295 617 1 SM PDF
295 617 1 SM PDF
ABSTRAK
Keperawatan komunitas merupakan praktek kesehatan keluarga sasarannya terdiri dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Masalah kesehatan di masyarakat adalah meningkatnya angka
penderita diabetes melitus (DM) di masyarakat yaitu 0.7% (1.7 juta jiwa). Program perawatan
kesehatan untuk DM adalah pendampingan keluarga dengan lima pilar (diet, latihan jasmani,
pemantauan, terapi (jika diperlukan) dan pendidikan kesehatan). Keluarga diharapakan dapat mejadi
mitra kerja yang tepat guna untuk penderita diabetes melitus lansia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa efektifitas pendampingan keluarga terhadap tingkat kemandirian penderita diabetes
melitus lansia dalam mempertahankan kestabilan kadar gula darah di Kelurahan Purwoyoso. Desain
penelitian ini adalah pre eksperimental design dengan pendekatan the static groub comparism, jumlah
sampel 44 responden (22 kelompok perlakuan dan 22 kelompok kontrol) dengan tehnik proportionate
stratified random sampling. Evaluasi penelitian dilakukan pada kunjungan ke-4 setelah latihan. Hasil
penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol (p value 0.0001). Artinya pendampingan keluarga efektif terhadap tingkat kemandirian
keluarga dan kadar gula darah menjadi lebih stabil. Dari hasil penelitian tersebut peniliti menyarankan
agar peneliti selanjutnya menggunakan kriteria sampel responden yang lebih bervariasi sehingga dapat
mempresentasikan jumlah populasi pasien diabetes melitus yang sebenarnya.
ABSTRACT
The community nursing is a family health practice that is intended for individuals, families, groups,
and societies. The increase number of patients 0.7% (1.7 millions people) of Diabetes Mellitus (DM)
becomes a health problem in the society. The program of health treatment for DM is conducted to
assist the family with five pillars (diet, physical exercise, observation, therapy (if needed) and health
education). The family is expected to be a perfect working partner for the elderly patient of Diabetes
Mellitus. This study is aimed to analyze the effectiveness of the family guidance towards the
independence level of elderly patients of Diabetes Mellitus in maintaining the blood sugar level in
Purwoyoso Village. The design of this study is pre experimental design by using the approach of the
static group comparism. There are 44 respondents (22 treatment groups and 22 control group). It uses
proportionate stratified random sampling technique. The evaluation of this study is conducted in the
fourth visit after the training. The result of the study shows that there is a significant difference
between the treatment and control groups (p value = 0.0001). It means that the family guidance is
effective in maintaining the family’s independence level and stabilizing the blood sugar level. The
study suggests that the next study will use varied criteria of respondent sample so that the study is able
to represent the valid number of population of diabetes mellitus patients.
Keywords : The Family Guidance, KM, The Stability of Blood Sugar Level
PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan Senja Paramita
Keluarga lebih mampu mengatur perawatan (2013) terhadap 33 keluarga dengan anggota
lansia dengan sakit kronis dibandingkan jika keluarga berpenderita DM, hasil penelitiannya
harus merawat lansia dengan penyakit akut terdapat pengaruh yang signifikan terapi
(Fatimah,2010,hlm.22). Diabetes melitus (DM) keluarga terhadap tingkat kemandirian
merupakan penyakit kronis yang terjadi di keluarga pada penderita diabetes melitus. Hasil
lingkup masyarakat, khususnya pada lansia. uji Wilcoxom, nilai p< α, dengan nilai p=0.000
(α=0,05). Penelitian yang dilakukan Nurnita
Hasil data yang didapat dari profil kesehatan Widyakusuma (2013) Pendampingan
Indonesia tahun 2012 menurut riset yang sama, mempunyai peranan yang sangat penting
prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2007 dalam meningkatkan keberfungsian sosial.
sebesar 0.7% (1.7 juta jiwa) berdasarkan Hasil penelitiannya mendeskripsikan
diagnosis dan sebesar 1.1 % ( 2,7 juta jiwa) pendampingan telah menjalankan peranannya
berdasarkan diagnosis atau gejala dari jumlah dengan cukup baik, meskipun tidak semua
total penduduk Indonesia 244.775.797 jiwa. peran dapat mereka lakukan.
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Berdasarkan uraian latar belakang dan
Kelurahan Purwoyoso Semarang Barat jumlah fenomena banyaknya penderita Diabetes
lansia dengan DM tercatat 120 orang. Namun Mellitus (DM) dimasyarakat dan selalu terjadi
yang aktif dalam kegiatan Posyandu lansia peningkatan jumlah penderita disetiap
hanya 45 orang. Hal ini membuktikan bahwa tahunnya, peneliti tertarik untuk meneliti
tingkat kemandirian lansia di bidang kesehatan Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap
masih rendah. Tingkat Kemandirian Penderita Diabetes
Melitus Lansia Dalam Mempertahankan
Program perawatan kesehatan untuk me- Kestabilan Kadar Gula Darah di Kelurahan
nyelesaikan masalah DM adalah Purwoyoso.
pendampingan keluarga yang dapat dilakukan
secara mandiri maupun berkelompok. Ada Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui
lima komponen dalam penatalaksanaan efektifitas pendampingan keluarga terhadap
diabetes melitus diantaranya diet, latihan, tingkat kemandirian penderita diabetes melitus
pemantauan, terapi (jika diperlukan) dan lansia dalam mempertahankan kestabilan kadar
pendidikan kesehatan, untuk memberikan gula darah di Kelurahan Purwoyoso.
pelayanan bermanfaat bagi pen-yembuhan dan
penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat. METODE PENELITIAN
2 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143
Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia HASIL DAN PEMBAHASAN
yang menderita diabetes melitus yang aktif PENELITIAN
dalam kegiatan posyandu di RW 01 - RW 14 Analisis Univariat
di kelurahan Purwoyoso sebanyak 44 1. Jenis Kelamin
penderita. Tehnik sampling dalam penelitian Tabel 1
ini adalah proportionate stratified random Distribusi frekuensi responden
sampling, tekniksampling ini digunakan berdasarkanjeniskelamin kelompok
karena populasi mempunyai anggota atau perlakuan dan kelompok kontrol di
unsur yang tidak homogen dan berstrata secara Kelurahan Purwoyoso bulan Januari
proporsional (Sugiyono,2012,hlm.93).Random 2015(n=44).
dilakukan pada tiap kelompok lansia dari RW
1 – 14. Tempat penelitian dilakukan di daerah Kelompok Kelompok
binaan Puskesmas Purwoyoso di Kelurahan Perlakuan Kontrol
Purwoyoso pada tanggal 11 Januari - 9 Jenis
Freku Prese Freku Prese
Februari 2015. kelamin
ensi ntase ensi ntase
(n) (%) (n) (%)
Alat pengumpul data yang digunakan adalah, Laki- laki 7 31.8 5 22.7
Glucometer, lembar prosedur perlakuan: Perempuan 15 68.2 17 77.3
Pendampingan Keluarga, lembar observasi Total 22 100 22 100
tingkat kemandirian lansia dan penilaian kadar
gula darah (GDS).
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan jenis kelamin
Analisis yang dipergunakan dalam penelitian terbanyak pada kelompok perlakuan adalah
ini adalah analisis Univariat di mana hasil perempuan sebanyak 15 orang (68.2%) dan
analisis seperti jenis kelamin, pekerjaan, jenis kelamin terbanyak pada kelompok
pendidikan, berat badan aktual, tingkat kontrol adalah perempuan sebanyak 17 orang
kemandirian keluarga dan gula darah seaktu (77.3%).
(GDS) disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Arianto Setiadi (2014) yang berjudul
Analisis Bivariat digunakan untuk “Hubungan keyakinan diri dengan kepatuhan
membuktikan hipotesa penelitian yaitu minum obat pada lansia penderita DM tipe II
pendampingan keluarga efektif terhadap di wilayah kerja Puskesmas” menunjukkan
tingkat kemandirian penderita diabetes melitus penderita diabetes melitus terbanyak adalah
lansia dalam mempertahankan kestabilan kadar perempuan sebanyak 28 orang (62.2%).
gula darah di Keluarahan Purwoyoso. teknik
analisis menggunakan Uji statistic non Hasil penelitian di atas sejalan dengan teori
parametric yaitu uji Chi-Square yang yang dikemukakan Caroline Bunker Rosdahi
disebabkan data yang didapat didalam & Mary T. Kowalski (2014, hlm.266) bahwa
penelitian ini berbentuk nominal (kategorik) pengaruh penuaan pada sistem endokrin,
tidak berpasangan (Sopiyudin,2011,hlm.129). khususnya pada wanita lanjut usia terjadi
Hasil uji chi-Square didapatkan p value 0.0001 perubahan hormonal utama yang terjadi seiring
artinya ada perbedaan yang bermakna antara penuaan terkait dengan penurunan sensitifitas
kelompok perlakuan yang dilakukan insulin pada tingkat sel, yaitu penurunan
pendampingan keluarga dengan kelompok produksi hormon tiroid dan laju pembersihan
kontrol yang tidak dilakuakan pendampingan metaboliknya dan penurunan produksi estrogen
keluarga, sehingga pendampingan keluarga oleh ovarium sehingga terjadi resiko gangguan
berpengaruh atau efektif terhadap tingkat diabetes melitus yang menyebabkan penurunan
kemandirian keluarga sehingga kadar gula kemampuan untuk metabolisme glukosa
darah stabil pada penderita diabetes melitus. (Caroline Bunker Rosdahi & Mary T.
Kowalski, 2014,hlm.266).
4 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143
4. Berat Badan (BB) Aktual Responden (Caroline Bunker Rosdahi & Mary T.
Kowalski ,2014,hlm.416).
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan BB 5. Tipe Keluarga Mandiri Responden
aktual kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol di Kelurahan Purwoyoso Tabel 5.1
bulan Januari 2015 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
(n=44) observasi tipe KM kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol kunjungan
Kelompok Kelompok pertama di Kelurahan
BB Perlakuan Kontrol Purwoyosobulan
Aktual Frekue Present Frekue Present Januari 2015
nsi (n) ase (%) nsi (n) ase (%) (n=44)
Gemuk 13 59.1 14 63.6
Kurus 7 31.8 6 27.3 Kelompok Kelompok
Normal 2 9.1 2 9.1 Perlakuan Kontrol
Total 22 100 22 100 KM Freku Prese Frek Prese
ensi ntase uensi ntase
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan BB aktual (n) (%) (n) (%)
lansia sebagian besar pada kelompok Baik 2 9.1 3 13.6
perlakuan adalah kriteria gemuk sebanyak 13 Tidak Baik 20 90.9 19 86.4
orang (59.1%) dan BB aktual lansia sebagian Total 22 100 22 100
besar pada kelompok kontrol adalah kriteria Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan tipe keluarga
gemuk sebanyak 14 orang (63.6%). mandiri lansia sebagian besar pada kelompok
perlakuan adalah tidak baik sebanyak 20 orang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (90.9%) dan tipe keluarga mandiri lansia
Henny Purwandari (2014) yang berjudul sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
“Hubungan obesitas dengan kadar gula darah tidak baik sebanyak 19 orang (86.4%).
pada karyawan di RS tingkat IV Madiun”
menunjukkan bahwa hampir setengahnya 42% Tabel 5.2
(17 responden) mengalami obesitas dan hampir Distribusi frekuensi responden berdasarkan
setengahnya 35% (14 responden) mempunyai observasi tipe KM kelompok perlakuan
kadar gula darah 111-140 mg/dL, pada uji dan kelompok kontrol kunjungan
statistik pearson didapatkan hasil p value 0.045 terakhir di Kelurahan
nilai coenfisien corelasi 0.319 dan α 0,05 (p Purwoyoso bulan
value< α) sehingga terdapat hubungan obesitas Januari 2015
dengan kadar gula darah pada karyawan di RS (n=44)
ringkat IV Madiun.
Kelompok Kelompok Kontrol
Teori yang dikemukakan oleh Caroline Bunker Perlakuan
Rosdahi & Mary T. Kowalski (2014,hlm.416) KM
Frekue Present Frekuen Presenta
sependapat degan hasil penelitian ini dimana nsi (n) ase (%) si (n) se (%)
sepanjang siklus kehidupan, nutrisi secara Baik 18 81.8 3 13.6
signifikan mempengaruhi kesehatan dan Tidak Baik 4 18.2 19 86.4
kualitas hidup. Kebiasaan makan yang baik Total 22 100 22 100
meningkatkan pemeliharaan kesehatan pada
usia tua. Kebiasaan makan yang buruk
berkonstribusi pada banyak penyakit Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan tipe keluarga
degeneratif yang berhubungan dengan penuaan mandiri lansia sebagian besar pada kelompok
seperti diabetes melitus, hipertensi, perlakuan adalah baik sebanyak 18 orang
osteoporosis dan aterosklerosis. Kesulitan (81.8%) dan tipe keluarga mandiri lansia
mengunyah yang berhubungan dengan sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
tanggalnya gigi dan penyakit periodontal, tidak baik sebanyak 19 orang (86.4%).
merupakan faktor resiko individu lansia yang
mempengaruhi asupan makan yang buruk
Efektifitas Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Penderita ......... (Istikharoh) 5
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang sebagian besar pada kelompok kontrol adalah
dikemukakan Caroline Bunker Rosdahi & >200 mg/dL sebanyak 19 orang (86.4%).
Mary T. Kowalski (2014,hlm.157) yaitu,
proses kemandirian perlu di ingat pada banyak Pendapat tersebut di dukung oleh teori dari
kelompok budaya, tidak dapat dibayangkan Tandra,Hans (2013,hlm.3) bahwa proses tubuh
bagaimana kerabat yang telah berusia lanjut mengatur gula dalam darah disebut sebagai
dapat ditinggal sendirian atau tinggal dipanti glukosa. Glukosa berasal dari dua sumber,
werda. Dalam situasi ini kemandirian dikaitkan yaitu dari makanan yang masuk ke dalam
dengan mempertahankan peran poros sebagai tubuh dan diproduksi oleh hati. Makanan
bagian dari keluarga besar (Caroline Bunker sehari-hari seperti nasi, roti,dan semua
Rosdahi & Mary T. Kowalski,2014,hlm.157). makanan yang mengandung karbohidrat.
Karbohidrat diserap tubuh lewat usus,
Analisa dari hasil penelitian dan jurnal terkait kemudian menjadi glukosa. Glukosa
berdasarkan tipe keluarga mandiri, selain dari merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh
keluarga yang menjadi faktor keberhasilan di otot dan jaringan. Agar glukosa dapat
utama untuk meningkatkan tipe keluarga melakukan fungsinya membutuhkan insulin.
menjadi tipe baik. Lansia dengan diabetes Hormon insulin di produksi sel beta oleh
melitus juga menjadi faktor penting dilihat dari kelenjar pankrea (Tandra,Hans,2013,hlm.3)
perubahan fisiologis, perubahan fungsional,
perubahan kognitif dan perubahan psikososial.
Ketika lansia berfikir tentang kesejahteraan Analisis Bivariat
hidup tentunya lansia tersebut terdorong untuk Tabel 7
hidup dengan pola yang sehat. Dengan
mematuhi apa yang telah diajarkan oleh Efektifitas pendampingan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan keluarga dengan tepat tingkat kemandirian penderita diabetes lansia
serta diaplikasikan secara berkelanjutan oleh dalam mempertahankan kestabilan kadar gula
lansia juga dapat meningkatakan derajat darah di Kelurahan Purwoyoso (n=44)
kesehatan lansia secara menyeluruh. Sehingga
tipe keluarga dengan lansia tersebut dapat Tingkat Kemandirian
dikatakan tipe keluarga mandiri tipe IV. Keluarga
Tidak
6. Gula Darah Sewaktu (GDS) Responden Baik p
baik
Tabel 6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan n % N %
evaluasi GDS kelompok perlakuan dan Pendampi
kelompok kontrol kunjungan terakhir ngan P 18 81.8 4 18.2 0.0001
di Kelurahan Purwoyoso bulan keluarga
Januari 2015 (n=44)
10 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 134 - 143