujukkan bahwa
penelitian Ta larasati (2013) yang berjudul pendidikan terakhir penderita diabetes melitus
“aktivitas fisik, diet serat dan kadar HbA1c terbanyak adalah tamatan SD sebanyak 41
penderita diabetes melitus tipe II di RSUD orang (53.2%). Artinya semakin rendah tingkat
Abdul Moeloek Provinsi Lampung” pendidikan maka semakin rendah pada
menunjukkan bahwa rata- rata penderita kemampuan seseorang dalam menjaga pola
diabetes melitus memliki aktivitas kurang dan hidupnya agar tetap sehat.
di ikuti kadar HbA1c buruk sebanyak 26 orang
(96.3%). Hasil penelitian di atas sejalan dengan teori
yang diungkapkan Notoatmodjo (2003,
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang hlm.78) bahwa orang yang berpendidikan
dikemukakan oleh Potter&Perry rendah sangat rentan terhadap resiko untuk
(2010,hlm.341) bahwa pekerjaan dan aktivitas mengalami gangguan kesehatan. Pernyataan
serta kondisi lansia akan mempengaruhi tersebut secara tidak langsung menghubungkan
kebutuhan nutrisi mereka. Tingkat aktivitas pengaruh pendidikan lansia dengan
akan berpengaruh pada jumlah kalori total. pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Lansia yang kurang aktif membutuhkan asupan mengenai cara perilaku hidup sehat lansia.
kalori yang lebih sedikit dibandingkan dengan Sehingga, perlu adanya pemberian edukasi
lansia yang aktif. Meskipun telah ada tentang penyakit diabetes melitus terhadap
pedoman kebutuhan kalori yang dibutuhkan lansia dan keluarga (Potter& Perry,
pada setiap lansia. Beberapa dari lansia ada 2010,hlm.600).
yang tidak mengikuti atau tidak patuh pada
program diet diabetes melitus sesuai dengan
aktifitas pekerjaan yang sudah di programkan
untuklansia
tersebut(Potter&Perry,2010,hlm.341).
3. Pendidikan Responden

4 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143
4. Berat Badan (BB) Aktual Responden (Caroline Bunker Rosdahi & Mary T.
Kowalski ,2014,hlm.416).
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan BB 5. Tipe Keluarga Mandiri Responden
aktual kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol di Kelurahan Purwoyoso Tabel 5.1
bulan Januari 2015 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
(n=44) observasi tipe KM kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol kunjungan
Kelompok Kelompok pertama di Kelurahan
BB Perlakuan Kontrol Purwoyosobulan
Aktual Frekue Present Frekue Present Januari 2015
nsi (n) ase (%) nsi (n) ase (%) (n=44)
Gemuk 13 59.1 14 63.6
Kurus 7 31.8 6 27.3 Kelompok Kelompok
Normal 2 9.1 2 9.1 Perlakuan Kontrol
Total 22 100 22 100 KM Freku Prese Frek Prese
ensi ntase uensi ntase
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan BB aktual (n) (%) (n) (%)
lansia sebagian besar pada kelompok Baik 2 9.1 3 13.6
perlakuan adalah kriteria gemuk sebanyak 13 Tidak Baik 20 90.9 19 86.4
orang (59.1%) dan BB aktual lansia sebagian Total 22 100 22 100
besar pada kelompok kontrol adalah kriteria Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan tipe keluarga
gemuk sebanyak 14 orang (63.6%). mandiri lansia sebagian besar pada kelompok
perlakuan adalah tidak baik sebanyak 20 orang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (90.9%) dan tipe keluarga mandiri lansia
Henny Purwandari (2014) yang berjudul sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
“Hubungan obesitas dengan kadar gula darah tidak baik sebanyak 19 orang (86.4%).
pada karyawan di RS tingkat IV Madiun”
menunjukkan bahwa hampir setengahnya 42% Tabel 5.2
(17 responden) mengalami obesitas dan hampir Distribusi frekuensi responden berdasarkan
setengahnya 35% (14 responden) mempunyai observasi tipe KM kelompok perlakuan
kadar gula darah 111-140 mg/dL, pada uji dan kelompok kontrol kunjungan
statistik pearson didapatkan hasil p value 0.045 terakhir di Kelurahan
nilai coenfisien corelasi 0.319 dan α 0,05 (p Purwoyoso bulan
value< α) sehingga terdapat hubungan obesitas Januari 2015
dengan kadar gula darah pada karyawan di RS (n=44)
ringkat IV Madiun.
Kelompok Kelompok Kontrol
Teori yang dikemukakan oleh Caroline Bunker Perlakuan
Rosdahi & Mary T. Kowalski (2014,hlm.416) KM
Frekue Present Frekuen Presenta
sependapat degan hasil penelitian ini dimana nsi (n) ase (%) si (n) se (%)
sepanjang siklus kehidupan, nutrisi secara Baik 18 81.8 3 13.6
signifikan mempengaruhi kesehatan dan Tidak Baik 4 18.2 19 86.4
kualitas hidup. Kebiasaan makan yang baik Total 22 100 22 100
meningkatkan pemeliharaan kesehatan pada
usia tua. Kebiasaan makan yang buruk
berkonstribusi pada banyak penyakit Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan tipe keluarga
degeneratif yang berhubungan dengan penuaan mandiri lansia sebagian besar pada kelompok
seperti diabetes melitus, hipertensi, perlakuan adalah baik sebanyak 18 orang
osteoporosis dan aterosklerosis. Kesulitan (81.8%) dan tipe keluarga mandiri lansia
mengunyah yang berhubungan dengan sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
tanggalnya gigi dan penyakit periodontal, tidak baik sebanyak 19 orang (86.4%).
merupakan faktor resiko individu lansia yang
mempengaruhi asupan makan yang buruk
Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Penderita ......... (Istikharoh) 5
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
dikemukakan Caroline Bunker Rosdahi & >200 mg/dL sebanyak 19 orang (86.4%).
Mary T. Kowalski (2014,hlm.157) yaitu,
proses kemandirian perlu di ingat pada banyak Pendapat tersebut di dukung oleh teori dari
kelompok budaya, tidak dapat dibayangkan Tandra,Hans (2013,hlm.3) bahwa proses tubuh
bagaimana kerabat yang telah berusia lanjut mengatur gula dalam darah disebut sebagai
dapat ditinggal sendirian atau tinggal dipanti glukosa. Glukosa berasal dari dua sumber,
werda. Dalam situasi ini kemandirian dikaitkan yaitu dari makanan yang masuk ke dalam
dengan mempertahankan peran poros sebagai tubuh dan diproduksi oleh hati. Makanan
bagian dari keluarga besar (Caroline Bunker sehari-hari seperti nasi, roti,dan semua
Rosdahi & Mary T. Kowalski,2014,hlm.157). makanan yang mengandung karbohidrat.
Karbohidrat diserap tubuh lewat usus,
Analisa dari hasil penelitian dan jurnal terkait kemudian menjadi glukosa. Glukosa
berdasarkan tipe keluarga mandiri, selain dari merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh
keluarga yang menjadi faktor keberhasilan di otot dan jaringan. Agar glukosa dapat
utama untuk meningkatkan tipe keluarga melakukan fungsinya membutuhkan insulin.
menjadi tipe baik. Lansia dengan diabetes Hormon insulin di produksi sel beta oleh
melitus juga menjadi faktor penting dilihat dari kelenjar pankrea (Tandra,Hans,2013,hlm.3)
perubahan fisiologis, perubahan fungsional,
perubahan kognitif dan perubahan psikososial.
Ketika lansia berfikir tentang kesejahteraan Analisis Bivariat
hidup tentunya lansia tersebut terdorong untuk Tabel 7
hidup dengan pola yang sehat. Dengan
mematuhi apa yang telah diajarkan oleh Efektifitas pendampingan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan keluarga dengan tepat tingkat kemandirian penderita diabetes lansia
serta diaplikasikan secara berkelanjutan oleh dalam mempertahankan kestabilan kadar gula
lansia juga dapat meningkatakan derajat darah di Kelurahan Purwoyoso (n=44)
kesehatan lansia secara menyeluruh. Sehingga
tipe keluarga dengan lansia tersebut dapat Tingkat Kemandirian
dikatakan tipe keluarga mandiri tipe IV. Keluarga
Tidak
6. Gula Darah Sewaktu (GDS) Responden Baik p
baik
Tabel 6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan n % N %
evaluasi GDS kelompok perlakuan dan Pendampi
kelompok kontrol kunjungan terakhir ngan P 18 81.8 4 18.2 0.0001
di Kelurahan Purwoyoso bulan keluarga
Januari 2015 (n=44)

Kelompok Kelompok K 3 13.6 19 86.4


Perlakuan Kontrol Total 21 100 23 100
GDS Frek Prese Frek Prese
uensi ntase uensi ntase
(n) (%) (n) (%) Berdasarkan tabel 5.8 hasil uji chi-square
<200 mg/dL 14 63.6 3 13.6 didapatkan p value< 0,05 maka Ho ditolak Ha
>200 mg/dL 8 36.4 19 86.4 diterima artinya ada perbedaan yang bermakna
Total 22 100 22 100 antara kelompok intervensi yang dilakukan
pendampingan keluarga dengan kelompok
kontrol yang tidak dilakukan pendampingan
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan evaluasi keluarga, sehingga pendampingan keluarga
GDS lansia pada kunjungan terakhir sebagian berpengaruh atau efektif terhadap tingkat
besar pada kelompok perlakuan adalah < 200 kemandirian keluarga.
mg/dL sebanyak 14 orang (63.6%) dan
evaluasi GDS lansia pada kunjungan terakhir Hasil Penelitian juga sependapat dengan hasil
penelitian sebelumnya oleh Achmad Yoga S.U
6 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143
(2013) yang berjudul “Hubungan antara 4 pilar Hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada
pengelolaan diabetes melitus dengan perbedaan yang bermakna antara kelompok
keberhasilan pengelolaan diabetes melitus tipe intervensi yang dilakukan pendampingan
2” menunjukkan bahwa dari hasil keluarga dengan kelompok kontrol yang tidak
penelitiannya disimpulkan bahwa faktor yang dilakuakan pendampingan keluarga, sehingga
berhubungan dengan keberhasilan pengelolaan pendampingan keluarga berpengaruh atau
DM tipe 2 adalah pengetahuan, keteraturan efektif terhadap tingkat kemandirian keluarga.
olahraga, pola makan dan kepatuhan minum
obat, faktor yang paling berpengaruh terhadap SARAN
keberhasilan pengelolaan DM tipe 2 adalah
keteraturan olahraga. 1. Bagi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian salah satu
Penelitian ini memfokuskan pendampingannya cara yang bisa diterapkan oleh
pada lima pilar penatalaksanaan diabetes masyarakat dalam mempertahankan
melitus yaitu diet, latihan jasmani, kestabilan kadar gula darah pada
pemantauan, terapi (jika diperlukan) dan penderita diabetes lansia adalah
pendidikan kesehatan. Diharapkan setelah melakukan pendampingan keluarga
prosedur pendampingan di laksanakan secara dengan cara memperhatikan diet, latihan
berkelanjutan tingkat keman- dirian dalam jasmani, pemantauan, terapi (jika
keluarga tersebut meningkat. Penderita diperlukan) dan pendidikan kesehatan
diabetes melitus sekarang dapat hidup semakin yang berkelanjutan oleh keluarga.
lama. Oleh karena itu, baik diabetes tipe I atau
diabetes tipe II yang lebih sering diderita oleh 2. Bagi Profesi Keperawatan
lansia. Tanpa tergantung pada tipe diabetes Peneliti menyarankan bagi perawat
atau lamanya sakit diabetes melitus, tujuan komunitas atau perkesmas untuk
terapi diabetes mungkin perlu di ubah ketika memilih intervensi pendampingan
merawat pasien lansia keluarga dalam pemberian asuhan
(Brunner,&Suddart’s,2013,hlm.1281). keperawatan penderita diabetes melitus
lansia, dengan melibatkan keluarga
Derajat kesehatan lansia dikatakan meningkat diharapkan proses keperawatan lebih
apabila tingkat kemandirian keluarga tersebut efektif karena dilakukan secara
tercapai. Tingkat kemandirian keluarga adalah berkelanjutan oleh anggota keluarga
keluarga yang mengetahui masalah kesehatan secara mandiri terhadap lansia yang sakit
yang terjadi dalam keluarganya. Dibagi diabetes dan tingkat kemandirian
menjadi empat tingkatan dari keluarga mandiri keluarga tersebut meningkat sehingga
tingkat satu (paling rendah) sampai keluarga derajat kesehatan lansia juga meningkat.
mandiri tingkat empat (paling 3. Bagi Institusi Keperawatan
tinggi)(Depkes,2006). Hasil penelitian, dapat dijadikan sebagai
salah satu referensi karena dalam
Analisa peneliti dari hasil penelitian dan jurnal penelitian ini melibatkan keluarga
terkait mengatakan bahwa ada perbedaan sedangkan pada penelitian sebelumnya
antara kelompok intervensi yang dilakukan tidak melibatkan keluarga.
pend- ampingan keluarga dengan kelompok Penatalaksanaanya dilakukan mandiri
kontrol yang tidak dilakukan pendampingan oleh lansia dengan diabetes melitus
keluarga. Dengan adanya pendampingan pada sehingga bisa diterapkan dalam proses
lima pilar penatalak-sanaan diabetes melitus pembelajaran yaitu intervensi
yaitu diet, latihan jasmani, pemantauan, terapi penatalaksanaan diabetes melitus
(jika diperlukan) dan pendidikan kesehatan pendampingan keluarga khususnya di
yang diberikan keluarga secara berkelanjutan keperawatan komunitas.
ber-dampak pada terkontrolnya pola hidup 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
sehat lansia diabetes melitus. Sehingga Hasil penelitian ini diharapkan mampu
pendampingan keluarga berpengaruh atau untuk memberikan masukan atau acuan
efektif terhadap tingkat kemandirian keluarga. terhadap penatalaksanaan diabetes
melitus lansia untuk dilakukan penelitian
KESIMPULAN lebih lanjut mengenai penatalaksanaan
Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Penderita ......... (Istikharoh) 7
penyakit diabetes melitus dan sebagai Penyelenggaraan Upaya
tambahan kepustakaan untuk penelitian Keperawatan Kesehatan Masyarakat
lebih lanjut dalam upaya di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI
mengembangkan ilmu keperawatan.
Dermawan,Deden.(2012).Buku Ajar
Keperawatan Komunitas.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta:Gosyen Publishing
Agrina, Reni Zulfitri.( 2012). Efektifitas
Asuhan Keperawatan Keluatga Efendi,Ferry & Makhfudli (2009)
Terhadap Tingkat Kemandirian Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keluarga engatasi Masalah Kesehatan Teori dan Praktik Dalam
di Keluarga. Http//ejournal. unri. ac. Keperawatan. Jakarta :Salemba
idindex. phpJ Sarticleview 20031971. Medika
Diperoleh tanggal 24 Agustus 2014
Ernawati.(2013). Penatalaksanakan
Anani, Sri(2012). Hubungan Antar Perilaku Keperawatan Diabetes Melitus
Pengendalian Diabetes dan Kadar Terpadu Dengan Penerapan Teori
Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Keperawatan Self Care Orem.
Diabetes Melitus. Http// httpejournal- Jakarta: Mitra Wacana Media
s1.undip.ac.idindex.phpjkmarticleview
11361159. Diperoleh tanggal 26
Januari 2015
Fatimah.(2010). Merawat Manusia Lanjut
Andarmoyo,Sulityo.(2012).Keperawatan Usia Suatu Pendekatan Proses
Keluarga Konsep Teori,Proses dan Keperawatan
Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Gerontik.Jakarta:CVTransInfoMedia
Graha Ilmu
Hidayat, Alimul Aziz A. (2007). Metode
Azizah,Lilik M.(2011). Keperawatan Lanjut Penelitian Keperawatan dan Tehnik
Usia.Yogyakarta:Graha Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika
Berman, A., Snyder, S., Koizer, B., & Erb, G.
(2010). Buku Ajar Praktek ________. (2008). Riset Keperawatan dan
Keperawatan Klinis: Konsep, Proses, Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
& Prakti, Edisi 7 Volume 1 Alih Salemba Medika
Bahasa: Pamilih Eko Karyuni, Devi
Yulianti, Yuyun Yuningsih, Ana Kushariyadi.(2010). Asuhan Keperawatan
Lusyana, Wilda Eka. Jakarta: EGC pada Klien Lanjut Usia.Jakarta:
Salemba Medika
Dharma, Kelana Kusuma.(2011). Metodelogi
Penelitian Keperawatan (Pedoman Larasati, Ta(2013).Aktivitas Fisik, Diet Serat
Melaksanakan dan Menerapkan dan Kadar HbA1c Penderita
Hasil Penelitian).Jakarta: CV.Trans Diabetes Melitus Tipe II di RSUD
Info Media Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Http//
DEPKES.(2013).Pedoman Pengendalian httpjuke.kedokteran.unila.ac.idindex.
Diabetes Melitus dan Penyakit phpjukearticleviewFile343344.
Metabolik. Diperoleh tanggal 21 Januari 2015
Http://perpustakaan.depkes.go.id:818
0/bitstream/123456789/1359/1/BK20 M,atun.(2010). Diabetes Melitus Memahami
08-Sep13.pdf. Diperoleh tanggal 23 Mencegah dan Merawat Penderita
September 2014 Penyakit Gula. Bantul :Kreasi Wacana

Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.(2006). Pedoman
8 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143
Nasir, A., Muhith, A., & Ideputri, M.E. (2011). __________.(2010) Fundamental
Buku Ajar Metodologi Penelitian Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Jakarta:
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Salemba Medika

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Profil Kesehatan Indonesia.(2012). Kementrian


Keperawatan: Pendekatan Praktis Kesehatan Republik
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika IndonesiaHttp://www.depkes.go.id/res
ources/download/pusdatin/profil-
Nurnita Widyakusuma (2013). Peran kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-
Pendampingan Dalam Program indonesia-2012.pdf. Diperoleh tanggal
Pendampingan Perawtan Sosial 23 Juli 2014
Lanjut Usia Di Lingkungan Keluarga
(Home Care): Studi Tentang Rifki,Nitra N..,, et al. (2009). Penatalaksanaan
Pendampingan Di yayasan Pitrah Diabetes Mellitus
Sejahtera, Kelurahan Cilincing, Terpadu.Jakarta:FKUI
Kecamamatan Cilincing, Jakarta
Utara.18(2). 211-224. Di peroleh Rosdahi, Caroline Bunker & Kowalski, Mary
tanggal 23 Juli 2014 T. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Dasar (Teksbook of Basic Nursing)
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Edisi 10 Volume 1.EGC:Jakarta
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Setiadi.(2103). Konsep dan Praktik Penulisan
Padila.(2012). Buku Ajar Keperawatan Riset Keperawatan.Yogyakarta:Graha
Keluarga. Yogyakarta:Nuha Medika Ilmu

Paramita,Senja. (2013). Pengaruh Terapi Setiadi, Arianto(2014). Hubungan Keyakinan


Keluarga Terhadap Tingkat Diri dengan Kepatuhan Minum Obat
Kemandirian Keluarga Pada Pada Lansia Penderita DM tipe II di
Penderita Diabetes Mellitus. 15-22. Di Wilayah Kerja Puskesmas.
peroleh tanggal 12 Juli 2014 Http//keperawatan.unsoed.ac.idsitesdef
aultfilesskripsi%20gabung.pdf. Di
Putri ,Nurlaili Haida Kurnia.(2013). Hubungan peroleh tanggal 12 januari 2015
Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2
Dengan Rerata Kadar Gula Darah. Suyono, Slamet. (2000).Buku Ajar Ilmu
http//journal.unair.ac.idfilerPDFjbed89 Penyakit Dalam Jilid I.Jakarta:FKUI
640f867full.pdf. Di peroleh tanggal 2
Februari 2015 Soegondo,Sidartawan.2006.Ilmu Penyakit
Dalam.Jakarta:FKUI
Purwandari, Henny.(2014).Hubungan Obesitas
Dengan Kadar Gula Darah Pada Soegondo, Sidartawan.,, et al. (2009).
Karyawan Di RS Tingkat IV Madiun. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
http//lp2m.unpkediri.ac.idjurnalpagese Terpadu.Jakarta:FKUI
fektorNomor25Hal%2065-
72.%20jurnal%20henny%20sbn.pdf. Sugiyono. (2013). Cara Mudah Menyusun
Di peroleh tanggal 2 Februari 2015 Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:
ALFABET
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).
Fundamental Keperawatan. Buku 1 Tandra,Hans.(2014).Strategi Mengalahkan
Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika Komplikasi Diabetes Dari Kepala
Sampai Kaki. Jakarta :PT Gramedia
__________.(2010) Fundamental Pustaka Utama
Keperawatan. Buku 2 Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika Toruan,Phaidah L.(2012).Fat-Loss Not
Weight-loss For Diabetes: Sakit Tapi
Sehat. Jakarta :Trans Medika

Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Penderita ......... (Istikharoh) 9


Usman, Reyna.(2013). Pedoman
Pendampingan TKS Program
Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana
2013. http//Buku-Pedoman-
Pendampingan-TKS-2013 pdf. Di
peroleh tanggal 23 Januari 2014

Watson,Roger.(2003). Perawatan Pada Lansia


Alih Bahasa: Musri.Jakarta:EGC

Worang, Viena Hanna Ketsia.(2013).


Hubungan Pengendalian Diabetes
Melitus Dengan Kadar Glukosa
Darah Pasien Diabetes Melitus Di
RSUD Manembo Nembo
Bitung.http//ejournal.unsrat.ac.idindex.
phpjkparticleviewFile22481805pdf. Di
peroleh tanggal 31 Januari 2014

Yusra, Aini.(2010).Hubungan Antara


Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Di Poliklinik Penyakit Dalam Di
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta.httplib.ui.ac.idfilefile=digital2
0280162-T%20Aini%20Yusra.pdf. Di
peroleh tanggal 2 Februari 2015

Yoga S.U, Achmad.(2013). Hubungan Antara


4 Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus
Dengan Keberhasilan Pengelolaan
Diabetes Melitus Tipe 2.
http//eprints.undip.ac.id327971
Acmad_Yoga.pdf. Di peroleh tanggal
1 Februari 2015.

10 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143

Anda mungkin juga menyukai